Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muh.

Akbar Rafsanjani
Kelas : XI IPS 2
No : 16

KEBAHASAAN
Teks Prosedur
1) Penanda Wacana
Penanda Wacana adalah perkataan atau rangkaian perkataan yang berfungsi
merangkai pernyataan untuk melanjutkan suatu pernyataan selanjutnya.
Contoh: Setelah, Selanjutnya, Kemudian
a. Setelah persyaratan tersebut lengkap, segeralah Anda pergi ke kantor cabang bank
sesuai kartu ATM yang Anda miliki.
b. Selanjutnya, ambillah nomor antrean untuk bagian CS (Customer Service), bukan
teller.
c. Kemudian, Anda diminta membuat PIN baru dengan mengetiknya pada alat
tersebut.
2) Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan
menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Contoh: Ia, Mereka, Kami
a. Ia setiap hari pergi ke sekolah dengan sepeda onthel.
b. Itu adalah hak mereka untuk berorasi.
c. Kami akan berlibur di Bali.
3) Konjungsi
Konjungsi juga disebut kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi merupakan
kata yang bertugas untuk menghubungkan dua klausa atau lebih.
Contoh: Atau, Dan
a. Siapkan alat seperti pisau atau sabit untuk memotong.
b. Pilihlah bagian tengah batang untuk mendapatkan mata yang tidak terlalu muda
dan tidak terlalu tua untuk distek.
4) Kalimat Imperatif, Deklaratif dan Interogatif dalam Teks Prosedur
I. Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung perintah. Kalimat
imperatif berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang melakukan
sesuatu.
Contoh:
a. Pertama, campurkan ketiga bahan tersebut secara proporsional.
b. Setelah itu, bentuklah campuran adonan menjadi botol dengan cetakan.
II. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif
berfungsi memberi informasi atau berita tentang sesuatu.
Contoh:
a. Kadang-kadang pecahan kaca ditambahkan.
b. Kaca untuk botol dibuat pasir atau abu soda.
III. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan. Kalimat interogatif
berfungsi untuk meminta informasi tentang sesuatu.
Contoh:
a. Apakah Anda mengenali petugas?
b. Siapakah yang menolak tuduhan?

Teks Eksplanasi
1) Menggunakan Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu
makna, konsep proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks
eksplanasi istilah-istilah teknis sering digunakan.
Contoh:
a. Konflik sosial merupakan suatu interaksi antara orang-orang atau kelompok yang
merasakan adanya tujuan bertentangan atau mengganggu satu sama lain dalam
mencapai tujuan.
b. Adanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial menjadikan konflik sebagai
situasi wajar dalam setiap masyarakat.
2) Menggunakan Keterangan Waktu
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi. Pada teks eksplanasi
sering dijumpai keterangan waktu. Keterangan waktu adalah jenis keterangan yang
menunjukan waktu.
Contoh: Setelah, Sebelum, Sesudah, Selama, Kemarin, Sekarang, Besok.
3) Menggunakan Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan
kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat dan biasanya diakhiri dengan
tanda koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai.
a) Konjungsi antarkalimat ‘pertentangan’
Contoh : akan tetapi, namun, biarpun demikian, meskipun demikian.
Contoh kalimat : Keadaan memang sudah aman. Namun, kita harus tetap
waspada.
b) Konjungsi antarkalimat ‘waktu’
Contoh : kemudian, setelah itu, sebelum itu, selanjutnya
Contoh kalimat : Andi berbelanja di Pasar Klewer. Setelah itu, dia
mengantarkan kakaknya ke Sriwedari.
c) Konjungsi antar kalimat ‘penambahan’
Contoh : selain itu, lagi pula, tambahan pula
Contoh kalimat : Pak Bambang terkena penyakit diabetes. Selain itu, dia
mengidap tekanan darah tinggi.
d) Konjungsi antarkalimat ‘pembalikan’
Contoh : sebaliknya
Contoh kalimat : Pencuri itu tidak mengindahkan tembakan peringatan.
Sebaliknya, dia melawan polisi menggunakan parang.
e) Konjungsi antarkalimat ‘keadaan’
Contoh : sesungguhnya, sebenarnya
Contoh kalimat : Masalah yang dialami Andi memang gawat. Sesungguhnya
dia sudah meramalkan itu sebelumnya.
f) Konjungsi antarkalimat ‘penguatan’
Contoh : malahan, bahkan
Contoh kalimat : Taman Anggrek sudah dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan,
taman tersebut penuh dengan pengunjung pada hari Minggu.
g) Konjungsi antarkalimat ‘konsekuensi’
Contoh : dengan demikian
Contoh kalimat : Isi buku Pesona Wisata dibuat menarik. Dengan demikian,
pembaca tidak bosan membaca buku tersebut.
h) Konjungsi antarkalimat ‘akibat’
Contoh : oleh karena itu, oleh sebab itu
Contoh kalimat : Rina baik hati dan suka menolong. Oleh karena itu, banyak
anak yang ingin berteman dengannya.

Teks Ceramah
1) Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif disebut
juga kalimat perintah.
I. Perintah biasa
Kalimat imperatif perintah biasa adalah kalimat perintah yang menggunakan
intonasi yang bervariasi, mulai dari perintah yang lunak sampai dengan yang
sangat keras.
Contoh :
a. Biasakanlah mengucap salam ketika hendak masuk rumah!
b. Berdoalah kepada Tuhan Yang Mahakuasa!
II. Permintaan
Kalimat imperatif permintaan merupakan kalimat perintah halus karena orang
yang menyuruh bersikap merendah. Kalimat permintaan biasanya
menggunakan kata tolong.
Contoh :
a. Tolong dengarkan nasihat orang tua Anda!
b. Tolong ikuti peraturan yang telah kami buat!
III. Mengizinkan
Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat perintah biasa yang
ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh :
a. Ambillah buku-buku di meja itu sesuka Anda!
b. Silakan mengambil peralatan yang sudah kami sediakan!
IV. Ajakan
Kalimat imperatif ajakan merupakan kalimat perintah yang didahului oleh
kata-kata ajakan, seperti marilah, baiklah, dan ayo.
Contoh :
a. Ayo, kita bangun rasa kekeluargaan dengan tetangga kita!
b. Marilah kita bersama-sama saling memberi semangat untuk belajar!
V. Bersyarat
Kalimat imperatif besyarat adalah kalimat perintah yang mengandung syarat
untuk terpenuhinya sesuatu.
Contoh :
a. Bantulah dia, pasti pekerjaanya segera selesai!
b. Doakanlah mereka, pasti Anda akan berhasil menyelesaikannya!
VI. Sindiran
Kalimat imperatif sindiran adalah kalimat perintah yang mengandung ejekan
karena yakin bahwa yang diperintah tidak akan mampu melaksanakan yang
diperintahkan.
Contoh :
a. Masukka tangan mu ke mulut singa kalau berani!
b. Peganglah bara api itu jika Anda ingin merasakan sakit!
VII. Larangan
Kalimat imperatif larangan merupakan kalimat perintah yang melarang
seseorang melakukan sesuatu.
Contoh :
a. Dilarang berbicara keras di dalam tempat ibadah!
b. Jangan mendekatkan diri Anda pada narkoba!
VIII. Saran
Kalimat perintah yang bermakna menyuruh atau meminta seseorang
melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran.
Contoh :
a. Sebaiknya Anda berkata sopan kepada orang tua!
b. Seharusnya Anda belajar menghargai pendapat orang lain!
2) Kata Ganti
Dalam ceramah biasa digunakan kata ganti orang pertama tunggal dan orang kedua
jamak sebagai sapaan. Kata sapaan yang sering digunakan, misalnya hadirin, kalian,
bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara.
Contoh : Hadirin yang berbahagia
3) Kata-Kata Teknis/Peristilahan
Kata-kata teknis atau peristilahan biasa digunakan dalam ceramah. Kata-kata teknis
atau peristilahan tersebut berhubungan dengan topik yang dibahas.
Contoh : Diabetes Melitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe.
4) Kata Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata kerja yang terdiri atas kata kerja yang menerangkan
persepsi, afeksi, kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan
pancaindra. Kata kerja afeksi berkaitan dengan perasaan psikologis. Kata kerja
kognisi berkaitan dengan proses memahami sesuatu.
Contoh : Mereka tidak berkuasa menghadapi kenyataan ekonomi yang semakin sulit.

Teks Cerpen
1) Tema
Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dapat bersinonim
dengan ide utama atau tujuan utama. Jadi, tema merupakan gagasan dasar umum,
dasar cerita sebuah karya yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita.
Contoh : Cinta terhadap Tuhan, tanah air, orang tua, kekasih
2) Latar
Latar atau setting disebut landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan
waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
a. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan
dalam karya fiksi.
Contoh : Di rumah Anna, di pasar, di sekolah
b. Latar waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam karya fiksi.
Contoh : Pada malam hari, kemarin, minggu depan
c. Latar sosial
Latar sosial menyaran pada unsur-unsur yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan sosial mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap.
3) Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang seseorang yang ditampilkan
dalam sebuah cerita.
Contoh : Adi memiliki sifat lugu dan pendiam.
4) Sudut Pandang
Merupakan cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita.
Contoh : Ia, Tasya, mereka, aku, saya
5) Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat maupun bersifat kronologis.
Contoh : Alur maju, alur mundur, alur campuran
6) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam
sebuah cerita mencerminkan pandangan hidup pengarang.
Contoh : Kita harus selalu hidup saling menghargai antar sesama makhluk hidup

Anda mungkin juga menyukai