Anda di halaman 1dari 17

B.

INDONESIA KELAS IX

 TEKS LAPORAN PERCOBAAN

 Teks laporan percobaan adalah salah satu jenis laporan yang berisi tentang hasil percobaan
yang dilakukan oleh peneliti.
 Teks laporan percobaan digunakan untuk melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

 Tujuan teks laporan percobaan adalah untuk mengklasifikasikan, menggambarkan, dan


memberikan informasi faktual kepada orang lain mengenai hasil percobaan yang telah
dilakukan.
 Informasi pokok dalam teks laporan percobaan adalah

1. Judul

2. Tujuan percobaan

3. Pendahuluan( Latar Belakang dan Rumusan Masalah

4. Landasan Teori/ Kajian Pustaka

5. Metode penelitian( Alat dan Bahan)

6. Hasil dan Pembahasan

7. Daftar Pustaka

 Strutur Teks Laporan Percobaan

> Judul: memperlihatkan fakta, jelas, positif, singkat, khas, serta menampilkan kata kunci.

> Pendahuluan: menampilkan latar belakang, rumusan maslah, dan tujuan percobaan secara
lengkap.

> Landasan Teori: memaparkan berbagai teori yang digunakan dalam percobaan.

> Metode Penelitian: memaparkan alat dan bahan serta prosedur kerja( percobaan) secara detail.

> Hasil Percobaan: dipaparkan secara cermat dan jelas dengan didasarkan pada kajian teori.

> Simpulan: hasil percobaan dipaparkan secara ringkas. berisi pokok- pokok informasi yang saling
dikaitkan, hasil percobaan dan ilmu pengetahuan

 CIRI KEBAHASAAN TEKS LAPORAN PERCOBAAN

1. Kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas 2 struktur/ lebih dengan 2 verba/ lebih.

2. Kata penghubung: Kata/ ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa

3. Kataa rujukan: kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya.

4. Istilah teknis: istilah keilmuan yang digunakan pada bidang tertentu.


 KATA

1. Nomina(kata benda): meja, kursi, buku, sepeda, mobil dll

2. Verba( kata kerja): makan, minum, berjalan, menulis, membaca, menyapu dll.

3. Ajektiva( kata sifat): hitam, putih, merah, besar, kecil, gemuk, kurus dll

4. Pronomina( kata ganti): orang pertma tunggal( saya, aku, daku), Orang kedua tunggal( kau, anda,
kamu), Orang ketiga tunggal( ia, dia, beliau), Orang pertama jamak( kita, kami), Orang kedua
jamak( kalian, kamu sekalian), Orang ketiga jamak( mereka

5. Numeralia( kata bilangan)

6. Konjungsi( kata sambung)

7. Preposisi( kata depan)

 KATA SERU (INTERJEKSI)

 Kata seru adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang ada di dalam diri
seseorang, seperti marah, kesal, sedih, gembira, dan lain sebagainya.
 Jenis kata ini digunakan sesuai dengan intonasi ucapan yang ada, entah itu nada menaik atau
pun turun. Jika digunakan dalam kalimat, maka kalimat yang mengandung unsur kata seru itu
harus dibubuhi tanda seru (!) di bagian akhir kalimat.
 Nama lain dari kata seru adalah interjeksi.
 Berdasarkan jenisnya, kata seru (interjeksi) terdiri atas 10 jenis, yaitu:

1. Interjeksi kejijikan (bah, cis, idih, cih, ih)

2. Interjeksi kekesalan (brengsek, sialan, keparat, celaka)

3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan (asyik, aduhai, amboi, wah)

4. Interjeksi kesyukuran (syukurlah, alhamdulillah, untung)

5. Interjeksi harapan (Insyaallah, mudah-mudahan, moga-moga, semoga)

6. Interjeksi keheranan (aduh, eh, oh, aih)

7. Interjeksi kekagetan (astaga, alamak, gila)

8. Interjeksi ajakan (ayo, yuk, mari)

9. Interjeksi panggilan (hai, halo, hei)

10. Interjeksi simpulan (nah)


 TEKS PIDATO

 Pidato merupakan kegiatan berbicara untuk menyampaikan suatu hal di depan umum.
 Hal yang disampaikan bisa berupa pendapat, gagasan, informasi atau pesan- pesan tertentu.
 Pidato akan menarik apabila sang orator mampu menyampaikan isi pidato dengan:

1. Vokal jelas dan lantang

2. Informasi yang tepat ( nada, tempo, jeda )

3. Memainkan ekspresi ( roman, kontak mata, dan gestur )

 Pidato persuasif merupakan pidato yang berusaha untuk membujuk secara halus atau
mengajak pendengar dengan menyampaikan pendapat, gagasan, dan alasan yang jelas, masuk
akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Langkah- langkah menyampaikan isi pidato:

1. Mendengarkan isi pidato dengan baik

2. Menentukan topik

3. Mencatat butir- butir penting ( gagasan, pandangan atau pesan dalam pidato )

4. Menyimpulkan gagasan, pandangan, atau pesan pidato persuasif

 Yang perlu diparhatikan:

a. Memuat butir penting dalam pidato

b. Tidak menyimpang dari isi pidato

c. Bukan merupakan ringkasan isi pidato, melainkan penafsiran pandangan terhadap hal yang
disampaikan orator

 Struktur Teks Pidato Persuasif

1. Pembukaan:

a. Salam pembuka

b. Ucapan sapaan(salam) penghormatan

c. Ucapan rasa syukur

2. Isi Pidato: penjelasan mengenai pendapat, gagasan, atau pesan yang ingin disampaikan.

3. Penutup Pidato

a. Harapan agar gagasan dan pesan yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar.

b. Permohonan maaf

c. Ucapan terima kasih kepada pendengar


d. Salam penutup.

 Ciri Kebahasaan

a. Kalimat aktif: subjek melakukan kegiatan

b. Kosa kata emotif: yg berhubungan dengan emosi/ perasaan

c. Kosa kata bidang ilmu( istilah ): lazi digunakan bidang keilmuan

d. Kata tugas( kata depan, kata sambung, kata sandang/ kata seru)

e. Sinonim

f. Kata benda abstrak ( tanpa wujut ) : kesetiakawanan

 Langkah- langkah menyusun teks pidato persuasi

1. memilih dan menentukan topik

2. mnentukan tujuan pidato

3. mengumpolkan data untuk mendukung argumen ( alasan )

4. menyusun kerangka pidato

5. pembahasan mengembangkan kerangka

 TEKS CERPEN

 Unsur- Unsur Pembangun Teks Cerpen

1. Tema

2. Alur

3. Latar( tempat, waktu, dan suasana)

4. Penokohan

5. Sudut pandang

6. Amanat

 Struktur CERPEN

1. Orientasi: pengenalan tokoh dan latar cerita)

2. Komplikasi: tahap penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik,
hingga konflik memuncak( klimaks).

3. Evaluasi: konflik mulai diarahkan pemecahan.


4. Resolusi: pemecahan masalah/ penyelesaian.

 Unsur Kebahasaan Cerpen

1. Menggunakan kalimat deskripsi: menggambarkan suatu objek, hal, orang/ peristiwa sehingga
seolah- olah pembaca merasakan apa yang dirasakan pengarangnya.

2. Menggunakan kata/ kalimat ekspresif: penggunaan kalimat yang mampu mengekspresiakan


perasaan pengarang melalui tuturan tokoh. Biasanya menggunakan kata seru( interjeksi), kata
serapan.

3. Menggunakan majas

- Repetisi(berulang- ulang)

- Eufimisme(menghaluskan)

- Litotes(merendahkan diri)

- Hiperbola)melebih- lebihkan)

- Simile/asosiasi: ditandai dengan kata bagai, seperti, bak, laksana.

- Metafora(menggunakan perlambangan): membanting tulang.

- Personifikasi( benda mati hidup seperti manusia)

- Ironi(sindiran)

 Cara Menggambarkan Karakter Tokoh

1. Secara langsung(analitik)

2. Secara tidak langsung(dramatik) yaitu melalui:

- Dialog antartokoh

- Pendapat dari tokoh- tokoh lain

- Sikap/ reaksi tokoh terhadap kejadian tertentu.

- dll

 MAJAS

 Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memperjelas dan memperindah sebuah teks
dengan maksud untuk menimbulkan efek tertentu seperti kesn imajinatif.
 Majas digolongkan menjadi empat bagian besar, yaitu :
> Majas Perbandingan

- Asosiasi

Asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakekatnya berbeda namun sengaja
dianggap sama. Majas ini ditandai dengan penggunaan kata bagai, umpama, ibarat, bagaikan, dan
seumpama.

Contoh : semangatnya keras bagaikan baja.

- Metafora

Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.

Contoh : perpustakaan adalah gudang ilmu.

- Personifikasi

Personifikasi adalah majas perbandingan yang mengumpamakan benda mati seolah-olah bertingkah
laku seperti manusia.

Contoh : Pupuh dan kecapi membalut nyeri.

- Alegori

Aleogori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lain dalam kesatuan yang utuh.

Contoh : Hati-hatilah dalam mendayung bahtera rumah tangga mengarungi lautan kehidupan yang
penuh badai dan gelombang.

> Majas Pertentangan

- Hiperbola

Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang melebih- lebihkan dengan maksud untuk
memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.

Contoh : Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.

- Litotes

Litotes adalah majas yang digunakan untuk mengurangi atau mengecil-ngecilkan kenyataan
sebenarnya dengan maksud untuk merendahkan diri.

Contoh : Kami harap anda mau menerima pemberian yang tidak berharga ini.

- Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau
mengejek.

Contoh : Bagusnya raportmu, banyak sekali nilai merahnya.


- Sinisme

Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh : Perkataanmu itu sangat menyebalkan, kata-kata itu tidak pantas diucapkan oleh orang
terpelajar sepertimu.

- Oksimoron

Oksimoron adalah majas yang antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.

Contoh : Nuklir dapat menjadi pemusnah masal, tetapi juga dapat menyejahterakan umat manusia.

> Majas Perulangan

- Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bersinonim dengan maksud untuk
menegaskan arti suatu kata.

Contoh : Gotong royong dapat menumbuhkan sikap kerja sama dalam diri semua orang.

- Klimaks dan antiklimaks

* Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang semakin lama semakin
hebat.

Contoh : Semua jenis alat transportasi mulai dari sepeda, sepeda motor sampai dengan mobil berjejer
rapi di depan kantor tersebut.

* Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut- turut yang semakin lama
semakin menurun.

Contoh : Suster Kepala Sekolah, Dewan Guru, staf Tata Usaha, para murid sudah berada di lapangan
sekolah untuk mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional.

- Retoris

Retoris adalah majas berupa kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui semua orang.

Contoh : Siapa yang tidak ingin bahagia?

- Aliterasi

Aliterasi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki bunyi awal sama.

Contoh : dara damba daku, datang dari damai.

- Atanaklasis

Anataklasis adalah majas yang menggunakan perulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda.

Contoh : Karena buah penanya yang kontroversial itu, ia menjadi buah bibir di masyarakat.
- Repetisi

Repetisi adalah majas yang menggunakan perulangan kata sebagai penegasan.

Contoh : Selama ini kau kemana, selama ini tanpa kabar, selama ini tanpa kata, selama ini diam seribu
bahasa.

- Paralelisme

Paralelisme adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.

Contoh :

Sunyi itu duka

Sunyi itu hampa

Sunyi itu merana

- Kiasmus

Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan kata sekaligus pembalikan posisi (inversi).

Contoh : Yang kaya merasa dirinya miskin, yang miskin merasa dirinya kaya.

> Majas Pertautan

- Metonimia

Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama barang,
orang, atau hal lain sebagai penggantinya.

Contoh : Ayah baru saja membeli kijang padahal saya maunya Fortuner.

- Sinekdoke

Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagi pengganti nama keseluruhan atau
sebaliknya.

Contoh : Indonesia meraih medali emas pada kejuaraan bulu tangkis ganda putra.

- Alusi

Alusi adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah
diketahui bersama.

Contoh : Banyak korban yang berjatuhan karena kekejaman Nazi.

- Elipsis

Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.

Contoh : Aku dan dia ke pelabuhan.


- Inveri

Inveri adalah majas yang dinyatakan dengan pengubahan susunan kalimat.

Contoh : Kembalikan dia.

 TEKS TANGGAPAN

 Ciri Umum Teks Tanggapan

1. Bertujuan memengaruhu, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi dsb.

2. Mengutamakan aspek persuasif.

3. Bagian resume/ ringkasan disusun secara kronologis/ berurutan.

4. Penyampaian efektif( tidak bertele- tele).

 Fungsi teks tanggapan dapat mengakrabkan pelajar dengan sikap apresiasif dan kritis.
 Tanggapan dapat berupa: persetujuan, pujian, ketidaksetujuan, kritik, saran.
 Langkah- langkah menyimpulkan isi teks tanggapan

1. Membaca paragraf

2. Menentukan ide pokok

3. Membuat simpulan

 Struktur Teks Tanggapan

1. Resume/ ringkasan

2. Kelebihan dan kekurangan

3. Penilaian keseluruhan

 Ciri Kebahasaan Teks Tanggapan

1. Kalimat komplek( kalimat majemuk bertingkat)

2. Kalimat aktif

3. Penggunaan kata tugas

4. Kalimat deskriptif

5. Pengguanaan istilah

 Tata Cara Mengkritik

1. Gunakan bahasa yang santun.


2. Kritiklah tulisan atau tindakannya, bukan orangnya.

3. Berikan simpulan dan cara melakukan kritik/ saran tahap demi tahap.

 Ciri- Ciri

1. Pujian: ditandai oleh pernyataan- pernyataan yang positif, yang membesarkan hati orang/
pihak lain.

2. Kritik: berupa pernyataan- pernyataan negatif, celaan yang melihat kekurangan/ kelemahan
seseorang/ pihak tertentu.

3. Alasan: berupa pernyataan yang mengungkapkansebab/ alasan terjadinya sesuatu. Hal itu
ditandai oleh penggunaan konjungsi sebab, karena, oleh karena, dan sejenisnya.

4. Saran: berupa pernyataan yang mengungkapkan jalan keluar untuk menyelesaikan sesuatu;
pernyataan untuk suatu perbaikan. Hal ini ditandai oleh penggunaan kata- kata seperti: perlu,
sebaiknya, seharusnya.

 Tanggapan biasa dijumpai dalam: surat kabar( dalam artikel), surat pembaca, diskusi.

 BUKU FIKSI

 Buku fiksi merupakan buku yang menyajikan peristiwa berdasarkan rekayasa/ khayalan
imajinasi pengarang.
 Ide, gagasan bisa saja bersumber dari fakta kehidupan nyata sehari- hari.
 Contoh buku fiksi: cerita anak, dongeng, novel, cerpen, fabel, naskah drama.
 Unsur pembangun buku fiksi meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik.
 Unsur instrisk( unsur pembangun dari dalam) meliputi:

1. Tema

2. Amanat

3. Penokohan

4. Latar

5. Gaya bahasa

6. Sudut pandang

 Membuat peta pikiran/ sinopsis berbentuk pola alur suatu cerita:

1. Orientasi/ pengenalan cerita

2. Perumitan peristiwa: menuju ke puncak cerita( konflik)

3. Komplikasi, puncak/ inti cerita


4. Resolusi

5. Koda, penutup cerita/ simpulan( amanat)

 Cara membuat rangkuman

1. Catat peristiwa penting setiap paragraf.

2. Rangkailah dan kembangkan setiap peristiwa penting dalam setiap paragraf menjadi sinopsis

 Menyajikan tanggapan buku fiksi

1. Mencatat identitas buku( judul, namapenulis/ pengarang, penerbit, tahun terbit, dan ketebalan
buku).

2. Mengenalkan peta pikiran( sinopsi/ rangkuman) isi buku.

3. Menyajikan analisi atas hal- hal yang menarik dari isi, struktur, bahasa atau seting buku.

4. Memberikan penilaian( kelebihan/ kekurangan, kelengkapan fakta, kelogisan pendapat,


kejelasan dan kelengkapan penyajiannya.

 Unsur buku fiksi:

1. Sampul buku

2. Pokok bab buku

3. Judul bab dan subbab

4. Isi buku

5. Cara menyajikan isi buku

6. Bahasa yang digunakan

7. Penyajian alur cerita

 BUKU NONFIKSI

 Buku nonfiksi bersumber dari fakta dan data secara objektif.


 Contoh buku nonfiksi: buku pelajaran, ensikolpedia, esai, jurnal, buku dokumenter, biografi,
laporan ilmiah, skripsi, tesis, dan desertasi.
 UNSUR BUKU NONFIKSI:

1. Sampul buku

2. Pokok bab buku

3. Judul bab dan subbab


4. Isi buku

5. Cara menyajikan isi buku

6. Bahasa yang digunakan

7. Sistematika penulisan

 TEKS DISKUSI

 Teks diskusi adalah teks yang berisikan pendapat dari beberapa pihak mengenai suatu
permasalahan yang sedang dibahas.
 Ciri- ciri teks diskusi adalah : Di dalam teks berisi isu / topik dan argumen - argumen yang
dipaparkan baik mendukung maupun menentang. Sifat teks adalah argumentatif dan
informatif karena berisi banyak informasi yang berisi opini dengan dikuatkan fakta.
 Kebahasaan dalam teks diskusi dapat dikenali dengan beberapa ciri, di antaranya:
Menggunakan istilah umum tentang topik diskusi. Memuat kata-kata yang menunjukkan
perbandingan. Terdiri dari kata-kata yang mendukung atau menolak argumen.
 Teks diskusi mempunyai 4 struktur diantaranya yaitu isu, argumen mendukung, argumen
menolak dan kesimpulan.

> Isu: berisi masalah yang akan didiskusikan secara bersama-sama


> Argumen mendukung: berisi argumen (alasan) yang mendukung suatu hal yang menjadi pokok
permasalahan disku Setelah menyampaikan masalah, penulis dapat menyampaikan pendapat dari
satu sudut pandang pendukung disertai alasan-alasan dan bukti untuk mendukung pendapat yang
disampaikan sebelumnya.
> Argumen menentang: berisi argumen (alasan) yang menentang argumen yang mendukun Pada
tahap ini penulis memaparkan pendapat disertai alasan dan bukti dari sudut pandang kontra.
> Kesimpulan: hasil akhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi tentang suatu isu yang dibahas
berisi jalan tengah antara pendapat pro dan kontra.

 Jenis-Jenis Teks Diskusi

Teks diskusi ini terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu sebagai berikut ini

> Lokakarya

Lokakarya merupakan sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan oleh para ahli di bidang
tertentu. Tujuannya yaitu buat membahas suatu masalah yang berkaitan dengan keahlian
mereka, dan buat mencari solusi buat permasalahan tersebut.

> Muktamar

Muktamar merupakan sebuah pertemuan atau permusyawaratan tertinggi, yang diadakan oleh
pemimpin pusat dalam sebuah organisasi. Dimana, pertemuan ini akan dihadiri oleh para wakil
organisasi tersebut buat mengambil keputusan tentang suatu permasalahan yang sedang
dihadapi bersama didalam organisasi itu.

> Kongres

Kongres merupakan pertemuan besar dari para wakil organisasi (politik, profesi, sosial) buat
mendiskusikan dan juga mengambil keputusan dari permasalahan tersebut.

> Diskusi Panel

Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang dihadapan
Sekelompok orang ini membahas tentang suatu masalah tertentu yang sudah dipersiapkan Selain itu,
diskusi panel adalah sekelompok individu yang membahas topik mengenai kelebihan pada
masyarakat atau pendengar diskusi.

> Sarasehan

Sarasehan merupakan sebuah pertemuan yang dilaksanakan buat mendengarkan pendapat seseorang
yang ahli di dalam bidang tertentu. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan cara mengundang atau
menghadirkan sekelompok undangan tertentu

> Seminar

Seminar merupakan sebuah pertemuan khusus yang mempunyai teknis dan juga akademis. Tujuannya
buat melakukan studi menyeluruh temang suatu topik tertemu dengan pemecahan, suatu
permasalahan, yang memerlukan interaksi antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang
guru besar atau cendikiawan.

> Simposium

Simposium merupakan serangkaian pidato pendek yang dilakukan oleh seseorang, di depan para
peserta atau pengunjung yang dating.

 Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi

> Pengumaan Kohesi Leksial dan Kohesi Gramatikal

Kohesi Leksial merupakan kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata Sedangkan, kohesi
gramatikal merupakan kepaduan yang dicapai dengan memakai elemen dan juga aturan gramatikal

> Kalimat Deskriptif

Kalimat deskripsi merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk kalimat dan memiliki isi sebuah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

Contoh Kalimat Deskripsi : Cicak dianugerahkan kemampuan untuk memutuskan ekornya pada saat
dirinya merasa terancam.
> Kata Depan

kata depan adalah kata yang terangkarkan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh
nomina atau pronomina Preposisi bisa berhentis, kata, salnya di dan untok, usan gabungan kata,
misalnya bersama atau sampai dengan

Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu
cara penggolongan yang dapat digunakan:

- Preposisi yang menandai tempat, Misalnya di, ke, dari h

- Preposisi yang menandai waktu, Misalnya hingga, hampir

- Preposisi yang menandai sebab Misalnya demi, atas

- Preposisi yang menandai arah asal, yaitu, dari

- Preposisi yang menandai arah tujuan, yaitu ke, kepada, akan, terhadap

- Preposisi yang menandai pelaku, yaitu; oleh

> Kata tugas

Kata Tugas adalah salah satu jenis kata dalam tatabahasa formal bahasa Indonesia yang hanya
memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal. Artinya, makna dari kata tugas akan
menjadi jelas ketika dihubungkan dengan kata lain dalam sebuah kalimat.

Kata tugas memiliki beberapa ciri, yaitu:

- Mempunyai makna gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal

- Seringkali bentuknya tidak berubah

- Maknanya akan jelas jika didampingi kalimat lain.

Berdasarkan peranannya, kata tugas dapat dibagi menjadi lima sub kelompok:

- preposisi (kata depan); contohnya di, ke, dari

- konjungsi (kata sambung atau penghubung), contohnya dan, atau, serta

- artikulasi (kata sandang), contohnya si, sang, para

- interjeksi (kata sera), contohnya wah, bah

- partikel penegas, contohnya -kah, -lah, -pun

Secara umum, konjungsi atau kata penghubung terbagi menjadi dua, yaitu kata penghubung
koordinatif dan kata penghubung subordinatif. Kata penghubung koordinatif berfungsi
menghubungkan kata atau kalimat yang berkedudukan setara, sedangkan kata penghubung
subordinatif menghubungkan kata atau kalimat yang memiliki kedudukan tidak setara,
contohnya Ibu membeli buah dan sayur di pasar (konjungsi koordinatif), Ayah rajin berolahraga agar
tetap bugar (koujungsi subordinatif).
 TEKS INSPIRATIF

 teks cerita inspiratif adalah teks yang berisi cerita fiksi maupun pengalaman yarig benar-benar
jadi yang mampu mengipugah inspirasi dan semangat seseorang yang membacanya.
 Ciri-Ciri Teks Cerita Inspiratif

> Teks yang menginspirasi memiliki struktur teks yang terdiri dari orientasi, komplikasi peristiwa,
komplikasi, resolusi, dan kode

> Teks yang menuinspirasi biasanya memiliki tema spesifik yang dapat dikembangkan menjadi
cerita yang menarik.

> Selain temanya, teks inspirasional juga memiliki alur cerita tertentu sehingga pembaca dapat
memahami cerita yang disajikan dan pesan yang terkandung di dalamnya.

> Teks yang menginspirasi juga memiliki pesan atau pesan yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Misalnya hidup bahagia dengan segala kekurangan yang dimiliki.

> Teks yang menginspirasi adalah naratif karena mereka menceritakan tentang seseorang atau
sesuatu yang dapat menginspirasi siapa saja untuk membaca cerita.

> Teks yang mengilhami umumnya menceritakan kisah kehidupan karakter yang bisa menjadi
panutan bagi pembacanya Karakter dalam teks inspirasional dapat berupa karakter dalam
kehidupan nyata atau fiksi. Ini juga bisa menjadi teks yang menginspirasi yang terkandung dalam
cerita binatang atau dongeng.

 Struktur Teks Cerita Inspiratif

> Bagian orientasi, adalah tahap pengenalan atu penyituasian biasanya berisi pengenalan tokoh,
latar, dan latar belakang cerita

> Bagian rangkaian peristiwa, dimulai dari awal terjadinya sebuah peristiwa sampai pada puncak
masalah

> Bagian komplikasi merupakan tahap puncak dari peristiwa-peristiwa yang dikembangkan pada
tahap rangkatan peristiwa sampai masalah tersebut di temukan jalan keluarnya

> Bagian resolusi, merupakan tahap penyelesaian masalah Peristiwa atau masalah yang
dikembangkan pada bagaian rangkaian peristiwa dan komplikasi dikendurkan pada tahap resolusi

> Bagian koda, adalah bagian penutup dari sebuah cerita inspiratif dan jenis teks narasi lainnya.
Dalam tahap ini disampaikan kesimpulan dan pesan moral yang dapat diambil dari cerita tersebut.

 Unsur-Unsur Teks Cerita Inspiratif

> Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita Penokohan adalah
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita
> Latar Cerita (Setting)

Latar adalah unsur dalam cerita yang menunjukan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa
dalam cerita itu berlangsung.

> Alur/Jalan Cerita

Alur adalah jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan yang diwujudkan oleh hubungan
sebab akibat, tokoh utama, tema, atau kegiatannya

> Sudut Pandang (Point Of View)

Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam
cerita

> Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan
cerita

> Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang di
buatnya.

 Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif

> Kata keterangan tempat, waktu, tujuan, dan cara

- Keterangan cara Adverbial ini menamahkan keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang
terjadi Misalnya, dengan, dan secara Keterangan tempat. Adverbia ini menambahkan keterangan
tempat terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan, yaitu di, ke dan dari.

- Keterangan waktu Adverbia ini menambahkan keteranaun waktu kapan terjadinya suatu
peristiwa atau kegiatan, yaitu pada kemarin, besok, lusa, dan lain-lain.

- Keterangan tujuan Adverbis in menambahkan informasi najuan pada kalimat, misalnya untuk,
supaya dan agar.

> Kata hubung intraklimat dan antarkalimat

Konjungsi antar kalimat yaitu kata yang manghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain.
Sehingga konjungsi ini selalu dimulai dengan kalimat baru.

- Konjungsi yang menyatakan pertentangan pada kalimat sebelumnya; biarpun demikian,


sekalipun demikian, dan meskipun demikian.

- Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya:
sesudah itu dan setelah itu.
- Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya: tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.

- Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Konjungsi yang
menyatakan keadaan yang sebenarnya,

- Konjungsi yang menguatkan keadaan yang sebelumnnya: malahan dan bahkan

- Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang sebelumnya : namun, dan akan
tetapi.

- Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, dengan demikian.

- Konjungsi yang menyatakan akibat : oleh karena itu dan oleh sebab itu.

- Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya:
sebelum itu.

- Konjungsi antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa
dengan klausa, dan frasa dengan frasa. Konjungsi antarkalimat dibagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordiantif dan konjungsi subordinatif.

*Contoh kata konjungsi koordianatif dan, serta, tetapi

* Contoh kata konjungsi subordiantif: setelah, agar, dan sehingga

> Kaliamat majemuk sementara dan bertingkat

- Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang
setara/ sederajat kedudukannya.

*Contohnya: Dia terjatuh di danau dan koran dagangannya berantakan.

- Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara sederajat.

*Contohnya: Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina

 Langkah-Langkah Menulis Teks Cerita Inspirasi

> Tentukan tema dan amanat yang akan disampaikan

> Tetapkan sasaran pembaca

> Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur

> Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita

> Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung

> Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandanganya

> Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut

Anda mungkin juga menyukai