Anda di halaman 1dari 9

REVIEW MATERI

KOMUNIKASI PEMASARAN

Disusun Oleh :

Delima Sari (2018-61-2010-93)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2021
Review Materi

Pengaruh Sosial Media Marketing, Ekuitas Merek Dan Kualitas


Judul
Pelayanan Terhadap Keunggulan Bersaing

Program Studi Manajemen


Review Materi
Sosial Media Marketing,ekuitas merek, dan keunggulan bersaing
Volume &Halaman -
Tahun 2019

Penulis Dinda Fauziah1 Yunita Ramadhani Rds.,Se.,M.Sc2

ISSN -
Reviewer Delima Sari
Tanggal 21 April 2021

Saat ini peran internet bukan hanya sebagai sarana mencari


informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media
pemasaran Dengan pemasaran menggunakan sosial media dapat
memberikan manfaat agar merek perusahaan dapat lebih dikenal,
Makin kuat ekuitas merek makin kuat pula daya tariknya untuk
menggiring konsumen supaya mengkonsumsi produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Sementara itu Pelayanan yang
berkualitas dewasa ini dianggap suatu strategi yang esensial agar
dapat memberikan keunggulan bersaing yang sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh sosial media marketing, ekuitas merek dan
kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing. Populasi dalam
ABSTRACT penelitian ini adalah konsumen Durian Dongan. Penelitian ini
dilakukan terhadap 50 responden dari konsumen Durian Dongan.
Teknik penentuan sampel menggunakan non probability sample
dengan metode sampel jenuh. Teknik pengambilan sampel dari
sebagian populasi yang berpotensi menjadi pelanggan tetap. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.untuk analisis yang
dilakukan menggunakan uji instrument, asumsi klasik, korelasi
berganda, koefisien determinasi, regresi linear berganda dan uji
hipotesis dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh
negative dan signifikan antara media sosial marketing terhadap
keunggulan bersaing, tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara ekuitas merek terhadap keunggulan bersaing dan terdapat
pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap
keunggulan bersaing.
Keunggulan bersaing (competitive advantage) merupakan jantung
kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan (Porter :1990)
dalam Setiawan (2012). Keunggulan bersaing diartikan sebagai
strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk
menciptakan kenggulan bersaing yang lebih efektif dalam
pasarnya.
Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan keunggulan
bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat
mendominasi baik di pasar lama maupun pasar baru.
Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai-nilai
Pendahuluan manfaat yang diciptakan oleh perusahan bagi para pembelinya.
Pelanggan umumnya lebih memilih membeli produk yang
memiliki nilai lebih dari yang diinginkan ataudiharapkannya.
Namun demikian, nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan
harga yang ditawarkan Keungulan kompetitif merupakan sejauh
mana sebuah organisasi mampu menciptakan posisi dimana
dapat mempertahankan pasar selama masih adanya pesaing.
Perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif melalui
kemampuan kompeititf atau prioritas yang didefenisikan sebagai
preferensi strategis atau dimensi dimana perusahaan memilih
untuk bersaing di pasar yang ditargetkan (Russell & Millar,
2014).

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam


penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah variabel social media marketing berpengaruh secara
Permasalahan signifikan terhadapkeunggulan bersaing pada toko durian dongan?
2. Apakah variabel ekuitas merek berpengaruh secara signifikan
terhadap keunggulan bersaing pada toko durian dongan ?
3. Apakah variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara
signifikan terhadap keunggulan bersaing pada toko durian dongan ?
Social media marketing adalah salah satu bentuk pemasaran
menggunakan media sosial untuk memasarkan suatu produk, jasa,
brand atau isu dengan memanfaatkan khalayak yang berpartisipasi
di media sosial tersebut.( Fikri Rasyid:2016) Menurut Tsitsi social
media marketing adalah sistem yang memungkinkan pemasar untuk
terlibat, berkolaborasi, berinteraksi dan memanfaatkan kecerdasan
orang-orang yang berpartisipasi didalamnya untuk tujuan
pemasaran (Tsitsi, et. al.2013) As’ad dan Alhadid, mendefinisikan
sosial media marketing adalah strategi pemasaran yang digunakan
Tinjauan Pustaka orang-orang dalam bentuk jaringan secara online.( H. Abu Rumman
As’ad dan Anas Y. Alhadid :2014) Chary berpendapat dalam
jurnalnya yang berjudul Social Media Marketing-The Paradigm
Shift in International Marketing, social media marketing mengacu
pada proses mendapatkan kunjungan situs Web atau perhatian
melalui situs media sosial. Program social media marketing
biasanya berpusat pada usaha untuk menciptakan konten yang
menarik pe rhatian dan mendorong pembaca untuk berbagi dengan
jaringan sosial mereka.(chary :2014) Merujuk pernyataan dari
beberapa ahli, social media marketing adalah strategi pemasaran
menggunakan media sosial untuk memasarkan produk atau jasa
dengan memanfaatkan orang-orang yang berpartisipasi
didalammnya untuk tujuan pemasaran.

Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas


yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbol yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang
atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (Aaker 2003). Ekuitas
merek adalah nilai tambah yang ditambahkan pada suatu produk
atau jasa (Kotler dan Keller 2009). Nilai ini dapat dicerminkan
dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap
merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki
perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset tak berwujud yang
Teori Kompensasi
penting, yang memiliki nilai psikologis dan finansial bagi
perusahaan. Pemasar dan periset menggunakan berbagai perspektif
untuk mempelajari ekuitas merek. Ekuitas merek berbasis
pelanggan dapat didefinisikan menjadi perbedaan dampak dari
pengetahuan merek pada tanggapan konsumen terhadap pemasaran
merek tersebut. Merek tertentu dapat dikatakan memiliki ekuitas
merek pelanggan yang positif apabila konsumen bereaksi lebih
menyenangkan terhadap produk tertentu, cara produk itu
dipasarkan, dan
Menurut Kotler dan Armstrong (2014: 547), keunggulan bersaing
Tujuan adalah sebuah keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan
Kompensasi menawarkan konsumen nilai lebih. Dessler seperti dikutip oleh
Pakaya (2011: 115) menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah
faktor yang memungkinkan organisasi untuk melakukan
diferensiasi terhadap produk atau jasa dari para pesaing untuk
meningkatkan pangsa pasar. Sedangkan Kroll dalam Pakaya (2011:
115) mendefinisikan keunggulan bersaing adalah strategi berharga
suatu perusahaan yang tidak dapat diduplikasi sepenuhnya oleh para
pesaing, dan menghasilkan pendapatan kembali yang tinggi selama
suatu periode yang panjang). Sehingga dari beberapa pengertian
tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa keunggulan bersaing adalah
suatu keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan akibat nilai
lebih yang diperoleh pelanggan dibandingkan perusahaan pesaing.
Indikator-Indikator Keunggulan Bersaing Menurut Byrd dan Turner
seperti dikutip Lim dan Trimi (2014: 3) untuk mengukur tingkat
keunggulan bersaing, dimensi yang digunakan adalah inovasi,
kustomisasi (penyesuaian/fleksibilitas), tingkat kesulitan untuk
diduplikasi, dan posisi perusahaan di pasar.

Untuk mengukur tingkat keunggulan bersaing, dimensi yang


digunakan adalah inovasi, kustomisasi (penyesuaian/fleksibilitas),
Teori Kinerja
tingkat kesulitan untuk diduplikasi, dan posisi perusahaan di pasar.
Menurut Michael Porter dalam Sumer dan Ali (2012: 105), dimensi
yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing meliputi
efisiensi biaya, diferensiasi produk, dan fokus perusahaan (terhadap
pasar yang lebih sempit). Charles Greer dalam Makhija et al. (2013:
77), mengatakan bahwa keunggulan bersaing dapat dicapai dengan
tenaga kerja berkualitas yang membuat perusahaan mampu bersaing
dalam dasar kepekaan terhadap pasar, kualitas produk/jasa dan
layanan, produk/jasa yang terdiferensiasi, dan inovasi teknologi. Dari
beberapa teori dimensi untuk mengukur keunggulan bersaing di atas,
penulis memutuskan untuk menggunakan teori dari Charles Greer
dalam penelitian ini, karena teori tersebut sesuai dengan objek yang
diteliti, dan kondisi dan situasi di lapangan. maka dapat diambil
kesimpulan indikator keunggulan bersaing diantaranya :
1. Harga lebih terjangkau
2. Kualitas produk lebih baik
3. promosi lebih memuaskan
4. iklan lebih menarik
Hipotesis Berdasarkan kerangka dasar teori maka penulis merumuskan suatu
hipotesis adalah: H1: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara social media marketing terhadap keunggulan
bersaing pada toko durian dongan H2: Diduga terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara ekuitas merek terhadap keunggulan
bersaing pada toko durian dongan.

Metodologi Grace Anastasia Makalew Lisbeth L. Mananeke Hendra N. Tawas


dalam artikel yang berjudul Analisis Pengaruh Reputasi Merek,
Penelitian
Kualitas Layanan, dan Loyalitas Nasabah Terhadap Keunggulan
Bersaing (Studi Kasus Pada Nasabah Taplus Anak PT Bank Negara
Indonesia (Perseso) TBK Kantor Cabang Utama Manado) di Jurnal
Jurnal EMBA Vol.4 No.3 September 2016, Hal. 531-544 Secara
keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari reputasi merek terhadap keunggulan bersaing. Hasil
ini sejalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Ekuitas Merek tidak
berpengaruh terhadap keunggulan bersaing secara parsial. Bahwa uji
t untuk variabel Ekuitas Merek diperoleh hasil t hitung sebesar 0,979.
sementara itu nilai pada tabel distribusi 5 % t tabel sebesar 2,012
maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝐻02 diterima, dengan nilai sig t sebesar
0,333 lebih besar dari nilai probablitias 0,05. Jadi demikian tidak
terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Ekuitas Merek
terhadap keunggulan bersaing. Hasil penelitian ini tidak terdukung
dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Yuli Harwani, 2017
menyatakan bahwa Ekuitas Merek berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keunggulan bersaing. 3. Uji Hipotesis K

Ekuitas merek memiliki empat indikator utama yang berpengaruh


Hasil dan
(Aaker 2003):
Pembahasan 1. Brand awareness (kesadaran merek), adalah kemungkinan dari
konsumen potensial untuk menyebutkan merek yang mereka ingat
dari suatu kategori produk tertentu. Brand awareness membutuhkan
continuum ranging (jangkauan kontinum) dari perasaan yang tidak
pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga
konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satusatunya
merek dalam suatu kelompok produk.
2. Brand association (asosiasi merek), adalah segala kesan yang
muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai
suatu merek. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan
menimbulkan suatu rangkaian di benak konsumen disebut sebagai
brand image (citra merek). Semakin banyak asosiasi yang saling
berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek
tersebut. Nilai yang mendasari sebuah merek seringkali merupakan
sekumpulan asosiasinya, dengan kata lain, merupakan makna merek
tersebut bagi khalayak. Asosiasi menjadi pijakan dalam keputusan
pembelian dan loyalitas terhadap suatu merek. Berbagai asosiasi
yang menciptakan nilai untuk produk, perusahaan dan pelanggannya
akan membantu proses atau penyusunan informasi (help
process/retrieve information).
3. Perceived quality (persepsi kualitas), adalah persepsi atau kesan
konsumen atas seluruh kualitas atau keunggulan dari suatu produk
atau jasa dengan perhatian untuk maksud yang akan datang dan
merupakan referensi alternatif. Perceived quality mempunyai
peranan yang penting dalam membangun suatu merek. Pada berbagai
konteks, perceived quality suatu merek yang ada dapat menjadi
alasan penting pembelian serta merek mana yang akan
dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan
dibeli.
4. Brand loyalty (loyalitas merek), merupakan salah satu indikator
inti dari ekuitas merek yang terkait dengan peluang penjualan, yang
berarti pula menjadi jaminan perolehan laba perusahaan di masa
mendatang. Konsumen banyak yang loyal berarti merek tersebut
memiliki ekuitas merek yang kuat.
Kesimpulan dan KESIMPULAN :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Sosial Media
Saran
Marketing, Ekuitas Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap
Keunggulan Bersaing pada toko Durian Dongan Cikarang
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sosial Media marketing (X1) Secara Parsial menunjukan hasil
negative dan Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
variable (Y) keunggulan bersaing.
2. Ekuitas Merek (X2) secara parsial menunjukan hasil positif dan
terdapat pengaruh yang tidak signifikan terhadap variable (Y)
Keunggulan Bersaing.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan
terhadap keunggulan bersaing karena, semakin baik dan tinggi
tingkat konsistennya penerapan kualitas layanan (bukti pisik,
kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati) dimana kecepatan
dan keakuratan kinerja layanan, kecepatan dan keakuratan dalam
merespon dan menyelesaikan komplain dari pelanggan, serta citra/
reputasi kualitas layanan akan memberikan kontribusi positif dan
kuat untuk keunggulan bersaing.

SARAN:
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini Social media marketing tidak terdapat
pengaruh terhadap keunggulan bersaing. Dengan ini perusahan harus
menambah strategi baru dalam melalukan pemasaran melalui social
media misalnya seperti memberikan promo-promo menarik,
mengadakan give away, dan perusahaan harus lebih konsisten lagi
dalam memberikan informasi melalui sosial media.
2. Perusahaan juga harus penambah inovasi merek yang baru agar
ekuitas merek dapat dicerminkan dalam cara konsumen berpikir,
merasa, dan bertindak terhadap merek yang dimiliki perusahaan.
Merek tertentu dapat dikatakan memiliki ekuitas merek pelanggan
yang positif apabila konsumen bereaksi lebih menyenangkan
terhadap produk tertentu, cara produk itu dipasarkan, dan
diidentifikasi dan dibandingkan dengan merek pesaing.
3. Dikarenakan terdapat dua variable (X) yang tidak berpengaruh
terhadap varabel (Y), seharusnya peneliti melakukan penambahan
data penelitian karena dibutuhkan sampel yang lebih besar untuk
membuktikan adanya pengaruh antara dua variabel.
4. Dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap keunggulan
bersaing ialah kualitas pelayanan, dimana kualitas pelayanan ini
dilihat dari bukti langsung (sarana dan prasarana yang tersedia),
kehandalan (pelayanan yang akurat dan terpecaya) , daya tanggap
(memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen) ,
jaminan (pengetauan, kesopan santunan dan kemampuan perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya kepada konsumen) empati

Anda mungkin juga menyukai