Anda di halaman 1dari 24

PERSIAPAN UN BAHASA INDONEIA 2017

Ide Pokok, Kalimat Utama, dan Kalimat Penjelas


A. Ide Pokok

Ide pokok adalah hal pokok yang diungkapkan dalam paragraf dan menjadi inti keseluruhan isi
paragraf. Nama lain dari ide pokok, yaitu gagasan pokok, gagasan utama, gagasan inti, inti
masalah, pokok pikiran, pokok pembicaraan, dan pikiran utama. Ide pokok dapat diketahui
secara tersurat atau tersirat pada kalimat utama.

Menentukan Ide Pokok dalam Paragraf


Ide pokok terdapat pada kalimat utama. Setelah menemukan kalimat utama, kita dengan mudah
dapat menentukan gagasan utama. Caranya, carilah pokok penting yang terdapat pada kalimat
utama tersebut dengan membuang fungsi keterangan.

B. Kalimat Utama

Kalimat utama adalah kalimat inti suatu paragraf yang di dalamnya terdapat ide pokok. Letak
kalimat utama dalam paragraf berada di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif), atau
di awal dan akhir paragraf (variatif).

Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf


Kita dapat menentukan kalimat utama melalui beberapa hal berikut ini.

1. Amati repetisi dan kata rujukan pada kalimat kedua dan seterusnya. Jika terdapat repetisi
atau kata rujukan dalam kalimat dua, besar kemungkinan kalimat utama terlewat di awal
paragraf.
2. Amati adanya simpulan yang ditandai dengan kata penghubung antarkalimat: oleh
karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian. Bisa juga ditandai oleh kata penegas: jadi,
bahkan, dan partikel –lah. Jika terdapat simpulan, besar kemungkinan kalimat utama di
akhir paragraf.
3. Amati di awal dan akhir paragraf. Jika terdapat kata rujukan atau repetisi di kalimat
kedua dan terdapat simpulan di akhir paragraf, itu artinya kalimat utama terletak di awal
dan akhir paragraf atau campuran.

C. Kalimat Penjelas dan Kalimat Tidak Padu

Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama. Kalimat penjelas harus
mendukung ide pokok. Kalimat penjelas yang tidak mendukung ide pokok disebut kalimat tidak
padu, tidak koheren, atau kalimat sumbang.
Contoh 1:
Perhatikan paragraf berikut ini.

(1) Kini, gejolak harga bahan pokok sudah menjadi masalah rutin. (2) Masalah tersebut telah
menggerus sumber daya yang cukup besar. (3) Tampaknya, bangsa ini kehabisan tenaga, biaya,
dan waktu yang cukup banyak untuk mengatasi masalah-masalah rutin yang sebetulnya bisa
diselesaikan ini. (4) Jumlah rakyat miskin di negeri ini pun semakin melonjak. (5) Setidaknya
ada dua cara untuk mengatasi persoalan ini. (6) Pertama; merevitalisasi Bulog lengkap dengan
jaringan distribusi dan dukungan finansialnya. (7) Kedua, perlu dibuatkan kebijakan spesifik
untuk rakyat miskin, petani, dan industri berbasis pasangan, seperti memberi akses pangan
murah (untuk rakyat miskin), memberi dukungan agar petani lebih kompetitif (lewat kebijakan
harga dan nonharga), dan menciptakan medan persaingan yang adil (bagi industri pangan).

Perhatikan bagaimana cara kita menemukan kalimat utama, ide pokok, dan kalimat tidak
padu pada paragraf tersebut.

 Kalimat utama: lihat kalimat (2) terdapat repetisi masalah dan kata rujukan tersebut. Jadi,
kalimat utamanya adalah (1) Kini, gejolak harga bahan pokok sudah menjadi masalah
rutin.
 Ide pokok: carilah pokok penting (kalimat inti) pada kalimat utama dengan menghapus
hal-hal ynag bersifat keterangan. Kini, gejolak harga bahan pokok sudah menjadi
masalah rutin. Jadi, ide pokoknya adalah gejolak harga bahan pokok menjadi masalah
rutin.
 Kalimat tidak padu: Carilah kalimat yang tidak berkaitan dengan ide pokok, yaitu gejolak
harga pokok menjadi masalah rutin. Kalimat (4) berbicara tentang jumlah rakyat miskin.
Hal ini tidak mendukung ide pokok.

Contoh 2:
Perhatikan paragraf berikut ini.
      (1) Kejujuran merupakan suatu kemuliaan di antara sekian banyak kemuliaan lain yang
menjadi dasar ukuran kepercayaan seseorang di mata manusia (2) …. (3) Kejujuran adalah kunci
kehormatan para pejabat pemerintahan. (4) Bagi seorang hakim, kejujuran adalah kunci
kesaksian. (5) Bagi para pedagang, kejujuran adalah kunci keberkahan dari hasil yang
diusahakan.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang adalah ….


A. Banyak orang mencita-citakan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kejujuran adalah sumber kepercayaan bagi setiap orang.
C. Kejujuran memiliki sifat dan akhlak yang terpuji bagi semua orang.
D. Kejujuran memiliki nilai tersendiri bagi setiap orang sesuai dengan profesinya.
E. Kejujuran memiliki syarat tersendiri bagi profesi setiap orang).

Pembahasan:
Terdapat kepaduan bentuk (kohesi) dengan adanya repetisi kata kejujuran (kalimat 1 dan 3),
terdapat kepaduan makna (koherensi) kalimat 3, 4, 5: kata nilai tersendiri (kunci kehormatan,
kunci kesaksian, kunci keberkahan dan profesi (pejabat pemerintah, hakim, pedagang). Dengan
demikian, berdasarkan kata kunci-kata kunci, kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian
rumpang tersebut adalah kejujuran memiliki nilai tersendiri bagi setiap orang sesuai dengan
profesinya.

Poin Penting
1. Ide pokok adalah hal pokok yang diungkapkan dalam paragraf dan menjadi inti
keseluruhan isi paragraf.
2. Kalimat utama adalah kalimat inti suatu paragraf.
3. Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama.
4. Kalimat tidak padu merupakan kalimat penjelas yang tidak mendukung ide pokok.

Puisi dan Drama


A. Puisi

1. Puisi baru
Puisi baru adalah salah satu bentuk karya sastra baru/modern yang mengekspresikan
secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang
paling berkesan.
Struktur fisik puisi
Struktur fisik puisi, yaitu diksi, rima, irama, majas, tipografi, dan imaji. Dalam
pembelajaran kali ini, kita hanya membahas dua struktur fisik puisi: diksi dan majas

 Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Diksi erat
kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Dalam puisi terdapat kata
konkret yang menunjukkan suatu simbol (lambang). Kata simbolik memiliki makna kias,
misalnya, merah (berani, marah), putih (kesucian), hitam (duka, kesedihan), nisan
(kematian), baja (kekuatan), dan sebagainya.
 Majas adalah peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim
atau menyimpang dari arti harfiahnya. Majas disebut juga bahasa berkias yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Macam-
macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire,
pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Majas yang sering digunakan pada puisi
adalah majas personifikasi, yaitu majas penginsanan yang meletakkan sifat-sifat
manusia/insan kepada benda yang tidak bernyawa. Contoh:
Makna kata kota dalam
larik puisi tersebut adalah kehidupan. Dapat diketahui dari larik pertama yang
menggunakan majas personifikasi (kini kota menjadi mati). Maksud puisi tersebut adalah
tragisnya musibah banjir yang memusnahkan kehidupan. Suasana yang terdapat pada
kutipan puisi tersebut adalah kekacauan.
1. Pantun
Pantun adalah salah satu puisi lama yang bercirikan tiap bait terdiri atas empat
baris/larik, setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, baris pertama dan kedua adalah
sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi. Rima pantun berselang (a–

b-a-b). Contoh: Pantun tersebut


berima (ar-i-ar-i). Baris pertama dan kedua merupakan sampiran sebagai
pengantar isi di baris ketiga dan keempat. Maksud dari isi pantun tersebut adalah
apabila suatu ilmu tidak sempurna dipelajari maka tidak akan mendatangkan suatu
manfaat.
2. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang bercirikan: tiap bait terdiri atas dua baris,
jumlah suku kata 10—14 dalam tiap baris, rimanya a-a, dan baris pertama
sebab/alasan, sedangkan baris kedua akibat/balasan apa yang tersebut pada
baris/kalimat pertama. Contoh: Maksud
dari gurindam tersebut adalah sifat kurang cermat berpikir akan membawa
kerugian.

B. DRAMA

Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah
laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang
disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan. Di dalam drama terdapat percakapan
antara dua tokoh yang disebut dialog.

Teks drama ditulis dengan ketentuan berikut ini.

1. Prolog sebagai pembuka ditulis narasi.


2. Dialog di tulis dengan nama tokoh yang dibatasi dengan tanda baca titik dua (:) dan
dialog ditulis seperti kalimat langsung yang diapit tanda petik dua (“…”).
3. Bentuk lakuan ditulis di dalam kurung.
4. Epilog penulisannya sama dengan prolog.

Soal di dalam ujian yang bertipe drama biasanya diminta untuk mengisi bagian dialog yang
dikosongkan. Selain itu, ditanyakan juga tentang maksud dari isi drama tersebut.

SUPER "Solusi Quipper"


Tips untuk mengisi bagian rumpang dalam drama: Sederhana, cukup melihat dialog sebelum dan
sesudah bagian yang dikosongkan. Setelah itu, cermati pengulangan kata dan keterkaitan
maknanya.

Poin Penting
1. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran
dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.
2. Pantun dan gurindam merupakan bentuk puisi lama yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Pantun dan gurindam merupakan karya sastra yang terikat.
3. Drama adalah karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam
bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak.
Novel dan Cerpen
A. Perbedaan Novel dan Cerpen

Novel adalah prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya. Bagian
kehidupan yang diceritakan adalah yang menarik dan yang mengandung konflik. Konflik atau
pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku.

Cerpen adalah prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang
terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hal
itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.

B. Unsur Intrinsik Novel dan Cerpen

Unsur lntrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra sebagai berikut.

1. Tema merupakan pokok penceritaan, yaitu gagasan, ide, atau pikiran utama di dalam
karya sastra yang terungkap atau tidak.
2. Tokoh dan penokohan. Tokoh adalah pelaku dalam cerita rekaan. Penokohan merupakan
penempatan peran tokoh (antagonis/protagonis) dan watak tokoh (baik/ jahat).
3. Alur (plot) adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu.
Alur terbagi tiga, yaitu alur maju (linear), alur mundur (flashback), dan alur campuran.
4. Perwatakan adalah cara pengarang menampilkan watak tokoh dalam cerita, yaitu dengan
cara analitik dan dramatik. Analitik adalah penggambaran secara langsung oleh penulis,
sedangkan dramatik adalah penggambaran watak tokoh secara tidak langsung, biasanya
melalui dialog antartokoh, jalan pikiran tokoh, dan lingkungan tempat tinggal tokoh.
5. Latar (setting) adalah segala tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa.
6. Gaya bahasa, yaitu cara khas pengarang dalam penyusunan dan penyampaian pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan.
7. Sudut pandang (point of view) adalah cara pengarang menampilkan cerita. Posisi
pencerita dalam membawakan kisahan boleh jadi dia tokoh dalam ceritanya (pencerita
akuan), boleh jadi pula berada di luarnya (pencerita diaan). Jadi, sudut pandang terbagi
dua: sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
8. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Contoh:
      (1) Agaknya budaya modern yang memusingkan otak seorang guru desa seperti saya sudah
demikian berakarnya di hati anak-anak muda kita. (2) Dan yang lebih menakutkan sudah mulai
menjalar dan menyentuh anak desa, termasuk anak saya. (3) “Good morning Pak Marjuki, how
are you hari ini?” Tanya seorang mengagetkanku. (4) Rasa kagetku berubah jadi takjub, bingung,
dan takut. (5) Di depanku berdiri sesosok makhluk modern, mirip yang ada di sinetron televisi,
(6) Aku begitu ketakutan sampai tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. (7) Ternyata sulur-
sulur akar modernisasi mulai menjalar ke tempatku mengajar. (8) Damainya hutan pinus di
lereng gunung yang memagari dusun kecil ini mulai terusik oleh keganasan budaya “gaul”. (9)
Bahkan di depanku korban “gaul” seolah mau menerkamku. (10) Betapa tidak, Bu Guru
Istikomah dengan tampang baru, rambutnya yang ikal panjang hitam indah, kini berubah lurus
bagai sapu ijuk kena percikan cat cokelat.

 Unsur-Unsur Intrinsik Teks


1. Tema cerpen tersebut adalah tentang budaya modern.
2. Tokoh aku seorang guru desa yang mempunyai watak pencemas dapat diketahui
pada kalimat (1), (4), dan (6). Tokoh aku berwatak cemas/pencemas dengan
perwatakan yang dideskripsikan melalui tindakan tokoh (dramatik). Disebutkan
budaya modern (memusingkan otak seorang guru, tokoh aku takjub, bingung dan
takut, dan begitu ketakutan) yang secara implisit menunjukkan kecemasan tokoh
aku.
3. Konflik yang terjadi pada tokoh aku adalah konflik dengan pemikirannya sendiri.
4. Point of view yang dipakai pengarang adalah gaya akuan dengan sudut pandang
orang pertama pelaku utama.
5. Alur yang digunakan adalah alur tunggal yang jalan peristiwanya maju.
6. Latar tempat terjadi di sekolah (mulai menjalar ke tempatku mengajar) di sebuah
desa yang dipagari hutan pinus di lereng gunung.
7. Latar waktu saat pagi hari (Good morning Pak Marjuki. How are you?).
8. Latar suasana yang tercipta adalah rasa gundah dan ketidaknyamanan.
9. Gaya pengarang santai dengan diksi yang mudah dicerna dan renyah.
10. Amanat yang ingin pengarang sampaikan melalui karyanya adalah tetaplah
menjaga tradisi budaya asli.
 Nilai sastra yang terkandung dalam cerpen
Nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah nilai budaya. Budaya daerah terusik
oleh budaya modern.
 Hal yang terkait dalam kehidupan sehari-hari
Budaya modern dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini telah dilakukan dalam semua
kalangan dengan status sosial yang berbeda dan tingkatan umur yang berbeda pula.
Penampilan anak muda dan dewasa dengan pakaian ala barat, rambut dicat, dan bahasa
keinggris-inggrisan banyak ditemukan.

Poin Penting
1. Novel adalah prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang
terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa
tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku.
2. Cerpen adalah prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian,
akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
3. Unsur lntrinsik, unsur-unsur yang tendapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni :
tema, tokoh, perwatakan, alur, amanat, gaya bahasa, dan sudut pandang.
Resensi, Kritik, dan Esai
A. Resensi Buku (Teks Ulasan)

Resensi buku adalah pertimbangan, pembicaraan, dan ulasan mengenai buku, novel, cerpen, atau
karya sastra lainnya. Tujuan resensi memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan
atau kelemahan buku serta kelayakannya untuk dibaca atau dimiliki.

Kalimat yang menyatakan keunggulan buku menggunakan kata-kata posistif atau kalimat pujian.
Misalnya: buku tersebut sangat enak dibaca, bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah
dimengerti dan dipahami semua kalangan.
Kalimat yang menyatakan kelemahan buku menggunakan kata-kata ingkar seperti tidak, bukan,
sulit, dan sebagainya. Misalnya: bahasanya sulit dicerna, terlalu kaku, banyak ditemukan
penggunaan tanda baca yang salah, diksi yang tidak tepat.
Berikut adalah hal-hal yang menjadi penilaian dalam meresensi karya sastra.

1. Unsur instrinsik
2. Fisik atau penampilan buku
3. Kaitan isi dengan kehidupan sehari-hari

Contoh:
      Judul cerpen: “Liubliu”, pengarang Aufannuha Ihsani, siswa MI Pompes Krapyak,
Yogyakarta. Mengisahkan Fadril, siswa pesantren asal Aceh, korban tsunami yang kehilangan
rumah dan kedua orang tuanya. Fadril mendapat kesempatan menjadi siswa pertukaran pelajar
dengan AS. Fadril berkenalan dengna Olga, gadis Rusia yang tidak beragama, tetapi percaya
adanya Tuhan dan keduanya saling mencintai. Ayah Olga seorang wartawan, pernah ditahan
karena dituduh mata-mata, dan akhirnya tewas dalam perampokan di New York. Cara pandang
hidup Olga menyadarkan Fadril bagaimana harus menghadapi kenyataan di masa depan.

Pembahasan:
Keunggulan cerpen tersebut adalah meski usia pengarang masih muda, caranya memandang
kehidupan sangat matang dan peka terhadap pengalaman.

SUPER "Solusi Quipper"


Ingat, pernyataan sebuah keunggulan biasanya ada pujian.

B. Kritik

Kritik adalah tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap buku,
penghargaaan, dan penilaian terhadap pendapat atau hasil karya orang lain. Kalimat kritik adalah
kalimat yang memuat kritikan. Kalimat kritik disampaikan dengan sopan dan santun, secara
sistematis , jelas, padat, dan mudah dipahami. Kalimat kritik harus langsung pada sasaran yang
diinginkan dan disertai dengan saran, solusi, dan alasan yang logis.
Contoh kritik sastra
      Di sebuah hujan yang lebat, ketika kami seperti biasa, bermain sepak bola, juga bermain
kristal-kristal lembut di punggung-punggung daun pandan ibu-ibu warga desa. Sebuah peristiwa,
telah berhasil membuatku diam bagai batu, tetapi tidak ada air setetes pun mengalir di atasku.
Hujan itu, air berlarian, mengombak di parit-parit depan rumah di pinggir jalan raya. “Agh…
Kak…, tolong…to…n Suara Ujo, adik kembarku setengah berteriak. “Ujo…,” ucapku berteriak.
Terasa sebongkah krikil menutup kerongkonganku. Namun, tidak banyak yang dapat aku
lakukan. Kakiku gemetar ,….

Kalimat kritik kutipan tersebut adalah sebagai berikut.


Bagian penajaman peristiwa sebab-akibat tampaknya kurang dipikirkan sebab hanyutnya Ujo
tidak diceritakan apakah terpeleset dan akibatnya pun tidak diceritakan. Peristiwa hanyutnya Ujo
juga kurang tragis.

SUPER "Solusi Quipper"


Ingat, kalimat kritik mengandung pendapat yang negatif, kata ingkar, atau menunjukkan
kekurangan secara logis.

C. ESAI

Esai sering disebut artikel, tulisan, atau karangan. Secara umum, esai didefinisikan sebuah
karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. Esai merupakan
ekspresi dan opini seseorang tentang suatu hal. Oleh karena itu, esai berbeda dengan artikel
ilmiah atau opini yang bersifat laporan faktual. Gabungan antara fakta dengan imajinasi,
pengetahuan dengan perasaan membuat esai memiliki ciri khas berbeda dengan tulisan lainnya.
Kalimat esai berarti kalimat yang berisi pendapat tentang suatu topik dari sudut pandang pribadi
penulisnya.

Contoh:
“Dia bibi saya, Bu” jelas Teja seperti mengerti kebingungan Ratna,
      “Ibu saya menjadi TKW di Arab Saudi sejak saya berusia dua tahun. Sampai sekarang ibu
saya tidak pernah pulang, kirimannya pun sudah terhenti sejak enam bulan yang lalu. Ayah tidak
pernah berhasil mencari tahu keberadaan ibu,” jelas Teja. Kemudian dengan suara yang semakin
bergetar Teja melanjutkan pembicaraannya.
      “Mungkin ibu tidak betah tinggal dan mengajar di sini. Padahal kami suka belajar dengan
ibu, walaupun susah tetapi kami ingin bisa. Tolong Bu, beri kesempatan kepada kami untuk bisa
belajar dengan ibu lebih lama lagi!” ucap Teja sambil meneteskan air mata tak kuasa menahan
perasaannya.
      “Maafkan ibu juga Ja, tapi ….”
      “Tapi ibu merasa terkekang di sini. Di sini ibu tidak bisa mewujudkan cita-cita ibu, begitu,
kan?” serobot Teja lagi.
      Ratna tak mengira muridnya punya keberanian untuk bicara seperti itu.
Pembahasan:
Kalimat esai yang tepat adalah sebagai berikut.
Sebagai cerita yang mengisahkan kehidupan guru yang memiliki kepedulian. Cerita ini mampu
menampilkan konflik batin sang guru. Bahasa yang digunakan tegas dan jelas.

Poin Penting
1. Resensi buku adalah pertimbangan, pembicaraan, dan ulasan terhadap buku.
2. Kalimat kritik adalah kalimat yang berisi kecaman atau tanggapan, kadang-kadang
disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb.
3. Kalimat esai adalah kalimat yang berisi pendapat tentang suatu topik dari sudut pandang
pribadi penulisnya.

Makna Kata, Ungkapan, dan Peribahasa


A. Makna Kata dan Istilah

1. Kata

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri yang terdiri dari beberapa suku kata
dan dapat berupa kata dasar maupun kata yang mengalami proses morfologis.

Kita mengenal jenis kata sebagai berikut.

1. Kata populer, yaitu kata-kata yang dipakai pada pelbagai kesempatan dalam komunikasi
sehari-hari di semua lapisan masyarakat. Kata populer sudah bersifat umum dan hampir
semua orang mengetahui. Contoh: harapan, besar, bermain, alasan, cara, isi.
2. Kata kajian adalah kata-kata yang digunakan oleh cendekiawan, ilmuwan, siswa,
mahasiswa, atau kelompok profesi tertentu dalam karangan ilmiah atau perbincangan
khusus. Contoh: prospek, makro, argumen, metode, volume, abses.

Jenis- jenis makna kata adalah sebagai berikut.

1. Leksikal, yaitu makna kata berdasarkan kamus atau leksikon. Leksikal disebut juga
makna kata berdefinisi. Contoh: minum adalah memasukkan cairan ke dalam mulut
kemudian menelannya.
2. Gramatikal, yaitu makna kata sesuai konteks pemakaiannya. Makna kata secara
gramatikal berubah-ubah akibat pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Contoh:
berbuah ‘menghasilkan buah’, buah-buahan ‘banyak buah’.
3. Denotasi, yaitu makna kata sesuai dengan makna sebenarnya.Contoh: Bapak memilih
kambing hitam yang paling kanan untuk disembelih.
4. Konotasi disebut juga makna kiasan, yaitu makna kata bukan sebenarnya atau merujuk
pada hal lain. Contoh: Dia sedang mencari kambing hitam masalahnya agar dia terbebas
dari semua tuduhan.

2. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang khusus. Makna istilah adalah arti istilah.

B. Ungkapan dan Peribahasa

1. Ungkapan
Ungkapan atau idiom adalah kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna
anggota-anggotanya.

Contoh:

2. Peribahasa
Peribahasa adalah bahasa kias berupa kalimat atau kelompok kata yang arti dan susunannya
tetap. Peribahasa digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dengan tidak menyebut
langsung keadaan yang dimaksud.
Contoh:

Poin Penting
1. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Makna kata adalah arti
kata.
2. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan. Makna
istilah adalah arti istilah.
3. Ungkapan atau idiom adalah kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan
makna anggota-anggotanya.
4. Peribahasa adalah bahasa kias berupa kalimat atau kelompok kata yang arti dan
susunannya tetap.

Fakta, Opini, dan Tujuan Penulis


A. Kalimat Fakta dan Kalimat Opini

Kalimat fakta adalah kalimat berisi informasi atau pernyataan yang mengungkapkan keadaan
yang sesungguhnya berdasarkan kenyataan yang ada. Sebuah fakta keakuratannya dapat
dibuktikan dan terjamin kebenarannya karena disertai dengan bukti yang jelas.

Kalimat opini adalah kalimat yang berisi pendapat, ide, pemikiran, atau gagasan seseorang pada
suatu masalah. Keakuratan opini tidak dapat dibuktikan karena bersifat subjektif, masih
meragukan, dan bisa benar bisa juga salah.
Perbedaan Fakta dan Opini

Contoh:
(1) Pengembangan perikanan dan kelautan belum sepenuhnya berpihak pada pemberdayaan
nelayan kecil yang jumlahnya kurang lebih 90 persen dari total nelayan di Indonesia. (2)
Kebijakan pemerintah cenderung berpihak pada pengembangan industri skala besar. (3)
Persoalan tersebut menjadi catatan dalam peringatan Hari Nelayan, 6 April 2009. (4) Kebijakan
perikanan dan kelautan belum menempatkan nelayan sebagai elemen penting perekonomian. (5)
Sektor perikanan belum dianggap sebagai bagian dari faktor utama ketahanan pangan nasional.

Pembahasan:

Kalimat fakta pada paragraf tersebut adalah kalimat (3). Pada kalimat (3) terdapat fakta berupa
tanggal Hari Nelayan sebagai waktu kejadian peristiwa, yaitu 6 April 2009.
Gunakan kata tanya Aska Dipa? (Apa, siapa, kapan, di mana, berapa). Kapan peringatan Hari
Nelayan? 6 April 2009.

Kalimat lainnya adalah opini: kalimat (1) ada kata belum dan angka taksiran (kurang lebih 90
persen), kalimat (2) ada kata cenderung, dan kalimat (4) dan (5) terdapat kata belum.

SUPER "Solusi Quipper"


Gunakan kata tanya Aska Dipa? (Apa, siapa, kapan, di mana, Berapa) untuk mengidentifikasi
fakta.

B. Opini Penulis dalam Editorial (Tajuk Rencana)

Editorial adalah tulisan dalam penerbitan pers yangberupa pandangan redaksi terhadap peristiwa
aktual. Dalam editorial terdapat analisis, persepsi, dan konklusi dari redaktur terhadap
permasalahan yang sedang terjadi. Dalam editorial terdapat opini penulis berupa pendapat, ide,
pemikiran, atau gagasan penulis pada suatu masalah.
Contoh:
…. (1) Adapun yang sangat disesalkan adalah upaya untuk meningkatkan standar keselamatan
itu jauh lebih lambat daripada yang diharapkan. (2) Setelah sekian lama, hanya satu dari 21
maskapai yang berhasil masuk ke kategori I. (3) Maskapai yang masuk ke kategori I pun belum
diakui IATA Organitation Safety Audit (IOSA). (4) Hal itu terjadi karena tidak juga memiliki
sertifikat IOSA. (5) Maskapai mana pun yang sejatinya masih berada di kategori III telah dicabut
izinnya.

Pembahasan:
Opini penulis editorial tersebut adalah upaya untuk meningkatkan standar keselamatan jauh lebih
lambat dari harapan (kalimat 1) karena berisi pandangan atau persepsi penulis terhadap
keselamatan penumpang pesawat. Kalimat (2 dan 5) merupakan kalimat fakta (terdapat data dan
kata telah). Kalimat (3 dan 4) merupakan kalimat opini (terdapat kata belum dan karena), tetapi
bukan opini penulis.

C. Tujuan Penulis

Tujuan penulis disampaikan sesuai dengan jenis paragraf berdasarkan tujuannya, yaitu sekadar
memberikan informasi sehingga pembaca bertambah pengetahuannya (paragraf eksposisi),
meyakinkan pembaca dengan alasan yang kuat (paragraf argumentasi), mengimbau pembaca
agar melakukan tindakan (paragraf persuasi), merasakan apa yang dialami penulis (paragraf
deskripsi), dan menghibur pembaca (paragraf narasi).

Contoh:
(1) Badan Pertahanan Nasional menyatakan ada 73 hektare lahan terlantar. (2) Lahan jutaan
hektare tersebut selayaknya tidak dibiarkan terlantar. (3) Undang-Undang Agraria menyebutkan
semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. (4) Pemerintah dituntut memiliki kebijakan dan
strategi pertahanan nasional, membagi dengan jelas peruntukkan lahan pertanian, industri,
permukiman, dan hutan. (5) Hal itu akan menjamin kepastian hukum sehingga setiap orang dapat
bekerja dan berproduksi dengan tenang.
Pembahasan:
Tujuan penulis pada paragraf tersebut adalah menuntut pemerintah untuk memiliki kebijakan dan
strategi pertahanan nasional tentang pemanfaatan lahan terlantar untuk rakyat. Jenis paragraf
tersebut adalah persuasi yang ditandai dengan kata selayaknya dan dituntut.

Poin Penting
1. Kalimat fakta adalah kalimat berisi informasi atau pernyataan yang menggungkapkan
keadaan yang sesungguhnya berdasarkan kenyataan yang ada.
2. Kalimat opini adalah kalimat yang berisi pendapat, ide, pemikiran, atau gagasan
seseorang pada suatu masalah.
3. Opini penulis adalah pendapat, ide, pemikiran, atau gagasan penulis pada suatu masalah.
4. Tujuan penulis disampaikan sesuai dengan jenis paragraf berdasarkan tujuannya.

Kata Bentukan dan Kata Baku


A. Kata Bentukan

1. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang diberi afiks (imbuhan). Prosesnya disebut dengan
afiksasi (pengimbuhan). Berikut adalah macam-macam imbuhan asli bahasa Indonesia.

1. Prefiks, yaitu awalan yang melekat pada kata dasar. Contohnya: ber-, se-, me-, di-, pe-,
ke-, per-, ter-.
2. Infiks, yaitu sisipan yang melekat diantara kata dasar. Contoh: -el-,-em-,-er-,-in-.
3. Sufiks, yaitu akhiran yang melekat pada kata dasar. Contoh: -i, -kan, -an, -nya .
4. Konfiks, yaitu awalan dan akhiran yang melekat secara bersamaan. Contoh: me[N] -kan,
me[N]-i, pe[N]-an, per-an, per-i, ber-kan, ber-an, ber-i, di-kan, di-i, ke-an, dan se-nya.
5. Gabungan afiks atau simulfiks, yaitu gabungan afiks yang melekat tidak secara
bersamaan. Contoh: memper-, diper-, memper-kan, diper-kan.
Catatan: tidak ada konfiks me-an dan di-an.

Berikut adalah imbuhan asing.

1. Berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu –man,-wan, -wati


2. Berasal dari bahasa Arab, yaitu –i, -wi, -iah.
3. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu –is, isme, istis, isasi.

Nasalisasi
Nasalisasi adalah proses mengubah atau memberi nasal pada fonem.
 [me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an] + kata dasar yang dimulai dengan huruf K/T/S/P yang
diiringi huruf vokal (a,i,u,e,o) maka huruf K/T/S/P lesap atau luluh. Contoh: memesona,
menyuci, mengunci, penyuci, menerjemahkan, menguncikan, penerjemahan, pemukulan,
penyebaran.
 [me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an] + kata dasar yang dimulai dengan huruf K/T/S/P yang
diiringi huruf konsonan maka huruf K/T/S/P tidak lesap. Contoh: memproses, mengkritik,
mentraktir, mensketsa, pengkritik, mempraktikkan, mengkhususkan, mensyaratkan,
menstandarkan,
 [me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an] + kata dasar bersuku kata satu maka me- menjadi menge-,
menge-i, menge-kan, penge-, penge-an Contoh: mengebom, mengecor, mengetik,
pengebom, pengecor, pengetik, mengebomkan, mengetikkan, pengeboman, pengecoran,

Contoh 1: Melengkapi Paragraf dengan Kata Berimbuhan yang Tepat

Pesatnya perkembangan iptek telah menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains. Untuk
itu, tidaklah mengherankan jika media massa terus (1)… memenuhi kebutuhan pembacanya akan
sajian-sajian iptek. Dengan intensitas dan visi yang berbeda-beda, setiap media akan (2)…
tulisan-tulisan iptek sesuai dengan selera pembacanya. Namun, dalam fungsinya sebagai media
massa, tentulah tulisan-tulisan tersebut (3)… dengan bahasa dan gaya popular penulisan

Bagian rumpang tersebut dapat diisi dengan kata berimbuhan sebagai berikut.
(1) mencoba
(2) menyajikan
(3) ditampilkan

2. Kata Ulang

Kata ulang adalah hasil dari proses pengulangan satuan bahasa.


Jenis-jenis kata ulang adalah sebagai berikut.

1. Dwilingga (kata ulang utuh): gadis-gadis, mobil-mobil, peraturan-peraturan;


2. Kata ulang berubah bunyi (salin suara): lauk-pauk, warni-warni, sayur-mayur, serba-
serbi;
3. Dwipurwa (kata ulang sebagian): lelaki, tetamu, jejaka;
4. Kata ulang berimbuhan: surat-menyurat, bertanya-tanya, bermain-main, melihat-lihat;
5. Kata ulang semu: kupu-kupu, gado-gado, compang-camping, anai-anai, pura-pura.

Contoh 2: Melengkapi Paragraf dengan Kata Ulang yang Tepat


      Saat ini korupsi terkesan memasuki (1) (parah-parahnya/sendi-sendi/cita-cita/angan-angan)…
kehidupan bangsa. Reformasi yang diharapkan menuju Indonesia lebih baik ternyata tidak sesuai
dengan apa yang (2) (dicita-citakan/angan-angan/diangan-angankan) …. Pemberantasan korupsi
di negeri ini bagaikan (3) (angan-angan/sendi-sendi/cita-cita)… yang tidak akan pernah
terwujud.

Kata ulang yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang pada paragraf tersebut adalah sebagai
berikut.
(1) (parah-parahnya/sendi-sendi/cita-cita/angan-angan);
(2) (dicita-citakan/angan-angan/diangan- angankan);
(3) (angan-angan/sendi-sendi/cita-cita).

B. Kata Baku dan Tidak baku

Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
ditentukan. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang ditentukan. Contoh:

Kata Serapan
Kata serapan merupakan kata-kata atau istilah yang diambil dari bahasa asing. Bentuk kata
serapan termasuk kata baku. Cara penyerap kata asing dilakukan dengan cara berikut.

 Adopsi, yaitu penyerapan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan, misalnya, film, modern, global.
 Adaptasi, yaitu penyerapan dengan mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan
atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Misalnya: pluralization –
‘pluralisasi’ acceptability – ‘akseptabilitas’ active– ‘aktif’ activity– ‘aktivitas’, dsb.

Poin Penting
1. Kata berimbuhan adalah kata dasar yang diberi afiks.
2. Macam-macam afiks, yaitu prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks.
3. Kata ulang adalah kata hasil dari proses pengulangan satuan bahasa.
4. Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
ditentukan.
Ragam Teks dan Perbandingan Teks
A. Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah karangan yang memaparkan pengetahuan, keadaan, proses, masalah atau
informasi dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Teks eksposisi merupakan teks
yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan
argumentasi yang kuat.

Struktur Teks Eksposisi


• Tesis: bagian ini, berisikan pendapat penulis berdasarkan fakta.
• Argumentasi: Bagian ini berisi argumen-argumen yang mendukung pernyataan penulis.
• Penegasan ulang pendapat. Bagian ini merupakan bagian akhir dari sebuah teks eksposisi
yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian
argumentasi.

Kalimat Argumentasi
Kalimat argumentasi adalah kalimat yang berisi argumen atau alasan dari pendapat penulis.
Kalimat ini dalam teks eksposisi terdapat pada bagian struktur argumentasi.

B. Teks Prosedur

Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah untuk mencapai satu tujuan atau satu
proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gabungan beberapa teks prosedur tersebut
menjadi sebuah teks prosedur kompleks.

Struktur Teks Prosedur


• Tujuan: bagian ini berisi tujuan yang ingin dicapai.
• Langkah-langkah: bagian ini berisi tahapan atau langkah-langkah yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan.

Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat perintah agar orang lain melakukan tindakan. Pada struktur
teks prosedur, kalimat ini dijumpai pada bagian struktur langkah-langkah.

C. Perbandingan Teks

Membandingkan teks artinya mencari persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih teks yang
berjenis sama atau berbeda. Hal yang dibandingkan dalam teks berupa tujuan teks, sifat teks, ciri
umum teks, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks. Teks yang dibandingkan bisa saja jenis
teks yang sama jenisnya atau berbeda.
Kita sudah mengetahui beragam teks. Selain teks eksposisi dan teks prosedur, ada juga teks
eksplanasi, teks negosiasi, dan teks berita.
Berikut ini adalah contoh hal-hal yang sering dibandingkan dalam perbandingan teks.

Contoh
Teks 1
      Banjir bandang atau air bah adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap,
menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar (seperti kayu dan
sebagainya). Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan yang
turun terus-menerus. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah
tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang
lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah
yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-
tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

Teks 2
      Rob (bahasa Jawa) adalah banjir air laut atau naiknya permukaan air laut. Rob adalah banjir
yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan
yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari muka air laut. Di Semarang permasalahan Rob ini
telah terjadi cukup lama dan semakin parah karena terjadi penurunan muka tanah sedang muka
air laut meninggi sebagai akibat pemanasan suhu bumi.
      Rob menjadi permasalahan di kota-kota seperti Semarang, Jakarta serta kota-kota yang
berada di Pantura Jawa dan akan menjadi permasalahan besar dikemudian hari sejalan dengan
pemanasan suhu dunia dan tidak terkendalinya penyedotan air tanah sehingga muka tanah turun.

Pembahasan:
Persamaan: kedua teks tersebut menginformasikan fenomena alam banjir.
Perbedaan: banjir bandang air bercampur segala macam benda (air kotor), sedangkan banjir rob
air laut yang mengggenai daratan (air jernih).

Poin Penting
1. Teks eksposisi adalah karangan yang memaparkan pengetahuan, keadaan, proses,
masalah atau informasi dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
2. Kalimat argumentasi adalah kalimat yang berisi argumen atau alasan penulis.
3. Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah untuk mencapai satu tujuan atau
satu proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kalimat imperatif adalah kalimat perintah agar orang kedua mau melakukan tindakan
sesuai dengan yang diperintahkan.
5. Membandingkan teks artinya mencari persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih teks
yang berjenis sama atau berbeda.

Simpulan dan Rangkaian Kalimat


A. Simpulan Paragraf

Simpulan paragraf merupakan hasil dari menyimpulkan isi paragraf. Simpulan atau kesimpulan
adalah hasil dari menyimpulkan, yaitu pendapat atau keputusan terakhir yang bersifat umum dari
uraian sebelumnya yang bersifat khusus. Simpulan bisa kita buat dengan menggunakan bahasa
kita sendiri.

Cara menarik simpulan paragraf


Cara menentukan simpulan paragraf, yaitu pernyataan-pernyataan khusus dalam paragraf ditarik
benang merahnya untuk dijadikan pernyataan umum yang melingkupi semua hal khusus tersebut.
Simpulan pada paragraf argumentatif, mudah dikenali, yaitu adanya kalimat simpulan pada akhir
paragraf yang ditandai dengan penggunaan konjungsi antarkalimat, misalnya, oleh karena itu,
oleh sebab itu, atau dengan demikian.

Terdapat dua teknik menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Generalisasi
Generalisasi adalah teknik mengambil simpulan secara umum dari fakta-fakta khusus
dengan ciri yang sudah disebutkan, yaitu terdapat penggunaan konjungsi antarkalimat.
2. Analogi
Analogi adalah teknik mengambil simpulan dengan cara membandingkan dua hal yang
berbeda, namun memiliki persamaan dalam hal tertentu yang dibahas dalam paragraf
tersebut.

SUPER "Solusi Quipper"


Tentukan terlebih dahulu ide pokok paragraf. Oleh karena simpulan bersifat umum dan ide
pokok juga bersifat umum maka simpulan dapat diambil dari ide pokok.

Sudah kita ketahui, ide pokok terdapat pada kalimat utama yang ada di awal paragraf, akhir
paragraf, atau awal dan akhir paragraf sehingga simpulan bisa terdapat pada kalimat utama yang
berada di awal paragraf, akhir paragraf, atau keduanya.

Contoh 1: Menarik Simpulan dalam Paragraf


      Berbicara tentang masalah sajak, kita sering menjumpai kata-kata masih mentah, gagal
sebagai sebuah sajak, tidak berbobot. Penyebabnya ada dua kemungkinan. Mungkin karena
penulisnya belum mahir dalam teknik menulis sajak atau kurangnya penghayatan terhadap hidup,
tidak menaruh perhatian pada filsafat atau memang usianya belum memungkinkan untuk
berkecimpung dalam dunia filsafat. Realita yang terdapat dalam dirinya belum sanggup dia
kaitkan dengan realita di luar karena usianya masih muda remaja.

Bagaimana menentukan simpulan dalam paragraf di atas?

SUPER "Solusi Quipper"


Tentukan gagasan utama paragraf tersebut yang dapat diambil dari kalimat utama. Kalimat
utama ada di awal paragraf yang ditandai dengan kata –nya pada kalimat kedua yang merujuk
kalimat pertama. Kalimat utamanya: Berbicara tentang masalah sajak, kita sering menjumpai
kata-kata masih mentah, gagal sebagai sebuah sajak, tidak berbobot. Gagasan utamanya: sajak
tidak berbobot. Jadi, simpulannya: banyak karya sastra berupa sajak, tetapi tidak tergolong ke
dalam sajak berkualitas.

Contoh 2: Membuat Kalimat Simpulan pada Akhir Paragraf

      Kepala Desa Candisari mengimbau para petani agar tidak menanami seluruh sawahnya
dengan tanaman padi karena tanah di desa itu kurang subur untuk tanaman padi. Namun, ternyata
tetap ada petani yang menanam padi. Menurut hasil penelitian, yang menanam padi ada 5%.
Sebanyak 30% menanam jagung, 40% menanam kacang kedelai, dan 25% menanam kacang
tanah ….
Kalimat simpulan yang tepat untuk paragraf tersebut adalah dengan demikian, di desa Candisari
tanaman palawija lebih cocok ditanam daripada padi.

B. Rangkaian Kalimat

Kalimat-kalimat acak yang dirangkai menjadi sebuah paragraf harus memenuhi syarat kepaduan.
Antara kalimat satu dengan yang lain haruslah padu, baik kohesi (kepaduan bentuk) maupun
koherensi (kepaduan makna). Ada alat kekohesifan yang membuat paragraf menjadi padu, yakni
repetisi (pengulangan kata sebagian atau seluruhnya) pada kalimat yang berbeda dan kata
rujukan (kata tunjuk: ini, itu, tersebut, dan kata ganti orang: ia, mereka,-nya).

Contoh 3: Merangkai kalimat acak

1) Kesenjangan itu terlihat nyata antara daerah pedesaan dan perkotaan maupun kawasan barat
dan timur Indonesia.
2) Hal itu terkait dengan kondisi geografis Indonesia.
3) Kesenjangan ini juga menyebabkan adanya daerah maju dan daerah yang agak terbelakang.
4) Pemenuhan energi listrik dengan harga yang terjangkau bukanlah hal yang mudah dilakukan.
5) Berkaitan dengan hal tersebut maka pembangunan dan pengembangan ketenagalistrikan perlu
terus ditingkatkan.
Urutan yang tepat agar paragraf tersebut menjadi padu adalah (4) – (2) - (1) – (3) - (5)

SUPER "Solusi Quipper"


Lihat setiap kalimat, jika terdapat kata rujukan, kalimat tidak dapat menempati posisi di awal
paragraf. Kata rujukan ditemukan pada kalimat 1 (kesenjangan itu), kalimat 2 (hal itu), kalimat 3
(kesenjangan ini), kalimat 5 (berkaitan dengan hal tersebut). Jadi, kalimat (4) berada di awal
kalimat. Kalimat kedua adalah (2): hal itu : merujuk pada pemenuhan energi listrik bukan hal
yang mudah. Selanjutnya kalimat (1): kawasan barat dan timur Indonesia koherensi dengan
geografis indonesia. Lalu kalimat ( 3): (repetisi dan kata tunjuk kesenjangan ini). Paling akhir
adalah kalimat (5): kata berkaitan dengan hal tersebut merujuk pada kalimat-kalimat
sebelumnya.

Poin Penting
1. Simpulan atau kesimpulan adalah hasil dari menyimpulkan, yaitu pendapat atau
keputusan terakhir yang bersifat umum dari uraian sebelumnya yang bersifat khusus.
2. Menarik simpulan memiliki dua teknik, yaitu generalisasi dan analogi.
3. Kalimat-kalimat acak yang dirangkai menjadi sebuah paragraf, syaratnya harus padu.
4. Syarat sebuah paragraf yang baik harus padu baik kohesi (kepaduan bentuk) maupun
koherensi (kepaduan makna).

Frasa dan Kalimat Efektif


A. Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Tidak predikatif berarti
tidak ada fungsi predikat pada gabungan kata itu.

Perhatikan kedua contoh berikut ini.


robot canggih (frasa)
robot itu canggih (bukan frasa karena kata canggih berfungsi sebagai predikat)
Secara sederhana frasa merupakan kata yang hanya menduduki satu fungsi kalimat. (subjek saja,
predikat saja, objek saja, pelengkap saja, dan keterangan saja)

Contoh: Siswa teladan itu sedang membaca novel petualangan di perpustakaan sekolah.
Kalimat tersebut terdiri dari empat frasa, yakni siswa teladan (S), sedang membaca (P), novel
petualangan (O), di perpustakaan sekolah (K)

Jenis frasa berdasarkan inti frasa


1. Frasa verba: frasa yang intinya verba (kata kerja), misalnya, sedang membaca.
2. Frasa nomina: frasa yang intinya nomina (kata benda),misalnya, mobil antik.
3. Frasa ajektiva: frasa yang intinya ajektiva (kata sifat), misalnya, sangat cerdas.
4. Frasa numeralia: frasa yang intinya numeralia (kata bilangan), misalnya, tiga lembar.
5. Frasa adverbia: frasa yang intinya adverbial (kata keterangan), misalnya, tadi sore.

Contoh: Melengkapi Paragraf dengan Frasa yang Tepat


      Kawasan “The Bukit” di Ancol, dibangun (1) (sangat bagus/sangat banyak/sangat luas)…,
yaitu di atas lahan seluas kurang lebih 5,4 hektare. Kualitas bahan bangunan (2) (sangat
besar/sangat kuat/lebih kuat) … arsitektur atau desain premium dengan item-item pilihan yang
diciptakan untuk kenyamanan penghuninya, seperti Air Cushon, Roof Garden, dan lain
sebagainya. Sebagian kawasan itu sekarang (3) (sudah dibangun/akan berdiri/akan didirikan)…
dengan megahnya.
Pembahasan:
Frasa yang tepat untuk mengisi bagian rumpang sesuai nomornya adalah sebagai berikut.
1. Kalimat (1) membutuhkan frasa yang berhubungan dengan luas area, yaitu sangat luas.
2. Kalimat (2) membutuhkan frasa yang berhubungan dengan kualitas, yaitu sangat kuat. Frasa
lebih kuat tidak tepat karena kalimat tersebut tidak menyatakan perbandingan.
3. Kalimat (3) membutuhkan frasa yang menyatakan waktu sudah terjadi, yaitu sudah dibangun.

B. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat
dipahami secara tepat pula. Kalimat efektif merupakan ciri dari kalimat baku. Kalimat baku
adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa baku.

Ciri-ciri kalimat efektif

1. Kelogisan
Unsur-unsur pembentuknya harus memiliki hubungan yang logis.
Misalnya:
Untuk mempersingkat waktu, waktu dan tempat saya persilahkan. (tidak efektif)
Agar pembicaraan kita tidak terlalu lama, saya persilakan kepada Bapak Lurah. (efektif)
2. Kecermatan
Cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan
ambigu.
Misalnya:
Yang membawa HP harap dimatikan. (tidak efektif)
HP harap dinonaktifkan. (efektif)
3. Kesatuan gagasan
Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat, dan fungsi-
fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. Kalimat
efektif minimal harus mengandung unsur subjek dan predikat sebagai unsur inti sebuah
kalimat.
Misalnya:
Dalam rapat itu membicarakan Kurikulum Nasional. (tidak efektif)
Dalam rapat itu dibicarakan Kurikulum Nasional. (efektif)
4. Kehematan
Kalimat yang efektif tidak menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dianggap
perlu.
Misalnya:
Para tamu-tamu datang dari Jakarta kemarin. (tidak efektif)
Para tamu datang dari Jakarta Kemarin. (efektif)
5. Kesejajaran
Kesejajaran atau paralel adalah kesamaan bentuk kata dalam kalimat. Jika sebelum kata
penghubung menggunakan verba, jenis kata setelah kata penghubung harus verba juga.
Jika sebelum konjungsi menggunakan bentuk aktif setelah konjungsi harus bentuk aktif
juga.
Misalnya:
Iman itu meyakini dalam hati, mengutarakan secara lisan, dan diamalkan melalui
perbuatan. (tidak efektif)
Iman itu meyakini dalam hati, mengutarakan secara lisan, dan mengamalkan melalui
perbuatan. (efektif)

Poin Penting
1. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Tidak predikatif
berarti tidak ada fungsi predikat pada gabungan kata itu.
2. Secara sederhana frasa merupakan kata yang hanya menduduki satu fungsi kalimat saja
(Subjek saja, predikat saja, objek saja, pelengkap saja, dan keterangan saja)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami secara tepat pula.
4. Sebuah kalimat akan efektif jika memenuhi syarat: kelogisan, kecermatan, kesatuan
gagasan, kehematan, dan kesejajaran.

Anda mungkin juga menyukai