Kalimat utama atau disebut juga dengan kalimat topik adalah kalimat yang mengandung
gagasan utama mengenai suatu topik yang sedang dibahas di dalam sebuah paragraf. Kalimat
utama menjadi acuan untuk mengembangkan suatu paragraf.
Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan penjelasan, uraian, atau
berupa rincian-rincian detail tentang kalimat utama suatu paragraf.
Lalu bagaiman cara membedakannya? Untuk bisa membedakan kalimat utama dan penjelas,
Pahamilah ciri-ciri kalimat berikut.
1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi, contoh, perbandingan,
alasan dan penjelasan mengenai topic yang dibahas.
2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan, contohnya, terlebih
lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-kalimat penjelas membutuhkan kata
penghubung agar suatu paragraf menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.
Setelah memahami pengertian dan ciri dari kalimat utama dan penjelas berikut adalah contoh
menemukan kalimat utama dan penjelas dalam sebuah paragraf.
Paragraf 1
Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan dunia. Banyak
kasus demam berdarah yang terjadi di seluruh dunia. Jumlah kasus demam berdarah yang
paling tinggi di tempati oleh Asia terutama di Asia timur dan selatan. Hal ini disebabkan oleh
curah hujan yang sangat tinggi sehingga memungkinkan nyamuk dengue berkembang.
Sedangkan Australia dan Amerika menempati peringkat ke 2 dan ke 3 dalam kasus demam
berdarah. Jumlah kasus demam berdarah di benua ini lebih kecil karena letak geografis dan
iklimnya yang membuat nyamuk dengue susah untuk berkembang.
Pada paragraf di atas semua kalimat membicarakan tentang demam berdarah. Berdasarkan
ciri-ciri yang telah kita pelajari sebelumnya. kita bisa melihat kalimat pertama merupakan
sebuah kalimat yang utuh. sedangkan kalimat-kalimat setelahnya bersifat mendukung dengan
memberikan contoh, alasan, dan bukti yang merupakan ciri dari kalimat penjelas.
Jadi bisa di pastikan bahwa kalimat utama pada paragraf di atas ada pada kalimat pertama
sehingga paragraf ini disebut paragraf deduktif.
Kalimat utama: Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan
dunia.
Kalimat Penjelas: Ada di kalimat ke 2 hingga ke 6.
Paragraf 2
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi tingginya kolesterol di dalam tubuh. Sebagai
pemicunya adalah banyaknya lemak yang kita konsumsi salah satunya adalah dari minyak
goreng. Kolestrol yang menumpuk ini akam meyumbat alairan darah kita sehingga akan
menggangu kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga akan
menyebabkan penyumbatan darah. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama
penyakit jantung koroner.
Paragraf di atas membicarakan tentang Bahaya kolesterol bagi tubuh. kalimat pertama,
hingga kalimat keempat merupakan kalimat penjelas. Pada kalimat pertama penulis
mengajukan sebuah fakta dan di djelaskan oleh kalimat-kalimat selanjutnya. kemudian di
bagian akhir penjelasan-penjelasan tersebut dirangkum dalam satu kaliamt di kalimat terakhir
dicirikan dengan adanya kata “Dengan demikian”
Berdasarkan penjelasan dan contoh di atas, kalimat utama dari paragraf tersebut terletak di
akhir paragraf sehingga paragraf ini disebut dengan paragraf Indukif.
Kalimat utama: Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung
koroner.
Kalimat penjelas: ada pada kalimat 1 hingga kalimat 4.
Berikut ini adalah pembahasan tentang puisi kontemporer yang meliputi pengertian
puisi kontemporer, contoh puisi kontemporer, unsur unsur puisi kontemporer,
macam macam puisi kontemporer, jenis jenis puisi kontemporer, ciri ciri puisi
kontemporer.
Puisi kontemporer adalah bentuk puisi kekinian. Puisi tidak lagi dipandang
sebagai karya sastra yang terikat oleh bentuk dan rima, tetapi sebuah puisi diciptakan untuk
menyampaikan gagasan. dipandang sebagai pelopor revolusi bentuk puisi. Baginya bentuk
puisi itu tidak penting.
Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun
waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu
sendiri.
Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan
sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
1. Puisi Mantra
Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum
Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer.
Shang Hai
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
2. Puisi Mbeling
Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang
dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi.
Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar
khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar
tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu
dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.
Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
3. Puisi Konkret
Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis
berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu.
Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam
puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan
benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)