Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FUNGSI LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI

Dosen Pembimbing :
Dr. Epha Diana Supandi, M.Sc.

Kelompok 1 :
Retno Ayu Kinasih 19108020031
Karsiyah 19108020038
Muhayyijah Fil Qurbah 19108020040
Ani Anggraini 19108020048
Amelia Gusdila 19108020053

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pemberi
Ilmu, sehingga dengan kekuasaannya serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Fungsi Linear dalam Penerapan Ekonomi. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Epha Diana Supandi, M.Sc. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Matematika Ekonomi.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
Ekonomi. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi bahan acuan dan informasi
bagi pembacanya.

Dalam menyusun makalah ini penulis sadar masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

Bab II Pembahasan
A. Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran,
dan Keseimbangan Pasar
B. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbngan Pasar
C. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi linear adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan
oleh para ahli ekonomi dan bisnis dalam menganalisa dan memecahkan
masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa kebanyakan
masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linear. Beberapa penerapan fungsi linear
dalam bidang ekonomi dan bisnis adalah:
a. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
b. Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk
c. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar.
d. Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan analisis Pulang Pokok
(BEP=Break Even Point)
e. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
f. Model Penentuan Pendapatan Nasional

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fungsi permintaan, fungsi penawaran, dan
keseimbangan pasar?
2. Apa pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar?
3. Apa pengaruh subsdi terhadap keseimbangan pasar?

C. Tujuan
1. Memahami dan mengetahui apa saja penerapan fungsi linear dalam
ekonomi.
2. Mengetahui apa itu fungsi permintaan, fungsi penawaran, dan
keseimbangan pasar.
3. Mengetahi dan memahami apa pengaruh pajak terhadap keseimbangan
pasar
4. Mengetahui dan memahami apa pengaruh subsidi terhadap
keseimbangan pasar.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di peroleh setelah mempelajari materi
ini adalah dapat mengetahui dan memahami :
1. Fungsi permintaan
2. Fungsi penawaran
3. Keseimbangan pasar
4. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
5. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, dan Keseimbangan Pasar


1. Permintaan dan Penawaran.
Fungsi permintaan menghubugkan antara variabel harga dan
variabel jumlah (barang/jasa) yang diminta. Sedangkan fungsi penawaran
menghubungkan antara variabel harga dan variabel jumlah (barang/jasa)
yang ditawarkan.

Bentuk umum fungsi permintaan

Dalam bentuk persamaan di atas terlihat bahwa variabel P (price,


harga) dan Q ( quality,jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini
mencerminkan hukum permintaan, bahwa apabila harga naik jumlah yang
diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta akan
bertambah. Gerakan harga berlawanan arah dengan gerakan jumlah, oleh
karena itu kurva prmntaan berlereng negatif.

Bentuk umum fungsi penawaran

Q = -a + bP

Atau
P = a/b + 1/bQ

Dalam bentuk persamaan di atas terlihat bahwa variabel P (harga)


dan variabel Q (jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama
positif. Ini mencerminkan hukum penawaran, bahwa apabila harga naik
jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah
yang ditawarkan akan berkurang. Gerakan harga searah dengan gerakan
jumlah, oleh karena itu kurva penawaran berlereng positif.
Dalam menggambarkan kurva permintaan dan kurva penawaran
sebetulnya dibenarkan meletakkan variabel harga (P) pada sumbu
horizontal dan variabel jumlah (Q) pada sumbu vertikal. Jadi, tidak harus
variabel harga ditempatkan pada sumbu vertikal dan variabel jumlah pada
sumbu horisontal sebagaimana dicontohkan di atas. Akan tetapi terdapat
semacam tradisi menempatkan P pada sumbu vertikal dan Q pada sumbu
horisontal.

2. Keseimbangan Pasar.
a. Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk
Inteaksi fungsi permintaan Q = a – bP dan fungsi penawaran Q =
a + bP sering disebut keseimbangan pasar satu macan produk.
Karena baik fungsi permintaan maupun fngsi penawaran hanya
mempunyai satu variabel bebas.
Keseimbangan pasar ini akan menciptakan harga dan jumlah
keseimbangan di pasar. Syarat mencapai keseimbangan adalah jumlah
produk yang diminta oleh konsumen harus sama dengan jumlah
produk yang ditawarkan oleh produsen (Qd = Qs), atau harga produk
yang diminta sama dengan harga produk yang ditawarkan (Pd = Ps).

Contoh kasus
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan
P = 15 – Q, sedangkan penawaran P = 3 + 0,5Q. Berapa harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar?

Permintaan : P = 15 – Q → Q = 15 – P keseimbangan pasar :


Penawaran : P = 3 + 0,5Q→ Q = -6 + 2P Qd = Qs
15 – P = -6 + 2P
21 = 3P
P =7
Q = 15 – P
= 15 -7
=8
Jadi, Pe = 7 dan Qe = 8
b. Kesimbangan Pasar Dua Macam Produk
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh
permintaan barang lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau
lebih yang berhubungan secara substitusi (produk pengganti) atau
secara komplementer (produk pelengkap). Produk substitusi misalnya:
beras dengan gandum, minyak tanah dengan gas elpiji, dan lain- lain.
Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan gula, semen
dengan pasir, dan lain sebagainya.
Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk saja.
Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran produk
yang beinteraksi mempunyai dua variabel bebas. Kedua variabel
bebas yang mempengaruhi jumlah yang diminta dan jumlah yang
ditawarkan adalah harga produk itu sendiri dan harga produk lain
yang saling berhubungan.
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = a0 - a1Px + a2Py
Qdy = b0+ b1Px - b2Py

Sedangkan fungsi penawarannya:


Qsx = -m0 + m1Px + m2Py
Qsy = -n0 + n1Px + n2Py

Dimana:
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0,b0,m0,n0 = konstanta
Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:

Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy

Contoh kasus
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua
macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut:
Qdx = 5 -2Px + Py (1)
Qdy = 6 + Px – Py (2)
dan
Qsx = -5 + 4Px - Py (3)
Qsy = -4 - Px + 3Py (4)
Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar!

Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar :
Qsx = Qdx

-5 + 4Px – Py = 5 - 2Px + Py
4Px + 2Px – Py – Py = 5 + 5
6Px – 2Py = 10 …(5)

Qsy = Qdy

-4 – Px + 3Py = 6 + Px – Py
-Px – Px + 3Py + Py = 6 + 4
-2Px + 4Py = 10
- Px + 2Py = 5 …(6)

(5) Dan (6)


6Px – 2Py = 10
- Px + 2Py = 5
5Px = 15
Px =3
Py =4

Substitusikan Px dan Py ke persamaan (3) dan (4) sehingga diketahui :


Qsx = 3
Qsy = 5
Jadi, nilai Qx = 3; Qy = 5; Px = 3; dan Py = 4
B. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar
1. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang
diproduksi/dijual. akan mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan p
produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut ke
konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih tinggi.
Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi
daripda harga keseimbangan sebelum pajak, di lain plhak jumlah
keseimbangannya menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap, unit barang yang dijual
menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang
lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya.p = a + bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ
+ t = (a+t)+ bQ dengan kurva penawaran yang lebih tinggi, ceteris paribus,
titik keseimbangan pun akan bergeser menjadi. lebih tinggi.

Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan olch persamaam P = 15
- Q sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q Terhadap barang tersebut
dikenakan pajak sebesar 3 per unit. Berapa harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan sebelum pajak, dan berapa pula harga keseimbangan
dan jumlah keseimbangan sebelum pajak?

Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8, Sesudah pajak, harga jual yang


ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya
berubah dan kurvanya bergeser ke atas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5Q


Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + 3
P = 6 + 0,5Q → Q = -12 + 2P
Sedangkan persamaan permintaanya tetap:
P = 15 - Q atau Q = 15 - P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 - P = -12 + 2P
27 = 3P
jadi P = 9 sedangkan Q = 15 - 9 = 6

Jadi, sesudah pajak : P’e = 9 dan Q’e = 6


Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen. Karena produsen
mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen melalui harga
jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung
bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Besarnya bagian dari
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (tk) adalah selisih antara
harga keseimbangan sesudah pajak (Pe’) dan harga keseimbangan sebelum
pajak (Pe).

tk = Pe’ - Pe,

Di dalam kasus di atas, tk = 9 – 7 = 2. Berarti dari setiap unit


barang yang dibeli konsumen menanggung( membayar) pajak sebesar 2.
Dengan kata lain dari pajak sebesar 3 perunit barang, sebesar 2 atau 67%
menjadi tanggungan konsumen.

Beban pajak yang ditanggung produsen. Besarnya beban pajak


yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak
perunit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen
(tk).

tp = t - tk.

Di dalam kasus di atas tp = 3 – 2 = 1, berarti dari setiap unit


barang yang diproduksi dan dijual produsen menanggung beban pajak
sebesar 1. Jadi 33% pajak yang ditanggung oleh produsen, lebih kecil dari
pajak yang ditanggung oleh produsen.
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah. Besarnya jumlah
pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (Qe’)
dengan besarnya pajak perunit barang (t).

T = Qe’ x t
Dalam kasus di atas, T = 6 x 3 = 18. Penerimaan dari pajak
merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah, bahkan merupakan
sumber pendapatan utama. Dengan pajak pemerintah menjalankan roda
kegiatan sehari-hari, membangun prasarana publik seperti jalan dan
jembatan, membayar hutang LN, membiayai pegawai, Rumah sakit,
sekolah, juga membeli perlengkapan pertahanan. Pajak yang disetor
rakyat akan kembali ke rakyat dalam bentuk lain. Janganlah sekali-sekali
anda memainkan ”persekongkolan rahasia” dengan petugas pajak, berarti
anda berbagi rezeki dengan sang oknum pajak untuk jangka pendek, tidak
menghiraukan masa depan negara dan bangsa (termasuk anak cucu
sendiri).

2. Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak proporsional adalah pajak yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara
spesifik. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik
menaikkan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan
namun analisisnya sedikit berbeda.
Apabila pengenaan pajak spesifik menyebabkan penwaran bergeser
ke atas sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain
lereng kurvanya tetap, maka pajak proposional menyebabkan kurva
penawaran memiliki lereng lebih besar daripada kurva penawaran sebelum
pajak.
Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b +
1/bP) maka dengan dikenakannya pajak proposional sebesar t % dari
harga jual, maka persamaan penawarannya menjadi :
P = a + bQ + t P t : pajak proposional dalam %
P – t P = a + bQ
(1 - t)P = a + bQ

P = a/(1 – t) + b/(1 - t)Q atau Q = - a/b + (1 – t)/bP

Kurva penawaran P = f (Q) sesudah pajak proposional mempunyai


penggal vertikal yang lebih tinggi [a/(1-t)] , semula hanya a danjuga
lereng yang lebih besar [b / ( 1- t)] semula hanya b.

Contoh Kasus
Data soal seperti contoh di atas,yaitu permintaan P = 15 – Q dan
penawaran P = 3 + 0.5Q.Kemudian pemerintah mengenakan pajak sebesar
25 % dari harga jual. Hitunglah harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa
pajak serta dengan pajak.
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8, Persamaan permintaan tetap,
sedangkan penawaran sesudah pajak dengan t = 25%:
P = 3 + 0.5 Q + 0.25 P
0.75 P = 3 + 0.5 Q
P = 4 + 2/3 Q atau Q = -6 + 1.5 P
Keseimbangan pasar :
Qd = QS
15 – P = -6 + 1,5P atau 21 = 2,5P; P = 8,4
Q = 15 – P = 15 – 8,4 = 6,6
Jadi sesudah pajak proposional Pe’ = 8.4 dan Qe’ = 6,6

C. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar


Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena
itu, sering disebut juga pajak negatif. Subsidi yang diberikan atas
produksi/penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut
menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya mejadi lebih kecil sehingga Ia bersedia menjual lebih murah.
Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah
daripada harga keseimbngan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar
ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu
harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah subsidi ia akan meniadi P' = a + bQ- s = (a' - s) + bQ. Dengan
kurva penawaran yang lebih rendah, ceteris paribus, titik keseimbangan
pun akan bergeser menjadi lebih rendah.

Contoh Kasus
Fungsi permintaan akaii suatu barang ditunjukkan oleh persamaan
P = 15 – Q, sedangkan.penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Pemerintah
memberikan subsidi sebesar 1,5 atas setiap unit barang yang diproduksi.
Berapa harga keseimbangan serta jumlah keseimbangan tanpa dan dengan
subsidi ?

Tanpa subsidi, P = 7 dan Q = 8. Dengan subsidi, harga jual yang


ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran
berubah dan kurvanya bergeser turun.

Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + -0,5


Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5Q - 1,5
P = 1,5 + 0,5Q → Q = -3 + 2 P

Karena persarnaan permintaan tetap P = 15 - Q atau Q = 15 - P, maka


keseimbangan pasar sesuda subsidi

Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P atau 18 = 3P, P = 6
Q = 15 – P = 15 – 6 = 9

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 danQ’e = 9.

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen. Subsidi produksi


yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi yang
dikeluarkan oleh produsen menjadi, lebih sedikit dari pada ongkos
sesungguhnya untuk menghasilkan barang tersebut. Perbedaan antara
ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan
bagian subsidi yang.dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi
yang dikeluarkan oleh produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga
jual yang lebih rendah, sehingga sebagian dari subsidi yang diterima,
secara tidak langsung oleh konsumen. Besarnya bagian dari subsidi tadi
diterima secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara
harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dengan harga keseimbangan
dengan subsidi (P’e) atau dapat ditulis kedalam bentuk matematika yaitu

Sk = Pe – P’e

Dalam Kasus di atas; sk = 7 - 6 = 1. Berarti dari setiap unit barang yang


dibelinya konsumen secara tidak langsung menerima subsidi sebesar 1,
atau 67% dari subsidi per unit barang.
Bagian subsidi yang dinikmati oleh Produsen. Besarnya bagian
dari subsidi yang.dinikmati oleh produsen (sp) adalah selisih antara
besarnya subsidi per unit barang (s) dan bagian subsidi yang di.nikmati
oleh konsumen (sk).

Sp = s - sk

Dalarn kasus di atas tadi, s = 1,5 - 1 = 0,5. Berarti dari.setiap unit barang
yang diproduksi dan dijualnya produsen menerima subidi sebesar 0,5, atau
33% dari subsidi per unit barang.
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya
jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengen
mengalikan jumlah barang yang terrjual sesudah di.subildi (Q) dengan
bes,arnya subsidi per unit barang (s).

S = Q’e x s

Dalam kasus ini, S = 9 x 1,5 = 13,5.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Fungsi permintaan menghubungkan antara variable harga dan variable
jumlah (barang/jasa) yang diminta. Sedangkan fungsi penawaran
menghubungkan antara variable harga dan variable jumlah
(barang/jasa) yang ditawarkan.
 Pasar suatu macam dikatakan berada dalam keseimbangan
(equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
 Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga
jual barang tersebut naik.
 Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan
harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.

B. Saran
Tidak ada yang sempurna itulah kata yang patut penulis ucapkan
sehingga penulis sangat mengharapkan agar para pembaca turut memberi
masukan untuk perbaikan makalah ini. Demikian makalah ini penulis
susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, 1991, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta :


BPFE-YOGYAKARTA.

Josep Bintang Kalangi, 2002, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jakarta : Salemba
Empat.

Johannes, Prof. H, dan Budiono Sri Handoko, 1994, Pengantar Matematika untuk
Ekonomi, Jakarta : LP3ES

Anda mungkin juga menyukai