Anda di halaman 1dari 45

PENERAPAN

EKONOMI PADA
PERSAMAAN LINIER
Dr. LILIA PASCA RIANI, M.Sc.
DATA, GRAFIK, dan PERSAMAAN
Y
X Y 13

0 3 11
1 5
9
2 7
7
3 9
5
4 11
5 13 3
X
6 15 1 2 3 4 5
MENENTUKAN PERSAMAAN
1. Cara Dwi Koordinat
2. Cara Koordinat Lereng
3. Cara Penggal Lereng
4. Cara Dwi Penggal
1. Cara Dwi Koordinat
Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linear yang
memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui titik A dan titik B
dengan koordinat masing-masing (X1,Y1) dan (X2, Y2), maka rumus
persamaan linearnya adalah :

Dari data di atas, tentukan persamaan


linearnya dengan koordinat (2,7) dan (3,9)
2. Cara Koordinat-Lereng
Dari sebuah titik dan suatu lereng dapat dibentuk sebuah
persamaan linear yang memenuhi titik dan lereng tersebut. Apabila
diketahui titik A dengan koordinat (X1, Y1) dan lereng garisnya
adalah b, maka rumus persamaan linear nya adalah

Dari data di atas, dengan koordinat (2,7)


tentukan persamaan linearnya
3. Cara Penggal-Lereng
Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggalnya pada salah satu sumbu dan lereng
garis yang memenuhi persamaan tersebut.
Dalam hal ini rumus persamaan linearnya adalah

Dari data di atas, tentukan persamaan linearnya


4. Cara Dwi-Penggal
Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggal garis tersebut pada masing-masing sumbu,
yakni penggal pada sumbu vertikal disebut a (ketika x = 0) dan
sumbu horisontal disebut c (ketika y = 0)

Dari data di atas, tentukan persamaan linearnya

Kerjakan Latihan soal 1


PENERAPAN PADA
EKONOMI MIKRO
1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran, dan fungsi
keseimbangan pasar
2. Pengaruh pajak spesifik dan pajak proporsional terhadap
keseimbangan pasar
3. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
4. Keseimbangan pasar pada kasus dua macam barang
5. Fungsi biaya dan penerimaan
6. Keuntungan, kerugian, dan pulang pokok
7. Fungsi anggaran
PENERAPAN PADA
EKONOMI MAKRO
8. Fungsi pajak
9. Fungsi investasi
10. Fungsi impor
11. Pendapatan nasional
12. Analisis IS-LM
1. Fungsi Permintaan, Fungsi
Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Bentuk umum fungsi permintaan
P

Kurva permintaan

0 a Q
Bentuk umum fungsi penawaran
P

Kurva penawaran

-a 0
Q
Keseimbangan Pasar
P

Qs

E
Qd = Jumlah Barang yang diminta Pe
Qs = Jumlah Barang yang di tawarkan
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan Qd
Qe = jumlah keseimbangan 0 Qe Q
Kasus 1

15 Qs

E
7

3
Q
Qd
15
0 8
Kerjakan Latihan Soal 2 poin a
Pengaruh Pajak
Terhadap Keseimbangan Pasar

• Pajak Spesifik
Logikanya :
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik, terjadi
keseimbangan baru terhadap kurva penawaran (kurva
penawaran bergeser keatas)

Pajak
Kasus 2 Kerjakan Latihan soal 2
Sebelum Pajak Pe = 7 dan Qe = 8. poin b dan c
Sesudah pajak, harga jual menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser ke atas

P
15 Q’s
Qs
E’
9
E
7
6
3
Qd
Q
6 8 15
Beban Pajak yang ditanggung oleh Konsumen

Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (tk)


merupakan seilsih antara harga keseimbangan sesudah pajak (P’e)
dan harga keseimbangan sebelum pajak (Pe).

Dari kasus 2 dapat dihitung tk = 9 – 7 = 2. Berarti setiap unit barang


yang dibelinya, konsumen menanggung beban (membayar) pajak
sebesar 2. Dengan kata lain, dari pajak sebesar 3 per unit barang,
sebesar 2 (67% ) pajak ditanggungkan ke konsumen.
Beban Pajak yang ditanggung oleh Produsen

Besarnya bagian dari pajak yang ditanggung oleh produsen (tp)


adalah selisih antara besarnya besarnya pajas per unit barang (t)
dan bagian pajak yang ditanggungkan pada konsumen (tk).

Dari kasus 2 dapat dihitung, tp = 3 – 2 = 1. berarti setiap unit barang


yang diproduksi dan dijualnya, produsen menanggung beban pajak
sebesar 1 (33%). Lebih sedikit dibandingkan dengan pajak yang
ditanggung oleh konsumen.
Jumlah Pajak yang diterima oleh Pemerintah
Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesuah
pengenaan pajak (Q’e) dengan besarnya pajak per unit barang (t)

Dalam kasus 2, T = 6 x 3 = 18.


Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan utama
pemerintah. Dengan pajak inilah pemerintah dapat
mengelola kegiatannya sehari-hari seperti pembangunan
infrastruktur, membayar gaji pegawai negeri, memberikan
dana-dana bantuan masyarakat, dll.
Kerjakan Latihan soal 2 poin d
• Pajak Proporsional
Pajak Proporsional adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan
prosentase tertentu dari harga jual. Pengaruhnya terhadap peningkatan
harga jual mirip dengan pajak spesifik, namun analisisnya berbeda.
Jika pengenaan pajak spesifik menyebabkan kurva penawaran bergeser
ke atas sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak, maka pajak
proporsional menyebabkan kurva penawaran lebih curam dari pada kurva
penawaran sebelum pajak
Kasus 3

P Q’s

Qs

E’
8,4
E
7

Qd
6,6 8 Q
15
Perhitungan pajak nya
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap unit
barang yang dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4 (67%)
Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen adalah tp = t – tk =
2,1 – 1,4 = 0,7 (33%)
Sehingga besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah dari hasil
penjualan barang ini adalah T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
Kerjakan Latihan soal 2 poin b sampai d
Dengan tambahan data pajak proporsional
20%
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Subsidi
Kasus 3
P Qs tanpa subsidi
15

Q’s dengan
E’ subsidi
7
E
6
3
1,5
Q
0 8 9

Kerjakan Latihan soal 2 poin e dan f


Bagian Subsidi yang dinikmati oleh konsumen
Besarnya bagian subsidi yang diterima oleh konsumen (sk) adalah
selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dan harga
keseimbangan sesudah subsidi (P’e)

Dari kasus 3, sk = 7 – 6 = 1 berarti setiap unit barang yang dibeli,


konsumen menerima subsidi sebesar 1 (67%) per unit barang
Bagian Subsidi yang dinikmati oleh produsen

Besarnya bagian dari subsidi yang dinikmati oleh


produsen (sp) adalah selisih antara besarnya subsidi
perunit barang (s) dan bagian subsidi yang dinikmati oleh
konsumen (sk)

Seperti kasus 1, sp = 1,5 – 1 = 0,5. berarti dari setiap unit barang


yang diproduksi dan dijualnya, produsen menerima subsidi sebesar
0,5 (33%) dari subsidi per unit barang.
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S)
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual
sesudah subsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi perunit
barang (s).

Dalam kasus ini, S = 9 x 1,5 = 13,5

Kerjakan Latihan soal 2 poin g


SILAHKAN BERTANYA

Tugas : Kerjakan Latihan Soal 3


MATERI PERTEMUAN SELANJUTNYA

• Keseimbangan Pasar Untuk Kasus 2


Macam Barang
• Fungsi Biaya
• Fungsi Penerimaan
• Analisis Pulang Pokok
• Fungsi Anggaran
KESEIMBANGAN PASAR : KASUS
DUA MACAM BARANG
Apabila barang X dan barang Y mempunyai hubungan
penggunaan, permintaan akan masing-masing barang dipengaruhi
juga oleh harga barang lainnya, semisal barang subsitusi (kopi dan
teh) atau barang komplementer (Kopi dan gula)
JAWABAN


Selanjutnya Qx dan Qy dapat dihitung dengan memasukkan nilai
Px dan Py yang diperoleh sebelumnya.
Dengan memasukkan Px = 2 dan Py = 2 kedalam persamaan Qdx
atau Px=2 ke dalam persamaan Qsx, diperoleh Qx = 6. kemudian
dengan memasukkan Px=2 dan Py=2 kedalam persamaan Qdy
atau Py = 2 kedalam persamaan Qsy, diperoleh Qy=11.
Jadi,
Px equilibrium = 2 Py equilibrium = 2
Qx equilibrium = 6 Qx equilibrium = 11
Tugas ke 4 : Kerjakan latihan soal 4, dan buatkan 1
soal sekaligus jawabannya untuk keseimbangan pasar
kasus 3 macam barang.
FUNGSI BIAYA
FC = biaya tetap
C
VC = biaya variable
TC = biaya total
k = konstanta
v = lereng kurva VC
dan kurva TC

Q
0
Kasus 5
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp.
20.000, dan biaya variabelnya ditunjukkan dengan persamaan VC = 100Q.
Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang
harus dikeluarkan jika perusahaan memproduksi 500unit barang?

C TC = 20.000 + 100Q

70.000 VC = 100Q

50.000

20.000 FC

0 500 Q
Tugas ke 5: Kerjakan latihan
soal 5 dan buatlah 1 soal
beserta jawabannya untuk
kasus fungsi biaya
FUNGSI PENERIMAAN

R = Revenue (Penerimaan)
Q = jumlah barang yang dihasilkan / terjual
P = harga perunit barang
Kasus 6
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
adalah Rp. 200 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva
penerimaan total perusahaan ini. Berapa penerimaannya
bila terjual barang sebanyak 350 unit?

R R = 200Q

70.000

40.000

Q
0 200 350
•Tugas ke 6: Kerjakan latihan
soal 6 dan buatlah 1 soal
beserta jawabannya untuk
kasus fungsi penerimaan
ANALISIS PULANG POKOK
Dengan mengetahui besarnya C dan R
maka dapat dianalisis profit perusahaan (π)
Keuntungan akan didapat bila R > C, dimana π > 0
Kerugian akan didapat bila R < C, dimana π < 0
Ketika kurva R dan kurva C berpotongan (R = C),
maka π = 0, berarti perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan sekaligus tidak
mengalami kerugian (pulang-pokok)
Grafik Pulang-pokok
C, R R = r(Q) Q = jumlah produk
C = c(Q) R = penerimaan total
π>0
C = biaya total
TPP (π = 0) π = profit
TPP = Titik pulang-pokok
π<0
(Break Even Point)
Q
0
Q*
Kasus 7
Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditujukkan oleh persamaan
C = 20.000 + 100Q dan penerimaan totalnya R = 200Q. Pada tingkat produksi
berapa perusahaan berada pada posisi pulang-pokok? Apa yang terjadi jika
perusahaan memproduksi sebanyak 300unit?
π=R–C C,R, π
R
Pulang-pokok = π = 0, C
60.000
sehingga R - C = 0 π
Atau R = C 50.000
200Q = 20.000 + 100Q 40.000
TPP VC
200Q – 100Q = 20.000
100Q = 20.000
20.000 FC
Q = 200
Jika Q = 300, maka: Q
R = 200(300) = 60.000 0 100 300
C = 20.000 + 100(300) = 50.00o
Keuntungan : π = R – C = 60.000 – 50.000 = 10.000
• Tugas ke 7: Kerjakan latihan soal 7
dan buatlah 1 soal beserta
jawabannya untuk kasus analisis
titik pulang pokok (berdasarkan
tugas ke 5 dan ke 6)
FUNGSI ANGGARAN
Dalam konteks ekonomi mikro, ada 2 teori yang membahas
tentang fungsi anggaran, yakni
1. Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas
maksimum kemampuan seorang produsen membeli 2
macam input (faktor produksi) atau lebih, sesuai dengan
jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing input.
2. Pada teori konsumsi, fungsi anggaran mencerminkan batas
maksimum kemampuan seorang konsumen untuk membeli
2 macam barang (keluaran) atau lebih, sesuai dengan
jumlah pendapatan dan harga masing-maing keluaran
tersebut.
Bentuk umum persamaan fungsi anggaran:

Kasus 8
Buatlah persamaan anggaran seorang konsumen untuk barang X dan
barang Y apabila pendapatan nya sebesar Rp. 100.000, sedangkan harga
barang X dan barang Y adalah Rp. 500 dan Rp 1.000 per unit. Jika semua
pendapatan dibelanjakan untuk membeli barang X, berapa unit X yang
dapat dibelinya? Dan berapa unit barang Y yang dapat dibeli jika dia
membeli 100 unit X?
Jawaban

100

(100,50)
50

x
0 100 200

Tugas 8 : Kerjakan Latihan soal 8 dan buatlah 1 soal


beserta jawabannya untuk kasus Fungsi Anggaran

Anda mungkin juga menyukai