Jalan cerita merupakan alur atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Amanat dalam
cerita merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca, sebagai
akhir permasalahan ataupun jalan keluar yang timbul dalam suatu cerita.
2. Homonim Kata
Homonim kata adalah kata yang memiliki kesamaan lafal dan ejaan, tetapi memiliki
lebih dari 1 makna / arti.
Berikut contoh homonim kata :
Contoh kalimat :
Kata : Jangka
Kalimat 1 : Kakak menggunakan jangka untuk menggambar lingkaran.
Kalimat 2 : Ibu guru memberi tugas kelompok yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu satu minggu.
Kata : Bulan
Kalimat 1 : Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) telah dilaksanakan pada bulan
Agustus lalu.
Kalimat 2 : Tadi malam, terjadi gerhana bulan total.
3. Awalan me-
Imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar sehingga
membentuk sebuah kata baru. Contohnya awalan me- . Kata dasar adalah kata yang
belum mendapat imbuhan, seperti ; dengar, tunjuk, hemat, makan, sapu, tanam, buka, foto,
dll. Apabila awalan me- ditambahkan pada kata dasar maka akan terbentuk sebuah kata
kerja (verba). Contoh :
Awalan ‘me-’ bisa berubah bentuk menjadi ‘men-’, ‘mem-’,‘meng-’, ‘meny-’, ‘me-’
atau ‘melebur’ tergantung pada huruf awal pada kata dasar. Berikut aturannya :
a. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf L, M, N, R W dan Y, maka diberi imbuhan
me-. Contohnya, me-lihat, me-makan, me-nalar, me-rasa, me-warnai, me-yakini.
b. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf C, D, J, TR, maka diberi imbuhan men-.
Contohnya, men-cari, men-datang, men-dekat, men-jamur, men-jadi, men-transfer.
c. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf B, F, V dan PR, maka diberi imbuhan
mem-. Contohnya, mem-buka, mem-foto, mem-vonis, mem-proses.
d. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf A, I, U, E, O, G, H, Q dan X, maka diberi
imbuhan meng-. Contohnya : meng-angkat, meng-ingat, meng-uap, meng-eksekusi,
meng-olah, meng-ganggu, meng-hasut.
e. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf S, maka diberi imbuhan meny-. Contohnya
: menyapu (kata dasar : sapu), menyaring (kata dasar : saring).
f. Jika kata dasar yang diawali dengan huruf K, T, S dan P, maka huruf awalnya
dileburkan. Contohnya, mengubur (kata dasar : kubur), menuduh (kata dasar : tuduh),
memaku (kata dasar : paku), memanah (kata dasar : panah), menanam (kata dasar :
tanam), menyapu (kata dasar : sapu).
4. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang menggabungkan 2 kalimat tunggal atau
lebih menjadi satu kalimat menggunakan kata hubung. Konjungsi (kata hubung) befungsi
sebagai penghubung antar kata, antar kalimat.
Jenis-jenis kalimat majemuk setara :
a. Kalimat majemuk setara sejalan/ menggabungkan. Biasanya menggunakan kata
penghubung “dan, lalu, serta, Ketika, sementara”. Contohnya ;
Ani sedang menggambar dan Ina sedang membaca.
Beni membantu ibu menyapu serta mengepel lantai.
Nazwa bermain di depan rumah lalu makan masakan ibunya.
Kereta bayi itu di dorong oleh ayah, ketika menemani ibu berbelanja.
b. Kalimat majemuk berlawanan/bertentangan. Biasanya menggunakan kata penghubung
“tetapi, sedangkan, melainkan” contohnya ;
Kenji baru saja sampai rumah, tetapi adiknya tidak ada di rumah.
Ayah tidak membeli mobil baru, melainkan mobil bekas.
Meri tidak pernah menabung, sedangkan Ripal selalu menghabiskan uangnya.
c. Kalimat majemuk pemilihan. Menggunakan kata penghubung “atau”. Contohnya ;
Abi harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk
menonton konser nanti malam.
Kamu ingin berlibur ke rumah nenek atau berlibur ke rumah paman?
d. Kalimat majemuk sebab-akibat. Menggunakan kata penghubung “sehingga, karena,
sebab, akibatnya” contohnya ;
Rani memakan makanan pedas, sehingga ia jadi diare.
Nita mampu menjadi juara kelas, karena ia selalu belajar dengan tekun.
Tadi pagi, Jojo bangun kesiangan, sebab ia tidur terlalu malam kemarin.