Anda di halaman 1dari 19

MATERI EKONOMI

KELAS X.8

EKONOMITRI
BAB IV
EKONOMITRI

TUJUAN PEMBELAJARAN: Siswa dapat memahami dan menerapkan


konsep matemtika dalam pemecahan masalah ekonimi

A. Pengertian
Ekonomitri adalah Ilmu ekonomi dan matematika ekonomi yang
membahas fenomena ekonomi yang bersifat kualitatif dalam bentuk
angka. Analisis di dalam ekenometrika menggabungkan antara teori
ekonomi, matematika, dan statistika ke dalam satu sistem analisis yang
lengkap. Ekonometrika umumnya menganalisis fenomena ekonomi dengan
statistika inferensi sehingga pengujian empiris dapat dilakukan terhadap teori
ekonomi yang telaah dianalisis. Kajian ekonometrika secara umu terbagi
menjadi empat. Pertama, kajian mengenai hubungan antara variabel-variabel
ekonomi. Kedua, penggunaan data empiris untuk menguji teori ekonomi.
Ketiga pengujian hipotesis melalui perilaku ekonomi. keempat, perkiraan
perilaku ekonomi dari variabel ekonomi.

B. Fungsi Matematis Permintaan


1. Pengertian
Ialah jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin di beli oleh
konsumen pada berbagai macam tingkat harga selama periode tertentu.
2. Rumus Matematis

P = a – b Q Atau Q = a – b P

3. Mencari Harga Dan Jumlah


Permintaan
4. Menentukan Fungsi Permintan

C. Fungsi Matematis
Penawaran

1. Pengertian
Ialah hubungan antara banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan dan
harganya, pengertian penawaran sendiri yaitu banyaknya barang atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.

2. Rumus Matematis
P = a + bQ atau Q = a + bP
Dengan,
Q = Jumlah barang yang diminta konsumen
P = Harga barang tiap unit
a = Angka konstanta
b = Koefisien kecenderungan (positif karena fungsi penawaran
sifatnya berbanding lurus)
3. Mencari Dan Jumlah Penawaran
Contoh Soal dan Pembahasan Fungsi Penawaran
Diketahui, penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Qs= - 6 +
3P. Hitung jumlah barang yang ditawarkan, bila harga barang yang
ditawarkan adalah Rp 3,00 ?
P = 0 maka Q = -6 dan jika, Q = 0 maka P = 2
Contoh Soal Fungsi Penawaran
Qs = - 6 + 3P, dengan P = 3
= - 6 + 3. 3
=3
Jadi, dengan harga penawaran Rp 3,00 jumlah barang yang ditawarkan
adalah 3.
4. Menentukan Fungsi Penawaran
Contoh Soal Fungsi Penawaran dan Jawaban
Pada saat harga Rp 40 per unit, jumlah penawarannya 10 unit. Dan ketika
harga Rp 60 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Tentukan fungsi
penawarannya!
Jawab:
Dik : P1 = 40
P2 = 60
Q1 = 10
Q2 = 20
Dit : Qs = ….?
Jawaban:
=> Q = -10 + 0.5P
=> -0.5P = -10 – Q
=> P = -10 – Q / -0.5
=> P = 20 + 2Q
Jadi, fungsi penawarannya adalah Qs = -10 + 0.5P atau Ps = 20 + 2Q
D. Keseimbangan Pasar

1. Fungsi Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar adalah hal yang sangat diperlukan untuk menjaga


kestabilan harga sehingga tidak merugikan penjual. Terdapat dua fungsi
keseimbangan pasar yang dapat mengontrol hal tersebut, antara lain:

1. Fungsi Penawaran
Fungsi permintaan merupakan hubungan antara jumlah permintaan barang
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Proses dari fungsi ini dilakukan berdasarkan hukum permintaan yang
menyatakan apabila harga barang mengalami kenaikan, maka permintaan akan
menurun dan begitu pula sebaliknya.
Hubungan antara harga dan jumlah barang pada fungsi permintaan berbanding
terbalik. Pada saat harga barang turun, maka permintaan akan naik dan
sebaliknya. Sehingga grafik fungsi permintaan akan selalu bernilai negatif.  

2. Fungsi Permintaan
Fungsi penawaran merupakan hubungan antara jumlah barang dan harga yang
ditawarkan pada penjual.
Fungsi penawaran sesuai dengan hukum penawaran yang berlaku, di mana
kenaikan harga akan diikuti dengan naiknya jumlah yang ditawarkan dan
sebaliknya.
Hal tersebut sesuai dengan asumsi ceteris paribus atau pengaruh faktor-faktor
lain yang dianggap tetap, seperti kenaikan harga akan menyebabkan permintaan
barang berkurang. 
Itulah sebabnya, perbandingan antara harga dan jumlah yang ditawarkan selalu
menghasilkan hubungan positif.
Terkadang terdapat kondisi di mana harga barang melebihi harga keseimbangan
dan menyebabkan penawaran yang berlebihan. 
Hal tersebut menunjukkan ketimpangan antara jumlah barang yang ditawarkan
lebih banyak daripada permintaannya. Sehingga akan menyebabkan penurunan
harga karena berkurangnya peminat dan terjadi keseimbangan pasar. 

2. Mencari Harga dan Jumlah Keseimbangan Pasar

Kesepakatan harga antara pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar


yang terjadi di pasar disebut sebagai harga keseimbangan pasar atau harga
pasar. Harga keseimbangan pasar berada pada titik equilibrium yaitu titik
potong antara kurva permintaan dan penawaran.
Berikut data harga tomat, jumlah permintaan, dan penawaran di pasar
tradisional di Kota D pada Bulan Januari tahun 2023.

Dari data tersebut, maka titik keseimbangan pasar (Q; P) adalah ….


A. (600; 10.000)
B. (800; 9.000)
C. (900; 8.500)
D. (1.800; 9.000)
E. (1.800; 10.000)

Pembahasan:
Dari data yang diberikan pada tabel harga, permintaan/kg, dan penawaran/kg
dapat ditentukan fungsi permintaan dan fungsi penwaran dalam variabel harga.
Cara menentukan fungsi penawaran (Qs) dan fungsi permintaan (Qd) dalam
variabel harga (P) dilakukan seperti langkah-langkah berikut.

Menentukan harga pasar:


Qd = Qs
‒1/5P + 2.600 = 1/5P ‒ 800
‒1/5P ‒ 1/5P = ‒800 ‒ 2.600
‒2/5P = ‒3.400
P = ‒3.400 × (‒5/2)
P = 8.500

Menghitung jumlah keseimbangan:


Qs = 1/5P ‒ 800
Qe = 1/5×8.500 ‒ 800
Qe = 1.700 ‒ 800
Q = 900

Jadi, titik keseimbangan pasar (Q; P) adalah (900; 8.500).

E. Pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar


Pengaruh pajak adalah :
a.Pajak mempengaruhi fungsi penawaran
b.Pajak akan menaikan harga barang
c.Pajak akan menurunkan harga barang
d.Kurve keseimbangan setelah pajak bergeser ke kanan
Menghitung :
Total pajak T = t.Q’
Pajak yang dibayar konsumen tk = (P’-P).Q’
Pajak yang dibayar produsen tp = T – tk
Keterangan :
P = harga sebelum pajak
P’ = harga setelah pajak
Q = jumlah sebelum pajak
Q’ = jumlah setelah pajak
1. Mencari keseimbangan pasar sebelum pajak atau subdisi
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dinyatakan dengan persamaan:
Qd = -2P + 200 dan Qs = 5P - 10
Jika pemerintah mengenakan pajak Rp 10,00 per unit, maka hitunglah:
Keseimbangan pasar sebelum pajak
Keseimbangan pasar sesudah pajak
1). Keseimbangan pasar sebelum pajak:
Qs = Qd
5P - 50 = -2p + 200
5P + 2P = 200 + 10
7P = 210P = 30
Mencari Q, yaitu:
Q = -2P + 200
Q = -2 (30) + 200
Q = -60 + 200Q = 140
Jadi kesimbangan pasar sebelum pajak adalah (30;140).

2. Mencari keseimbangan pasar setelah pajak atau subsidi

2). Keseimbangan pasar sesudah pajak


Mengubah fungsi penawaran:
Q = 5P - 10 dan t = 20, maka
Q = 5(P-20) - 10
Q = 5P - 20 - 10
Q = 2P - 30
Sehingga keseimbangan pasar sesudah pajak:
2P - 30 = -2P + 200
2P + 2P = 200 + 30
4P = 230P = 57,5
Mencari Q, yaitu:
Q = -2P + 200
Q = -2 (57,5) + 200
Q = -115 + 200 Q = 85
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak adalah (85;57,5)

3. Menghitung total pajak atau subsidi


Rumus menghitung pajak yang ditanggung produsen adalah (Tp =
To−Tk), yang mana artinya pajak per unit barang dikurangi pajak yang
ditanggung konsumen
4. Menghitung pajak yang dibayar konsumen atau subsidi yang
diterima konsumen

5. Menghitung pajak yang


dibayar produsen atau
subsidi yang
diterimaprodusen

F. Koefisien Elastisitas Permintaan dan Penawaran

1. Pengertian
• Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah
barang yang diminta atau ditawarkan. Koefisien elastisitas adalah yang
menunjukkan seberapa besar perubahan jumlah permintaan atau penawaran
jika harga barang mengalami perubahan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Faktor yang menentukan elastisitas permintaan dan penawaran adalah :
jumlah barang substitusi, potensi pendapatan, daya tahan produk, kapasitas
produksi industri dan jangka waktu analisis.

3. Cara menghitung koefisien elastisitas


• Cara menghitung koefisien elastisitas dapat dilakukan menggunakan
rumus koefisien elastisitas. Di manan rumus koefisien elastisitas terdiri dari
dua macam=
- yaitu rumus koefisien elastistisitas permintaan (Es)
- rumus koefisien elastistisitas permintaan (Ed).
4. Kurve koefisien elastisitas
G.Fungsi konsumsi, tabungan dan keseimbangan pendapatan

1. Rumus Fungsi Konsumsi dan Tabungan


adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Konsumsi
C=a+bY
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
nilai a = harus positif
nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional.

a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau


autonomous consumptio (konsumsi otonom).

b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah


pengeluaran.

2. Fungsi Tabungan
Y=C+S
Y = (a + b Yd) + S
S = Y - (a + b Yd)
S = -a + (1 – b) Yd

Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu:


nilai a = harus negatif
nilai 1 – b = harus positif
Keterangan:
S = tabungan
a = tabungan negatif apabila pendapatan sama dengan nol
(1-b) = kecenderungan menabung marginal (MPS)
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan
3. Keseimbangan pendapatan
Dalam rumus, pengeluaran dapat terdiri dari 1, 2, 3 dan 4 sektor. Pada
umumnya, negara-negara menggunakan rumus keseimbangan pendapatan
nasional 4 sektor, yaitu dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga,
investasi, pemerintah dan luar negeri.
Berikut rincian rumusnya:
1 sektor, yaitu Y = C
2 sektor, yaitu Y = C + I
3 sektor, yaitu Y = C + I + G
4 sektor, yaitu Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
C = consumption atau konsumsi rumah tangga
I = investment atau investasi
G = goverment atau pemerintah
X = ekspor
M = impor

2. Contoh Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Berikut adalah contoh soal dari fungsi konsumsi dan tabungan.


Fungsi konsumsi memiliki persamaan C = 15 + 0,75 Yd dan pendapatan yang
bisa dibelanjakan adalah Rp30 miliar. Maka berapakah nilai konsumsi agregat
dan berapa besar keseimbangan pendapatan nasionalnya?

Penyelesaian:
Jika Yd = Rp 30 miliar, maka C = 15 + 0,75 (30).
Jawabannya adalah C = 37,5 milyar. Jadi, nilai konsumsi agregatnya sebesar
37,5 milyar.

Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (15 + 0,75 Yd)
S = 0,25 Yd - 15

Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0


Jadi, 0 = 0,25 Yd – 15
0,25 Yd = 15
Yd = 60 milyar
C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar
Jadi, keseimbangan pendapatan nasionalnya sebesar 60 miliar.

3. Menentukan Fungsi Konsumsi


Fungsi Konsumsi
Penyelesaian:
Tentukan hasil dari APC:
APC = C/ Y
APC = 95/100
APC = 0,95
Tentukan MPC:
MPC = b = ∆C/∆Y
MPC = 150/200
MPC = 0,75
Cari nilai a dengan cara berikut:
a = (APC – MPC) Y
a = (0,95 – 0,75) 100 triliun
a = 0,2 × 100 triliun
a = 20 triliun.
Masukkan ke persamaan fungsi:
C = a + bY
C = 20 triliun + 0,75 Y.
Maka, fungsi konsumsi dari permasalahan tersebut ialah 20 triliun + 0,75 Y.
4. Kurva fungsi konsumsi, tabungan dan keseimbangan
H. Fungsi Biaya
A. Pengertian Fungsi Biaya
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan
jumlah produksi yang dihasilkan.
B. Jenis-jenis Biaya Produksi
1. Biaya tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak
akan mengalami perubahan, meskipun volume produksi barang
mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini
mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat.
2. Biaya variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung pada output.
Semakin tinggi produksi barang, maka biaya variabel juga akan meningkat.
3. Biaya rata-rata (Average Cost)
Biaya rata-rata adalah biaya per unit yang akan didapatkan dengan
cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata
ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi
kedepannya.
4. Biaya marjinal (Marginal Cost)
Biaya marginal adalah pengeluaran tambahan yang akan digunakan
oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui
jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan
menambahkan biaya marginal.
5. Biaya total (Total Cost)
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang digunakan untuk
memproduksi sebuah output. Biaya total bersifat menyeluruh mencakup biaya
tetap, maupun biaya variabel.
C. Rumus Fungsi Biaya
Biaya tetap:FC = k
(k=konstanta)
Biaya variable:VC = f(Q)
Biaya total:TC = FC + VC = k + f(Q) = f(Q)
Biaya tetap rata-rata: AFC = FC / Q
Biaya variable rata-rata:AVC = VC / Q
Biaya rata-rata:AC = TV / Q = AFC + AVC
Biaya marjinal:MC = ∆TC / ∆

D. Fungsi Penerimaan
• Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per
unit dengan jumlah barang yang diproduksi dan laku dijual.
• Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau
fungsi hasil penjualan, dilambangkan dengan R (Revenue)
atau TR (Total Revenue)
• Fungsi penerimaan merupakan fungsi dari output :
R = f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual
• Jika P adalah harga per unit, maka:
R=PxQ
dengan: P = Harga jual per unit
Q = Jumlah produk yang dijual
R = Total penerimaan
CONTOH SOAL
1. Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp.
200 per unit. Tunjukkan persamaannya dan berapa besar penerimaannya bila
terjual barang
sebanyak 350 unit ?
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000

E. Menghitung Laba dan Rugi


1. Laba
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan.

Macam-macam laba, yaitu:


a. Laba kotor
Laba kotor adalah seluruh pendapatan dari penjualan yang belum dikurangi
biaya produksi, biaya overhead, gaji, pajak, dan lain sebagainya.

Rumus Laba Kotor


Laba kotor= Pendapatan - HPP
HPP: Harga Pokok Penjualan

Contoh soal
1. Susi memiliki usaha toko kue. Menurut laporan laba rugi di tahun 2021, toko
kue Susi memiliki pendapatan sebesar Rp 100.000.000. Setelah dihitung, HPP
dari toko kuenya selama tahun 2021 adalah sebesar Rp 67.000.000. Berapakah
laba kotor yang
didapatkan oleh toko kue Susi di tahun 2021?
Jawab:
Laba kotor= Pendapatan - HPP
= 100.000.000 - 67.000.000
= 33.000.000
Jadi, laba kotor yang didapatkan dari toko kue Susi di tahun 2021 adalah Rp
33.000.000
b. Laba bersih
Laba bersih adalah keuntungan yang tersisa setelah dikurangi dengan semua
biaya yang terkait dengan operasi bisnis, termasuk pajak.

Rumus Laba Bersih


Laba bersih = Laba kotor - beban biaya
2. Rugi
Rugi adalah hasil dari seorang pedagang yang menjual barang dagangannya
lebih rendah dari harga pembelian.

Rumus Persentase Kerugian


Persentase kerugian = (Besar rugi/Modal) x 100%

H. Menentukan besaran laba maksimal


Laba maksimal adalah suatu kondisi laba yang diperoleh perusahaan
mencapai tingkat maksimum (tertinggi). Laba maksimal akan terjadi apabila
selisih angka penerimaan dan total biaya produksi mencapai angka terbesar.
Rumus Cara Menghitung Laba Maksimum
Rumus cara menghitung laba maksimum dapat dibuat sebagai berikut:
π = TR – TC
Keterangan:
π = laba
TR = total penerimaan
TC = biaya total produksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai