Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa
masih seringditemukan kesalahan berbahasa dalam
proses kehidupan bermasyarakat yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Kes
alahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orangawam yang belum mengecap ilmu
pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapisering pula dilakukan oleh
kaum intelektual dan mereka yang telah memegang jabatan penting dalam bidang
pemerintahan. Sangat ironis tampaknya bila kesalahan berbahasa tersebut, acapkalidilakukan
oleh mereka yang berpendidikan tinggi, tetapi demikianlah fenomena yang
terlihatdalam kehidupan sehari-hari (adudu, !"#$% &'.Sesuai dengan perubahan waktu
dan kemajuan peradaban manusia, ilmu bahasa
jugas e n a n t i a s a t u r u t m e n g a l a m i p e r u b a h a n s e s u a i d e n g a n p e r k e m b a n g a n s i t
uasi dan kondisimasyarakat. Karena itu, dituntut untuk senantiasa, membe
r i p e r h a t i a n y a n g s e r i u s t e r h a d a p pemakaian bahasa Indonesia. )empelajari, mengkaji,
membina, dan mengembangkan bahasaa d a l a h w u j u d p e r h a t i a n t e r h a d a p b a h a s a . * e a
l i s a s i p e r h a t i a n t e r s e b u t , d i s a l u r k a n m e l a l u i pengajaran bahasa, mengkaji unsur-
unsur bahasa, penertiban buku-buku bahasa, dan pembinaanmelalui pendidikan formal dan
media komunikasi massa.+dapun pendidikan keterampilan berbahasa meliputi keterampilan
berbicara, mendengar,membaca, dan menulis. Keempat keterampilan bahasa tersebut telah
diajarkan secara intensif disekolah-sekolah, namun tujuan pendidikan bahasa belum tercapai
sebagaimana yang diharapkan,sebab masih ditemukan adanya kesalahan berbahasa
yang dilakukan oleh anak didik khususnyadan masyarakat berpendidikan pada umumnya
(+lwi, !""% .Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat. /leh
karena itu, dalam makalahini
penulis membahas tentang kalimat majemuk. Kalimat majemuk tersebut
dibagi menjadi beberapa macam. Penulis akan membahas hal tersebut agar pembaca dapat me
mbandingkanmacam kalimat majemuk.
Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
Menurut Ramlan (1987) kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang
hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat.
Salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai
anak kalimat. Bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat yang tidak mengalami
pergantian/ perubahan dinamai induk kalimat sedangkan bagian kalimat yang majemuk yang
berasal dari kalimat tunggal yang sudah mengalami pergantian/perubahan dinamai anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat antara lain meliputi jenis-jenis sebagai berikut:
a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan pengandaian yang ditandai oleh kata penghubung jika,
seandainya, dan andaikata.
h:
1. Jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
2. Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian
banyak.
b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan ditandai oleh kata sambung ibarat,
seperti, bagaikan, daripada, dan laksana.
Contoh:
1. Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya seperti dia menyayangi anak kandungnya.
2. Lebih baik cepat lima menit di sini, daripada terlambat sama sekali.
c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban ditandai oleh kata
sambung sebab, karena, dan oleh karena.
h:
1. Borobudur tentu bukan nama resminya, sebab biasanya suatu bangunan
mempunyai nama resmi yang diberikan maknanya dalam keagamaan.
2. Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
3. Teori transformasi lahir oleh karena ketidak puasan para linguis muda terhadap
teori struktural.
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat, ditandai oleh kata sambung sehingga, sampai-
sampai, dan maka.
h:
1. Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
2. Berjam-jam ia berjalan sampai-sampai kakinya bengkak.
3. Mengenai eksposisinya, dibandingkan dengan museum-museum Angkatan Perang yang telah
saya lihat di Eropa Barat, maka apa yang saya lihat di Beograd itu adalah yang paling modern.
e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara ditandai oleh kata sambung dengan.
Contoh: Kesebelasan Persib Bandung berhasil mempertahankan kemenangannya dengan cara
memperkokoh pertahanan mereka.
f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan ditandai kata
sambung bahwa, dan yaitu. Contoh:
1. Aku baru mengerti hari ini bahwa Dina benar-benar menaruh perhatian kepadaku.
2. Kebun itu telah disiangi ayah yaitu dengan memangkas dan membuang pohon-pohon yang
tumbuh disekitarnya.
g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu, ditandai kata sambung ketika,
sewaktu dan semasa.: Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor.
(http://dunia-blajar.blogspot.co.id)
Contoh:
Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
http://www.dosenpendidikan.com
Contoh :
· Sejak ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini.
Contoh :
· Kamu akan lulus kalau semua tugasmu terpenuhi.
Contoh :
· Andaikta kamu berhasil, aku akan membelikanmu sepeda baru.
Contoh :
· Saya sengaja meninggalkan adik di rumah, agar adik kami bisa mandiri.
· Saya bekerja sampai malam, agar anak saya bisa melanjutkan sekolahnya.
· Orang itu bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
Contoh :
· Walaupun hatinya sangat sedih, tetapi dia tidak pernah menangis di
hadapanku.
· Berjuangan berjalan terus, kendatipun musuh telah menduduki semua kata
besar.
· Ibunya terus menjahit sampai malam, sungguhpun dia telah merasakan
adanya kelainan dalam dadanya.
· Ibu melepaskan Anto pergi betapapun besar cintanya.
Contoh :
· Daripada menganggur, lebih baik kamu mengelolah kabun orang tuamu saja.
· Pak Bahrum menyayangi semua keponakannya, seperti dia menyayangi
anak kandungnya.
· Penjahit itu dengan cepat menyambar perhisan korbannya laksana seekor
kucing manangkap mangsanya.
· Saya akan menolongmu sebagaimana ayahmu juga menolong keluargamu.
· Alih-alih kereta api, ia lebih memilih naik pesawat terbang.
http://dhaimatuszahro7b.blogspot.co.id
Jenis Konjungsi
perlawanan
walaupun, kendati(pun), biarpun
(konsesif)
Penjelasan Bahwa
Kenyataan Padahal
Contoh:
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara
1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara
2)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau
beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang
digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun,
jika, dan sehingga.
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata lain, anak
kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului konjungsi.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun informasi.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat dan unsur
kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak kalimat
akibat, didahului kata sehingga. Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat itu harus
dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi di belakang
induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi yang pokok.
Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala, tatkala,
saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab,
karena, dan lantaran. Konjungsi ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang digunakan
adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat keterangan akibat hanya
menempati posisi akhir, terletak di belakang induk kalimat.
Contoh:
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu, antara
lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang digunakan
adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut
adalah dengan dan dalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang terus
menurun.
Contoh:
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek dalam
kalimat transitif.
Contoh:
PENUTUP
Kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih.
Kalimat dasar yang terdapat dalam kalimat majemuk setara dapat berdiri sendiri, sedangkan dalam
kalimat majemuk bertingkat tidak dapat berdiri sendiri. Konjungsi yang digunakan menjadi perbedaan
yang mendasar antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
http://indahah.blogspot.co.id
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai,
manakala, dan sebagainya.
Contoh :
a. sejak saya masih sekolah SD, ibu saya sudah mengajar di sana.
c. Manakala ibu datang, saya sedang sibuk dengan hewan piaraan saya.
Kalimat maemuk ini ditandai oleh konjungsi jika, seandainya, andaikan, asalkan,
apabila.
Contoh :
b. Kami akan segera berangkat, seandainya hujan tidak turun begitu derasnya.
c. Hatiku bertambah ciut apabila aku teringat bahwa aku yang tertua.
Contoh :
b. Kakak bercerita tentang harapannya supaya aku memiliki pekerjaan yang lebih layak.
c. Saya bekerja sampai malam biar anak saya dapat melanjutkan sekolahnya.
Contoh :
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi daripada, ibarat, seperti, bagaikan,
laksana, sebagaimana, alih-alih.
Contoh :
a. Daripada hanya berdiam diri dirumah, lebih baik membantu orang tua di
sawah.
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi sebab, karena, oleh karena.
Contoh :
a. saya mengundurkan diri dari perusahaan, sebab saya ingin melanjutkan kuliah saya.
b. Karena dua hari tidak masuk kantor, kakak mendapat surat teguran dari atasannya.
Contoh :
Contoh :
a. Suasana didalam rumah sangat gaduh, seolah-olah ada seratus orang didalamnya.
b. Daritadi dia hanya diam saja, seolah-olah tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Contoh :
a. Para murid sudah datang daritadi, sedangkan belum satu gurupun yang datang.
Contoh :
Contoh:
a. Ayah menjelaskan kepada ibu, bahwa hari ini ayah akan pulang terlambat.
b. Ayah telah memanen pohon pisang, yaitu dengan parang yang tajam.
Contoh :
a. Orang yang duduk disebelah ibu itu adalah kaka dari ayah.
Semoga informasi kalimat majemuk bertingkat dan contohnya ini dapat menambah
pemahaman kalian. Terima Kasih atas kunjungannya.
http://www.informasi-pendidikan.com
Salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai
anak kalimat. Bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat yang tidak mengalami
pergantian/ perubahan dinamai induk kalimat sedangkan bagian kalimat yang majemuk yang
berasal dari kalimat tunggal yang sudah mengalami pergantian/perubahan dinamai anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat antara lain meliputi jenis-jenis sebagai berikut:
a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan pengandaian yang ditandai oleh kata penghubung
jika, seandainya, dan andaikata.
Contoh :
Jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian
banyak.
b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan ditandai oleh kata sambung ibarat,
seperti, bagaikan, daripada, dan laksana.
Contoh:
Pak Bahrun menyayangi semua keponakannya seperti dia menyayangi
anak kandungnya.
Lebih baik cepat lima menit di sini, daripada terlambat sama sekali.
c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebaban ditandai oleh kata
sambung sebab, karena, dan oleh karena.
Contoh :
Borobudur tentu bukan nama resminya, sebab biasanya suatu bangunan
mempunyai nama resmi yang diberikan maknanya dalam keagamaan.
Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
Teori transformasi lahir oleh karena ketidak puasan para linguis muda terhadap
teori struktural.
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat, ditandai oleh kata sambung sehingga,
sampai-sampai, dan maka.
Contoh :
Ia bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
Berjam-jam ia berjalan sampai-sampai kakinya bengkak.
Mengenai eksposisinya, dibandingkan dengan museum-museum Angkatan
Perang yang telah saya lihat di Eropa Barat, maka apa yang saya lihat
di Beograd itu adalah yang paling modern.
e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara ditandai oleh kata sambung dengan.
Contoh:
Kesebelasan Persib Bandung berhasil mempertahankan
kemenangannya dengan cara memperkokoh pertahanan mereka.
f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan ditandai kata
sambung bahwa, dan yaitu.
Contoh:
Aku baru mengerti hari ini bahwa Dina benar-benar menaruh perhatian kepadaku.
Kebun itu telah disiangi ayah yaitu dengan memangkas dan membuang pohon-
pohon yang tumbuh disekitarnya.
g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu, ditandai kata sambung ketika,
sewaktu dan semasa.
Contoh:
Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor.