Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GERMANISTICHE LINGUISTIK

DISTRIBUSI BUNYI KONSONAN DALAM BAHASA JERMAN

Disusun Oleh :

Novalidia Christianti Warara 200504501011

Clarissa anggita karangan 200504500008

Nur Faida Sapitri 200504500009

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi Bunyi Konsonan dalam bahasa
Jerman” ini tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Germanistiche Linguistik I di Universitas Negeri Makassar. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Prof. Mantasiah R.,
M.Hum dan bapak Yusri, S.Pd., M.A selaku dosen mata kuliah Germanistiche Linguistik
I. Penulis berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 1 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

A. Ciri Khas Bahasa Jerman................................................................................................5

B. Sistem Konsonan Bahasa Jerman....................................................................................5

C. Artikulasi Sistem Konsonan Bahasa Jerman...................................................................6

D. Posisi Konsonan Bahasa Jerman.....................................................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Jerman, atau dikenal dengan kata Deutsch, merupakan sebuah bahasa yang
digunakan oleh bangsa Germania di wilayah Eropa tengah. Sebagai bangsa yang kuat,
orang-orang Germania merupakan kelompok orang yang secara terus menerus
menentang penjajahan Romawi dan merupakan salah satu bangsa yang tidak dijajah
Romawi. Dalam perspektif Linguistik, hal ini berarti bahasa yang digunakan bangsa
Jerman relatif tidak dipengaruhi oleh bahasa Romawi. Bangsa ini kemudian membentuk
Negara yang diberi nama sesuai dengan nama bahasanya, yaitu Deutschland, dan bangsa
Germania kemudian dikenal dengan sebutan Deutschen. Bahasa Deutsch ini seringkali
disalahartikan sebagai bahasa Belanda (Dutch).
Saat ini bahasa Jerman dikenal sebagai salah satu bahasa penting dalam dunia
pendidikan karena banyak tokoh pendidikan, musik, hukum, filsafat , dan psikologi yang
merupakan orang Jerman. Oleh sebab itu buku-buku berbahasa Jerman karangan
berbagai tokoh seperti Johann Wolfgang von Goethe, Johan Sebastian Bach, Wolfgang
Amadeus Mozart, Sigmund Freud, Karl Max, Friederich Schiller atau tokoh-tokoh
lainnya yang dijadikan referensi utama oleh mahasiswa di berbagai Negara. Mungkin
tidak banyak yang mengetahui, bahwa bahasa Jerman tidak hanya digunakan oleh bangsa
Jerman di Negara Federal Jerman. Bahasa Jerman digunakan di beberapa wilayah lain di
kawasan Eropa Tengah, meliputi Austria, Swiss, Luxemburg, Lichtenstein dan wilayah
Sudetenland di Chekoslowakia. Secara umum bahasa Jerman di Negara Jerman terbagi
atas dua dialek besar, yaitu dialek Jerman selatan dan Jerman utara. Namun sebenarnya
masih banyak dialek lain yang terkadang sulit dipahami bahkan oleh orang Jerman
sekalipun, seperti di Nordfrieschische Insel, dialek Jerman di Swiss dan di Austria.
Deutsch als Fremdsprache), pemahaman mengenai sistim fonologi bahasa Jerman
akan sangat membantu pembelajar untuk meguasai pelafalan (Aussprache) dan sekaligus
membekalinya dengan pemahaman kontrastif fonologis ketika bertugas sebagai pengajar
bahasa Jerman kelak. Terlebih lagi, bahasa Jerman dan bahasa Indonesia merupakan dua
bahasa yang terpaut jauh dan tentunya tidak berada bersama dalam satu rumpun bahasa,
sehingga terdapat banyak fitur fonoogi yang kontras satu sama lain dan berpotensi
menjadi permasalahan dalam upaya menguasai bahasa Jerman. Tulisan sederhana ini
akan berupaya membahas sistem fonologi bahasa Jerman dan menyinggung

3
permasalahan yang berpotensi muncul bagi pembelajar yang memiliki mother tongue
bahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri khas Bahasa Jerman?
2. Bagaimana sistem konsonan dan artikulasi Bahasa Jerman?
3. Bagaimana posisi konsonan Bahasa Jerman?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Germanistiche Linguistik I
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca terkait sistem konsonan pada bahasa
jerman.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri Khas Bahasa Jerman


Bahasa Jerman mempunyai beberapa ciri khas, antara lain:
a. Bahasa Jerman mempunyai varian vokal yang relatif lebih beragam dbandingkan
dengan bahasa lain. Lengkapnya ada 15 vokal (monophthong) dalam bahasa Jerman,
utamanya diwakili oleh a,i,u,e,o,ä,ü dan ö. Lalu terkait dengan kata serapan ada vokal
y dan beberapa kata mengandung vokal é. Vokal-vokal tersebut selengkapnya
dipasangkan sebagai berikut: a:/ dan /a/, /e:/ dan /ɛ/, /i:/ dan /ɪ/, /o:/ dan /ɔ/, /u:/
dan /ʊ/, /ɛ:/ dan /ɛ/, /ø:/dan /oe/ dan juga /y:/ dan /ʏ/. Variasi vokal ini jauh lebih kaya
dibandingkan bahasa Spanyol yang hanya mempunyai 5 varian.
b. Mempunyai kata yang dimulai dengan afrikat /pf/, contohnya:
- Ada konsonan-konsonan yang mempunyai wilayah artikulasi yang sama, antara
lain pasangan p-b, t–d, k–g, s–z, ʃ-3/. Pasangan-pasangan semacam in disebut
pasangan Fortis-Lenis.
- Terdapat konsonan implosif /p,t,k/yang umumnya bersifat aspiratif, seperti
misalnya dalam kata Tal [tʰa:l] yang berarti ‘lembah’ dan Vater [‘fa:tʰər] yang
berarti ‘bapak’. Untuk kata t yang berkombinasi dengan s dan p [ʃt ʃp] , seperti
misalnya pada kata Stein [ʃtaɪ̯ n] yang berarti ‘batu’, dan Spur [ʃpu:r], maka
sifatnya tidak aspiratif.
B. Sistem Konsonan Bahasa Jerman
Menurut Hengartner dan Niederhauser dalam buku Phonetik, Phonologie und
phonetische Transkription (1993:27) dalam sistem konsonan bahasa Jerman bunyi
konsonan dihasilkan berdasarkan tempat artikulasi (Artikulationsort) dan cara
artikulasi (Artikulationsart).
Sistem konsonan dalam bahasa Jerman mencakup sekitar 25 fonem berdasarkan
pasangan minimal dan beberapa kata yang belum ditemukan pasangan minimalnya.
Untuk lebih jelasnya maka diuraikan ke dalam tabel berikut:

5
C. Artikulasi Sistem Konsonan Bahasa Jerman
Menurut Ternes (1999), tempat artikulasi sistem konsonan bahasa Jerman
memiliki lima tempat, yaitu, labial, dental, palatal, velar dan glottal. Sementara, cara
artikulasi pada sistem konsonan bahasa Jerman memiliki tujuh cara artikulasi, yaitu
letupan (Verschluβlaute), paduan (Affrikaten), geseran (frikative), sengauan (nasal),
sampingan (Lateral), getaran (vibrant), dan hampiran (Approximant). Selain itu,
terdapat pula pembagian berdasarkan keadaan pita suaranya, yaitu bersuara
(stimmhaft) dan tak bersuara (stimmlos). Di bawah ini adalah tabel sistem konsonan
bahasa Jerman yang dihasilkan dari perpaduan antara tempat artikulasi dan cara
artikulasinya, sehingga menghasilkan bunyi konsonan bahasa Jerman.
D. Posisi Konsonan Bahasa Jerman
Pada umumnya, hampir semua konsonan dalam bahasa Jerman bisa menempati
posisi inisial, di dalam kata maupun di akhir kata. Secara sederhana, posisi tersebut
diuraikan dalam beberapa contoh dari setiap konsonan berikut ini.

6
7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam setiap sistem bahasa terdapat vokal dan konsonan, misalnya, pada sistem
bahasa Jerman terdapat 15 fonem vokal dan 21 fonem konsonan (Ternes,1999). Sistem
konsonan dalam bahasa Jerman mencakup sekitar 25 fonem berdasarkan pasangan
minimal dan beberapa kata yang belum ditemukan pasangan minimalnya. Menurut
Ternes (1999), tempat artikulasi sistem konsonan bahasa Jerman memiliki lima tempat,
yaitu, labial, dental, palatal, velar dan glottal. Sementara, cara artikulasi pada sistem
konsonan bahasa Jerman memiliki tujuh cara artikulasi, yaitu letupan (Verschluβlaute),
paduan (Affrikaten), geseran (frikative), sengauan (nasal), sampingan (Lateral), getaran
(vibrant), dan hampiran (Approximant).
B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis mcnyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi
lebih baik dan sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Interferensi kata-kata..., Hikmah Triyantini Hidayah Siregar, FIB UI, 2009

Anda mungkin juga menyukai