Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah di

perkenalkan pada siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan ke

pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, hingga perguruan

tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan terus meningkat

mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis paragraf dari jenjang yang

mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.


Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di

kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan

komunikasi keilmuan secara tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat

sebuah paragraf dan dituangkan kedalam karya ilmiah.


Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi

mahasiswa dalam mengasah kemampuannya dalam menulis sebuah paragraf.

Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis mengenai suatu

permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut erat kaitannya dengan

kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.


Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalahan

tersebut merupakan jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya

kompetisi dalam diri mahasiswa untuk menghasilkan karya terbaiknya dalam

bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan

menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang sesuai

kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang

menyebabkan keberhasilan dalam membuat sebuah paragraf juga perlu

dilakukan oleh pengajar demi tercapainya hasil yang maksimal dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.


Berdasarkan latar belakang inilah, maka makalah ini berjudul “Paragraf”.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan

masalah dalam makalah ini sebagai berikut :


1. Apakah pengertian paragraf?
2. Apa saja fungsi paragraf?
3. Apa saja unsur – unsur paragraf?
4. Bagaimana struktur paragraf?
5. Apa saja jenis – jenis paragraf?
6. Apa saja kriteria paragraf?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.


2. Untuk mengertahui fungsi paragraf.
3. Untuk mengetahui unsur - unsur paragraf.
4. Untuk mengetahui struktur paragraf.
5. Untuk mengetahui jenis - jenis paragraf.
6. Untuk mengetahui kriteria paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Menurut Dr. Djago Tarigan, paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun

logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan

dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.


Dalam kamus besar bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam

suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai

dengan garis baru ), dan menurut Soedjito & Hasan (dalam Keterampilan Menulis

Paragraf, 1990:2) “Setiap baris pertama suatu paragraf diketik agak menjorok ke

dalam lima ketukan dari marjin kiri dan selalu mulai dengan baris baru (ciri

visual). Setiap paragraf hanya berisi satu pikiran, gagasan atau tema (ciri

ideal).jika dalam satu paragraf terdapat dua tema, paragraf itu harus dipecah

menjadi dua paragraf.”.


Menurut penganalisaan beberapa sumber yang memberikan keterangan

tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan

kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk

menyampaikan makna kalimat. Gagasan yang dimiliki suatu paragraf hanya

memiliki satu pikiran utama atau ide pokok. Ide pokok ini merupakan gagasan

utama dari kalimat yang dibuat oleh pengarang.


Menurut Pujiono (dalam Terampil Menulis, 2013:27) “Ciri-ciri paragraf

yang baik yaitu hanya mengandung satu ide pokok atau gagasan; ada kepaduan

dan kesatuan antarkalimat pembentuk paragraf yakni paragraf dikatakan padu

(kohesif) jika kalimat-kalimat pembentuknya berkaitan satu sama lain dan

paragraf dikatakan ada kesatuan (koherensif) jika kalimat-kalimat pembentuknya

tidak terlepas dari ide pokok; serta berunsur kalimat topik (kalimat utama) dan

kalimat pengembang (kalimat pendukung yang berisi rincian ide pokok yang

terbentang dalam kalimat topik).”.

3
4

Dengan demikian, kalimat lain yang disertakan dengan paragraf

merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf dapat

diletakkan di awal dan akhir kalimat.Dapat menggunakan pola deduktif (Umum-

Khusus) dan Pola Induktif (Khusus-Umum). Pola deduktif adalah pola yang

menempatkan pola pikirannya diawal paragraf sedangkan pola induktif adalah

pola yang menempatkan pola pikirannya diakhir paragraf.

2.2 Fungsi Paragraf

Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga

menjadi lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka

perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani

penulis dan pembacanya adapun fungsi dari paragraf itu sendiri seperti yang

dikemukakan Kasih dalam Alex (2011:209) yaitu:


1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran

dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis

dalam suatu kesatuan.


2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa

paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.


3. Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan

pemahaman bagi pembacanya.


4. Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit

pikiran yang lebih kecil.


5. Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari

beberapa variabel.

2.3 Unsur – Unsur Paragraf

A. Perlengkapan Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat

kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan

menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran tersebut


5

dapat diterima oleh pembaca, paragraf harus tersusun secara logis – sistematis.

Alat bantu untuk menciptakan susunan logis – sistematis adalah unsur – unsur

penyusun paragraf, seperti transisi (transition), kalimat topik (topic sentence ),

kalimat pengembang (development sentence) dan kalimat penegas (punch-line).


Bila digambarkan, unsur - unsur penyusun paragraf adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Unsur – unsur penyusun paragraf.

Keempat unsur tersebut terkadang muncul atau bersama – sama atau

sebagian sehingga memberikan alternative sebagai berikut :

1) Paragraf yang memiliki empat unsur


Susunan paragraf jenis ini terdiri atas :
a. Transisi ( berupa kata, kelompok kata atau kalimat).
b. Kalimat topik.
c. Kalimat pengembang.
d. Kalimat penegas.
Contoh :
(1) Sebaliknya, di rumah, (2) Pak Ali sering marah – marah. (3) Bila

sarapan pagi terlambat dihidangkan apalagi dalam keadan dingin, ia

langsung memukul – mukul meja makan sambil mamaki – maki pelayan

dapur. (3) Bila kamar tidur tidak bersih, giliran pelayan kamar yang

terkena omelan. (4) Bila letak buku atau surat – surat berubah dari

semula, ia langsung menegur istri atau anaknya. (5) Bila pekarangan dan
6

mobil tidak bersih, pelayan tamanlah yang terkena “semprotan”. (6) Dapat

dikatakan, Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang tidak beres

di rumah.

Keterangan :

Transisi : (1)
Kalimat topik : (2)
Kalimat pengembang : (3), (4) dan (5)
Kalimat penegas : (6)

2) Paragraf yang memiliki tiga unsur.

Paragraf jenis ini terdiri atas :

a. Transisi ( berupa kata, kelompok kata atau kalimat)


b. Kalimat topic
c. Kalimat pengembang
Contoh :
(1) Umumnya, (2) masyarakat Indonesia peramah. (3) Hampir semua

anggota masyarakatnya mau membantu bila diminta. (4) Tamu asing

yang minta penjelasan tentang sesuatu akan dibantunya dengan senang

hati. (5) Bertemu dengan siapa saja di jalan akan disapanya dengan

sopan dan ramah. (6) Mereka tidak pernah cemberut manghadapi tamu -

tamunya. (7) Menghidangkan sesuatu kepada tamu pastilah dengan

ucapan merendah disertai semyuman.

Keterangan :

Transisi : (1)
Kalimat topik : (2)
Kalimat pengembang : (3), (4), (5), (6) dan (7)

Kemungkinan susunan lain dari paragraf yang memiliki tiga unsur adalah

sebagai berikut :

a. Kalimat topik
b. Kalimat pengembang
c. Kalimat penegas

Contoh :
7

(1) Sejak ayahnya meinggal, tanggung jawab amin semakin berat,

(2) Biaya hidup keluarga dibebankan ke pundaknya. (3) Pelunasan utang

– piutang keluarga selama ini harus diselesaikannya sendiri. (4)

Kelanjutan sekolah adik – adiknya harus ia pertahankan. (5) Pengelolaan

perusahaan bata peninggalan ayahnya harus pula ia laksanakan. (6)

Benar – benar, Amin menjadi tumpuan harapan keluarganya.

Keterangan:

Kalimat topik : (1)


Kalimat pengembang : (2), (3), (4) dan (5)
Kalimat penegas : (6)

3) Paragraf yang memilik dua unsur.

Paragraf jenis ini terdiri atas :

a. Kalimat topik
b. Kalimat pengembang

Contoh :

(1) Prestasi PSSI A di “Piala Kemerdekaan” semakin menanjak, (2)

Pada pertandingan pertama melawan kesebelsan Kamboja, PSSI a

menang besar dengan skor 7 - 0. (3) Pertandingan kedua melawan

Myanmar yang mengalahkan PSSI B, PSSI A menang lagi dengan skor 4

- 0. (4) Pertandingan ketiga melawan “saudara seprjuangan”, yaitu PSSI

B, PSSI A menang tipis dengan skor 1 - 0. (5) Pada babak final PSSI A

harus berhadapan dengan melawan yang tangguh, yaitu kesebelasan

Libya. (6) Pada pertandingan ini, PSSI A menang walk out (WO) dengan

skor 3 – 1.

Keterangan :

Kalimat topik : (1)


8

Kalimat pengembang : (2), (3), (4), (5) dan (6)

B. Transisi

Transisi merupakan mata rantai penghubung antar paragraf yang

berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan, Kata

– kata transisional merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah mana pikiran

pengarang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraf baru

searah dengan paragraf sebelumnya. Di sisi lain transisi juga berfungsi sebagai

penunjang koherensi dan kepaduan antar bab, antar anak bab, dan juga antar

paragraf dalam satu karangan.


Kalimat transisi tidak selalu harus ada dalam setiap karangan.

Kehadirannya bila dirasa perlu demi kejelasan informasi. Selain itu, kalimat

transisi tidak hanya terdapat dalam paragraf, melainkan bisa juga muncul dalam

kalimat, antar paragraf, antar anak bab, dan antar bab.


Ada dua cara menghubungkan dua paragraf, yaiu cara implisit dan cara

eksplisit. Hubungan implisit tidak ditanai oleh alat peanda transisi tertentu, namun

hubungan antar paragraf masih dapat dirasakan. Sedangkan hubungan eksplisit

dinyatakan oleh penanda transisi tertentu, seperti kata, kelompok kata, dan

kalimat.

1) Transisi berupa kata


Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak

jenisnya. Secara garis besar, alat penanda transisi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut.
a. Penanda hubungan kelanjutan, misalnya dan, lagi, serta, lagi pula,

tambahan lagi.
b. Penanda hubungan urutan waktu, misalnya dahulu, kini, sekarang, sebelum,

setelah, sesudah, kemudian, sementara itu.


c. Penanda klimaks, seperti paling …, se – nya, ter -.
d. Penanda perbandingan, misalnya sama, seperti, ibarat, bagaikan, bak,

laksana.
9

e. Penanda kontras, misalnya tetapi, biarpun, walaupun, sebaliknya,

kendatipun.
f. Penanda urutan jarak, misalnya di sini, di sana, di situ, dekat, jauh, sebelah.
g. Penanda ilustrasi, seprti umpama, contoh, misalnya.
h. Penanda sebab – akibat / kausalitas, misalnya karena, sebab, oleh karena,

akibatnya, karena itu, oleh karena itu.


i. Penanda kondisi (pengandaian), misalnya jika, jikalau, kalau, andai kata,

seandainya.
j. Penanda simpulan, misalnya kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya,

rangkuman.

2) Transisi berupa kalimat

Transisi jenis ini lebih dikenal dengan istilah “LEAD – IN – SENTENCES”

(kalimat penuntun). Kalimat ini brfungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan sebagai

pengantar topik utama yang akan diperbincangkan.


Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik.

Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat

kalimat penuntun sebagai transisi, kalimat topik terdapat setalah kalimat

penuntun tersebut.
Contoh :
(1) Ringkasnya tata bahasa meliputi 3 hal, yaitu fonologi,

morfologi, dan sintaksis. (2) Fonologi berhubungan dengan studi tata

bunyi, morfologi mengenai tata kata, dan sintaksis membicarakan tata

kalimat.

Keterangan :

Kalimat penuntun : (1)


Kalimat topik : (2)

C. Kalimat Topik

Ada berbagai istilah yang sama maknanya dengan kalimat topik. Dalam

bahasa Inggris, kita menegal istilah – istilah, major point, main idea, central idea,

dan topic sentence. Keempat – empatnya bermakna sama mengacu kepada


10

pengertian kalimat topik. Dalam bahsa Indonesia, kita pun mengenal istilah –

istilah, seperti pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok.

Keempat – empatnya juga mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada

kalimat topik.
Kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam

bentuk umum atau abstrak.


Contoh :
a) Sial benar saya hari ini.
b) Harga barang – barang bergerak naik.
Contoh a) menyatakan kesialan seseorang. Kesialan tersebut baru

berupa pernyataan abstrak yang harus diuraikan ke dalam contoh – contoh yang

kongkret. Demikian pula contoh b), harga barang naik masih bersifat umum.

Yang perlu diperjelas adalah berapa naiknya untuk setiap barang. Dengan

begitu, akan jelas pengertian yang terdapat pada kalimat topik.


Ada 4 kemungkinan letak kalimat topic dalam suatu paragraf.

Kemungkinan pertama, kalimat topik berada di bagian awal paragraf, segera

setelah transisi kalau transisi ada pada paragraf tersebut. Kemungkinan kedua,

kalimat topik berada di bagian akhir paragraf. Kemungkinan ketiga, kalimat topik

berada di awal dan akhir. Kemungkinan keempat, kalimat topik tersebar di

seluruh paragraf.

D. Kalimat Pengembang

Sebagian besar, kalimat – kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf

termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak

sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide

pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok,. Pengembangan kalimat

topik yang bersifat kronologis, biasanya menyangkut hubungan antara benda

atau kejadian dan waktu. Urutannya msa lalu, kini, dan yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan jarak (spasial),

hal ini biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa atau hal, dan
11

ukuran jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan

paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan sebab –

akibat, kemungkinan urutannya sebab ditanyakan lebuh dahulu, lalu diikuti

akibatnya. Atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama – tama baru

dipaparkan sebabnya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang

berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga, dan

seterusnya.

Contoh:
Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Andi begitu indah. Di

sekitar rumah, berjejer pohon – pohon yang menambah keteduhan.

Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di

kejauhan, terlihat gunung Tangkuban Perahu yang penuh misteri.

Sungguh, pagi yang indah dan hangat.

Penulis mengembangkan paragrafnya (contoh paragraf di atas)

berdasarkan hubungan jarak (spasial). Kalimat topik (suasana lingkungan rumah

Andi begitu indah) dikembangkan dengan kalimat – kalimat pengembang

sebagai berikut.

a) Di sekitar rumah, berjejer pohon – pohon yang menambah keteduhan.


b) Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu.
c) Di kejauhan, terlihat gunung Tangkuban Perahu yang penuh misteri .

E. Kalimat Penegas

Kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir.

Elemen pertama adalah tansisi, elemen kedua adalah kalimat topik, dan elemen

ketiga adalah kalimat pengembang.


Fungsi kalimat penegas ada dua. Pertama, kalimat penegas sebagai

pengulang atau penegas kembali kalimat topik. Kedua, kalimat penegas sebagai

daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan

kejemuan.
12

Kedudukan kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak bersifat mutlak.

Kalimat penegas ada bila pengarang merasa memerlukanya untuk menunjang

kejelasan informasi. Kalimat penegas tidak ada bila pengarang memandang

kehadirannya tidak diperlukan. Selain itu, kalimat penegas tidak ada bia

pengarang merasa kejelasan infromasi tidak terganggu tanpa adanya kalimat

penegas.
Bila kita perbandingan kedudukan kalimat penegas dengan kedudukan

kalimat topik dan kalimat pengembang, terdapat beberapa kesamaan dan

beberapa perbedaan. Jumlah kalimat penegas dan kalimat topik sama. Makna

yang dikandung dalam kalimat penegas dan kalimat topik kurang lebih sama,

tetapi mungkin diutarakan dengan redaksi yang berbeda.


Eksistensi kalimat penegas tidak mutlak dalam suatu paragraf, sedang

eksistensi kalimat topik dan kalimat pengembang bersifat mutlak dalam tiap

paragraf. Makna yang terkandung dalam kalimat penegas dan kalimat topik

bersifat kongkret sebagai penjabaran dari makna kalimat penegas dan kalimat

topik.

2.4 Struktur Paragraf

A. Kemungkinan Pertama
Paragraf memiliki unsur lengkap, yaitu terdapat transisi (berupa kalimat),

kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.


Berikut adalah contoh dari paragraf dengan unsur lengkap:

(1) Suatu karangan biasanya mengandung tiga bagian utama,

yakni bagian pendahuluan, isi, dan penutup. (2) Setiap bagian tersebut

mempunyai fungsi yang berbeda-beda. (3) Bagian pendahuluan

mempunyai fungsi sebagai salah satu atau sebagian dari fungsi untuk

menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian pembaca, menjelaskan

secara singkat tema karangan, menjelaskan di bagian mana suatu hal

akan dibicarakan. (4) Fungsi bagian isi, antara lain, merupakan


13

penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan di bagian

pendahuluan. (5) Fungsi bagian penutup adalah salah satu atau

kombinasi dari fungsi untuk memberikan simpulan, penekanan bagian

tertentu, klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca mengerjakan

sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan. (6) Jadi, setiap bagian utama

karangan mempunyai fungsi tertentu.

Keterangan:

Transisi: (1)
Kalimat topik: (2)
Kalimat pengembang: (3), (4), dan (5)
Kalimat penegas: (6)
B. Kemungkinan Kedua
Memiliki unsur yang lengkap sama seperti pada kemungkinan pertama,

namun bagian transisinya adalah berupa kata. Susunannya yakni transisi

(berupa kata), kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.


Berikut adalah contoh paragraf dengan unsur seperti yang dijelaskan

sebelumnya:

(1) Di mana-mana, (2) anggota masyarakat membicarakan

kenaikan harga. (3) Ibu-ibu, sambil belanja di pasar, menggerutu tentang

belanja dapur yang semakin meningkat. (4) Bapak-bapak di kantor asyik

memperbincangkan efek kenaikan harga BBM terhadap pengeluara

sehari-hari. (5) Pengusaha bus sibuk mengalkulasi harga penyesuaian

karcis penumpang bus. (6) Abang becak secara diam-diam sepakat

menaikkan tarif menjadi dua kali lipat. (7) Para mahasiswa menggerutu

karena tarif angkutan umum bertambah dari biasanya. (8) Pegawai kecil

asyik membicarakan kenikan harga bahan pokok. (9) Pendek kata,

semua orang membicarakan akibat kenaikan harga BBM.

Keterangan:

Transisi: (1)
14

Kalimat topik: (2)


Kalimat pengembang: (3), (4), (5), (6), dan (7)
Kalimat penegas: (8)

C. Kemungkinan Ketiga

Kemungkinan ketiga adalah paragraf yang memiliki tiga unsur, yaitu

kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

Contoh:

(1) Nasib pegawai negeri berangsur-angsur akan diperbaiki. (2)

Penghasilan mereka sejak tahun 2004 sudah beberapa kali dinaikkan.

Dosen, guru, serta tenaga peneliti sudah diberikan tunjangan fungsional.

(3) Perumahan bagi pegawai negeri berangsur-angsur ditambah dengan

bantuan BTN. (4) Jaminan kesehatan, walaupun belum sempurna sudah

dilaksanakan. (5) Jaminan hari tua ditanggulangi dengan Taspen. (6)

Kenaikan pangkat lebih baik pengadministrasiannya daripada

sebelumnya. (7) Pegawai yang bekerja dengan baik dberi penghargaan.

(8) Banyak usaha oleh pemerintah yang telah, sedang, dan akan

dilaksanakan, yang mengarah pada perbaikan nasib pegawai negeri.

Keterangan:

Kalimat topik: (1)


Kalimat pengembang: (2), (3), (4), (5), (6), dan (7)
Kalimat penegas: (8)

D. Kemungkinan Keempat

Kemungkinan keempat adalah paragraf yang memiliki tiga unsur, yaitu

transisi (berupa kata), kalimat topik, dan kalimat pengembang.


Contoh:

(1) Umumnya, (2) orang yang akan istirahat memilih tempat yang

sejuk dan jauh dari keramaian. (3) Pilihan pertama adalah puncak dan
15

sekitarnya. (4) Selain itu, di pedesaan yang sejuk dan segar. (5) Orang-

orang Surabaya akan memilih Malang sebagai tempat istirahat.

Keterangan:

Transisi: (1)
Kalimat topik: (2)
Kalimat pengembang: (3), (4), dan (5)

E. Kemungkinan Kelima

Kemungkinan kelima adalah paragraf dengan tiga unsur, yaitu transisi

(berupa kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang.


Contoh:

(1) Tugas universitas di Indonesia melaksanakan “Tri Dharma

Perguruan Tinggi”. (2) Tri Dharma Perguruna Tinggi meliputi bidang

pengajaran dan pendidikan serta penelitian dan pengabdian masyarakat.

(3) Bidang pengajaran dan pendidikan meliputi tugas melaksanakan

perkuliahan dan penataran. (4) Di bidang penelitian, para staf pengajar

diwajibka mengadakan penelitian untuk mengembangkan atau pun

memanfaatkan ilmu pengetahuan.

Keterangan:

Transisi: (1)
Kalimat topik: (2)
Kalimat pengembang: (3) dan (4)

F. Kemungkinan Keenam

Berupa paragraf yang memiliki dua unsur, yaitu kalimat topik dan kalimat

pengembang.
Contoh:
16

(1) Pekerjaannya bertumpuk-tumpuk. (2) Draft peraturan

akademik baru setengah jadi. (3) Tugas menyusun proposal penelitian

belum satu pun digarapnya. (4) Tiba-tiba datang tugas baru, yaitu

menyusun tata tertib di kantornya. (5) Pekerjaan tersebut belum selesai,

muncul pula tugas tambahan menyediakan paper untuk penataran

minggu depan.

Keterangan:

Kalimat topik: (1)


Kalimat pengembang: (2), (3), (4), dan (5)

G. Kemungkinan Ketujuh

Berupa paragraf yang memiliki dua unsur seperti kemungkinan

sebelumnya. Susunannya adalah kalimat pengembang dan kalimat topik.

Perbedaan dengan kemungkinan sebelumnya adalah kalimat topik terletak

setelah kalimat-kalimat pengembang dijelaskan.


Contoh:

(1) Menghentikan boa dengan dada dan kaki dapat ia lakukan

seara sempurna. (2) Tembakan kaki kanan dan kiri selalu tepat arah. (3)

sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. (4) bola seolah-

olah menurut kehendaknya. (5) larinya cepat bagaikan kijang. (6) lawan

sukar mengambil bola dari kakinya. (7) Amin benar-benar pemain bola

jempolan.

Keterangan:

Kalimat pengembang: (1), (2), (3), (4), (5), dan (6)


Kalima topik: (7)

H. Kemungkinan Kedelapan

Paragraf yang memiliki dua unsur, yaitu kalimat pengembang dan kalimat

topik, namun di akhir paragraf kembali lagi pada kalimat pengembang.


17

Contoh:

(1) Tingkah lakunya menawan. (2) Tutur katanya sopan. (3)

Murah senyum, jarang marah. (4) Tidak pernah berbohong. (5) Tidak mau

mempercakapkan orang lain. (6) Suka menolong sesama teman. (7)

Pantas Esih gadis pujaan. (8) Tambahan lagi, wajah cantik. (9) Pandai

pula berdandan.

Keterangan:

Kalimat pengembang: (1), (2), (3), (4), (5), (7), (8) dan (9)
Kalimat topik: (6)

2.5 Jenis-Jenis Paragraf

A. Berdasarkan Letak Gagasan Utama


Dalam setiap paragraf harus terdapat gagasan utama. Berdasarkan letak

gagasan uatam tersebut, jenis pargaraf dibedakan menjadi lima jenis paragraf,

yakni paragraf deduktif, induktif, campuran atau deduktif-induktidf, ineratif, dan

menyebar.

1) Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf dengan letak gagasan utamanya

berada di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas atau disebut

juga kalimat pengembang untuk mendukung gagasan utama atau memperjelas

informasi. Ide pokok atau gagasan utama yaitu berupa pernyataan umum yang

dikemas dalam kalimat topik.

Contoh:
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah

tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai,

terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga

kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan


18

disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan

akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai

untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga

kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap

loyal, disiplin, dan jujur.

Pada paragraf di atas yang merupakan kalimat topik atau gagasan utamanya

yaitu Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja

yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan

berkepribadian yang terletak pada awal paragraf. Kemudian gagasan utama

tersebut diperjelas dengan kalimat-kalimat penjelas berikutnya untuk

mempertegas informasi tentang tenaga kerja yang pandai, terampil, dan

berkepribadian.

2) Paragraf Induktif

Paragraf infuktif adalah paragraf dengan gagasan utama atau kalimat

topik terletak pada akhir paragraf. Ciri-ciri paragraf induktif, yaitu:

a. Diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi

sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasan utama.


b. Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus tersebut

dengan menambah kata penumpu atau konjungi antarkalimat pada kalimat

simpulan yang diletakkan di awal kalimat, seperti: jadi; akhirnya; akibatnya;

oleh karen itu; maka dari itu; berdasarkan uraian di atas; dan dengan

demikian.

Contoh paragraf induktif:


19

Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk

bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan

pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa

dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim

subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri

matahari terbit.

3) Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat

pada bagian awal dan akhir paragraf. Adanya dua kalimat topik itu hanya

merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.

Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, diikuti

dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas, dan

diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan

utama. Berikut adalah contoh dari paragraf campuran dengan kalimat yang

dicetak tebal merupakan gagasan utamanya:


Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol

merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan

seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita

jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang

tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner

disebabkan penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi.

Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan

oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan

demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung

koroner.

4) Paragraf Ineratif
20

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di

tengah-tengah paragraf. Kalimat lainnya merupakan kalimat penjelas.


Berikut adalah contoh dari paragraf ineratif dengan gagasan utama dicetak tebal:
Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan

Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain

gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu

kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang

sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang

sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana

tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah

yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak

ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga

harga di pasar menjadi melambung.

5) Paragraf Menyebar

Paragraf dengan gagasan pokok menyebar, maksudnya adalah pikiran

utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya.


Contoh:
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan.

Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-

kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga

yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu, pembaca harus

menyimpulkan isi paragraf. Gagasan utama yang dapat pembaca temukan dalam

contoh pargaraf di atas yaitu gambaran suasana pada pagi hari yang cerah.

B. Berdasarkan Pengungkapan

1) Paragraf Narasi
Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan

atau mengisahkan rangkaian kejadian yang benar-benar terjadi atau berupa


21

imajinasi maupun gabungan keduanya, yang dirangkai dalam urutan waktu.

Unsur-unsur paragraf narasi, yaitu kejadian, tokoh, dan konflik.


Jenis-jenis narasi:

a. Berdasarkan Tujuan
1. Narasi Ekspositoris, yaitu berisi penyampaian informasi secara tepat

tentang suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya dengan

tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

Contohnya adalah cerita dari kisah seorang tokoh pahlawan wanita

bernama Cut Nyak Dhien.


2. Narasi Artistik, yaitu karangan yang menceritakan suatu kisah atau

peristiwa yang bertujuan untuk memberikan pengalaman estetis kepada

pembacanya yang biasanya paragraf ini mengandung kata-kata kiasan.


3. Narasi sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan

maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.


Contoh:
Hari senin merupakan hari yang sangat melelahkan, karena

suasana liburan masih terasa saat rutinitas kembali. Jika pada umumnya

hari senin adalah awal semangat berutinitas namun hal itu tidak terjadi

padaku. Berawal dari pagi hari yang dimulai untuk mempersiapkan alat

alat sekolah. Dilanjutkan dengan rutinitas sekolah yang membuatku

merasa masih ingin merasakan lebih lama liburan. Rutinitas sekolahku

selesai pada pukul 3 sore. Saat sesampainya dirumah aku segera mandi

dan makan sembari beristirahat sejenak. Istirahatpun tidak teralu lama

karena harus mengerjakan tugas tugas sekolah yang belum selesai aku

kerjakan.

Paragraf di atas mengandung makna untuk mengajak pembaca rajin dalam

sekolah.

b. Berdasarkan Sifat Informasi


22

1. Narasi Fakta, contoh: biografi; autobiografi; atau kisah pengalaman

seseorang.
2. Narasi Fiksi, contoh: novel; cerita pendek; cerita bersambung; dan cerita

bergambar.

2) Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu

keadaan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera. Paragraf ini bertujuan

memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,

peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.


Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan, yaitu:

a. Pola deskripsi spasial, yaitu menggambarkan objek berupa ruang, benda,

atau tempat.
b. Pola deskripsi sudut pandang, yaitu posisi penulis dalam

menggambarkan suatu objek.


c. Pola deskripsi pengamatan (observasi), yaitu pola paragraf yang

dikembangkan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang

akan dideskripsikan. Pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami

sendiri tentang objek yang dilukiskan.


d. Pola deskripsi fokus, yaitu pola paragraf yang dikembangkan dengan

menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan.

Contoh:

Setiap sore terlihat awan mendung menggantung. Awan mendung

dianggap pertanda akan turun hujan. Awan bergulung-gulung tertiup

angin. Ada yang bersatu dengan awan lain. Ada juga yang berpencar.

Tidak lama petir menyambar. Kemudian, hujan pun turun. Hujan turun

dengan sangat deras. Air mengalir ke segala arah dan menggenang di

mana-mana. Rupanya peresapan air ke dalam tanah semakin berkurang

akibat betonisasi.
23

3) Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk

menginformasikan sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca.

Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Dalam paragraf eksposisi dengan

ilustrasi, gagasan utama dijelaskan dengan kalimat-kalimat pengembang dalam

bentuk ilustrasi.
Contoh:
Cengkeh, pohon yang tetap hijau, mempunyai nama latin

Sysygium aromatikum (Eugeniacarllophulinta). Cengkeh merupakan

tanaman asli di Kepulauan Maluku. Kuncup bunganya yang belum

terbuka merupakan rempah yang penting. Di samping penggunaan

terpenting sebagai rempah-rempah, kuncup bunganya yang\ berbentuk

paku, jika sudah dikeringkan, dipakai sebagai campuran tembakau di

Pulau Jawa, lebihlebih sesudah tahun 1915 dengan pesatnya

perusahaan rokok kretek di Kudus. Di tempattempat lain, kadang-kadang

sesudah digiling, cengkeh digunakan untuk mengharumkan kue.

Cengkeh juga menghasilkan minyak uap yang digunakan sebagai bahan

obat-obatan dan minyak wangi.

4) Paragraf Persuasif

Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan kepada pembaca.

Contoh paragraf persuasi yang sering kita temukan adalah propaganda yang

dilakukan oleh berbagai lembaga, badan, atau organisasi serta iklan yang

disampaikan dalam berbagai media untuk menarik perhatian konsumen dan

mempromosikan suatu produk. Untuk mengajak atau mengimbau pembaca,

penulis dapat menggunakan ungkapan persuasif, seperti ayo atau mari.

5) Paragraf Argumentasi
24

Paragraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah suatu corak paragraf

yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima

pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang disertai

penjelasan dan alasan yang kuat dan meyakinkan dengan maksud agar

pembaca bisa terpengaruh. Dasar tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan

logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu,

paragraf ini harus dijauhkan dari emosi dan unsur subjektif.

Contoh:

Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan

menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal

bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah

paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang

lebih berbakat pada jalur profesi, sebaiknya lulusan SMP memilih SMK.

Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan

melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai

potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi

memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit

mengikuti pelajaran di SMA. Namun, tanpa lulus UAN mustahil bisa

sampai perguruan tinggi.

C. Berdasarkan Urutan

1) Paragraf pembuka, merupakan pembuka untuk sampai pada

permasalahan yang dibicarakan.


2) Paragraf isi, merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara

paragraf pembuka dan paragraf penutup.


3) Paragraf penutup, merupakan simpulan dari pokok-pokok pikiran dalam

paragraf isi, atau menurut Soedjito & Hasan (dalam Keterampilan Menulis

Paragraf, 1990:57) “Paragraf penutup ialah paragraf yang dipakai untuk


25

mengakhiri karangan atau bagian karangan. Karena bagian terakhir sangat

mengesankan, paragraf penutup berfungsi menekankan pokok-pokok pikiran

yang harus diingat pembaca, memberi saran terakhir, harapan, seruan, atau

ajakan untuk berbuat.”.

2.6 Pola Pengembangan Paragraf

A. Paragraf Perbandingan
Paragraf ini berisi perbandingan antara dua hal.
Contoh:
Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau

bersamaan dengan struktur suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan

menjadi pokok (batang), dahan, ranting, dan daun maka karangan pun

dapat diuraikan menjadi tubuh, bab, subbab, dan paragraf. Batang

sebanding dengan tubuh karnagan, dahan sebanding dengan bab,

ranting sebanding dengan subbab, dan daun sebanding dengan paragraf.

B. Paragraf Pertanyaan

Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan

dengan kalimat penjelas berupa kalimat tanya.


Contoh:
Kepala kantor kami, Pak Ahmad, gelisah. Mengapa beliau

gelisah? Tidak puaskah ia dengan kedudukannya sekarang? Bukan,

bukan itu sebabnya. Ia sangat puas. Bahkan ia ingin mempertahankan

kedudukannya sekarang.

C. Paragraf Sebab-Akibat

Paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh kalimat-kalimat sebab

atau akibat. Contoh:


Harimau sumatera banyak sekali diburu oleh pemburu-pemburu

liar. Mereka mengincar kulitnya dan ada juga yang ditangakap untuk

dijual ke luar negeri. Selain itu, harimau sumetera telah kehilangan


26

habitatnya. Rumah mereka dibakar dan dialih fungsikan sebagai

perkebunan. Tidak jarang mereka selalu memasuki perkampungan

penduduk dan kemudian ditangkap dan dibunuh. Hewan yang menjadi

buruannya pun kini telah jarang ditemui sehingga mereka kesulitan dalam

mencari makanan. Terlebih lagi pola berkembang biaknya yang sulit

menjadi penghalang bagi harimau sumatera untuk berkembang biak.

Oleh karena itu, kini Harimau Sumatera jarang ditemui dan berada dalam

ambang kepunahan.

D. Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan

dengan contoh-contoh untuk memperjelas kalimat topik atau gagasan utamanya

tersebut.
Contoh:
Bencana alam di Yogyakarta mengakibatkan kerugian yang besar

bagi masyarakat. Kerugian itu dirasakan masyarakat DIY dan Jateng,

baik secara material dan psikis. Secara matrial dapat dilihat dari

robohnya bangunan-bangunan, tempat tinggal, dan rusaknya sarana

infrastuktur, dan lain-lain. Secara psikologis bisa dilihat dari trauma yang

dirasakan oleh masyarakat, baik anak-anak maupun orang tua.

E. Paragraf Perulangan

Paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan dengan

pengulangan kata atau bagian kalimat-kalimat yang penting. Contoh: (1) Setiap

manusia perlu makan, makan untuk hidup. (2) Namun, hidup tidak hanya untuk

makan.

F. Paragraf Definisi
27

Paragraf Definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi

atau pengertian yang membutuhkan kalimat penjelas atau pengembang agar

makna dapat dimengerti oleh pembaca. Contoh:


Hewan vertebrata adalah hewan – hewan yang masuk ke dalam

subfilum chordata. Jenis hewan ini merupakan kelompok hewan yang

terbesar dari subfillum chordata. Hewan vertebrata sendiri merupakan

kelompok hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun. Hewan ini

juga memiliki sistem otot yang banyak, terdiri dari beberapa pasangan

massa, dan juga memiliki sistem saraf pusat yang terletak di dalam tulang

belakang. Sistem respirasi atau sistem pernapasan pada hewan kelas ini

biasanya menggunakan insang atau paru-paru. Kelas hewan ini terdiri

dari beberapa sub kelas hewan, diantaranya adalah ikan, amphibi, reptile,

burung, dan hewan menyusui atau mamalia.

2.7 Kriteria Paragraf

Syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya paragraf yang dibuat

merupakan paragraf dengan kualitas baik, yakni:


1) Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal
2) Isi paragraf relevan dengan isi karangan
3) Paragraf harus koheren dan memiliki kesatuan
4) Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna
5) Struktur paragraf harus bervariasi supaya pembaca tertarik dan tidak bosan
6) Paragraf tertulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam menulis sebuah paragraf, tentunya penulis membutuhkan ilmu

dalam penulisannya supaya paragraf dalam karangan yang dibuat dapay

menarik bagi pembaca dan tidak membosankan.


Maka dari itu, adanya ilmu mengenai penulisan paragraf ini dapat

membantu pembaca dalam menuls paragraf dengan kualitas yang baik dan

sesuai aturan bahasa Indonesia yang ada.


Setiap paragraf harus terdapat gagasan utama atau kalimat topik yang

diperjelas dengan kalimat-kalimat pengembang yang berada setelah atau

sebelum kalimat topik tersebut. Unsur-unsur paragraf selain kalimat topik dan

kalimat pengembang, yakni transisi berupa kata ataupun kalimat yang berfungsi

sebagai penghubung antarkalimat dan memperjelas hal apa yang akan dibahas

dalam paragraf. Selain itu, juga terdapat unsur kalimat penegas yang berfungsi

untuk menegaskan atau mengulang kalimat topik dan menghilangkan kejemuan

karena variasi sangat dibutuhkan dalam penulisan paragraf.


Penggunaan bahasa dalam menulis paragraf juga disesuaikan kepada

siapa isi ditujukan, serta disesuaikan pula dengan tujuan penulisan paragraf.

3.2 Saran

1. Makalah yang membahas mengenai paragraf ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pembaca khususnya pelajar yang ingin belajar menulis

sebuah karangan fiksi maupun nonfiksi.


2. Bahasa yang digunakan penulis dalam makalah ini diharapkan dapat mudah

dimengerti oleh pembaca.


3. Dalam penulisan makalah ini, diharapkan penulis dapat menambah ilmu

tentang paragraf sehingga dapat menulis makalah dengan informasi yang

lebih lengkap dan lebih bermanfaat.

28
29
30

Daftar Pustaka

Alex dan Ahmad H. P.,.2010. Penulisan Paragraf, (Online), (https://kasdiharyanta-


kasdih.blogspot.com/2010/11/penulisan-paragraf.html), diakses 14
November 2018.

I.G.A.K., Wardani, dkk. 2006. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Kasih. 2011. Fungsi Paragraf, (Online),


(http://dovelpirmanto.blogspot.com/2015/04/paragraf.html), diakses 14
November 2018

Maryani, Yeyen. 2014. Paragraf. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Pujiono, Setyawan. 2013. Terampil Menulis: Cara Mudah dan Praktis dalam
Menulis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahardi, R. Kunjana. 2006. Paragraf Jurnalistik: Menyusun Alinea Bernilai Rasa


dalam Bahasa Laras Media. Yogyakarta: Santusta.

Soedjito dan Mansur Hasan. 1990. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Djago. 2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan


Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung.

Anda mungkin juga menyukai