Anda di halaman 1dari 11

1.

UNSUR UNSUR CERITA FANTASI


Unsur intrinsik yaitu unsur dalam yang membangun sebuah karya sastra.
Tema
Alur
Latar
Tokoh
Penokohan
Sudut pandang
Amanat

2. CIRI UMUM FABEL


Fabel adalah cerita fiksi tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.
Maka, binatang-binatang yang ada di cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Ada yang
baik, jujur, sopan, atau pintar, namun ada juga yang tidak baik, seperti licik, sombong, suka
menipu, dan lainnya.

Ciri-ciri fabel
1) Fabel mengambil tokoh dari para binatang.
2) Watak tokoh para binatang digambarkan seperti watak manusia (ada yang baik dan buruk)
serta bisa berbicara.
3) Memiliki rangkaian peristiwa tentang kejadian sebab-akibat yang alurnya maju untuk
mencapai puncak atau akhir cerita.
4) Fabel menggunakan latar alam seperti hutan, sungai, kolam, dan lainnya.
5) Gaya penceritaan menggunakan sudut pandang orang ketiga/dia-an.
6) Ciri bahasa yang digunakan dalam fabel adalah kalimat naratif/peristiwa, kalimat langsung
yaitu dialog para tokoh, dan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal atau bahasa
percakapan.
7) Jenis fabel ada yang memiliki pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel yang pesannya tidak
dicantumkan secara eksplisit.

3. UNSUR-UNSUR BERITA
5W + 1H (what, where, when, who, why, how)

4. TEKS PERSUASIF (JENIS-JENIS TEKS)


1) Narasi
Teks Narasi adalah teks yang berisi cerita dengan kejadian atau peristiwa yang runut.
Jadi, teks ini memuat kronologinya terjadinya suatu peristiwa.
Unsur yang harus ada dalam teks narasi adalah kejadian, tokoh, alur, dan latar mulai
dari latar waktu, tempat, atau suasana. Maka dapat disimpulkan, teks narasi adalah
cerita yang memaparkan sebuah konflik pada suatu peristiwa yang dialami penulis
secara urut.
2) Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks nonfiksi yang memuat dan menjelaskan
suatu informasi atau pengetahuan berdasarkan fakta sebenarnya.
Dari pengertian itu, kita memperoleh kata kunci teks eksposisi, yakni “menjelaskan
informasi.”
3) Deskripsi
Teks deskripsi merupakan teks pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata yang
jelas dan terperinci.
Berisi penggambaran tempat, objek, tempat atau peristiwa yang dapat dirasakan,
dilihat, dicium, dan didengar. Teks deskripsi menggambarkan kondisi objek dari sudut
pandang penulis.
Jadi, penulis harus mampu menjelaskan secara konkret. Sehingga pembaca dapat
merasakan secara langsung apa yang digambarkan dalam teks deskripsi.
4) Persuasi
Kalimat persuasif adalah kalimat yang bertujuan untuk mengajak, menyuruh,
atau membujuk.
Maka dari itu teks persuasi adalah bentuk tulisan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembacanya agar melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh penulis.

5. STRUKTUR TEKS PERSUASIF

6. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS PERSUASIF


1. Menggunakan kata bujukan
Kata-kata yang digunakan untuk mengajak, membujuk, atau mengimbau pembaca maupun
pendengar. Kata bujukan atau kata ajakan secara tersurat dan tersirat.
Contoh teks persuasif tersurat: ayo, mari
Contoh teks persuasif tersirat: hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, dan harus
2. Verba Mental
Kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan atau kejadian. Namun,
tidak berupa respons yang berbentuk aksi secara fisik.
Contoh teks persuasif: mengira, menduga, mengagumi, berasumsi, dan menyimpulkan.
3. Menggunakan kata kerja imperatif
Kata kerja yang pada fungsinya berisi kata perintah atau mempertegas kemauan.
Contoh teks persuasif: jadikanlah, hendaknya, waspadalah, tolong.
4. Menggunakan kata teknis
Kata atau gabungan kata khas yang bersinggungan dengan bidang tertentu.
Contoh teks persuasif: konsumsi, asupan, dan porsi berkaitan dengan sarapan.
5. Menggunakan kata penghubung argumentatif
Kata penghubung yang digunakan untuk menekankan sebuah argumen dalam suatu kalimat
maupun paragraf.
Contoh teks persuasif: jika, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena
itu.
6. Menggunakan kata perujukan
Kata-kata yang digunakan sebagai pendahuluan sebelum menyajikan data yang menjadi sumber
dalam teks.
Contoh teks persuasif: Berdasarkan data, Merujuk pada pendapat, Mengutip dari

7. STRUKTUR TEKS ULASAN


Teks ulasan adalah teks yang mengulas atau dapat disebut memberikan penilaian terhadap suatu
karya (drama, film, novel, buku, dan dongeng).
Secara umum, teks ulasan terbentuk dari:
1. Orientasi, berisi pengenalan identitas karya.
2. Tafsiran, berisi cara pengulas mengartikan isi karya
3. Evaluasi, berisi kelebihan dan kekurangan karya
4. Rangkuman
Rangkuman merupakan suatu bagian yang isinya berupa kesimpulan dari ulasan pada
sebuah karya. Bagian rangkuman ini juga turut memuat komentar si penulis, apakah hasil
karya itu memiliki kualitas bagus atau tidak untuk ditonton atau dibaca.

8. KEBAHASAAN TEKS ULASAN


1) Menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni dan yaitu. Contoh: "Hasan merasa
bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam kepada Anwar dan
berniat membunuhnya."
2) Menggunakan konjungsi temporal, seperti sejak, semenjak, kemudian, akhirnya. Contoh:
"Sejak saat itulah, pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan
keberadaan Tuhan."
3) Menggunakan konjungsi penyebab, seperti karena, sebab. Contoh: "Akan tetapi, karena
Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik mempengaruhi Hasan."
4) Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian
akhir teks (jangan, hendaknya, harus). Contoh: "Jangan sampai salah pergaulan hingga
pada akhirnya kita malah tersesat. Bahkan, sampai mengingkari ajaran agama."
9. CIRI KEBAHASAAN TEKS LAPORAN
 Menggunakan sinonim dan antonim
Pada teks laporan percobaan, biasanya terdapat kata yang bersinonim atau bahkan berantonim.
Biasanya, kata-kata ini terdapat pada bagian langkah-langkah percobaan.
 Menggunakan kata bilangan
Pada teks laporan percobaan, akan ditemukan kata bilangan yang menunjukkan jumlah bahan yang
digunakan dalam percobaan.
 Menggunakan kalimat perintah
Pada teks laporan percobaan, terdapat kalimat perintah seperti sebaiknya, hindari, campurkan,
satukan, aduklah, lilitkan, dan lainnya.
 Menggunakan kata hubung
Pada teks laporan percobaan, akan ditemukan kata hubung dan, tetapi, apabila, saat, jika,
sehingga, meskipun, dan lainnya.

10. STRUKTUR LAPORAN PERCOBAAN


1. Tujuan
Bagian ini menjelaskan latar belakang mengapa percobaan ini perlu dilakukan.
2. Bahan dan Alat
Tuliskan alat-alat yang memang benar digunakan pada saat percobaan. Bahan yang memang
benar digunakan ditulis sesuai dengan apa yang digunakan saat percobaan.
3. Langkah percobaan
Sebutkan dan deskripsikan secara rinci proses atau langkah sistematis dalam proses percobaan
yang sobat lakukan. Selain itu, sampaikan langkah percobaan atau cara kerja menggunakan
kalimat aktif bukan kalimat suruh sehingga menceritakan apa yang telah dilakukan saat
percobaan.
4. Hasil Percobaan
Pada bagian ini, kita dapat menjelaskan hasil pengamatan sesuai dengan apa yang didapatkan
saat percobaan. Uraikan hasil percobaan secara detail.
5. Kesimpulan
Terakhir, buat kesimpulan dari seluruh rangkaian proses percobaan yang sobat lakukan hingga
ke hasil yang sobat peroleh. Kesimpulan merupakan jawaban dari hipotesis yang diajukan.

11. KATA TUGAS DALAM LAPORAN PERCOBAAN (KALIMAT RUMPANG)

Berdasarkan peranannya, kata tugas dapat dibagi menjadi lima subkelompok:

1. preposisi (kata depan); contohnya di, ke, dari


2. konjungsi (kata sambung atau penghubung); contohnya dan, atau, serta
3. artikula (kata sandang); contohnya si, sang, para
4. interjeksi (kata seru); contohnya wah, bah
5. partikel penegas; contohnya -kah, -lah, -pun
Secara umum, konjungsi atau kata penghubung terbagi menjadi dua, yaitu kata penghubung
koordinatif dan kata penghubung subordinatif. Kata penghubung koordinatif berfungsi
menghubungkan kata atau kalimat yang berkedudukan setara, sedangkan kata penghubung
subordinatif menghubungkan kata atau kalimat yang memiliki kedudukan tidak setara,[3] contohnya:

 Ibu membeli buah dan sayur di pasar (konjungsi koordinatif)


 Ayah rajin berolahraga agar tetap bugar (konjungsi subordinatif)

12. STRUKTUR TEKS PIDATO PERSUASIF


Struktur Teks Pidato
1. Pembukaan
Bagian pembuka pidato terdiri dari 4 bagian, yaitu:
 Salam pembuka
 Ucapan penghormatan, biasanya menyebutkan dari orang-orang yang memiliki jabatan
tertinggi sampai ke orang-orang yang memiliki jabatan rendah.
 Ucapan syukur, biasanya berisi ucapan rasa syukur orator (orang yang berpidato) karena
diberikan kesempatan dapat menyampaikan pidato dan berkumpul dengan para tamu.
 Pengantar ke topik utama
Pembuka pidato harus memiliki karakter yang kuat. Ada lima unsur yang bisa membuat pembuka
pidato yang berkesan, yaitu:
1. Merebut perhatian: melalui pernyataan yang dramatis atau dengan bantuan visual.
2. Hubungan dengan penonton atau audiensi: menunjukkan kesamaan dan empati kepada
audiensi.
3. Kelayakan: tunjukkan bahwa kamu layak berbicara dengan topik tersebut, sebab
pengalaman personal yang pernah kamu lakukan. Ungkapkan dengan santun dan
berdasarkan fakta.
4. Tujuan: jelaskan apa harapanmu setelah pidato selesai.
5. Peta jalan: katakan kepada audiens pokok-pokok pikiran pidato.
2. Isi (pernyataan posisi, tahap argumen, penguatan pernyataan posisi)
Isi pidato harus berisi info-info penting yang ingin disampaikan. Isi pidato sebaiknya disertai
alasan meyakinkan untuk mendukung pandangan kamu. Susun secara logis, gunakan sumber
terpercaya, contoh yang logis, dan dikenal audiensi.
3. Penutup Pidato
Bagian penutup berisi kesimpulan dari hal yang disampaikan, permintaan maaf jika terjadi
kesalahaan saat menyampaikan suatu hal, dan salam penutup.

Contoh Teks Pidato Persuasif


Narkoba
Pembukaan
Narkoba merupakan permasalahan pelik di Indonesia bahkan dunia. Keberadaannya
mengkhawatirkan banyak pihak. Kondisi para korban yang sudah terlanjur terperosok ke jurang
hitamnya pun sangat memprihatinkan. Narkoba telah merusak banyak jiwa muda yang sebetulnya
perjalanannya masih panjang.
Isi
 Pernyataan Posisi
Tindakan tegas untuk tidak menggubrisnya sama sekali adalah satu-satunya jalan untuk
menghindarinya karena sedikit saja berdekatan dengan benda ini, kita akan terperosok ke dalam
lubang hitam yang akan menyiksa kita secara fisik maupun psikis.
 Tahap Argumen
Bagaimana tidak, sekali mencoba narkoba maka barang ini akan terus-menerus menghantui kita
setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik! Narkoba adalah zat adiktif yang artinya tubuh kita akan
terus memintanya saat telah mencicipinya.
Bukan berarti tubuh kita benar-benar menginginkannya, tetapi narkobalah yang memanipulasi
tubuh kita untuk memintanya. Tubuh kita akan dibodohi untuk terus memasukan obat berbahaya
ini, meski zat-zat yang terkandung di dalamnya justru menghancurkan tubuh kita.
Tak berhenti di situ saja, narkoba juga akan menyerang kita secara psikis. Artinya, hati kita akan
terus dibuat gelisah jika belum mencicipinya. Kepala kita akan ditutupi oleh kegelapan yang
ditimbulkannya hingga kita bahkan mampu untuk membentak bahkan menyakiti orang yang kita
kasihi.
Berbicara perihal orang yang kita kasihi, maka yang menjadi korban bukan hanya kita sendiri
melainkan orang-orang terdekat kita yang peduli terhadap kehidupan kita. Bayangkan perasaan
orang tua Anda melihat Anda menderita karena terjebak oleh bahan berbahaya ini. Mereka tidak
akan sanggup melihat kita menderita. Mereka juga akan mendapatkan banyak stigma masyarakat
untuk seumur hidup!
 Penguatan Pernyataan Posisi
Sudah cukup rasanya tiga juta orang di Indonesia yang telah terjebak dalam kenikmatan fananya.
Ya, Anda tidak salah mendengarnya tiga juta orang dan masih terus bertambah telah terjerumus
ke lubang hitam benda haram ini berdasarkan data yang dihimpun oleh BNN atau Badan Narkotika
Nasional pada 2019.
Penutup
Oleh karena itu saya nyatakan dengan tegas, tolong jangan dekati benda haram ini! Bukan hanya
masalah hukum dan bahkan hukum hanya perantara saja. Narkoba harus dijauhi karena benda ini
benar-benar destruktif dan akan menghancurkan kehidupan Anda! Terima kasih.

13. CIRI KEBAHASAAN TEKS PIDATO PERSUASIF


Teks pidato persuasif ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, sebaiknya, usahakanlah,
jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Selain itu, teks pidato sering ditandai dengan menggunakan
kata penting, harus, sepantasnya, dan kata kerja imperatif jadikanlah. Kata-kata sejenis juga sering
pula kita temukan, seperti jangan, sebaiknya, hendaknya, dan waspadalah.
Kaidah-kaidah kebahasaan lainnya yang menandai teks persuasi adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan pernyataan langsung atau kata sapaan orang kedua, seperti hadirin,
Bapak/lbu, saudara-saudara.
2. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
3. Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif. Misalnya, jika ... maka, sebab,
karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
4. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data ... , merujuk pada pendapat.
6. Menggunakan pernyataan langsung atau kata-kata sapaan orang kedua, yakni hadirin,
Bapak/Ibu, dan saudara-saudara.
7. Menggunakan kalimat aktif, yakni kalimat yang subjeknya melakukan tindakan yang
diungkapkan dalam predikat terhadap objeknya.
8. Memuat kata-kata teknis atau istilah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
9. Mengandung kata-kata kerja mental, seperti memperkirakan, diharapkan, berpendapat,
berasumsi, mengagumkan, menyimpulkan, hingga menduga.
10. Menggunakan kata-kata perujukan, misalnya berdasarkan data, merujuk pada pendapat.
11. Menyisipkan kosa kata yang bersifat mengajak, seperti ayo, tolong, mari, dan mohon.

14. UNSUR PEMBANGUN CERPEN


Unsur intrinsik
15. STRUKTUR CERPEN
Struktur cerpen sendiri terdiri atas 6 bagian, yakni Abstrak, Orientasi, Komplikasi (Puncak
Konflik), Evaluasi, Resolusi, dan Koda. Kita bahas satu per satu, ya!
a. Abstrak
Abstrak merupakan bagian cerita yang menggambarkan keseluruhan isi cerita. Kalau
keberadaan abstrak dalam cerpen, sebenarnya bersifat opsional, mungkin ada yang
menggunakannya mungkin juga tidak. Apalagi, jika kisah dalam cerpen cenderung langsung
pada peristiwa-peristiwa penting, tidak bertele-tele, dan langsung terpusat pada konflik
utamanya.
b. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan cerita. Pada orientasi ini, biasanya pengarang ingin memulainya
dengan menggambarkan penokohan ataupun bibit-bibit masalah yang dialaminya.
Kutipan:
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri. Tikus berpikir
secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu
membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat (sepanjang yang
kami temukan), namun tikus itu tetap masuk rumah. Rumah kami dikelilingi kebun kosong yang
luas milik tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus kebun.Tubuhnya cukup besar dan
bulunya hitam legam.
Kutipan tersebut mengenalkan masalah yang dialami tokoh, yakni dengan menggambarkan
banyaknya tikus di dalam rumah mereka.
c. Komplikasi (Puncak Konflik)
Komplikasi atau puncak konflik adalah bagian cerpen yang menceritakan puncak masalah
yang dialami tokoh utama. Masalah itu tentu saja tidak dikehendaki oleh sang tokoh. Bagian
ini pula yang paling menegangkan dan memunculkan rasa penasaran pembaca tentang cara
sang tokoh di dalam menyelesaikan masalahnya bisa terjawab. Dalam bagian ini, sang tokoh
menghadapi dan menyelesaikan masalah itu, kemudian timbul konsekuensi atau akibat-akibat
tertentu yang meredakan masalah sebelumnya.
Kutipan:
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau saya hantam
kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus koran.
Darahnya bisa enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang meronta-
ronta itu bisa lepas lagi.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja, tetapi cukup
tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Kalau dulu berpengalaman
lepas, tentu dia bisa lepas juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya dibuang bibi di
tempat sampah.
Kutipan tersebut merupakan komplikasi karena pada bagian itulah sang tokoh utama
menyelesaikan permasalahannya, yakni dengan melakukan gerakan tangkap tikus bersama-
sama istrinya. Pada bagian itu pula timbul ketegangan puncak antartokoh, termasuk
implikasinya pada pembaca yang turut terlibat emosi dan rasa penasarannya. Kemudian, hal
tersebut terjawab, yakni dengan terkalahkannya tikus-tikus pembawa masalah mereka itu.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa puncak yang
telah diceritakannya. Komentar yang dimaksud dapat dinyatakan langsung oleh pengarang
atau diwakili oleh tokoh tertentu. Pada bagian ini alur ataupun konflik cerita agak mengendur,
tetapi pembaca tetap menunggu implikasi ataupun konflik selanjutnya, sebagai akhir dari
ceritanya.
Kutipan:
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya lupa menutup
kopi, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu itu dijilati tikus, tetapi sekarang tidak
mendengar lagi sewotnya. Begitulah kedamaian rumah kami mulai nampak, sampai pada
suatu pagi istri saya mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi bayi tikus! Inilah gejala perang
baratayuda akan dimulai lagi di rumah kami.
Penggalan cerita di atas merupakan akibat atau implikasi dari peristiwa puncak. Sang istri
tokoh utama tidak tegang lagi dengan ulah-ulah tikus itu, kedamaian di rumahnya pun mulai
mereka rasakan walaupun itu bukan yang terakhir karena masih ada masalah lain yang tersisa,
yakni yang disebut dengan perang Baratayuda, pencarian habis-habisan terhadap sisa-sisa dan
sarang-sarang tikus.
e. Resolusi
Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita. Bedanya
dengan komplikasi, pada bagian ini ketegangan sudah lebih mereda. Dapat dikatakan pada
bagian ini hanya terdapat masalah-masalah kecil yang tersisa yang perlu mendapat
penyelesaian.
Kutipan:
Istri saya bergidik menyaksikan bayi-bayi tikus merah itu.
“Bunuh dan buang ke tempat sampah, Mang” kata istri saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya bawa pulang.”
“Mau memelihara tikus?” tanya istri saya heran.
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman sambil
meringis.
“Obat kuat? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-bengong menyaksikan
Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke kedua kantong celananya, sedangkan
yang seekor dijinjing dengan jari dan dilemparkan ke gerobak sampahnya.
Kutipan tersebut menceritakan penyelesaian masalah, sebagai akhir dari konflik utama,
tidak lagi ada ketegangan di dalamnya. Semua masalah pun dianggap tuntas dengan
dimasukkannya anak-anak tikus ke dalam kantong celana Mang Maman dan sebagiannya lagi
dibuang ke gerobak sampah dengan entengnya.
f. Koda
Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita. Bagian ini dapat juga
diisi dengan simpulan tentang hal-hal yang dialami tokoh utama.
Kutipan:
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia.Tikus selalu mengikuti manusia dan
memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara orang, terutama perempuan,
tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang melawan tikus ini tidak
akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, pada suatu hari istri saya akan terdengar teriakannya lagi oleh
penampakan tikus-tikus yang baru.

16. STRUKTUR TEKS TANGGAPAN


Teks tanggapan adalah teks yang isinya pendapat berupa kritik, pujian, atau sanggahan terhadap
suatu hal.
Struktur teks tanggapan
1. Evaluasi
Bagian pertama dari struktur teks tanggapan adalah evaluasi. Evaluasi dapat dipahami
sebagai bagian awal dari teks tanggapan yang berisi berbagai pernyataan umum tentang
isu atau permasalahan dari penulis. Beberapa ahli mengatakan bahwa evaluasi adalah
suatu hal yang menjadi fokus atau konsentrasi dari seorang penanggap. Hal ini
menjadikan pembaca mengetahui fokus permasalahan atau gagasan dari sebuah
tanggapan.
2. Deskripsi
Bagian kedua dari struktur teks tanggapan adalah deskripsi. Deskripsi sendiri dapat
dikatakan sebagai bagian dari teks tanggapan yang memuat inti pembahasan dari
penulis. Deskripsi juga biasanya terdiri dari informasi tentang permasalah yang diangkat
penulis. Di sini penulis dapat memberikan tanggapan berupa opini dari berbagai sudut
pandang dan bukti atau fakta pendukung terkait suatu yang ditanggapi.
3. Penegasan Ulang
Bagian ketiga dari struktur teks tanggapan adalah penegasan ulang. Penegasan ulang
adalah bagian terakhir atau penutup dari teks tanggapan. Bagian ini memiliki fungsi
untuk memberikan simpulan yang ditentukan oleh penulis terkait isu yang dibahas.
Selain itu, penulis juga dapat memberikan saran atau masukan sehingga dapat dijadikan
pembelajaran bagi para pembaca.

17. STRUKTUR TEKS DISKUSI


1. Pendahuluan (Isu)
Isu adalah unsur dalam teks diskusi yang berisi gambaran atau fenomena permasalahan yang akan
dibahas dalam kegiatan diskusi. Misalnya saja, dalam pertemuan ini, permasalahan yang akan
dibahas adalah pemilihan pengurus desa.
Dalam isu di teks diskusi, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan, yakni:
 Terdapat suatu pernyataan untuk membatasi topik yang dibahas
 Mengandung latar belakang topik yang dibahas
 Menyoroti sudut pandang berbeda yang akan dibahas
2. Isi (Rangkaian Argumen)
Ketika akan berdiskusi, tentunya kita punya latar belakang atau alasan dibalik kenapa kita harus
berdiskusi. Umumnya ada permasalahan yang harus dicari solusinya melalui diskusi. Hal tersebut
ialah rangkaian argumen.
Dalam teks diskusi, isi atau rangkaian argumen adalah struktur yang berkaitan dengan pernyataan
dan alasan logis dari berbagai pihak, yang digunakan untuk mendukung atau menolak suatu
pendapat mengenai permasalahan yang sedang dibahas dalam diskusi. Perlu diingat juga,
rangkaian argumen dalam isi teks diskusi paling tidak harus memiliki dua macam pandangan yakni
bagi yang pro dan kontra terhadap suatu kondisi/peristiwa.
Argumen ketika berdiskusi bersifat:
 Berisi ide pokok atau pendapat, baik pro maupun kontra, serta alasan logis yang mendasari
pendapat tersebut.
 Disampaikan dengan bahasa yang persuasif.
Dalam hal ini, setiap peserta diskusi diberikan kebebasan untuk menyampaikan argumennya,
selama tidak merugikan, menyakiti, dan mengancam peserta lainnya. Contoh: Calon pengurus desa
seharusnya memiliki visi dan misi yang mengarah pada kemajuan desa di sektor pertanian.

3. Simpulan atau saran


Simpulan dalam teks diskusi adalah rekapitulasi hasil, rekomendasi, atau solusi dari permasalahan
yang sudah dibahas. Sebaiknya, hasil diskusi haruslah berisi rekomendasi atau jalan tengah untuk
mencari solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.
Simpulan atau saran merupakan bagian akhir yang menjadi rekomendasi atau hasil dari diskusi
yang didapat dari mengumpulkan atau mengelaborasi masing-masing argumen dari setiap orang
yang terlibat dalam diskusi. Berikut poin penting dari simpulan:
 Memuat simpulan argumen dari sisi pro dan kontra.
 Memperlihatkan evaluasi argumen yang paling efektif.
 Memuat rekomendasi atau jalan tengah yang tidak memihak terhadap persoalan yang
dibahas.
Contoh: Pada akhirnya, semua kandidat pun dilantik untuk masa bakti 5 tahun ke depan.

18. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DISKUSI (GAGASAN UTAMA)


1. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi ini ditandai dengan kata sedangkan, tetapi, dan melainkan yang dalam penulisannya
didahului tanda baca koma.
….,sedangkan…..
Mudahnya, konjungsi sedangkan digunakan di dalam kalimat yang subjeknya berbeda.
Contoh: Amir akan belajar Bahasa Indonesia, sedangkan Farhan akan belajar Bahasa Inggris.
….,tetapi….
Konjungsi tetapi digunakan di dalam kalimat yang subjeknya sama dan dapat dipasangkan dengan
kata tidak.
Contoh: Gina berkeinginan pergi ke Bali, tetapi tidak memiliki waktu luang.
…..,melainkan….
Konjungsi melainkan digunakan di dalam kalimat yang subjeknya sama dan dapat dipasangkan
dengan kata bukan.
Contoh: Dia bukan seorang Guru, melainkan seorang Dosen.

2. Konjungsi perbandingan
Hanya terdiri atas konjungsi … lebih …, daripada …. Konjungsi ini hanya digunakan untuk
membandingkan dua hal yang berbeda . Konjungsi lebih hanya dapat dipasangkan dengan
konjungsi daripada.
Contoh: Haris lebih menyukai teh daripada kopi.

Anda mungkin juga menyukai