Anda di halaman 1dari 31

Kalimat

a. Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b. Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap
menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.
Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola kalimat I disebut kalimat verbal

Pola kalimat II = kata benda-kata sifat


Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
Pola kalimat II disebut pola kalimat atributif

Pola kalimat III = kata benda-kata benda


Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat
ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

Jenis Kalimat

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti
pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah
satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-
unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat


Ayah merokok. S-P
Adik minum susu. S-P-O
Ibu menyimpan uang di S-P-O-K
dalam laci.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat
atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian
rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di
samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru
mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya : Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1) Kalimat majemuk setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-
pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata
tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik,
maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi,
melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

2) Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat
yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat.
Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur
kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya : Diakuinya hal itu
P S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
anak kalimat pengganti subjek
b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya : Katanya begitu
Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
anak kalimat pengganti predikat
c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya : Mereka sudah mengetahui hal itu.
S P O
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
anak kalimat pengganti
objek
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya : Ayah pulang malam hari
S P K
Ayah pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan

3) Kalimat majemuk campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil
gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga
pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian
bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum
pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus
pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat
pola bawahan II

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi


a. Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan
sekaligus
menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas dua kata
2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah intonasi berita yang netral. Artinya: tidak boleh
menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru
sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan
atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun,
kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang
belajar
dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
c. Kalimat transformasi. Contoh:

i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus


juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik
menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

4. Kalimat Mayor dan Minor


a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua
unsur inti.
Contoh : Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah
menunggu
kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau
unsur pusat.
Contoh: Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur
pusat.
Contoh:
Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.

5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis
secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif


Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-
sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah


oh :cont

diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)


memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni
Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih


contoh :

para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)


para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna saling)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3. tidak memiliki subjek


contoh:

Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)


Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4. adanya kata depan yang tidak perlu

Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.


Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5. salah nalar

waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)


Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih
untuk subjek bernyawa)

6. kesalahan pembentukan kata

mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan


menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah

7. pengaruh bahasa asing

Rumah di mana ia tinggal (the house where he lives ) (seharusnya


tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the quarrel) (kata
daripada dihilangkan)
Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya
telah saya katakan)

8. pengaruh bahasa daerah

sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif
persona)
Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin
Pengertian Kalimat Tunggal

Sebelumnya Anda pasti sudah mengetahui pengertian dari kalimat. Yap, kalimat
adalah rangkaian kata yang tersusun dan membentuk suatu gagasan atau
peristiwa. Nah, kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu
gagasan, peristiwa, kejadiaan saja di dalamnya.

Dengan kata lain, kalimat tunggal hanya terdiri dari satu struktur penyusun
kalimat yang minimal hanya terdiri dari subjek (S), dan Predikat. Namun, ada
kalanya kalimat tunggal juga membutuhkan unsur objek (O), pelengkap (pel),
dan keterangan (k).

Perbedaan Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk

Kalimat tunggal berbeda dengan kalimat majemuk, berikut ini adalah


perbedaannya:

Kalimat Tunggal Kalimat Majemuk


Memiliki satu peristiwa Ada dua peristiwa
Memiliki Struktur yang Memiliki dua buah struktur kalimat
sederhana
Tidak menggunakan konjungsi Menggunakan konjungsi

Baca artikel kalimat majemuk di sini: Kalimat majemuk

Ciri-Ciri Kalimat Tunggal


Berdasarkan penjelasan mengenai kalimat tunggal di atas , maka suatu kalimat
disebut dengan kalimat tunggal jika memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut
ini:

1. Kalimat tunggal hanya memiliki satu peristiwa pokok. Dengan kata lain,
kalimat tunggal hanya menjelaskan atau menyampaikan satu peristiwa di
dalamnya.

contoh:
Adik makan. (Kalimat tunggal)
Adik makan dan minum. (Kalimat majemuk)

2. Kalimat tunggak hanya memiliki satu struktur penyusun kalimat saja. Apakah
itu, S P, S P O, atau S P O K, dengan kata lain tidak ada dua unsur yang sama di
dalam kalimat.

Contoh:
Budi pergi ke sekolah. (Kalimat tunggal)
S P K
Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi ke pasar. (Kalimat majemuk)
S P K C. S K

3. Kalimat tunggal tidak pernah menggunakan kata konjungsi atau tanda baca
koma di dalamnya.

Contoh:
Andi anak yang pintar. (Kalimat tunggal)
Andi anak yang pintar dan rajin. (Kalimat majemuk)

Jenis-Jenis Kalimat Tunggal

Berdasarkan predikatnya, ada beberapa jenis kalimat tunggal, yaitu kalimat


tunggal nominal, adjektiva, verbal, numerial, dan prepositional. Berikut ini
adalah penjelasannya:

1. Kalimat nominal

Kalimat nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata


benda.
Perhatikan kalimat berikut ini !
Ayahku seorang tentara.

S = Ayah
P= Seorang tentara (kata benda)

Contoh:

Adikku anak yang manja.


Dika adalah guru olahraga di SMAN 1 Tanjung Bintang.
Kotak merah itu tempat penyimpanan barang berharga.
Suara itu adalah suara kucing.
Orang di balik topeng itu ternyata Andi.

2. Kalimat adjektiva

Kalimat adjektiva adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata


sifat.

Perhatikan kalimat berikut!


Dewi sangat baik kepada semua orang.

S : Dewi
P : Sangat baik (kata sifat)
K : Kepada semua orang.

Contoh:

Shinta sangat cantik.


Dika ramah kepada semua orang.
Gambar itu seram sekali.
Rumah Anton luas.
Bangunan itu tinggi sekali.

3. Kalimat verbal

Kalimat verbal adalah kalimat tunggal yang predikatny adalah kata kerja.

Perhatikan kalimat berikut!


Andi mengerjakan tugasnya dengan serius.
S : Andi
P : Mengerjakan.

Contoh:

Adik menangis dengan sangat keras.


Budi pergi ke sekolah.
Anita sedang membuat kueh.
Harimau mengintai mangasnya.
Mobil itu melaju dengan kencang.

4. Kalimat numerial

Kalimat numerial adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata


bilangan.

Perhatikan kalimat berikut!


Lama pembangunan itu bertahun-tahun.

S : Lama pembagunan itu


P : Bertahun-tahun

Contoh:

Perjalananya berhari-hari untuk sampai di sini.


Waktunya berjam-jam untuk menyelesaikan tugas itu.

5. Kalimat prepositional

Kalimat prepositional adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata


depan atau preposisi.

Perhatikan kalimat berikut!


Jam itu di atas meja kerja ayah.

S : Jam itu
P : di atas

Contoh:

Pegawai baru itu dari kota Surabaya.


Sepatuku di bawah lemari pakaian.
Aku ke rumah Budi hari ini.
Buku itu tentang perjuangan seorang anak.
Pengertian, Ciri - Ciri dan Contoh Kalimat Majemuk

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua buah klausa atau lebih
yang saling dihubungkan dengan kata hubung (Konjungsi). Klausa klausa
tersebut berkedudukan sebagai anak kalimat dan induk kalimat.

Di dalam bahasa Indonesia ada empat jenis kalimat majemuk yang


diklasifikasikan berdasarkan hubungan antar klausa, diantaranya adalah kalimat
majemuk setara, bertingkat, rapatan dan campuran. Pada kesempatan kali ini
marilah kita bahas macam macam kalimat majemuk lebih jauh lagi.

Macam macam kalimat majemuk

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kedua klausanya


memiliki hubungan setara atau sederajat.

Ciri ciri kalimat majemuk setara

1. Antar klausa memiliki hubungan koordinatif, sehingga bisa berdiri sendiri


meskipun dipisahkan.

2. Klausa yang satu berkedudukan sama dengan klausa lainnya.

3. Konjungsi yang menghubungkan biasanya berupa, dan, lalu, kemudian,


bahkan, ketika, setelah, dan sebelum.

Contoh :
Klausa 1 = Ayah sedang berkebun.

Klausa 2 = Ibu sedang memasak di dapur.

Ayah sedang berkebun dan Ibu sedang memasak di dapur.

Contoh contoh kalimat majemuk setara :

1. Kakek sedang tertidur lelap sedangkan nenek sedang membaca Koran.

2. Budi sangat pandai dalam hal akademik, tetapi dia tidak pandai dalam hal
olahraga.

3. Ibu telah menyiapkan sarapan pagi sebelum ayah bangun dari tempat
tidurnya.

4. Paman datang dari Jakarta ketika aku sedang menonton televisi di ruang
tamu.

5. Burung burung kembali ke sarangnya setelah matahari terbenam di barat.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang klausa klausanya


memiliki hubungan yang tidak sejajar atau sederajat. Dengan kata lain, klausa
klausa tersebut ada yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat.

Ciri ciri kalimat majemuk bertingkat

1. Salah satu klausa / anak kalimat tidak tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata
lain, akan tidak memiliki arti jika dipisah.

2. Kata penghubungnya berupa jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab,


dan sehingga
Contoh

Klausa 1 / Induk kalimat = Gempa yang sangat dahsyat terjadi di Nepal

Klausa 2 / Anak kalimat = Bangunan dan rumah rata dengan tanah.

Gempa yang dahsyat mengguncang Nepal sehingga bangunan dan rumah rata
dengan tanah.

Contoh contoh kalimat majemuk bertingkat

1. Aku akan datang ke rumah Andi jika tidak hujan deras.

2. Budi sedang sakit ketika teman temannya mengajak dia bermain.

3. Semua toko di Pasar Baru tetap buka walaupun tanggal merah.

4. Perilaku Budi menunjukan bahwa dia adalah anak yang baik hati.

5. Hari ini sangat cerah bagaikan lampu yang bersinar.

6. Ani tidak pernah terlambat ke sekolah sebab rumahnya dekat.

7. Agung melempar kucing itu ke tanah sehingga menjadi kotor.

3. Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu. Kalimat kalimat tunggal
tersebut dirapatkan atau digabung dengan hanya menyebutkan bagian yang
tidak sama dan dipisahkan dengan tanda koma (,), dan konjungsi dan.
Ciri ciri majemuk rapatan

1. Bisa dipisahkan menjadi dua buah kaalimat tunggal atau lebih.

2. Dipisahkaan dengan tanda koma, dan konjungsi dan, serta, dan juga.

Contoh:

Ibu memasak ayam goreng.

Ibu memasak ikan goreng.

Ibu memasak nasi goreng untuk makan malam.

Ibu memasak ayam, ikan, dan nasi goreng untuk makan malam.

Contoh contoh kalimat majemuk rapatan.

1. Aku mengunjungi Museum Fatahillah dan Monumen Nasional di Jakarta.

2. Ayah memberiku buku, tas, dan sepatu baru.

3. Kakek minta dibelikan susu, roti, sabun mandi serta pasta gigi.

4. Budi mengajak Nia, Andi, Shinta serta Agung pergi ke pasar.

5. Ani sangat pintar dalam hal memasak, membersihkan tempat tidur, dan
merapikan baju.

4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan


gabungan dari kalimat majemuk setara dan bertingkat.
Ciri ciri kalimat majemuk campuran

1. Memiliki lebih dari dua buah klausa.

2. Dihubungkan dengan dua buah konjungsi seperti pada kalimat majemuk


setara dan campuran.

Contoh :

Klausa 1= Teman temanku telah pulang

Klausa 2 = Aku baru sampai.

Klausa 3 = Aku datang tepat waktu

Ketika aku baru sampai, teman temanku telah pulang padahal aku datang tepat
waktu.

Contoh contoh kalimat majemuk campuran.

1. Saat kebakaran itu terjadi, rumah sedang kosong sehingga tidak ada korban
yang terluka.

2. Budi merupakan anak yang pintar, tetapi sayangnya tidak rajin sehingga
kepintarannya tersebut menjadi sia sia.

3. Joko selalu sarapan pagi sebelum dia berangkat sekolah, meskipun hanya nasi
putih saja.
A. Apa itu Surat Resmi?

Sebenarnya pengertian surat resmi sudah ada pada artikel sebelumnya yang
membahas tentang Jenis-jensi Surat. Tapi untuk mengingatkan kembali apa itu
surat resmi, berikut adalah penjelasannya. Surat resmi adalah surat yang dibuat
suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang ditujukan
kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga,
organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi
adalah surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.

Surat yang sobat terima dari sekolah mengenai surat pengumuman merupakan
salah satu jenis surat resmi. Atau surat yang dibuat oleh organisasi, lembaga,
perusahaan juga termasuk surat resmi. Jadi tahu ya sobat apa itu surat resmi.
Terus apa dong yang membedakan surat resmi dengan surat yang biasa di buat
atau surat pribadi. Pertanyaan tersebut akan dijawab di bawah ini.

B. Ciri-ciri Surat Resmi

Surat resmi dikeluarkan oleh perusahan, organisasi, atau instasi yang


notabennya merupakan lemaga resmi sehingga pembuatnya pun haru memenuhi
aturan yang mana membedakannya dengan surat pribadi yang sering sobat buat.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri surat resmi, diantaranya adalah:

1. Surat resmi menggunakan kalimat yang efektif; sederhana, ringkas, jelas,


sopan dan menarik.
2. Surat resmi mengguanakan bahasa baku sesuai ejaan yang disepurnakan
(EYD) baik ejaan, kosakata, dan tata bahasa.
3. Penyajian surat resmi menggunakan bentuk full block, semi block atau
indented block. (baca: bentuk surat)
4. Menggunakan kop surat.
5. Tercantum nomor surat, lampiran, dan perihal.
6. Biasanya menyertakan cap atau stempel.

C. Bagian-bagian Surat Resmi

Bagian-bagian surat resmi:

1. Kepala/kop surat, terdiri dari:


o Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
o Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan
kecil.
o Logo instansi/lembaga.
2. Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
3. Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
4. Hal, berupa garis besar isi surat
5. Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
6. Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
7. Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
8. Isi surat
9. Penutup surat
10.Penutup surat, berisi:
o Salam penutup
o Jabatan
o Tanda tangan
o Nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
11.Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang
adanya suatu kegiatan.

D. Contoh Surat Resmi

Berikut ini adalah contoh sederhana dari surat resmi. Pelajari contoh berikut dan
buat contoh sendiri ya sobat.
Pengertian, Jenis, dan Cara Menulis Kutipan
Pengertian, Jenis, dan Cara Menulis Kutipan - Dalam karya tulis, baik karya
fiksi ataupun nonfiksi seringkali penulis mengutip pernyataan seseorang guna
mendukung pernyataanya. Lalu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
kutipan??? Serta bagaimana cara menulis kutipan??? Kali ini artikel
kelasindonesia.com akan mengulas mengenai kutipan.

Kutipan merupakan suatu kalimat yang berisi gagasan, ide, atau pendapat
seseorang yang dijadikan bahan acuan yang diambil dari berbagai sumber (
media cetak, online, atai audio). Kata kutipan berdasarkan KBBI memiliki arti
pungutan atau petikan. Menurut KBBI, mengutip diartikan sebagai mengambil
perkataan atau kalimat dari buku baik fiksi atau nonfiksi. Orang yang
mengambil kutipan disebut dengan pengutip, sedang proses mengutip disebut
pengutipan. Mengutip gagasan dari berbagai sumber disesuaikan dengan
kebutuhan.

Dalam tulisan tulisan ilmiah (non fiksi) kutipan banyak diambil dari buku-
buku terkait dengan proses ilmiah tulisan yang dibuat, kutipan tersebut
dibutuhkan sebagai pernyataan pendukung pernyataan penulis karya ilmiah. Tak
hanya melulu karya nonfiksi, tulisan-tulisan fiksi atau semifiksi biasanya
memberikan gagasan yang dapat dijadikan kutipan kehidupan seseorang, kata
kata motivasi merupakan salah satu contoh kutipan.

Mengapa perlu mengutip???

Seperti yang telah dijelaskan diawal, kutipan dapat dijadikan sebagai


pendukung argumentasi penulis terutama karya ilmiah yang harus logis dan
sesuai fakta, tidak asal- asalan maka perlu gagasan- gagasan pendukung dari
para ahli atau hasil penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, kutipan memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Landasan teori karya ilmah. Banyak penelitian penelitian yang dilakukan
karena didasarkan pada pernyataan seseorang dari berbagai sumber antara lain
buku, journal, dan lainnya

b. Pandangan atau acuan. Seperti kutipan ayat- ayat Tuhan, Nabi, atau pendapt
seseorang dapat dijadikan pandangan terhadap melihat sesuatu.

c. Penguat argumen. Sama seperti pada nomor 2, dalam hal ini kutipan dapat
dijadikan sebagai bahan penguat argumen penulis.

Dalam mengutip terdapat aturan atau prinsip yang harus diperhatikan. Hal
tersebut harus diperhatikan agar tulisan kita tidak dicap sebagai suatu plagiarism
yaitu suatu tindak kriminal yang menjiplak gagasan seseorang sebagai hasil
karyanya. Oleh karena itu agar tidak dicap plagiat, maka prinsip yang harus
diperhatikan ketika mengutip yaitu:

1. Sebagai pengutip tidak diperkenankan untuk mengubah apapun, kata atau


kalimat, meski bertujuan untuk membenarkan ejaan atau sebagainya. Oleh
karena itu, jika menemukan ejaan yang salah dalam sumber yang dikutip,
pengutip tidak dikenankan untuk membenarkannya.

2. Dalam mengutip gagasan seseorang, pengutip diperbolehkan menghilangkan


beberapa kata atau kalimat yang dikiranya tidak mengubah arti atau makna dari
gagasan yang dikutip. Bagian- bagian yang dihilangkan dapat diganti dengan
tanda titik atau spasi.

3. Sebelum mengutip, pengutip harus mempertimbangkan terlebih dahulu


apakah kutipan tersebut perlu dilakukan atau tidak

4. Pengutip harus memperhatikan ketelitian dan ketepatan kutipan, termasuk


penting atau tidak kutipan dilakukan, dari segii penulisan yang tidak mengubah
makna dan lain sebagainya. Kutipan dirasa perlu jika terkait dengan teori atau
hasil penemuan.
5. Perhatikan teknik dan jenis kutipan. Sebaiknya jangan terlalu sering
mengunakan jenis kutipan langsung.

Pada poin lima penjelasan diatas disebutkan bahwa pengutip harus


memperhatikan teknik dan jenis kutipan. Ada berapa macam jenis kutipan???
Macam- macam kutipan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

a. Kutipan Langsung

Jenis kutipan ini adalah kutipa yang mengutip gasasan sama persis dengan
sumber aslinnya. Pengutip tidak diperkenankan untuk mengubah atu
menghilangkan apapun dari pernyataan yang diambil dengan kkutipan
langsung. Apabila ditemukan kesalahan kata atau kemiringan huruf harus diberi
tanda [.....] untuk memberitahukan. Contoh: Darwinisme [penulisan miring dari
pengutip]. Oleh karena pengutip tidak diperbolehkan untuk mengubah
seikitpun, maka sepenti pada poin lima prinsip pengutipan dianjurkan untuk
tidak terlalu sering menggunakan kutipan enis ini. Hal ini karena kekayaan
bahasa dan kemampuan analisis menjadi rendah, serta kutipan jenis ini
cenderung memungkinkan terjadinya plagiarisme (copy-paste). Ada dua teknik
mengutip dengan kutipan langsung, yaitu:

1) Kutipan tidak lebih dari empat baris

Penulisan kutipan diletakkan menyatu dengan teks non kutipan (satu alinea).
Untuk menunjukkan kutipa dengan jelas, maka kutipan ditulis dengan memberi
tanda petik, yang diikuti dengan nama pengarang, tahun terbit serta halaman
dimana kutipan tersebut diambil dari sumber. Untuk kutipan yang berasal dari
media online maka cantumkan siapa penulis artikelnya, dan tahun penulisan
artikel tersebut.
Contoh: Mmenurut Darwin dalam bukunya the origin of spesies (1829:215)
variation of spesies means by natural selection

Bagaimana jika pengutip tidak dapat menemukan sumber asli karya yang ingin
dikutip. Maka pengutipan dapat ditulis seperti contoh berikut:

Menurut Darwin (dalam Rukmana, 2010:17), variasi makhluk hidup terjadi


karena proses seleksi alam.

Jika mengutip bagian awl dan akhir, ada kalimat tengah yang tidak dibutuhkan,
maka kalimat tengah tersebut dapat diganti dengan tanda elipsis (...), yaitu tanda
titik sebanyak tiga kali, dan yng keempat merupakan tanda akhir kalimat.

Contoh:

hidup tergantung bagaimana kita ingin mewujudkannya. ... . tak ada yang
membatasi impian Anda, selama Anda tetap berusaha mencapainya. Jadi
mulailah merancang masa depan Anda dan lakukanlah secara terus menerus.
Jika Anda bisa memimpikannya, Anda dapat melakukannya (Amir, 2009:37)

2) Kutipan langsung lebih dari empat baris

Karena kutipan ini termasuk kutipan yang panjang maka penulisannya dapat
dipisahkan dari teks dengan jarak spasi 2,5. Dengan satu spasi untuk penulisn
kutipan.

Contoh:
Proses pembentukkan manusia terjadi secara bertahap yang diawali dengan
terjadinya pembuahan atau fertilisasi, dan kemudian berkembang terus sampai
pembentukkan organ terjadi di dalam rahim induk betina. Seperti yang
diterangkan oleh Allah dalam firmannya dalam Q.S. AL-Muminum: 12-14:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal dari tanah. Kemudian Kami jdikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah , lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik.

b. Kutipan Tidak Langsung

Merupakan jenis kutipan dengan teknik pengutipan yang berbeda denngan


kutipan langsung. Dalam kutipan tak langsung, pengutip diperbolehkan
mengubah kalimat gagasan penulis dengan bahasa pengutip dengan syarat tidak
mengubah makna dari gagasan tersebut. Oleh karena itu, pengutip bertanggung
jawab atas kutipannya. Meski diperbolehkan mengubah, tetap saja nama penulis
gagasan dan tahun terbit harus dicantumkan, hanya saja penulisan kutipan tidak
perlu diberi tanda petik.

Contoh:

Banyak definisi mengenai arti cinta. Subroto (2008:16) mendefiniskan cinta


sebagai suatu kehidupan. Menurutnya kehidupan terbentuk dimulai dengan
bercinta.

Kutipan tak hanya menyantumkan nama, kebenaran sumber yang digunakan


pengutip harus dicantumkan ke dalam daftar pustaka. Hal ini untuk
memverifikasi bahwa kutipan benar-benar ada di dalam sumber yang
digunakan. Dan juga, hal tersebut dapat menjadi media informasi untuk
pembaca lain dalam mencari sumber asli yang dibutuhkan.

B. Prinsip-prinsip Mengutip
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan
orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar
dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan
dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya
seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak
diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari
sumber kutipan kita.
Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan
dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan
perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita.

Caranya :
- Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
- Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang
dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri
sampai margin kanan).

C. Teknik-teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung
diantaranya sebagai berikut :
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :

Kutipan diintegrasikan dengan teks


Jarak antar baris kutipan dua spasi
Kutipan diapit dengan tanda kutip
Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis
nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat kutipan itu diambil.

b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :

Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi


Jarak antar kutipan satu spasi
Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang
atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris
pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
Kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan diintegrasikan dengan teks


Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
Kutipan tidak diapit tanda kutip
Sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki


Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja.
Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan


Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila
pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan
langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan


Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah semacam rujukan seorang penulis dalam menyusun


karyanya. Daftar pustaka dapat kita temukan di makalah, laporan penelitian,
skripsi maupun essay. Daftar pustaka penting perananya dalam sebuah karya
tulis. Sebuah karya tulis besar yang tidak memiliki daftar pustaka bisa saja
diragukan kebenarannya.

Daftar pustaka juga penting dicantumkan dalam sebuah karya tulis antara lain
karena beberapa alasan berikut ini. Pembaca yang tertarik dengan topik yang
kita bahas di karya tulis kita, tentunya akan lebih mudah dalam meng-cross
check karya tulis kita jika kita mencantumkan daftar pustaka. Dengan
mencantumkan daftar pustaka, kita sebagai penulis karya tulis juga sudah
membantu para pembaca kita untuk mencari informasi lainnya yang berkaitan
dengan tulisan kita.

Seiring dengan kemajuan teknologi, sebuah daftar pustaka tidak melulu berisi
sumber-sumber yang bentuknya buku. Hal ini karena sumber-sumber ilmu
pengetahuan dan referensi dapat kita temukan dalam bentuk data digital semisal
CD dan kaset.

Sebuah halaman atau situs di internet juga tidak boleh diabaikan untuk
dicantumkan dalam sebuah daftar pustaka jika ini merupakan sebuah sumber
yang berkualitas. Termasuk kategori penting untuk dicantumkan dalam daftar
pustaka adalah ceramah atau pidato seorang narasumber yang berkompeten
dalam bidangnya.

Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustakayang


baik dan benar yaitu :

1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama


marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang
tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan
nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka
3. Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak
dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul
4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan
seterusnya diketik mulai ketukan ke-7
5. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi
6. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi

Contohnya:
Buku ditulis satu Orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR Turning A Great Idea into A
Business Reality. New York : Amacom
Buku ditulis dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management,
Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private
Ltd.
Buku ditulis lebih dari dua orang

Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San


Francisco : WH. Freeman and Company

Anda mungkin juga menyukai