kelas : XI MIPA
Salah satu basil sastra Indonesia lama yang masih hidup sampai dengan ialah pepatah-petitih.
"Sudah menjadi adat orang kita, warga Indonesia dalam bercakap-cakap banyak sekali
mempergunakan peribahasa. Bukankah dengan sebuah peribahasa yang pendek dapat
dikemukakan dengan sejitujitunya maksud yang panjang lebar? Bukan pada orang suku Melayu
saja demikian halnya, melainkan boleh dikatakan pada segala golongan suku bangsa Indonesia
peribahasa itu dapat bagian yang terbesar dalam percakapan."
Sebenarnya masih banyak papatah-petitih yang maknanya tetap sesuai dengan keadaan masa
sekarang dan tidak dapat diubah begitu
saja sesuai dengan keadaan zaman. Karena pepatah-petitih mempunyai kedudukan untuk
mengemukakan dengan sejitu-jitunya maksud yang panjang Jebar. Di samping sebagai mutiara
bahasa , bunga bahasa, juga
merupakan suatu kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, Juas, dan tepat;
disampaikan dengan halus dan dengan kiasan.
Sebagian pepatah-petitih itu mempunyai nilai universal, berlaku untuk semua orang dan segala
zaman. Misalnya: "Tegekah bara talaga je keruh, mahasur danum je katining?" 'Adakah dari
telaga yang keruh mengalir air yang jemih?.
Adapun arti pepatah-petitih itu dapat ditafsirkan sebagai ber-
ikut:
1. Kutak pander atawa taluh gawi je papa te biasae dumah bara oloh
je papa tuntang dia baadat kea; kutak pander je halus tuntang budi
basara je bahalap dumah bara oloh je bahalap tuntang babudi.
'Tutur kata atau perbuatan yang jahat itu biasanya berasal dari
orang yang jahat dan yang tidak beradat juga; tutur kata yang halus
dan budi pekerti yang mulia berasal dari orang yang baik dan
budiman '.
2. Oloh je bahalap biasae dumah bara keturunan oloh je bahalap
kea, kalute kea kabalikae. 'Orang yang baik biasanya berasal dari
keturunan orang yang baik-baikjuga, begitu pula sebaliknya'.
3. En mungkin bara hasil gawi je dia bahalap akan mampadumah
ta/oh je bahalap tuntang baguna? 'Adakah mungkin dari
a. Nasihat
Pepatah-petitih yang dipakai untuk memberi nasihat akan lebih banyak memberi basil daripada
dengan terus terang, sebab nasihat yang diberikan dengan terus terang ada kalanya kasar
bunyinya, dan kadang-kadang dapat melukai perasan orang yang dinasihat.Di samping itu,
nasihat yang disampaikan dengan menggunakan pepatah-petitih itu berlaku juga bagi orang
lain,umum sifatnya, sehingga orang yang dinasihati merasa tidak langsung dinasihati.
Misalnya:
1) Nasihat kepada orang yang suka bersengketa supaya berdamai
saja, dikatakan:
"Ka/ah jadi kawu, manang jadi buring".
'Kalah jadi abu, menang jadi arang'.
Artinya: Orang yang suka bersengketa itu kalah atau menang
akan tetap mendapat kesusahan, lebih baik berdamai
saja.
b. Sindiran Halus
Sindiran halus ini masih erat hubungan dengan nasihat. Conteh yang dikemukakan di atas
dapat pula dianggap sebagai sindiran halus.
Namun, ada pula pepatah-petitih yang khusus berupa sindiran halus. Penggunaan
pepatah-petitih dalam hal ini adalah untuk menghindarkan penggunaan kata-kata yang kasar
dan tajam dalam menyindir
perbuatan arau sifat yang kurang baik atau salah supaya tidak melukai hati orang yang
dimaksud.
Misalnya:
1) Sindiran kepada orang yang tak berilmu tetapi besar bicaranya,
dikatakan:
"Kilau parei mapis, tambah mapis tambah mantarilds". 'Seperti padi hampa, tarnba hampa
tarnbah mencongak'.
Dapat pula dikatakan:
"Tong buang hai auhe". 'Tong kosong besar bunyinya '.
d. Bahasa Diplomasi
B. Pengertian Pepatah-Petitih
C. Jenis Pepatah-Petitih
1. Bidal
Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat,
peringatan, sindiran, dan sebagainya.
Contoh:
a. Lepah anis kuas inganan. 'Ha bis manis sepah dibuang.'
Artinya: Sesudah tak berguna (tak suka) lalu dibuang.'
2. Pepatah
Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran
dari orang tua-tua (biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan
lawan bicara) seperti tong kosong nyaring bunyinya, orang yang tak
berilmu ban yak bualnya.
Contoh:
a. Musik apui balupak. 'Bermain api letup.'
Artinya: Sia pa melakukan kejahatan akan menerima akibatnya.
3. Perumpamaan
Perumpamaan adalah cara berumpama; peribahasa; ibarat; ...
peribahasa yang berupa perbandingan.
Contoh:
a. Kilau bu/an tuntang matanandau. 'Seperti bu Ian dengan matahari.'
Artinya: Sudah sepadan (sejodoh).
4. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang rnaknanya tidak sama
dengan gabungan rnakna anggota-anggotanya.
Contohnya:
a: Bapelek nyalundik, nihau baganti. 'Patah tumbuh hilang berganti.
Artinya: Selalu ada gantinya bila seorang pemimpin rnati.
D. Mak.na Pepatah-Petitih
1. Ajaran
Pepatah-petitih yang bermakna ajaran di antaranya:
a. Musik lading bahimang. 'Bermain pisau Iuka.' Maknanya: Orang yang melakukan kejahatan
akan merasakan
akibatnya.
2. Pendidikan
Pepatah-petitih yang berrnakna pendidikan, di antaranya:
a. Bapander haga jela.
'Berka ta peliharakan lidah.'
Maknanya: Mengeluarkan kata-kata hendaklah hati-hati.
3. Petunjuk
Pepatah-petitih yang berupa petunjuk, di antaranya:
a. Danum teneng mampahanyut.
'Air tenang menghanyutkan. '
Maknanya: Orang pendiam biasanya banyak pengetahuan.
4. Peringatan
Pepatah-petitih yang bermakna peringatan, di antaranya:
a. Huang madu baisi peru.
'Dalam madu berisi empedu.'
Maknanya: Jangan percaya kepada kata-kata manis, sebab
biasanya berisi tipu muslihat.
5. Nasihat.
Pepatah-petitih yang bermakna nasihat, di antaranya:
a. Babehat sama metue, mahian sama mimbing
'Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.'
Maknanya: Suka-duka sama-sama ditanggung.
6. Sindiran
Pepatah-petitih yang bermakna sindiran, di antaranya:
a. Kilau danum mahantis ka batu.
'Bagai air titik ke batu. '
Maknanya: Sukar memasukkan pengajaran baik kepada orangjahat.
7. Pujian
Pepatah-petitih yang bermakna pujian, di antaranya:
a. Benyem-benyem jawau baisi.
'Diam-diam ubi berisi. '
Maknanya: Orang pendiam banyak pengetahuannya.
8. Diplomasi
Pepatah-petitih yang berrnakna diplornasi (kecakapan rnengguna-
kan pilihan kata yang tepat bagi keuntungan yang bersangkutan), di
antaranya:
a. Jatun uei uhat mahin baguna.
'Tiada rotan akar pun berguna. '
Maknanya: Kalau tak ada yang baik selaki, yang kurang baik pun
berguna juga.