Anda di halaman 1dari 11

Matakuliah : J0174/Matematika I

Tahun : 2008

Aplikasi fungsi kuadrat dalam ekonomi dan


bisnis
Pertemuan 9
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, mahasiswa diharapkan
akan mampu :
• Mahasiswa dapat Menghubungkan konsep fungsi kuadrat
dengan konsep penentuan keseimbangan pasar, konsep biaya
minimum dan penerimaan maksimum

Bina Nusantara
Outline Materi
• Permintaan
• Penawaran
• Kesembangan Pasar
• Pengaruh Pajak dan Subsidi

Bina Nusantara
Aplikasi fungsi parabola dalam ekonomi dan bisnis

• Pada bagian ini akan disajikan beberapa contoh


penerapan kurva parabola dalam ilmu ekonomi.
Aplikasi meliputi fungsi permintaan, fungsi
penawaran dan keseimbangan pasar, fungsi
biaya, fungsi penerimaan, analisis BEP dan
transformasi produk.

Bina Nusantara
Fungsi permintaan, penawaran dan
keseimbangan pasar
Dalam penerapan fungsi kuadrat dalam ekonomi
dan bisnis, analisis hanya pada kuadran satu
diagram cartesius dimana nilai x yang biasanya
menunjukkan kuantitas Q dan y yang menunjukkan
variabel harga P bernilai 0 dan atau positip

Bina Nusantara
• Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk permintaan
dan penawaran yang non linier sama seperti analisis pada
fungsi yang linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh
kesamaan Qd = Qs, perpotongan antara kurva permintaan
dan kurva penawaran.
• Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan
pasar juga sama seperti terhadap kasus linier. Pajak dan
subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan produsen
berubah. Pajak dan subsidi akan menggeser kurva
penawaran. Pajak membuat harga menjadi lebih tinggi
sedangkan subsidi akan menurunkan tingkat harga barang.

Bina Nusantara
Kasus
Kita masuk pada contoh kasus berikut ini.
• Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan Qd = 19 – P2 dan penawarannya ditunjukkan
oleh persamaan Qs= -8 + 2P2. Quantitas dinyatakan dalam
unit dan harga dalam rupiah. Pada proses penjualan barang
pemerintah mengenakan pajak penjualan sebesar 2 rupiah
per unit. Berapa barang dapat terjual, berapa total pajak
yang diterima pemerintah, hitung juga berapa proporsi
pajak yang harus ditanggung konsumen dan berapa yang
harus ditanggung produsen.

Bina Nusantara
Jawab:
Saat keseimbangan pasar maka kuantitas barang yang
dilepaskan produsen sama dengan yang dibeli oleh konsumen.
Qd= Qs.
19 - P2 = -8 +2P2
3P2 = 27
P2 = 9
P=3
Harga keseimbangan sebelum dikenai pajak adalah 3 per unit.
Setelah ada pajak maka tentu saja produsen akan menaikkan
harga barangnya.

Bina Nusantara
Pajak menyebabkan kurva begeser ke arah kiri sebesar pajak yang
ditetapkan.
Kurva penawaran sebelum pajak :Qs= -8 + 2P2 maka setelah
ditetapkan pajak menjadi :
Qss= -8 + 2(P-2)2
Qss= -8 + 2(P2-4P+4)
= -8 + 2P2 - 8p + 8
= 2P2 - 8P
Keseimbangan setelah pajak:
19-P2 = 2P2-8P
3P2-8P-19 = 0
Kita gunakan rumus abc.

Bina Nusantara
a = 3, b = -8, c = -19
p12 = (-b + V(b2 – 4ac) )/(2a)
= (8 + V(64 + 228))/6
= (8 + V292)/6
= (8 + 17,05)/6
P1 = (8 + 17,05)/6 = 4,2
P2 = (8 – 17,05)/6 = -1,5

Kita ambil harga positipnya yaitu untuk tingkat


Harga P = 4,2 satuan harga maka kuantitas ke –
seimbangan Q = 19-P2 = 19 – 17,64 = 1,16 unit

Bina Nusantara
• Harga sebelum pajak 3 satuan harga dan harga sesudah
pajak adalah 4,2 satuan harga . Barang terjual sebesr 1,64
unit. Dari penjualan tersebut pemerintah menerima pajak
sebesar T . Qt = 2 . 1,64 = 3,28 satuan uangdengan
proporsi yang ditanggung konsumen sebesar (Pt- Pe) . Qe
=(4,2 – 3 ) 1,64 = 1,968 satuan uang. Sedangkan pajak
ditanggung produsen sebesar 3,28 – 1,968 = 1,312 satuan
uang.
• Dengan persamaan yang sama coba dikerjakan jika pajak
ditetapkan proporsional sebesar 5 % dari harga per unit
dan jika subsidi diberikan 10 satuan uang per unit.

Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai