Anda di halaman 1dari 5

A.

Struktur puisi rakyat


Struktur puisi rakyat seperti ciri-cirinya, struktur dari puisi rakyat juga tergantung dari
jenis bahkan tergantung karyanya. 

B. Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat


1. Kalimat Perintah adalah kalimat yang mengandung makna meminta/memerintah
seseorang untuk melakukan sesuatu. Biasanya ditandai dengan penggunaan partikel lah-
Contoh:
Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
Sebagai berkat sepanjang usia
Baris (1) dan (2) pada syair tersebut merupakan kalimat perintah

2. Kalimat saran adalah kalimat nasihat atau himbauan. Biasanya ditandai dengan
penggunaan kata sebaiknya, seyogyanya.
Contoh :
Sebaiknya pikir-pikir dulu
Salah bertindak akan dapat malu
Baris (1) pada gurindam tersebut merupakan kalimat saran

3. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan
suatu perbuatan. Biasanya ditandai dengan kata ayo dan mari.
Contoh:
Hujan air basah kuyup.
Mari kita berteduh dulu.
Biasakan tidur cukup.
Jangan begadang bila tak perlu
Baris (2) pada pantun tersebut merupakan kalimat ajakan
4. Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran,
senang, dan sedih. Biasanya ditandai dengan kata alangkah, betapa, dan bukan main.
Contoh:
Simpan uang di dalam peti
Peti rusak dikerat tikus
Betapa senang rasa di hati
Ulangan dapat nilai seratus
Baris (3) pantun tersebut merupakan kalimat seru

5. Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan
kegiatan. Biasanya ditandai dengan kata jangan, hidari.
Contoh:
Pergi ke sawah menanam padi
Padi tumbuh sangatlah subur
Jangan suka berlaku keji
Sudah pasti hidupmu hancur
Baris (3) pantun tersebut merupakan kalimat larangan.

6. Kata penghubung
Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata sambung) adalah kata yang
menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat
dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
Kata penghubung yang biasa dipakai dalam puisi rakyat, yaitu :
a. Kata penghubung tujuan
Kata penghubung tujuan dalah kata penghubung yang menjelaskan maksud, tujuan
suatu kejadian atau tindakan. Kata penghubung yang biasa digunakan diantaranya :
guna, untuk, supaya
Contoh :
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
b. Kata penghubung sebab/kausal
Kata penghubung sebab/kausal merupakan bentuk kata penghubung yang
menjelaskan kejadian yang terjadi akibat suatu sebab tertentu/khusus. Kata
penghubung yang biasa digunakan diantaranya : sebab, karena
Contoh :
Banyak anak ramai berkerumun
Lihat monyet bermain gendang
Karena hujan belum turun
Sawah jadi kering kerontang

c. Kata penghubung akibat


Kata penghubung akibat atau konsekutif merupakan bentuk kata penghubung yang
menerangkan bahwa suatu keadaan tersebut dapat terjadi karena penyebab lainnya.
Kata penghubung yang biasa digunakan diantaranya : hingga, sehingga, sampai,
akibatnya.
Contoh :
Dari Alor sampai pulai Roti
Budi baik dikenang sampai mati

d. Kata penghubung syarat


Kata penghubung syarat atau kondisional adalah jenis kata penghubung yang
menerangkan bahwa kejadian tersebut dapat terjadi apabila syarat-syaratnya
terpenuhi. Kata penghubung yang biasa digunakan diantaranya : jika, jikalau,
kalau, apabila.
Contoh :
Apabila memelihara lidah
Niscaya akan mendapat faedah
7. Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.
Contoh :
Gelatik hinggap di salak
Cantik itu karena akhlak

8. Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal
yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat :
a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat, ditandai dengan kata : jika,
seandainya, asalkan, apabila, andaikan.
Contoh :
Apabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang

b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan, ditandai dengan kata : agar, supaya,
biar.
Contoh :
Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tak murka

c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan konsensip, ditandai dengan kata:


walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun.
Contoh :
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meskipun ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban, ditandai dengan kata : sebab,
karena, oleh karena.
Contoh :
Burung kenari vurung dara
Terbang kea rah angkasa luar
Hati siapa tak gembira
Karena beta telah naik kelas

e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat, diitandai dengan kata: sehingga,


sampai-sampai, maka
Contoh :
Tak ingin sesat dunia kahirat
Maka taubatlah sebelum terlambat

f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan, ditandai dengan kata :


ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh :
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada tiang

g. Kalimat majemuk bertingakt hubungan cara.


Contoh :
Dengan belajar dan literasi
Wawasan pengetahuan makin tinggi

Anda mungkin juga menyukai