Anda di halaman 1dari 4

Nama : Achmad Hakiki

Kelas : XII IPA 2


KEBAHASAAN TERS EDITORIAL
1. Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan dan benar-benar terjadi.
Kalimat fakta dalam teks eksplanasi merupakan kalimat yang berkenaan dengan peristiwa atau
hal yang bersifat nyata, telah atau sedang terjadi, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Kalimat
fakta mengandung informasi yang akurat dan tidak mengandung keraguan.
Contoh:
a. JakartaJakarta mempakan ibukota Indonesia.
b. DokterDokter yang gugur karena Covid-19 mencapai 100 orang.
c. HujanHujan mengguyur Bogor sejak pukul 20.00-04.00 dini hari.

2. Opini adalah hal yang berkenaan dengan pernyataan yang belum tentu kebenarannya,
biasanya didasarkan pada pendapat pribadi seseorang atau cara pandang seseorang dalam
merespon suatu masalah, berdasarkan perasaan seseorang, dan mengandung , gagasan atau
tanggapan. Ciri mencolok kalimat opini adalah adanya kata-kata yang mengacu pada sesuatu
yang diragukan. Seperti: tampaknya, mungkin, menurutku, kiranya, dsb.
Contoh:
a. SeorangSeorang wanita akan tampak cantik jika memiliki rambut berwarna hitam.
b. SayaSaya kira kita perlu mencermati penggunaan kata "anjay" dari penuturnya sencliri.
c. Sebaiknya, kita tidak menilai seseorang dari penampilannya saja.

3. Kalimat retoris adalah kalimat yang sebenarnya tidak perlu memerlukan jawaban karena
jawabannya pada umumnya sudah ada di dalam kalimat itu sendiri atau memang tidak perlu
dijawab karena memang sebenarnya bukan sedang bertanya, tetapi mengungkapkan sebuah
pernyataan dengan bentuk pertanyaan. Fungsi dari kalimat retoris adalah untuk menjadi
introspeksi diri atau sindiran sehingga dapat sering kita temui di dalam pidato, khotbah, dan
debat. Selain untuk menyindir juga bisa digunakan untuk memberi nasehat, dukungan, atau
pesan terhadap orang lain secara halus.
Contoh:
a. BukankahBukankah membohongi orang tua adalah dosa besar?
b. TidakkahTidakkah kita harus berdamai dengan diri sendiri atas segala kegagalan.
c. BukankahBukankah menyebarkan hoak itu dilarang oleh Undang-Undang?
d. BenarkahBenarkah kamu tidak pernah berbuat dosa?
e. Tidaklah kamu takut adzab Tuhan?

4. Konjungsi kausalitas adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih yang
menggambarkan sebab akibat. Konjungsi kausalitas contohnya adalah karena, jika, akibat, agar,
oleh sebab itu, dengan demikian, bila, kalau, dan oleh karena itu. Contoh:
a. SayaSaya tidak membeli sepatu baru karena uang saya belum cukup.
b. Jika saya sakit kepala saya akan ke dokter.
c. DiaDia sakit. Oleh karena itu , dia tidak masuk kerja.

5. Kata kerja atau verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan.
a. Verba material adalah sebuah kata yang mengungkapkan sebuah tindakan seperti mengupas,
menjemtcr, dan membakar.
b. Verba tingkah laku adalah kata kerja yang mengungkapkan perbuatan, seperti menunggu,
mempertahankan, yakin, merasa, memikirkan, menyukai, menyayangi, meneintai, mengamati,
dll.

6. Kata Keterangan atau Adverbia yaitu kata yang digunakan untuk memberikan penjelasan
pada kata-kata atau kalimat lain yang sifatnya menerangkan keadaan.
a. Menunjukkan kepastian: memang, pasti, tentu.
b. Menunjukkan keraguan: barangkali, mungkin, kiranya, rasanya, agaknya, rupanya.
c. Menunjukkan harapan: semoga, moga-moga, mudah-mudahan, hendaknya.
d. Menunjukkan pengakuan: seringkali, sekali-sekali, sesekali, kadang¬kadang.
L.1 Menunjukkan waktu: sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, belum, masih, baru, sempat,
pernah.
LJ Menunjukkan sikap batin: ingin, mau, hendak, suka, segan.
a. Menunjukkan perkenaan: boleh, wajib, mesti, harus, jangan, dilarang.
b. Menunjukkan kekerapan: jarang, sering, sekali, dua kali, dst.
c. Menunjukkan kualitas: sangat, amat, sekali, lebih, paling, kurang, cukup.
d. Menunjukkan kuantitas dan jumlah: banyak, sedikit, kurang, cukup, semua, beberapa,
seluruh, sejumlah, sebagian, separuh, kira-kira, sekitar, kurang lebih, sementara.
e. Menunjukkan penyangkalan: tidak, tak, tiada, bukan.

7. Pronomina atau Kata Ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda atau
nomina.
A. Kata Ganti Orang Pertama: saya, aku, -ku, kami, kita, hamba, sahaya, patik, dan abdi.
B. Kata Ganti Orang Kedua: kamu, -mu, engkau, kau, Anda, kalian, paduka, tuan, Yang Mulia,
Paduka Yang Mulia, dll.
C. Kata Ganti Orang Ketiga: ia, dia, yang menghubungkan anak kaimat
beliau, mereka, mendiang, almarum,dengan suatu kata benda dalam induk
almarhumah, Firda, Akin, Raka, adik, kalimat. Contoh:
kakek, nenek, dll. Rumah tempat kami tinggal sekarang
D. Kata Ganti Empunya (Kepemilikan): - jauh dari pasar.

ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka, dan ❑ Yang besar harus memberi contoh
kau.
E. Kata Ganti Penunjuk: ini, itu, sana, sini,
digunakan untuk menggantikan kata benda atau nomina. di sana, di sini, di situ.
F. Kata Ganti Penanya: apa, mengapa, siapa, mana, di/ke/dari mana, bagaimana, kapan, dan
berapa.
G. Kata Ganti Tak Tentu: seseorang, barang siapa, masing-masing, siapa saja, salah seorang, dan
setiap orang.
H. Kata Ganti Penghubung adalah kata
yang mengubungkan anak kalimat dengan suatu Kata benda dalam induk kalimat. Contoh :
Rumah tempat kami tinggal sekarang jauh dari pasar.
Yang besar harus memberi contoh kepada yang kecil.

1. Suryaman, Maman, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta: Kemendikbud.
2. Constantya, Nisone Ayu. Bahasa Indonesia Kelas XII. Jawa Tengah: CV Dino Mandiri.
3. Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
4. KBBI V
5.https://www.gurupendidikan.cold/teks-editorial/ dikutip pada 30/08/2020.
6.https://belaiarbahasaid/artikel/dokumen/717-kalimat-retoris-pengertian-fungsi-dan-
contohnva-2018-11-12-23-33 dikutip pada 30/08/2020.
7.https://belajarbahasa.id/artikel/dokumen/720-konjimgsi-kausalkas-dan-konjungsi-kronologis-
2018-11-12-23-38 dikutip pada 30/08/2020.
8.https://ww-w.kompas.com/tren/read/2020/09/01/155411665/polemik-aniay-bukan-
katanya-tapi-bisa-iadi-kitanya?page.all dikutip pada 01/09/2020.

Anda mungkin juga menyukai