5
Disusun oleh :
Westi Widya Ningrum, S.S., S.Pd.
Unsur Kebahasaan
Teks Cerita Sejarah
Pronomina adalah Kata-kata yang digunakan untuk mengganti panggilan pada orang atau benda.
a. Kata Ganti Orang (Pronomina Persona)
Kata ganti yang berfungsi untuk menggantikan nomina/panggilan seseorang.
Kata ganti orang pertama tunggal: saya, aku
Kata ganti orang pertama jamak: kita, kami
Kata ganti orang kedua tunggal: engkau, kamu, anda
Kata ganti orang kedua jamak: kalian
Kata ganti orang ketiga tunggal: dia, ia, beliau
Kata ganti orang ketiga jamak: mereka
b. Kata Ganti Kepemilikan (Pronomina Posesiva)
Kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepunyaan/milik/kepemilikan seperti: ku, mu, nya,
mereka. Contoh:
Bukunya basah terkena tumpahan air minum.
Jam dirumahku rusak tersambar petir saat hujan lebat kemarin siang.
Bambang, Topimu tertinggal saat bermain layang-layang tadi.
c. Kata Ganti Petunjuk (Pronomina Demonstrativa)
Kata ganti petunjuk yang digunakan untuk menunjuk suat benda, lokasi, atau tempat, entah itu
berjarak jauh maupun dekat, seperti ini, itu, sana, begini, begitu. Contoh:
Banyak orang mengatakan, pohon itu angker.
Sejak diperbaiki, jalanan di sini menjadi lebar dan nyaman untuk dilalui.
d. Kata Ganti Tanya (Pronomina Interogativa)
Kata ganti tanya adalah satu dari sekian banyak jenis kata gantib yang berfungsi sebagai kata
tanya/penanya/peminta informasi tertentu biasanya berupa peristiwa atau kejadian, seperti apa, bagaimana,
kapan, mengapa, siapa, dan dimana. Contoh:
Siapa orang yang berbicara denganmu itu?
Mengapa kau tidak menjawab ketika aku memanggil?
Bagaimana jika kita pergi ke pantai pada saat liburan nanti?
e. Kata Ganti Penghubung (Pronomina Relativa)
Kata ganti ini digunakan dan berfungsi menjadi penghubung antara 2 kalimat, Kalimat awal dan Kalimat akhir,
atau disebut juga induk kalimat dengan anak kalimat, seperti yang. Contoh:
Mobil yang parkir di depan sekolah itu, mencurigakan.
Kereta api yang terlambat tadi pagi adalah jurusan Surabaya-Malang.
Orang yang membantu kita kemarin itu ternyata guru olahraga di sekolah adik.
f. Kata Ganti Tidak Tentu
Kata ganti yang digunakan untuk benda ataupun orang yang tak terbatas jumlahnya/Quantity (kemungkinan
tidak diketahui). Sehingga kita dapat mengartikan kata ganti tidak tentu digunakan untuk menunjukan benda,
kerumunan orang yang didalamnya terdapat jumlah yang tidak menentu atau bisa jadi sangat banyak, seperti
seseorang, para, sesuatu, masing-masing. Contoh:
Anak-anak itu berlarian pulang ke rumahnya masing-masing.
Para orang tua berebutan kursi saat ajaran baru masuk sekolah.
Nanti sore, datanglah ke rumahku, aku punya sesuatu untukmu.
Frasa Adverbial
Konjungsi Temporal
Kata konjungsi atau kata hubung yang dapat menerangkan hubungan waktu dari
dua hal atau peristiwa yang berbeda. Macam-macam Konjungsi Temporal ada 2,
yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat
1. Konjungsi temporal sederajat
Kata hubung waktu sederajat, jenis kata sambung yang memiliki sifat yang sama
atau sederajat. Contoh: sebelumnya, selanjutnya, setelahnya, lalu, kemudian.
Sinta menyapu halaman kemudian dia mengepel lantai.
Erik sedang mengerjakan PR, sesudahnya dia dapat bermain dengan teman-
temannya.
2. Konjungsi temporal tidak sederajat
Kata sambung yang menghubungkan beberapa kalimat yang bertingkat atau
tidak sederajat. Contoh: sambil, bila, demi, hingga, bilamana, sementara,
sebelum, sejak, apabila, ketika, sedari, selama, semenjak, seraya, waktu, tatkala,
dan sebagainya.
Bapak menonton TV sambil meminum kopi.
Ade dibelikan sepeda apabila dia mendapat nilai 90 pada ulangan hariannya.
Unsur-unsur dalam Teks Cerita Sejarah
1. Tema
Inti dari sebuah cerita
2. Latar/setting
Waktu, tempat, dan suasana dalam cerita
3. Tokoh
Pelaku atau orang yang terlibat dalam cerita
4. Alur
Rangkaian/jalannya suatu cerita
5. Amanat
pesan yang terkandung dalam cerita
Cerita Sejarah Pribadi
Teks cerita sejarah pribadi adalah teks yang berisi atau menjelaskan
peristiwa atau kejadian fakta dari kecil hingga sekarang.
Langkah-langkah untuk menulis teks cerita sejarah pribadi, yakni:
a. Menentukan peristiwa apa yang menarik untuk diceritakan.
b. Mencari tahu tentang peristiwa apa yang diceritakan, siapa yang
terlibat dalam peristiwa tersebut, kapan, dan di mana peristiwa tersebut
terjadi, mengapa dan bagaimana kejadian dari peristiwa tersebut
c. Mengumpulkan berbagai sumber yang mendukung cerita tersebut.
d. Menulis kronologi kejadian yang sesuai dengan tahapan-tahapan.
e. Menyusun cerita sejarah dengan memakai bahasa kita sendiri.
f. Menyunting teks tersebut dengan memperhatikan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) baik dari segi penulisan kata maupun tanda baca.
Terima Kasih