Anda di halaman 1dari 27

BEDAH KISI-KISI BAHASA INDONESIA

1. Isi teks laporan hasil observasi


Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang
disusun dan didasarkan pada hasil pengamatan serta fakta yang ada.

 Pernyataan yang termasuk isi teks laporan observasi adalah


a. kalimat definisi
b. Pengamatan
c. Bersifat objektif dan terdapat klasifikasi

Atau teks laporan hasil observasi biasanya berisi tentang informasi mengenai sesuatu, contohnya:
Keadaan alam, keadaan lingkungan, makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan), peristiwa,
kesenian, kebudayaan.

2. Makna teks laporan hasil observasi


 Makna kata
Makna kata atau makna leksikal merupakan arti dari sebuah kata yang bersifat lepas
artinya tidak terikat oleh konteks.
Contohnya: kata senang memiliki arti gembira, kata aman memiliki arti tentram , dan
kata kucing yang berarti hewan bertaring yang sering dijadikan peliharaan dan mudah
akrab dengan manusia.
 Makna istilah
Istilah merupakan sebuah kata atau gabungan dari kata yang mengandung makna,
keadaan, sifat, dan juga konsep proses dari sebuah bidang tertentu.
Istilah sendiri terdiri dari dua macam yaitu
a. Istilah khusus (istilah yang hanya digunakan pada satu bidang tertentu)
b. istilah umum (kata atau istilah yang digunakan secara umum).
Makna istilah merupakan makna dari kata atau gabungan kata berupa istilah yang
digunakan dalam sebuah kalimat atau teks.
Contoh: Kandungan merupakan sesuatu yang terkandung atau tercantum di dalamnya,
Olahan merupakan hasil dari mengolah.

3. Menentukan ide pokok paragraf dalam sebuah artikel


Ide Pokok Paragraf adalah inti pembicaraan atau pokok permasalahan dalam sebuah bacaan.

Ide pokok merupakan kalimat yang bersifat umum, kemudian bisa dijelaskan melalui kalimat
penjelas yang lebih khusus, sehingga bacaan lebih runut.

 Cara menentukan ide pokok


a. Baca seluruh paragraf dengan cermat
b. Cermat kalimat pertama hingga akhir
c. Baca tiap kalimatnya
d. Tandai ide pokok tiap paragraf
e. Tandai info penting tiap paragraf

4. Menentukan informasi makna dan opini dalam artikel


Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian penulis tentang
masalah itu.

 Fakta
Adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi nyata dengan disertai
bukti yang mengandung kebenarannya. Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan (apa,
siapa, kapan, di mana, atau berapa)
a. Ciri-ciri fakta
 Merupakan suatu kebenaran umum
 Menyertakan bukti berupa data-data yang akurat
 Mengungkapkan peristiwa yang benar terjadi
 Opini
Adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini biasa nya
dapat menjawab pertanyaan (bagaimana dan mmengap)
a. Ciri-ciri opini
 Menggunakan kutipan kata-kata seseorang, ditandai dengan ("...")
 Menggunakan sudut pandang penulis dalam bentuk penafsiran terhadap fakta
 Menggunakan kata yang tidak pasti (mungkin, rasanya, dll)
 Menggunakan kata yang bertujuan menyampaikan sesuatu (sebaiknya, saran,
pendapat, dll)

5. Mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi


Teks eksplanasi didefinisikan sebagai sebuah teks yang menjelaskan runtutan-runtutan terjadinya
sebuah kejadian atau fenomena alam atau sosial, serta sebab-akibat dari terjadinya sebuah
fenomena.

 Teks eksplanasi memiliki tiga struktur bagian, yaitu:


a. Pernyataan umum adalah bagian dalam teks eksplanasi yang memberikan gambaran
umum mengenai fenomena yang sedang dibahas. Biasanya berupa pengenalan ataupun
penjelasan singkat.
b. Deretan penjelas adalah urutan-urutan terjadinya suatu fenomena mulai dari sebab
hingga akibat yang dihasilkan oleh fenomena tersebut. Deretan penjelas ini kadang bisa
berisi lebih dari satu paragraf.
c. Interpretasi adalah bagian dari struktur eksplanasi yang berisi tentang intisari dari
keseluruhan teks.

Hal yang harus diketahui dalam mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi adalah urutan-
urutan terjadinya suatu fenomena mulai dari sebab hingga akibat yang dihasilkan oleh fenomena
tersebut.

6. Isi tersirat dalam sebuah paragraf


Dalam sebuah paragraf memiliki isi tersirat yang biasanya berupa

 Maksud penulis
 Pandangan penulis
 Keberpihakan penulis
 Sebab akibat

7. Pernyataan umum dan tahapan dalam teks prosedur


Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah suatu aktivitas atau kegiatan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

 Struktur teks prosedur


a. Tujuan (bagian pembuka)
Dalam tujuan termasuk dalam pernyataan umum yang berisi tentang kalimat pengantar,
tentang topik yang akan dijelaskan dalam teks.
b. Langkah-langkah
Berupa perincian atau tahapan petunjuk yang disarankan kepada pembaca terkait dengan
topik yang ditentukan.
c. Penegasan ulang
Bagian terakhir ini menjelaskan tentang simpulan, harapan, manfaat dari suatu prosedur
yang telah dilakukan. Bagian ini bersifat opsional, yakni boleh ada dan boleh tidak ada
dalam teks prosedur.

8. Kebahasaan resensi
Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film,
atau karya orang lain.

 Kaidah kebahasaan resensi


 banyak menggunakan konjungsi penerang (bahwa, yakni, yaitu)
 Banyak menggunakan konjungsi temporal (sejak, semenjak, kemudian, akhirnya)
 Banyak menggunakan konjungsi penyebab (karena, sebab)
 Menggunakan pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi (jangan, hendaknya,
harus)

9. Konjungsi
a. Konjungsi kausalitas

Konjungsi kausalitas berguna untuk membuat kalimat sebab akibat dari sebuah peristiwa yang
terjadi.

 Kausal bersyarat (jika, kalau, bila, dan apabila)


 Kausal untuk (agar dan untuk)
 Kausal akibat (oleh sebab itu, oleh karena itu, maka, sehingga)
 Kausal simpulan (demikian dan jadi)
 Kausal alasan (karena)

b. Konjungsi kronologis

Pada konjungsi ini, kalimat menerangkan tentang suatu kejadian atau kalimat yang bersifat
runtut. (Sejak itu, lalu, sementara itu, setelah itu, mula-mula, pada akhirnya, sebelum, setelah,
pertama, kedua, ketiga, keempat)

c. Konjungsi korelatif

adalah kata untuk menghubungkan dua kata yang setara, baik itu kata, frasa, klausa, ataupun
kalimat. (demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, jangankan-pun)

d. Konjungsi temporal

 Sederajat (kemudian, lalu, selanjutnya, setelahnya, sebelumnya) terletak di tengah


kalimat
 Tidak sederajat (kemudian, lalu, selanjutnya, setelahnya, sebelumnya)

10. Isi tersurat teks cerpen


Makna yang terkandung dari sebuah teks dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
 Makna tersurat
Makna tersurat adalah makna yang secara langsung dinyatakan dalam bacaan.
 Makna tersirat
Makna tersirat adalah makna yang secara tidak langsung dinyatakan dalam teks.
Makna ini dapat diperoleh setelah kita memahami isi teks tersebut.
Contoh soal:
Rokok adalah benda yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan dengan
memberikan candu kepada orang yang menikmatinya. Rokok mempunyai rupa silinder
dari kertas berukuran panjang, berisi daun tembakau yang telah dicacah. Rokok biasanay
dijual dalam bungkusan yang umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan
perokok akan bahaya kesehatan akibat merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung.
Informasi tersurat yang terdapat pada kutipan teks tersebut adalah ....
A. dalam bungkusan terdapat pesan kesehatan yang memperingatkan perokok.
B. orang terbiasa merokok akan kecanduan dan susah untuk berhenti.
C. orang yang merokok akan terbiasa rileks dan nyaman.
D. kebiasaan merokok dapat merugikan kesehatan.

11. Makna ungkapan dalam penggalan cerpen


 Makna leksikal
Adalah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus. Istilah leksikal berasal
dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah
kata yang bermakna leksikal. Misalnya: Batin (hati), belai (usap), cela (cacat).
 Makna gramatikal
Adalah makna kata yang diporoleh dari hasil peristiwa tata bahasa, sedangkan
istilah gramatikal berasal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna
gramatikal sebagai hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi.
Misalnya: Nosian pada kata gantungan adalah alat.
Contoh soal:
Nasib orang tidak pernah diduga. Benar kata orang bijak, jodoh, mati, bahagia dan
celaka, itu rahasia Tuhan. Manusia hanya bisa berikhtiar, tetapi Sang Kuasa yang
menentukan. Namun, bukan berarti harus pasrah. Berusaha adalah Jalan terbaik. Bahkan,
disukai Tuhan. Banyak orang yang tadinya biasa saja, tiba-tiba setelah sekian waktu jadi
orang luar biasa. Ketua RT yang tiga tahun mengabdi itu telah menjadi orang penting di
perusahaan yang sudah berdiri bertahun lamanya. Ia tengah dipercaya menjadi tangan
kanan pimpinan perusahaan itu.
Makna ungkapan tangan kanan pada kutipan cerita tersebut adalah….
A. orang kesayangan
B. orang kepercayaan
C. orang kebanggaan
D. kekeluargaan

12. Makna simbol dalam puisi


 Kata berlambang/simbol/kias adalah kata-kata tertentu yang mewakili suatu hal
yang ingin disampaikan.
 Macam-Macam Kata Berlambang
Kata berlambang dalam karya sastra, khususnya puisi dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a. Lambang benda
Perhatikan contoh berikut.
Burung dara jantan
Yang dulu kau pelihara
Kini telah terbang menemui jodohnya
(WS Rendra)
Baris burung dara jantan merupakan lambang/simbol yang berarti anak laki-laki.
b. Lambang warna
Pada contoh di bawah ini lambang warna hitam digunakan untuk mengungkapkan
perasaan duka.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
Salemba
(Karangan Bunga karya Taufik Ismail)
c. Lambang bunyi
Lambang bunyi berarti makna khusus bunyi alat musik atau perpaduan bunyi-
bunyi tertentu.
Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukan pohonan pina
Tembang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkubanperahu
(Priangan Si Jelita karya Ramadhan K.H.)
d. Lambang suasana
Lambang suasana berarti menggambarkan suatu peristiwa atau keadaan dengan
hal lain. Perhatikan contoh berikut.
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(Doa karya Chairil Anwar)
Pada baris yang ditandai dengan garis bawah, penyair mencoba mengungkapkan
suasana kegelisahan karena jauh dari Tuhan. Kegelisahan itu dilambangkan
dengan mengembara di negeri yang asing
13. Watak tokoh dalam cerpen
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita.
 Berdasarkan kepentingan perannya, ada tokoh utama dan tokoh bawahan.
 Berdasarkan wataknya, ada tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh
protagonis adalah tokoh yang memiliki sifat baik, sedangkan tokoh antagonis
adalah tokoh yang memiliki sifat tidak baik.
Langkah-langkah menentukan watak tokoh dalam cerita
1) Baca dan pahami isi kalimat yang berkaitan dengan tokoh yang ditentukan.
2) Cermati kalimat yang isinya menggambarkan watak tokoh yang ditentukan.
3) Simpulkan watak tokoh berdasarkan kalimat-kalimat yang menunjukkan watak
tokoh.
14. Latar suasana dalam penggalan novel
 Latar suasana
Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku melakukan
sesuatu. Seperti misanya: saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.
Contoh soal:
Tanah di pekuburan umum itu masih basah ketika para pelayat sudah pulang. Sementara
aku masih duduk sambil sesekali menyeka air mata. Ibu yang selama ini paling aku
hormati dan sayangi tadi malam telah menghadap Sang Pencipta.
Latar suasana yang tergambar pada kutipan cerita tersebut adalah ….
A. kecewa
B. sedih
C. marah
D. khawatir
Arti kata-kata pada pilihan jawaban tersebut adalah sebagai berikut.
1. kecewa: kecil hati; tidak puas (karena tidak terkabul keinginannya, harapannya, dan
sebagainya); tidak senang
2. sedih: merasa sangat pilu dalam hati; susah hati
3. marah: sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan
sebagainya); berang; gusar
4. khawatir: takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti

15. Penyebab terjadinya konflik yang terdapat dalam drama


 Arti kata sebab adalah hal yang menjadikan timbulnya sesuatu; lantaran; karena;
(asal) mula.
 Arti kata penyebab adalah yang menyebabkan
 Arti kata konflik adalah ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau
drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh,
pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya
 Penyebab konflik adalah yang menyebabkan ketegangan atau pertentangan dalam
cerita.

Contoh soal:

Seharusnya pukul tujuh tadi Deo sudah mencangkung di kelas. Bersiap menjalani
rutinitas harian sebagai anak 11 tahun: belajar di sekolah. Namun, Deo bosan. Itu
yang ia sampaikan berulang kali kepada ayah dan ibunya. Deo bosan sekolah.
Sayangnya ayah dan ibu tidak sekali pun menganggap serius perkataan Deo tersebut.
Dengan pola yang selalu sama, mereka menyuruh Deo agar rajin belajar di sekolah,
jangan malas, supaya nanti menjadi orang sukses. Seperti ayah dan ibu? Suatu kali
Deo bertanya. Kedua orang tuanya saling bertatapan. Tanpa menjawab apa-apa. "Tapi
Deo tidak mau menjadi seperti ayah dan ibu yang sibuk kerja terus," lanjut Deo. Bila
sudah seperti orang tua membelokkan pembicaraan ke arah hal-hal yang disukai Deo:
video game, sepatu baru, drone edisi anak-anak, kacamata VR. Mereka mengira
omongan Deo hanyalah jalan memutar yang Deo lalui demi maksud -maksud lain.
Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....

A. tokoh Deo takut kepada orang tuanya

B. tokoh Deo kecewa dengan orang tuanya

C. tokoh Deo teringat keinginan orang tuanya

D. tokoh Deo meminta hadiah dari orang tuanya

16. Amanat yang terdapat dalam penggalan cerpen


Amanat juga terdapat 2 bagian dari cara penyampaiannya yaitu:
 Amanat Tersirat
Didapat dari membaca alur cerita secara keseluruhan dan akan mendapat
pengetahuan melalui jalan cerita yang dibaca.
 Amanat Tersurat
Didapat melalui kesimpulan yang dibuat oleh penulis kepada pembacanya
sehingga kamu tida perlu membaca cerita keseluruhan untuk menentukan amanat
dalam cerpen.
Cara paling mudah untuk menentukan amanat dalam cerita itu intinya adalah dimana kita
menemukan cerita yang membahas tentang pesan moral entah itu Agama, Politik, Sosial
dan sebagainya. Ada juga amanat yang berhubungan dengan suatu ajakan dan larangan.
Apabila kamu ketika membaca sebuah cerita dan terlintas bacaan kamu dengan kata
"jangan" bisa jadi itu adalah pesan perintah larangan atau amanat larangan yang
disampaikan oleh penulis.
Amanat juga bersifat "Random" atau Bebas, maksud dari bebas disini adalah pesan yang
bertaburan dimana mana entah itu di bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Akan tetapi
kebanyakan para pengarang akan menaruh Amanat dalam cerpen mereka pada bagian
akhir, sekaligus menjadi paragraf penutup untuk cerita pendeknya.
Contoh soal:
Episode kamuflase Kahono akhirnya sampai di titik akhir. Pencitraan diri yang
dilakukannya menemui titik balik. Penampilan diri, tutur kata, dan kemurahan hati yang
selama ini ditampilkannya telah terkelupas dan menampakkan keasliannya. Kahono tak
lebih sebagai tengkulak licik yang siap mencekik leher petani sayur di Karangsari
menjadi sesak napas. Menghisap darah dan keringat para pejuang agraris itu demi
kemakmuran hidupnya melalui cara yang tak dikenali masyarakat. Kini para petani pun
menyadari bahwa selama ini mereka telah tertipu.
Amanat pada kutipan cerita tersebut adalah …
A. Jangan melakukan pencitraan diri yang membuat orang lain rugi.
B. Jangan menilai hanya dari penampilan diri orang tersebut.
C. Lindungilah para petani dari segala bentuk kejahatan.
D. Jagalah kesuburan tanah untuk para petani di pedesaan.

17. Nilai moral yang terdapat dalam cerpen


Berikut ini penjelasan dari nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.
 Nilai ketuhanan: berkaitan dengan hubungan antar manusia dengan Tuhan.
 Nilai agama: menyangkut aturan-aturan yang terkait dengan hubungan antara
manusia dengan Tuhan.
 Nilai moral: mengatur hubungan yang menyangkut masalah baik buruk, sopan
santun, dqn etika antarmanusia.
 Nilai budaya: menyangkut masalah adat istiadat, kebiasaan, dan bahasa dalam
kehidupan sosialnya.
 Nilai sosial: menyangkut hubungan antarmanusia dalam kehidupan sosialnya.
 Nilai pendidikan: berhubungan dengan ajaran yang dapat diambil dari sebuah
karya.
 Nilai psikologis: menyangkut masalah eksistensi, ketakutan, dendam, dan nilai-
nilai lain yang dialami jiwa manusia.
 Nilai estetika: berkaitan dengan keindahan kebahasaan dalam sastra.

18. Membandingkan nilai-nilai kebahasaan cerita rakyat


 Menurut Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam hikayat, yaitu
a) Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di
masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya
dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang
nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
b) Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral
berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
c) Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya dit…
d) Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.
e) Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa
nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial
dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

 Gaya bahasa atau penggunaan bahasa cerita rakyat biasanya menggunakan bahasa
melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam cerita sejarah/ hikayat adalah
a) Menggunakan majas
Penggunaan majas bertujuan agar cerita lebih menarik.
b) Banyak menggunakan konjugsi pada setiap awal kalimat
Contoh:
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang
disangkanya susu harimau beranak muda itu Hatta datanglah kesembilan orang
anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda
itu .
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan
dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian.
c) Menggunakan kata arkais
Meskipun bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat bahasa Indonesia (berasal
dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam cerita rakyat dijumpai dalam bahasa
Indonesia sekarang. Kata-kata dalam hikayat sudah jarang digunakan atau bahkan
sudah asing disebut sebagai kata-kata arkais.
d) Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal.
Hal ini ditandai oleh tokoh-tokohnya yang melakukan kegiatan yang tidak masuk
akal. Misalnya dapat berbicara dengan binatang, bisa memasak di telapak tangan,
bisa terbang dn lain-lain.
19. Peserta didik dapat membuktikan watak tokoh
utama dalam penggalan cerpen tersebutBerikut ini adalah beberapa jenis-jenis karakter tokoh
mulai yang membedakan watak atau penokohan tokoh yang satu dan tokoh yang lainnya.

1. Protagonis

Protagonis adalah jenis-jenis karakter tokoh yang paling disoroti di dalam jalannya atau alur
cerita. Biasanya tokoh protagonis ini digambarkan memiliki watak dan sifat yang baik dan juga
bersifat positif. Sehingga tokoh protagonis ini banyak disukai oleh penonton atau pembaca karya
sastra.

2. Antagonis

Selain tokoh protagonis, jenis-jenis karakter tokoh yang selanjutnya adalah karakter
antagonis. Tokoh antagonis ini adalah tokoh yang kontras dengan tokoh protagonis. Di mana
tokoh antagonis ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki watak atau sifat yang buruk dan
biasanya menjadi musuh atau memusuhi tokoh protagonis.

Tokoh antagonis juga bisa disebut sebagai tokoh yang menentang cerita karena tokoh
antagonis ini sering digambarkan sebagai sosok tokoh yang memiliki sifat negatif, yaitu
memiliki dendam, pembohong, jahat, sombong, penipu, kasar, tidak bersahabat, suka membuat
masalah, dan berbagai sikap buruk lainnya.

3. Tritagonis

Tokoh selanjutnya yang biasa muncul di dalam karakter tokoh atau penokohan adalah tokoh
tritagonis. Tokoh tritagonis ini biasanya muncul di dalam cerita sebagai tokoh yang mampu
menjadi penengah antara pertikaian atau konflik yang hadir di antara tokoh antagonis dan tokoh
protagonis.

Karena tokoh tritagonis ini diciptakan sebagai tokoh penengah, maka watak yang dimiliki
tokoh tritagonis biasanya bijak dan berwibawa. Hal ini karena tokoh tritagonis digambarkan
harus mampu menjadi pendamai atau jembatan atas penyelesaian konflik yang muncul di dalam
jalannya cerita.

4. Skeptic

Secara umum, pembagian jenis-jenis karakter tokoh yang terkenal memang hanya ada tiga
yang dijelaskan di atas yakni tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Namun ada
pula jenis-jenis karakter tokoh lain yang mewarnai jalannya alur di dalam sebuah cerita.

Salah satunya adalah tokoh skeptic. Tokoh skeptic ini biasa dikenal sebagai tokoh yang
memusuhi karakter baik. Artinya, tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang mendukung tokoh
antagonis dalam cerita. Berbeda dengan tokoh antagonis, tokoh skeptic ini merupakan tokoh
pendukung yang tidak terlalu sering muncul di dalam cerita.

Meski hanya jadi tokoh pendukung, tokoh skeptic ini biasanya menjadi pelengkap
munculnya konflik. Tokoh skeptic ini juga bisa berperan menghidupkan alur atau jalan cerita
agar jalan cerita tidak terkesan datar dan monoton.

5. Sidekick

Selain tokoh skeptic, karakter tokoh yang juga mendukung jalannya cerita selain tokoh
protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis adalah tokoh sidekick. Tokoh sidekick ini
biasanya tokoh yang muncul atau dimunculkan sebagai penyeimbang munculnya tokoh skeptic.

Konsep tokoh sidekick yang menyeimbangkan tokoh skeptic ini hampir sama dengan peran
tokoh protagonis dan tokoh antagonis, namun bedanya tokoh sidekick ini merupakan tokoh
pendukung. Tokoh sidekick ini tokoh yang menjadi pendukung tokoh protagonis atau pendukung
tokoh yang berperilaku baik.

6. Contagonist

Tokoh contagonist ini adalah tokoh yang mendukung atau tokoh pendukung dengan
karakter yang berseberangan dengan tokoh protagonis. Biasanya, tokoh contagonist ini muncul
di tengah-tengah jalannya cerita. Mengapa demikian? Penulis atau pengarang memang biasanya
memunculkan tokoh contagonist di tengah cerita.

Hal ini karena sifat dari tokoh contagonist ini hanya menjadi pendukung konflik yang
muncul, sehingga konflik atau jalannya cerita yang terjadi atau berlangsung lebih hidup dan lebih
menarik lagi.

7. Guardian

Sama dengan peran seperti namanya, tokoh guardian ini muncul sebagai pelindung dari
peran utama. Tokoh guardian ini biasanya muncul setelah hadirnya tokoh contagonist. Tokoh
guardian akan muncul sebagai penyeimbang para tokoh yang muncul sebelumnya.

Karena tokoh guardian ini berperan sebagai pelindung pemeran utama, tokoh guardian ini
biasanya digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sifat yang bijak dan baik hati
sehingga mampu menjadi pelindung bagi pemeran utama di dalam cerita yang berlangsung.

8. Reason

Selain itu, jenis-jenis karakter tokoh yang muncul lainnya adalah tokoh reason. Tokoh
reason ini juga merupakan tokoh pendukung. Yang mana meskipun tidak berperan sebagai
pemeran utama, namun perannya akan menjadi penentu dan menjadi warna bagi alur cerita yang
berlangsung.
Tokoh reason ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang tenang dan selalu
berpikiran logis serta sabar. Oleh sebab itu, tokoh reason ini akan membantu menyelesaikan
masalah dengan cara membantu tokoh utama dalam penyelesaian masalah atau konflik yang
dihadapi.

9. Emotion

Meski merupakan tokoh pendukung, namun tokoh emotion ini juga memiliki peran yang
cukup penting dalam jalannya sebuah alur cerita, yang mana tokoh ini akan mampu jadi tokoh
yang memicu konflik di dalam sebuah cerita sehingga jalan cerita jadi semakin menarik.

Tokoh emotion ini memiliki sikap atau sifat yakni tidak bisa berpikir tenang. Tokoh
emotion ini digambarkan sebagai tokoh yang tidak bisa mengendalikan perasaannya dan tidak
bisa berpikir tenang. Oleh sebab itu, kehadiran tokoh emotion ini menambah bumbu di dalam
jalannya sebuah cerita.

Tokoh emotion ini bisa muncul dan memicu adanya konflik baru atau memicu konflik besar
yang akan terjadi di dalam rangkaian cerita sehingga cerita semakin panjang dan juga semakin
menarik.

10. Deutragonis

Sama dengan tokoh sidekick, tokoh pendukung yakni tokoh deutragonis ini menjadi teman
setia bagi tokoh protagonis yang akan selalu menemani dan mendukung para tokoh utama, yakni
tokoh protagonis.

Tokoh deutragonis ini digambarkan sebagai sosok tokoh yang menjadi teman, baik tempat
curhat atau sosok yang selalu ada bagi tokoh protagonis dan membantu tokoh protagonis
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

11. Foil

Selanjutnya adalah tokoh pendukung yang sama dengan tokoh pendukung skeptic. Tokoh
pendukung foil yang memiliki peran sama dengan tokoh skeptic ini merupakan tokoh yang akan
selalu menemani dan mendukung peran dari tokoh utama dalam hal ini adalah tokoh antagonis.

Tokoh foil ini nanti akan berperan sebagai tokoh yang membantu tokoh antagonis dalam
menyelesaikan masalah atau memenangkan konflik di dalam cerita atau alur cerita yang
disajikan.

12. Figuran

Jenis-jenis karakteristik tokoh yang selanjutnya adalah tokoh figuran. Seperti yang kita
ketahui bersama, tokoh figuran yang ada di dalam jalannya cerita adalah sebagai karakter yang
melengkapi jalannya sebuah cerita. Tokoh figuran di dalam cerita ini tidak terlalu sering muncul
seperti pemeran utama.

Namun meski demikian, peran dari tokoh figuran ini tidak kalah penting dari tokoh utama.
Tokoh figuran ini bahkan biasanya menjadi pemanis dan membuat jalan cerita akan lebih
menarik. Hal ini karena tokoh figuran biasanya digambarkan sebagai sosok yang memiliki sifat
unik sehingga menjadi warna dalam jalannya cerita.

Tokoh figuran seringkali memiliki sifat yang lucu dan menyenangkan, sehingga bisa
menjadi penghibur bagi tokoh utama dan juga mampu menyeimbangkan jalannya cerita sehingga
bisa diterima pembaca atau penonton dengan baik.

20. Menganalisis nilai kehidupan dalam cerpen


Nilai-nilai kehidupan yaitu perbuatan baik yang harus kita tiru dan perbuatan buruk yang
harus kita jauhi. Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen, yaitu sebagai berikut:

Nilai moral, yaitu nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak
atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi
suatu nilai yang baik ataupun nilai yang buruk.

Nilai budaya/adat, yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, dan
adat istiadat yang berlaku.

Nilai agama/religi, yaitu hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam
cerpen, berkaitan dengan ajaran agama.

Nilai sosial, yaitu nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di
dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan, dan masyarakat sekitar tokoh.

21. Menilai isi dua buku fiksi dan satu buku pengayaan
22. Peserta didik dapat melengkapi kebahasaan proposal yang
dirumpangkan.

23. Kata kohesi L1 Peserta didik dapat melengkapi teks nonsastradengan


kata-kata rujukan yang dirumpangkan tersebut
Kohesi adalah hubungan kepaduan antarkalimat dalam paragraf. Kohesi dan koherensi
merupakan syarat utama kewacaaan atau tekstualitas. Keduanya merupakan konsep kepaduan.
Pengertian kohesi adalah kepaduan bentuk, sedangkan koherensi adalah kepaduan makna. Teks
atau wacana yang yang kohesif berarti setiap unsur lahirnya terpadu secara internal dalam satuan
teks tersebut. Tegasnya, setiap komponen teks lahir, misalnya kata aktual yang didengar atau
dibaca, saling terhubung dalam rangkaian.

24. Kepaduan paragraf L2 Peserta didik dapat mengurutkannya menjadi


sebuah teks prosedur yang padu

25. Peserta didik dapat merancang proposal karya ilmiah dengan melengkapi
kerangka proposal dengan memerhatikan sistematika.
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Review Literatur

Batasan Konseptual

Kerangka Teori/Hipotesis

BAB III METODOLOGI

Metode Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26. Peserta didik dapat mengidentifikasi LHO dengan memvariasikan kalimat


lain yang berpola sama

27. Kesalahan penggunaan kata/kalimat sesuai dengan kaidah kebahasaan L3


Peserta didik dapat menganalisis kebahasaan dengan memperbaiki kesalahan
penggunaan
28. variasi judul teks editorial (PGK -BS-LI)

29. melengkapi majas dari teks sastra (PGK -BS-LI)


A. Perbandingan

 Metafora

Majas yang menggunakan perbandingan langsung tanpa kata pembanding

Contoh: Pipinya itu kepiting rebus

 Simile

Majas yang menggunakan perbandingan dengan kata pembanding

Contoh: Pipinya itu seperti kepiting rebus

 Asosiasi

Majas yang menggunakan perbandingan dengan kata pembanding dan sifat yang dibandingkan

Contoh: Pipinya itu merah seperti kepiting rebus

 Personifikasi

Majas yang menerapkan sifat-sifat manusia kepada benda

Contoh: Bel telah memanggil untuk pulang

 Hiperbola

Majas yang membesar-besarkan/melebih-lebihkan


Contoh: Badannya kurus tinggal tulang

 Sinekdoke pars pro toto

Majas yang menyatakan sebagian untuk keseluruhan

Contoh: Tiket masuk dihitung per kepala

 Sinekdoke pro parte

Majas yang menyatakan keseluruhan untuk sebagian

Contoh: Smansi menjuarai lomba KIR

 Litotes

Majas yang kebalikan dari apa yang disampaikan untuk merendahkan diri

Contoh: Kalau ada waktu, singgahlah ke gubukku.

 Parabel

Majas yang menggunakan perbandingan secara halus untuk menyampaikan ajaran hidup, moral,
atau kebenaran dalam sebuah cerita

Contoh: Malin Kundang dikutuk menjadi batu karena tidak mau mengakui ibu kandungnya

 Simbolik

Majas yang menggunakan benda-benda lain sebagai simbol/lambang

Contoh: Penjahat itu dimasukkan ke dalam jeruji besi

 Alegori

Majas yang menggunakan perbandingan secara utuh untuk melukiskan beberapa hal atau
keadaan.

Contoh: Hidup ini bagaikan sebuah biduk yang berlayar ke sebuah pulau. Ia akan menghadapi
ombak dan karang sebelum sampai tujuan.

 Eufimisme

Majas yang menggunakan kata-kata yang halus (konotasi positif) agar lebih sopan.

Contoh: Anak itu hilang ingatan.


 Tropen

Majas yang menjelaskan pekerjaan seseorang dengan kata-kata atau istilah lain tetapi memiliki
kesamaan makna

Contoh: Pahlawan tanpa tanda jasa itu mendapat penghormatan.

 Metonimia

Majas yang menggunakan nama ciri atau hal yang dikaitkan dengan orang, barang/merk, atau hal
sebagai penggantinya.

Contoh: Saya suka pilot.

 Alusio

Majas yang menggunakan peribahasa atau ungkapan, ataupun sampiran pantun.

Contoh: Dia kura-kura dalam perahu

 Alusi

Majas yang merujuk secara tidak langsung pada orang, karya, atau peristiwa.

Contoh: Kejadian itu mengingatkan pada peristiwa Bandung lautan api.

 Perifrasis

Majas yang menggunakan frasa atau rangkaian kata yang sama artinya dengan kata yang
dimaksud.

Contoh: ketika sang surya keluar dari persembunyian, dia berangkat bekerja.

 Antonomasia

Majas yang meggunakan sifat atau ciri tubuh seseorang sebagai pengganti.

Contoh: Si Jangkung berjalan lunglai.

B. Penegasan

 Repetisi

Majas yang mengulang kata untuk menegaskan makna

Contoh: Selama darah masih mengalir. Selama jantung masih berdetak. Selama itu aku tetap
belajar.
 Pararelisme

Majas yang mengulang kata pada awal dan akhir baris puisi.

Contoh: Puisi Biarin karya Yudistira A. M.

Kamu bilang aku gak punya kepribadian. Aku bilang biarin.

Kamu bilang aku gak punya pengertian. Aku bilang biarin.

 Anafora

Majas yang mengulang kata pada awal baris puisi

Contoh

: Apatah kekal

Apatah tetap

 Epifora

Majas yang mengulang kata pada akhir baris puisi

Contoh:

Kalau kau mau, aku akan datang

Bila kau minta, aku akan datang

 Tautologi

Majas yang menggunakan kata yang bersinonim (persamaan makna)

Contoh: Cintanya semakin besar dan agung

 Pleonasme

Majas yang memberi katerangan pada kata yang maknanya sudah jelas.

Contoh: Silakan maju ke depan

 Klimaks

Majas yang menyatakan hal secara berurutan yang semakin meningkat

Contoh: Jangankan satu juta, sepuluh juta, seratus juta pun akan kuberi

 Antiklimaks
Majas yang menyatakan hal secara berurutan yang semakin menurun

Contoh: Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu pun aku tidak punya

 Asindeton

Majas yang menyatakan hal secara berurutan tanpa menggunakan konjungsi

Contoh: Memasak, mencuci, membersihkan rumah merupakan tugas ibu rumah tangga.

 Polisindeton

Majas yang menyatakan hal secara berurutan dengan menggunakan konjungsi

Contoh: Memasak dan mencuci, serta membersihkan rumah merupakan tugas ibu rumah tangga.

 Retoris

Majas yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban karena jawabannya
sudah dipahami.

Contoh: Sudahkah kita menjadi pelajar yang berdisiplin?

 Inversi

Majas yang menggunakan struktur kalimat dengan pola predikat mendahului subjek

Contoh: Panas sekali cuaca hari ini

 Elipsis

Majas yang menggunakan kalimat yang tidak lengkap karena ada unsur kalimat yang
dihilangkan.

Cintoh: Murid-murid di dalam kelas masing-masing.

 Koreksio

Majas yang menggunakan kata untuk membenarkan apa yang sudah disampaikan

Contoh: Kerjakan latihan halaman 109, maksudnya 119

 Interupsi

Majas yang menyisipkan kata-kata atau kalimat di dalam kalimat pokok untuk memperjelas
sesuatu yang disampaikan.

Contoh: Aku-kalau tidak terpaksa-tidak akan datang.


 Eksklamasio

Majas yang menggunakan kata seru atau tiruan bunyi.

Contoh: O, nikmat sekali hidup ini.

 Enumerasio

Majas yang menyatakan bagian demi bagian secara keseluruhan agar lebih jelas.

Contoh: Laut tenang. Perahu meluncur perlahan. Angin berembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
terang. Itulah keindahan sejati

Majas yang menyembunyikan maksud yang sebenarnya untuk ditebak.

Contoh: Masalah itu tak perlu kuceritakan agar kalian menyaksikan sendiri.

C. Pertentangan

 Paradoks

Majas yang menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, padahal tidak karena objeknya
berbeda

Contoh: Saya merasa kesepian di tengah keramaian suasana kelas

 Antitesis

Majas yang menggunakan pasangan kata yang bertentangan makna (antonim)

Contoh: Ramai sepinya suasana tergantung hati kita

 Kontradiksi interminis

Majas yang menyatakan pertentangan dengan apa yang dikemukakan semula.

Contoh: Semua sudah pulang tinggal dua anak yang di kelas.

 Anakronisme

Majas yang menyatakan ketidaksesuaian dengan zaman (dalam karya sastra)

Contoh: Tulan menggunakan hp (novel Perang karya Putu Wijaya)

 Okupasi

Majas yang menyatakan bantahan terhadap sesuatu yang dianggap benar

Contoh: Rokok dapat menyebabkan penyakit, tetapi masih banyak yang mengisapnya.
D. Sindiran

 Ironi

Majas sindiran yang menyatakan kebalikan dari yang sebenarnya

Contoh: Rapi sekali tulisannya hingga sulit untuk dibaca.

 Sinisme

Majas sindiran yang menggunakan kata-kata yang berkonotasi negatif

Contoh: Aku muak melihat tampangmu

 Sarkasme

Majas sindiran yang menggunakan kata-kata yang sangat kasar dan cenderung menggunakan
nama binatang.

Contoh: Dasar anjing tidak pernah mandi.

30. mengonstruksi sebuah cerpen dengan melengkapi unsur-unsur


pembangun cerpen yang rumpang (PG-1)
Sruktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari
cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

1. Abstrak

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai
pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

2. Orientasi

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk
memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau
yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan
tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

3. Komplikasi

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi
bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya
berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.
Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang
terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau
memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

4. Evaluasi

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau
masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik
yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau
justru menghentikan keinginan tokoh utama.

5. Resolusi

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang
dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan
akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan
kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

6. Koda

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita.
Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah
yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan

UNSUR INTRINSIK CERPEN

1. Tokoh dan Penokohan

Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

Melalui perilaku atau gerak-gerik tokoh yang bersangkutan.

Melalui dialog antartokoh yang bersangkutan.

Sifat-sifat yang digambarkan oleh penulis.

Pelukisan lingkungan tempat tinggal tokoh, seperti tempat belajar, kamar, kolong jembatan, dan
sebagainya.

Berbagai pandangan tokoh lain mengenai perilaku dan sikap tokoh yang bersangkutan.

Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau terlibat dalam
konflik.
Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa adanya
interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.

2. Alur cerita

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari
sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita
rekaan.

Alur maju adalah cerpen dengan peristiwa yang disajikan secara kronologis atau sesuai dengan
urutan waktu dari awal ke akhir.

Alur mundur adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal cerita. Alur
mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.

Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur.
Jadi, rangkaian peristiwanya melompat-lompat antara peristiwa masa lalu dengan masa kini.

3. Sudut pandang

Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau orang pertama dalam
cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku, saya, dan sebagainya.

Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita yang ditandai
dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau menggunakan
nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga terbagi atas orang ketiga terarah dan orang ketiga serba
tahu.

4. Tema

Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen.

5. Sudut pandang

Sudut pandang orang ketiga (sebagai pengamat). Menempatkan pengarang hanya sebagai
pengamat cerita. Sehingga pengarang hanya akan menyampaikan apa yang dilihat, dirasakan,
didengar, dan disimpulkannya dalam cerita.

Sudut pandang orang pertama (sebagai pelaku utama). Pengarang dalam sudut pandang ini
berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceritakannya adalah
pengalaman yang dirasakannya di dalam cerita.

Sudut pandang orang pertama (sebagai pelaku sampingan). Posisi pengarang dalam cerita ini
adalah sebagai pelaku di luar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari
pelaku utama dan apa tanggapannya pada situasi tersebut. Sehingga pengarang di sini memiliki
peran ganda.
6. Gaya bahasa (Majas no 29)

7. Amanat

Pesan yang ingin disampaikan

31. menyusun bagian penutup surat lamaran pekerjaan dan memperbaiki


kalimat yang tidak efektif (PG-1)

32. hikayat diubah ke cerpen (PGK -BS-LI)


33. struktur teks eksplanasi (PG-1)

34. menentukan jenis laporan hasil observasi (PG-1)

35. sinonim kata dalam teks anekdot (PG-1)

Anda mungkin juga menyukai