Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

KELAS/SEMESTER : VII/GENAP

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

TAHUN PELAJARAN : 2020 / 2021

KOMPETENSI DASAR 3.9 ,4.9 3.10, DAN 4.10

BAB V PUISI RAKYAT

A. Hakikat puisi rakyat


Puisi rakyat dapat berupa pantun,syair,gurindam,atau puisi rakyat yang berkembang
di daerah tertentu. Pantun sering kita dengar di berbagai acara televisi,sementara
gurindam,syair,dan sastra lama lainnya sudah jarang terdengar. Hal yang
membedakan ketiga bentuk puisi rakyat tersebut adalah rima. Rima adalah bentuk
perulangan bunyi pada suatu rangkaian puisi.

1. Pantun
Pantun dikenal dengan banyak nama di Nusantara,yaitu tonton (bahasa
Tagalog),tuntun (bahasa Jawa),dan pantun (bahasa Toba). Pantun adalah suatu
ucapan yang teratur,arahan yanng mendidik,serta bentuk kesantunan. Fungsi
pantun adalah mendidik sambil menghibur.
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut :
a. Setiap bait terdiri atas 4 baris (larik).
b. Setiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
c. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
d. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
e. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
2. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India. Istilah gurindam berasal dari
bahasa india,yaitu kirindam yang berarti mula-mula atau perumpamaan. Ciri-ciri
gurindam adalah sebagai berikut :
a. Terdiri atas 2 baris dalam 1 bait.
b. Setiap baris memiliki 10 sampai 14 kata
c. Setiap baris memiliki rima yang sama atau bersajak a-a,b-b,c-c,dan
seterusnya.
d. Merupakan satu kesatuan yang utuh.
e. Baris pertama berisi soal,masalah,atau perjanjian.
f. Baris kedua berisi jawaban atau maksud dari isi gurindam.
g. Isi gurindam biasanya berisi nasihat,filosofi hidup,atau kata-kata mutiara.
3. Syair
Syair berasal dari persia bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Istilah
syair berasal dari bahasa arab,yaitu

B. Menelaah Struktur Puisi Rakyat


1. Menelaah pantun
Menangkap itik yang sdang berjalan,
Pastilah riang bukan kepalang.
Berbuat baiklah menolong teman,
Pasti pahala banyak yang datang.
Penelaahan :
Struktur penyajian pantun adalah dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.
Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik ketiga dan
keempat. Makna/isi pada larik pertama dan kedua dengan larik ketiga dan
keempat tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan,pantun
larik pertama dan larikkedua menggunakan kalimat perintah. Larik pertama dan
larik kedua merupakan kalimat yang berdiri sendiri. Larik ketoga dan keempat
merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau),sedangkan pada
larik ketiga dan larik keempat merupakan hasil. Larik ketiga dan keempat
merupakan satu kalimat majemuk.
2. Menelaah gurindam
Apabila orang banyak berkata,
Itu tandanya dia berdusta.
Penelaahan;
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik
pertama merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik krdua. Ditinjau dari
jenis kalimat yang digunakan,gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan
pola hubungan syarat (larik pertama : apabila...) dan pada larik kedua
kondisi/keadaan jika syarat dilakukan.
3. Menelaah syair
Syair burung nuri
Karya : Sultan Badaroedin
Paksi Simbangan konon namanya,
Cantik dan manis sekian lakuna,
Matanya intan cemerlang cahayanya,
Paruhnya gemala tiada taranya.
Penelaahan :
Struktur penyajian syair satu bait, terdiri atas 4 larik. Pola rima sama ( a- a – a –
a ). Keempat larik syair merupakan isi dan bait yang satu terkait dengan bait yang
lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, syair tersebut menggunakan
kalimat perumpamaan untuk menggambarkan suatu kejadian. Pilihan kata yang
digunakan pada syair tersebut merupakan kata simbolik dan ungkapan lama.
Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
C. Kebahasaan Puisi Rakyat
1. Kalimat yang sering digunakan pada puisi rakyat
a. Kalimat perintah , yaitu kalimat yang berisi perintah atau suruhan.
Contoh : Matikanlah air jika tidak diperlukan.
b. Kalimat saran, yaitu kalimat yang berisi saran kepada orang lain untuk
kebaikan orang lain tersebut. ( dengan kata “ sebaiknya “ atau “
seyokyanya”). Contoh : Sebaiknya kau pikir dahulu .
c. Kalimat ajakan, yaitu kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk
melakukan suatu perbuatan ( dengan kata “ayo” atau “mari” ).
Contoh : Marilah kita jaga hutan kita agar tetap lestari.
d. Kalimat seru, yaitu kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum,
heran, senang, dan sedih ( dengan kata “langkah “ , betapa” atau “bukan
main”).
Contoh : Betapa indahnya alam indonesiaku ini .
e. Kalimat larangan, yaitu kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak
melakukan kegiatan ( dengan kata “ jangan” atau “hindari “) .
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan.
2. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu
predikat . Contoh : Sari membeli nasi goreng . Kalimat majemuk adalah kalimat
yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terdiri atas
penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.
1. Kalimat majemuk bertingkat , yaitu kalimat yang terbentuk dari beberapa
kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara / sederajat.
2. Kalimat majemuk hubungan syarat ( menggunakan kata jika , seandainya,
asalkan, apabila, andaikan ).
3. Kalimat majemuk hubungan tujuan ( agar, supaya, biar, ).
Contoh : Jika hidup hanya berpangku tangan , masa depan tidak akan cerah .
4. Kalimat majemuk konsensif ( walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun,
sungguh, pun ).
Contoh : Walaupun hidup banyak godaan, tetaplah berpegang teguh pada
kejujuran.
5. Kalimat majemuk hubungan penyebaban ( sebab, karena, oleh karna ).
Contoh : Hari ini aku bahagia karena mendapat nilai ulangan tinggi.
6. Kalimat majemuk hubungan perbandingan ( ibarat, seperti, bagaikan,
laksana, sebagaimana, lebih baik ).
Contoh : Bayi yang baru lahir bagaikan kertas putih tanpa noda .
7. Kalimat majemuk hubungan akibat ( sehingga, sampai – sampai , maka ).
Contoh : Hana berlatih dengan keras, sehingga memenangi perlombaan itu.
8. Kalimat majemuk hubungan cara
Contoh : Dengan berjualan donat, Danang bisa membiayai sekolahnya
sendiri.
3. Kata Penghubung yang Sering Digunakan pada Puisi Rakyat
a. Kata penghubung tujuan, yaitu kata penghubung modalitas yang menjelaskan
maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan ( supaya, untuk, agar, guna).
b. Kata Penghubung sebab ( kausal), yaitu kata penghubung yang menjelaskan
bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu ( sebab,
sebab itu, karna, oleh karna itu ).
c. Kata Penghubung akibat, yaitu kata penghubung yang menggambarkan suatu
peristiwa atau tindakan yang terjadi karna peristiwa lain ( sehingga, sampai,
akibatnya ).
d. Kata Penghubung Syarat, yaitu kata penghubung yang menjelaskan bahwa
suatu hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi atau dijalankan
( jika, jikalau, apabila, asallkan, kalau, bilamana ).
D. Menentukan Rima pada Puisi Rakyat
Hal yang membedakan pantun, gurindam, dan syair adalah rima . Rima adalah
bentuk perulangan bunyi pada suatu rangkaian puisi. Rima dapat dibagi dua, yaitu
rima utuh dan rima akhir sebagian .
1. Kata Berima Utuh
Rima akhir utuh terlihat dari persamaan bunyi pada suku kata terakhir.
Contoh : terpana ~ pelana
2. Kata Berima Akhir Sebagian
Kata berima akhir sebagian adalah persamaan bunyi pada bagian suku kata
terakhir.
Contoh :
Pergi ~ kaki

S e l a m a t B e k e r j a.

Anda mungkin juga menyukai