NIM : 2009010027
PRODI/SEMESTER : KEDOKTERAN HEWAN/1
2. Menyeruaknya konflik antar umat beragama yang masih terjadi sampai saat ini merupakan
sebuah polemik yang mengundang keprihatinan berbagai pihak terutama negara sendiri.
Oleh karena itu untuk menciptakan kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara harus
diminimalisir atau dihilangkan. Ini menjadi tugas bersama,yang tentunya peran yang paling
dominan adalah peran negara. Negara berperan dalam memberikan perlindugan dalam
menjaga sikap toleransi,memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap pluralitas. Selain
itu negara juga berperan menjadi mediator antara pihak-pihak yang bertikai dan fasilitator
penyelesaian konflik melalui beberapa alternatif antara lain :
melalui peace building yaitu dengan menjaga masyarakat untuk tetap teratur dan
dilanjutkan dengan membangun infrastruktur yang rusak,menghukum pelaku kerusuhan
serta mengadakan rekonsiliasi.
selain itu juga dapat dilakukan dengan memastikan pemerataan keadilan dengan cara
mempromosikan toleransi dan melindungi semua masyarakat tanpa memandang latar
belakang agama.
Mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan negara yang ada untuk meningkatkan
kualitas kerukunan antar umat beragama
Melakukan sosialisasi tetang kerukunan umat beragama dengan menghadirkan para
tokoh agama.
3. Pada alinea ke empat pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa dasar negara Indonesia
adalah pancasila. Berkaitan dengan hubungan antar umat beragama,pancasila memaknai
segala sesuatu yang ditujukan dalam rangka menciptakan kerukunan antar umat beragama
dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat Indonesia.
Melalui sila pertama menegaskan bahwa keragaman agama adalah kekuatan kebangsaan.
Toleransi merupakan hal penting untuk membangun kerukunan umat beragama.
Pengimplementasian pancasila melalui prinsip
berketuhanan,berkemanusiaan,berkebangsaan,berdemokrasi dan berkeadilan sosial akan
menjadikan bangsa indonesia rukun. Mengingat Indonesia memiliki keragaman
agama,pancasila dan UUD 1945 adalah jalan kunci terciptanya kehidupan yang rukun antar
umat beragama.
Solusi yang ditawarkan dalam memelihara kerukunan umat beragama dan kebhinekaan di
Indonesia yaitu dengan dengan memperkuat landasan tentang kerukunan umat
beragama,membangun persatuan dalam upaya mendorong umat beragama untuk hidup
rukun, meningkatkan rasa toleransi serta saling mengasihi antar umat beragama.
4. Peringatan ini berlatar belakang dari rapat para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta,
yang pada masa kolonial Belanda merupakan Gedung Volksraad—sekarang dikenal sebagai
Gedung Pancasila.
BPUPKI alias "Dokuritsu Junbi Cosakai" merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah
kolonial Jepang pada 29 April 1945 sebagai rekayasa Jepang untuk mendapatkan dukungan
rakyat Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato mengenai lima
dasar negara yang dia sebut dengan nama Pancasila.
Berikut cuplikan pidato Soekarno saat itu:
“Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa saya, namanya ialah
Pancasila .Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan
negara Indonesia, kekal dan abadi.”
Sejak awal, Soekarno menganggap Pancasila sebagai dasar atau fondasi berdirinya sebuah
rumah besar, yakni Republik Indonesia, yang di dalamnya menaungi berbagai macam suku
dan agama.
Jepang pada 7 Agustus 1945 mengganti BPUPKI menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau "Dokuritsu Junbi Inkai".
Singkat cerita, Jepang hancur lebur pada Perang Dunia II ketika pasukan sekutu barat
pimpinan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan
ke Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Kekuatan dan pengaruh Jepang di Indonesia pun melemah sehingga membuat para pejuang
dan pendiri bangsa Indonesia berhasil merebut dan memproklamasikan Kemerdekaan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia dinyatakan
bahwa dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila pun resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Mulai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan
dengan Ketetapan No. I/MPR/1988, No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah
negara Republik Indonesia hingga kini.