Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Indigenous Vol. 1 No.

2 2016
e-ISSN :2541450X 1

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA STRES PADA MAHASISWA PRAKTIKUM

Riza mahmud1 dan zahrotul uyun2


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
rizamahmud@gmail.com1 zahrotul.uyun@ums.ac.id2

Abstraksi. Jumlah mahasiswa yang mengalami stres meningkat setiap semester. Respon
stres dari setiap mahasiswa berbeda, Respon tersebut tergantung pada kondisi kesehatan,
kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin dan
usia, besarnya stresor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari masing-masing individu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola stres pada mahasiswa praktikum di
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 75 mahasiswa yang
sedang mengambil mata kuliah praktikum di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan dokumentasi, pengukuran
tekanan darah, dan skala stres. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan simple random
sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Secara umum
pola stres diawali karena adanya aktivitas fisik yang berlebihan pada mahasiswa praktikum.
Hal ini membuat mahasiswa merasa kelelahan dan tegang sehingga tubuh meresponnya
dengan timbulnya stres. Mahasiswa awal yang mengambil mata kuliah praktikum yaitu
berusia 18–20 tahun lebih rentan terkena stres dibandingkan dengan mahasiswa akhir
praktikum yang berusia 21–24 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa
praktikum perempuan lebih rentan mengalami stres daripada mahasiswa praktikum laki –
laki. Kemudian pada mahasiswa praktikum dengan stres berat lebih berpotensi memiliki
tekanan darah lebih tinggi dari pada mahasiswa praktikum yang memiliki stres sedang dan
ringan.

Kata Kunci: Jenis Kelamin, Mahasiswa Praktikum, Pola Stres, Tekanan Darah, Usia

PENDAHULUAN mahasiswa yang mengalami stres


Stres merupakan salah satu meningkat setiap semester. Mahasiswa
reaksi atau respon psikologis manusia tergolong usia remaja akhir. Remaja akhir
saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa berusia 18-20 tahun (Wong’s &
telah melampaui batas atau dianggap Hockenberry, 2007). Kondisi ini juga
sulit untuk dihadapi. Setiap manusia terjadi pada mahasiswa Fakultas
mempunyai pengalaman terhadap stres Psikologi Universitas Muhammadiyah
bahkan sebelum manusia lahir (Smeltzer Surakarta (UMS) yang sedang mengambil
& Bare, 2008). Stres normal dialami oleh mata kuliah praktikum.
setiap individu dan menjadi bagian yang Pendidikan Strata satu Fakultas
tak terpisahkan dalam kehidupan. Stres Pskologi Universitas Muhammadiyah
membuat seseorang yang mengalaminya Surakarta (UMS) memiliki tujuh mata
berpikir dan berusaha keras dalam kuliah praktikum yang harus dijalani oleh
menyelesaikan suatu permasalahan atau mahasiswa. Mata kuliah praktikum
tantangan dalam hidup sebagai bentuk tersebut adalah Praktikum aplikasi
respon adaptasi untuk tetap bertahan Komputer (Aplikom), Praktikum
(Potter & Perry, 2005). Pengelolaan Tes Psikologi (PPTP),
Studi literatur yang dilakukan oleh Praktikum Observasi dan Interviu (OBI),
Govaerst & Gregoire, (2004) stres pada Praktikum Assesmen Anak (PAA),
remaja cenderung tinggi. Jumlah Praktikum Tes Psikologi (PTP), Praktikum
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 2

Teknik Konseling (Tekkon) dan Praktikum dapat membuat mahasiswa yang tidak
Psikologi Eksperimen. Kesemua dapat menghadapi perubahan akan
praktikum tersebut menuntut mahasiswa merasa tertekan, rentan mengalami stres
untuk membuat laporan hasil praktikum yang mengganggu atau yang biasanya
selain mata kuliah praktikum aplikasi dikenal dengan distres (Murray, dkk
komputer. Laporan inilah yang sering 2002). Davidson (2001) mengemukakan
membuat mahasiswa praktikum sumber stres di bidang akademik
mengalami stres. meliputi: situasi yang monoton,
Berbagai situasi yang dihadapi kebisingan, tugas yang terlalu banyak,
oleh mahasiswa yang mengambil mata harapan yang mengada-ngada,
kuliah praktikum bertujuan untuk ketidakjelasan, kurang adanya kontrol,
meningkatkan kopetensi, maka dari itu keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai,
diharapkan mahasiswa perlu memiliki diacuhkan, kehilangan kesempatan,
cara pandang yang baik, jiwa, kepribadian aturan yang membingungkan, tuntutan
serta mental yang sehat dan kuat. yang saling bertentangan, dan deadline
Selayaknya pula seorang mahasiswa tugas perkuliahan. Lebih lanjut, Womble
mampu menguasai permasalahan sesulit (2001) menyatakan bahwa stresor
apapun, mempunyai cara berpikir positif akademik meliputi manajemen waktu,
terhadap dirinya, orang lain, mampu masalah finansial, gangguan tidur dan
mengatasi hambatan maupun tantangan aktivitas sosial.
yang dihadapi dan tentunya pantang Penelitian yang dilakukan oleh
menyerah pada keadaan yang ada Khotimah (2013) mendapati adanya
(Kholidah & Alsa, 2012). hubungan yang kuat antara kejadian
Fenomena yang terjadi di hipertensi dengan kondisi stres.
Fakultas Psikologi UMS kurang sesuai Perubahan tekanan darah yang
dengan apa yang disampaikan oleh diakibatkan oleh stres sering terabaikan
Kholidah dan Alsa di atas. Dekan karena mahasiswa menganggapnya
Fakultas Psikologi UMS, bapak Taufik, sebagai hal yang biasa. Hal senada
Ph.D saat Konsolidasi Koordinasi Asisten disampaikan oleh KEMENKES (2013)
(KKA) semester genap 2016 mengatakan bahwa Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa pada saat beliau mewawancara sebanyak 76,1% tidak mengetahui dirinya
mahasiswa yang akan pindah dari terkena hipertensi. Maka wajar jika
Fakultas Psikologi UMS ke Fakultas hipertensi sering disebut sebagai “sillent
Psikologi universitas lain mendapati salah killer” karena terjadi tanpa tanda dan
satu alasan mahasiswa adalah beratnya gejala, sehingga penderita tidak
menyelesaikan mata kuliah praktikum mengetahui jika dirinya terkena hipertensi.
yang ada di Fakultas Psikologi UMS. Padahal, penyakit ini berkaitan erat
Disisi lain data yang kami himpun dari dengan berbagai penyakit diantaranya
enam mata kuliah praktikum semester adalah penyakit jantung, gagal jantung,
gasal 2015/2016, dalam setiap pelaporan stroke, serta gagal ginjal.
40% mahasiswa tidak mengumpulkan Berdasarkan uraian diatas, maka
laporan tepat pada waktunya. Hal ini rumusan masalah dari penelitian ini
mengisyaratkan adanya permasalahan. adalah Bagaimana Pola Stres pada
Banyaknya tugas yang harus Mahasiswa Praktikum di Fakultas
diselesaikan oleh mahasiswa serta Psikologi Universitas Muhammadiyah
deadline yang cukup singkat serta situasi Surakarta. Istilah stres sendiri
yang monoton selama satu semester sesungguhnya berasal dari bahasa latin
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 3

yaitu berasal dari kata “stringere” yang menyebabkan kematian. Mahasiswa


mempunyai arti ketegangan, dan mengasumsikan kesehatan diri mereka
tekanan. Stres merupakan reaksi yang sendiri berdasarkan perasaan sejahtera,
tidak diharapkan yang muncul disebabkan kemampuan berfungsi secara normal,
oleh tingginya tuntutan lingkungan dan tidak adanya gejala penyakit (Potter
kepada seseorang. Dimana antara & Perry, 2005). Stres tidak hanya
harmoni atau keseimbanagn antara berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
kekuatan dan kemampuannya terganggu. tetapi juga terhadap prestasi. Goff (2011)
Stres adalah suatu kondisi dimana menyatakan tingkat stres berpengaruh
keadaan tubuh terganggu karena tekanan terhadap kemampuan akademik.
psikologis. Biasanya stres bukan karena Stres yang dialami mahasiswa
penyakit fisik tetapi lebih mengenai dipengaruhi oleh sistem kerja saraf
kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh melalui stressor baik yang berasal dari
stres tersebut maka penyakit fisik bisa dalam maupun luar. Stressor tersebut
muncul akibat lemah dan rendahnya daya kemudian mengaktifkan hormon dan
tahan tubuh pada saat tersebut (Wirawan, kelenjar dalam tubuh terutama di bagian
2012). Stres memiliki dua aspek yaitu otak. Hormon dan kelenjar tersebut
fisiologis/fisik dan aspek pskis. Aspek kemudian bekerja secara bersama-sama
fisologis menurut Walter Canon (dalam mengaktifkan sistem saraf simpatik
Sarafino, 2006) memberikan deskripsi dengan meningkatkan detak jantung
mengenai bagaiman reaksi tubuh menjadi lebih cepat, menurunkan nafsu
terhadap suatu peristiwa yang makan, mengendalikan kelenjar keringat
mengancam seperti reaksi tubuh dan membuat otot bekerja lebih ekstra.
tegang, berkeringat dan lain sebagainya. Faktor-faktor yang
Aspek psikis merupakan Reaksi mempengaruhi stres diantaranya
psikologis terhadap stressor yang meliputi adalah faktor usia dan jenis kelamin.
kognitif, emosi dan perilaku sosial. Seperti yang diungkapkan oleh Stuart dan
Menurut Rasmun (2004), stres Laraia, (2005) bahwa tingkat stres
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres seseorang lebih dipengaruhi oleh tingkat
ringan, sedang dan berat. Stres ringan kedewasaan dilihat dari usia dan
Stres ringan adalah stres yang tidak pengalaman hidup.
merusak aspek fisiologis dari Penelitian Suwartika, dkk (2014)
seseorang. Stres ringan umumnya menunjukkan hasil bahwa terdapat
dirasakan oleh setiap orang misalnya hubungan antara usia dan tingkat stres
lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. akademik yang signifikan. Penelitian lain
Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam oleh Sari dkk (dalam Sjahrir, 2008), telah
beberapa menit atau beberapa jam. Stres meneliti peranan kelompok yang
sedang Stres sedang terjadi lebih lama, terbanyak mengalami stres adalah pria
dari beberapa jam hingga beberapa hari. yaitu sebesar 66,7%. Sarafino (2006)
Stres berat Stres berat adalah stres kronis menjelaskan stres dapat mempengaruhi
yang terjadi beberapa minggu sampai perkembangan dan gejala - gejala
beberapa tahun. penyakit seperti darah tinggi, sakit
Apabila stres yang dihadapi oleh kepala, dan demam. Hal ini diperkuat
mahasiswa tersebut tidak di atasi dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh
baik, maka dapat terjadi akumulasi Khotimah (2013) mendapati adanya
stresor yang dapat menyebabkan hubungan yang kuat antara kejadian
penurunan adaptasi, gagal bertahan, dan hipertensi dengan kondisi stress
akhirnya
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 4

Dari uraian diatas didapatkan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini


bahwa stres memiliki beragam pola. Pola didapatkan dengan menggunakan skala
– pola stres tersebut dipengaruhi oleh hal stres yang disusun berdasar teori
– hal seperti faktor usia, jenis kelamin Sarafino (2006). Kemudian analisis data
bahkan tekanan darah pada seseorang. yang digunakan untuk mengetahui pola
Dengan demikian pola stres terbagi stres pada mahasiswa adalah statistik
dalam dua aspek yaitu aspek psikologis deskriptif.
dan aspek fisik.
Pertanyaan penelitian yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diajukan adalah Bagaimana pola stres Hasil analisis menyebutkan
pada mahasiswa praktikum di Fakultas bahwa variabel stres mempunyai rerata
Psikologi Universitas Muhammadiyah empirik (RE) sebesar 23,41 dan rerata
Surakarta? Apa penyebab stres pada hipotetik (RH) sebesar 28,50 yang berarti
mahasiswa praktikum di Fakultas tingkat stress mahasiswa praktikum
Psikologi Universitas Muhammadiyah termasuk dalam kategori sedang.
Surakarta? Bagaimana peranan jenis Berdasarkan kategori skala stres diketahui
kelamin, usia dan tekanan darah dalam bahwa terdapat 20,00% (59 Mahasiswa)
stres? yang
memiliki stress yang ringan, 78,67% (15
METODE PENELITIAN Mahasiswa) yang tergolong sedang
tingkat stresnya, dan 1,33% (1
Penelitian ini menggunakan
Mahasiswa) yang tergolong tinggi tingkat
desain analisis deskriptif untuk
stresnya. Ini menunjukkan bahwa
mengetahui pola stres pada mahasiswa
prosentase dari rata - rata berada pada
yang mengambil mata kuliah praktikum di
posisi sedang. Respon stres dari setiap
Fakultas Psikologi Universitas
mahasiswa berbeda. Respon tesebut
Muhammadiyah Surakarta (UMS).
tergantung pada kondisi kesehatan,
Informan penelitian ini adalah
kepribadian, pengalaman sebelumnya
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah
terhadap stres, mekanisme koping, jenis
praktikum yang memiliki populasi 450
kelamin, dan usia, besarnya stresor, dan
mahasiswa dari enam mata kuliah
kemampuan pengelolaan emosi dari
praktikum, yaitu Praktikum Pengelolaan
masing-masing individu (Potter & Perry,
Tes Psikologi (PPTP), Praktikum
2005).
Observasi dan Interviu (OBI), Praktikum
Pendampingan asisten mata
Assesmen Anak (PAA), Praktikum Tes
kulian praktikum juga memiliki pengaruh
Psikologi (PTP), Praktikum Teknik
yang cukup besar dalam perannya
Konseling (Tekkon) dan Praktikum
memberi dukungan sosial pada
Psikologi Eksperimen. Kemudian peneliti
mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak
mengambil sampel sebanyak 75
terlalu merasakan tekanan yang dapat
responden Teknik sampling yang
mengakibatkan stres. Menurut Lahey
digunakan dalam penelitian ini adalah
(2007), dukungan sosial merupakan
simple random sampling yaitu
salah satu faktor penting dalam melawan
pengambilan sampel dengan cara acak
stress dan menentukan reaksi atau
tanpa memperhatikan strata yang ada
respon seseorang dalam menghadapi
dalam populasi (Hidayat, 2007).
stres. Dukungan sosial diartikan sebagai
Metode dalam penelitian ini
perasaan nyaman, penghargaan,
adalah menggunakan metode penelitian
perhatian, kepedulian dan bantuan yang
diterima dari orang lain (Gentry &
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 5

Kobasa,1984 ; Wallston dkk, 1983 ; Wills perilakunya terhadap masalah yang


& Fegan, 2001 dalam Sarafino, 2006). tengah ia hadapi. Semakin banyak
Secara umum pada mahasiswa pengalaman seseorang terhadap suatu
praktikum penyebab terjadinya stres lebih kondisi stres maka akan semakin pandai
dipengaruhi secara fisik. Aspek fisik pula pengelolaan stresnya.
mempengaruhi stres sebesar 60%, Pola stres apabila ditinjau dari
sedangkan faktor psikis mempengaruhi usia, maka memiliki pola yang sama
stres sebesar 40%. Artinya peran dari dengan jenis kelamin yaitu didominasi
aktivitas fisik cukup tinggi dalam oleh faktor fisik (untuk lebih jelas silahkan
mempengaruhi terjadinya stress. Aktivitas lihat gambar 7). Kemampuan fisik antara
yang padat pada saat praktikum mahasiswa awal dan akhir menjadi
membuat mahasiswa harus salah satu faktor utama yang membuat
mengeluarkan tenaga yang ekstra. Hal mahasiswa mengalami stres.
tersebut membuat mahasiswa merasa Kemampuan fisik sangat sulit untuk
kelelahan dan ketegangan sehingga dirubah karena ini masuk ranah biologis,
menimbulkan stres. Madhu dan Shridhar hanya saja sebenarnya dapat
(2005) menyatakan ketegangan dimenejemen agar mahasiswa dapat
merupakan respon psikologis dan beristirahat sebelum merasa kelelahan
fisiologis seseorang terhadap stressor atau tegang. Jika mahasiswa semakin
berupa ketakutan, kemarahan, merasa kelelahan dan tegang maka
kecemasan, frustasi atau aktivitas saraf resiko stres akan lebih rendah.
otonom. Aktivitas fisik secara akut dapat Hasil penelitian ini yang
meningkatkan stres oksidatif melalui menunjukkan mahasiswa akhir memiliki
mekanisme: cedera hiperoxic di resiko stres lebih rendah dari mahasiswa
mitokondria, cedera ischemia awal dapat disebabkan karena stres yang
– reperfusion dan inflamasi (Candrawati, dialami mahasiswa akhir sudah dapat
2013) diadaptasi. Mata kuliah praktikum yang
Apabila stres pada mahasiswa diambil mahasiswa akhir rata – rata
praktikum ditinjau dari usia, maka sudah diambil selama 3 semester
mahasiswa awal memiliki tingkat stres sehingga stres yang dialami oleh
yang lebih tinggi dari pada mahasiswa mahasiswa sudah menjadi kebiasaan dan
akhir. Stres pada mahsiswa awal yang tubuh dapat beradaptsi atas keadaan
mengambil praktikum yaitu sebesar 24,24 tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
sedangkan pada mahasiswa akhir yang Sarafino (2006) bahwa salah satu
mengambil praktikum sebesar 22,41. Baik tahapan stres adalah Resistance dimana
mahasiswa awal atau akhir memiliki stres tubuh berhasil melakukan adaptasi
yang tergolong sedang hanya saja resiko terhadap stres. Gejala menghilang, tubuh
stres pada mahasiswa awal lebih besar dapat bertahan dan kembali pada kondisi
dari pada mahasiswa akhir. Lebih jelas normal. Sedangkan penelitian ini kami
silahkan lihat pada gambar 6. lakukan pada akhir mahasiswa menjalani
Respon stres dari setiap mata kuliah praktikum.
mahasiswa berbeda. Salah satu respon Siagian (2000 dalam Krisdarlina,
tersebut adalah tergantung pada usia 2009) menyebutkan bahwa semakin
(Potter & Perry, 2005). Menurut Yanny, lanjut usia seseorang semangkin
dkk (2004), faktor-faktor yang meningkat pula kedewasaan teknis dan
mempengaruhi coping adalah kedewasaan psikologisnya yang
Kematangan usia, yaitu bagaimana menunjukkan kematangan jiwa, dalam
subyek mengelola emosi, pikiran dan
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 6

arti semakin bijaksana, mampu berfikir laki mapun perempuan memiliki


secara rasional, mengendalikan emosi kesamaan yaitu dimulai dari kelelahan
dan bertoleransi terhadap orang lain. fisik. Kegiatan praktikum yang hampir ada
Sedangkan, Stuart dan Laraia (2005) di setiap pekannya membuat mahasiswa
menyatakan usia berhubungan dengan praktikum cukup merasa kelelahan, dan
pengalaman seseorang dalam hal inilah salah satu hal yang membuat
menghadapi berbagai macam stressor, mahasiswa praktikum rentan terhadap
kemampuan memanfaatkan sumber stres.
dukungan dan keterampilan dalam Penelitian ini juga menunjukkan
mekanisme koping. bahwa apabila stres pada mahasiswa
Apabila stres pada mahasiswa praktikum ditinjau dari tekanan darah
praktikum ditinjau dari jenis kelamin, yang dimiliki, maka mahasiswa dengan
maka perempuan memiliki tingkat stres tekanan darah tinggi memiliki tingkat stres
yang lebih tinggi dari pada laki – laki. yang paling berat dibanding mahasiswa
Stres pada mahasiswa perempuan yang yang memiliki tekanan darah normal dan
mengambil praktikum yaitu sebesar 23,82 rendah. Rerata tekanan darah yang
sedangkan pada mahasiswa laki – laki dimiliki oleh mahasiswa yang memiliki
yang mengambil praktikum sebesar stres ringan adalah 107,33 mmHg yang
21,58. Baik mahasiswa perempuan atau menunjukkan tekanan darah tersebut
laki – laki memiliki stres yang tergolong adalah normal. Pada mahasiswa dengan
sedang hanya saja resiko stres pada tingkat stress sedang memiliki tekanan
mahasiswa perempuan lebih besar darah rata – rata 107,97mmHg yang
daripada laki – laki (lebih lanjut silahkan menunjukkan keadaan tekanan darah
lihat gambar 10). normal. Sedangkan pada mahasiswa
Respon stres dari setiap yang memiliki tingkat stres berat juga
mahasiswa berbeda. Salah satu respon diiringi dengan tekanan darah yang
tersebut adalah tergantung pada jenis cukup tinggi yaitu 120mmHg.
kelamin (Potter & Perry, 2005). Putri Mahasiswa dengan tingkat stres
(2016) mengatakan bahwa wanita ringan dan sedang memiliki tekanan
berkemungkinan lebih rentan terhadap darah yang tergolong normal. Hal ini
kondisi stres, kondisi ini dikendalikan oleh karena stres yang dihadapi oleh
hormon oksitosin, esterogen, serta mahasiswa dapat diredam dengan baik.
hormon seks sebagai faktor pendukung Sedangkan pada mahasiswa dengan
yang jelas berbeda tingkatannya pada tingkat stres tinggi lebih rentan terkena
pria dan wanita. penyakit fisik seperti hipertensi atau
Penelitian ini juga sama dengan tekanan darah tinggi. Sarafino (2006)
teori yang diungkapkan oleh Goff (2011) menjelaskan stres dapat mempengaruhi
menemukan bahwa tingkat stres pada perkembangan dan gejala-gejala penyakit
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki seperti darah tinggi, sakit kepala, dan
untuk semua tipe stresor. Pernyataan demam. Saat mahasiswa menyelesaikan
tersebut diperkuat oleh Misra & tugas kuliah atau mendapat pertanyaan
Mc.Kean (2000) yang menyatakan dari dosen dapat memicu timbulnya rasa
bahwa mahasiswa perempuan memiliki sakit kepala, karena saat merasa takut
tingkat stres akademik yang lebih maka dapat mengakibatkan vasokontriksi
tinggi daripada mahasiswa laki-laki. pada pembuluh darah yang
Pola stres yang terjadi pada mengakibatkan perfusi oksigen ke
mahasiswa praktikum baik pada laki –
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 7

jaringan berkurang, terutama jaringan mempengaruhi kehidupan masyarakat.


otak (Sherwood, 2001). Gaya hidup yang tidak sehat, dapat
Hasil penelitian yang dilakukan menyebabkan terjadinya penyakit
oleh Prasetyorini dan Prawesti (2012) hipertensi, misalnya; makanan, aktifitas
mendapatkan hasil bahwa ada hubungan fisik, stres, dan merokok (Puspitorini,
antara stres dengan kejadian komplikasi 2009).
hipertensi pada pasien hipertensi di Susalit dkk, (2001) menyatakan
Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit bahwa faktor yang mempengaruhi
Baptis Kediri. Penelitian lain yang perubahan tekanan darah diantaranya
dilakukan oleh Khotimah (2013) yaitu faktor lingkungan seperti stres
mendapati adanya hubungan yang kuat psikososial, obesitas, merokok, dan
antara kejadian hipertensi dengan kondisi kurang olah raga juga berpengaruh
stres. Stres dapat mempengaruhi terhadap timbulnya hipertensi primer.
timbulnya gejala penyakit. Hasil penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
lain yang dilakukan oleh Muhlisin dan stres memiliki kontribusi terhadap
Laksono (2013) menyatakan Ada peningkatan tekanan darah.
hubungan antara tingkat stres dengan Kejadian stres bukan hanya
kekambuhan pasien hipertensi di berpengaruh dengan kenaikan tekanan
Puskesmas Bendosari Sukoharjo. darah namun juga dapat membuat
Hubungan antara stres dengan hipertensi tekanan darah seseorang menurun pada
diduga melalui saraf simpatis yang dapat karakteristik subjek tertentu, maka dari itu
meningkatkan tekanan darah secara tekanan darah rendah berada di
intermiten. Stres yang berlangsung peringkat kedua setelah tekanan darah
lama akan dapat mengakibatkan tinggi yang beresiko terkena stres. Robert
peninggian tekanan darah yang menetap (2010) lebih lanjut menjelaskan bahwa
(Susalit dkk, 2001). penyebab tekanan darah rendah lainnya
Pola stres yang terjadi pada adalah dehidrasi (kekurangan cairan),
mahasiswa praktikum baik yang memiliki reaksi tubuh terhadap panas, sehingga
tekanan darah rendah, sedang, dan berat darah berpindah ke pembuluh kulit,
mempunyai kesamaan yaitu dimulai dari sehingga memicu dehidrasi, gagal
kelelahan fisik. Kegiatan praktikum yang jantung, serangan jantung, perubahan
hampir ada di setiap pekannya membuat irama jantung, pingsan (stres emosional,
mahasiswa praktikum cukup merasa takut, rasa tidak aman/nyeri), anafilaksis
kelelahan, dan hal inilah salah satu hal (reaksi alergi yang menancam jiwa),
yang membuat mahasiswa praktikum donor darah, perdarahan di dalam tubuh,
rentan terhadap stres. kehilangan darah, kehamilan,
Berubahnya gaya hidup etherosklerosis (pengerasan dinding
mahasiswa praktikum yang terus arteri).
menerus menghadapi deadline dan Hasil penelitian ini menunjukkan
tuntutan membuatnya rentan akan bahwa stress pada mahasiswa praktikum
kejadian stres. Sesuai dengan penelitian di Fakultas Psikologi Universitas
yang dilakukan oleh Suoth (2014) yang Muhammadiyah Surakarta memiliki
mengatakan bahwa ada tiga penyebab beberapa faktor diantaranya adalah usia
terjadinya perubahan tekanan darah, jenis kelamin dan tekanan darah yang
yaitu aktivitas fisik yang dilakukan oleh dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa
seseorang, asupan makanan dan stres. awal, jenis kelamin perempuan, dan
Gaya hidup merupakan faktor terpenting tekanan darah tinggi memiliki resiko yang
yang sangat
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 8

lebih besar terkena stres. Generalisasi memiliki tingkat stres yang tergolong
dari hasil penelitian ini terbatas pada sedang.
populasi ditempat penelitian dilakukan, Berdasarkan hasil penelitian,
sehingga penerapan pada ruang lingkup pembahasan dan kesimpulan yang
yang lebih luas dengan karakteristik yang diperoleh peneliti selama pelaksanaan
berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian, maka peneliti memberikan
penelitian lagi dengan variabel-variabel sumbangan saran yang diharapkan dapat
yang lain. bermanfaat, yaitu: Bagi mahasiswa yang
sedang mengambil mata kuliah praktiku,
SIMPULAN melihat pentingnya mata kuliah praktikum
Berdasarkan hasil penelitian yang bagi mahasiswa, maka menejemen diri
telah dilakukan, terdapat beberapa agar terhindar dari stres sangatlah
kesimpulan yang dapat diambil oleh dibutuhkan. Ketrampilan mahasiswa
peneliti, yaitu stres pada mahasiswa dalam cooping stress sangatlah penting
praktikum di Fakultas Psikologi Universitas agar terhindar dari stres yang
Muhammadiyah Surakarta memiliki berkelanjutan, pasalnya stres memiliki
beberapa faktor diantaranya adalah usia dampak yang banyak selain perubahan
jenis kelamin dan tekanan darah yang tekanan darah. Selain itu daya juang
dimiliki oleh mahasiswa. ketika menghadapi berbagi permasalahan
Mahasiswa awal yang hidup yang dimiliki sehingga mampu
mengambil mata kuliah praktikum yaitu mengelola kesulitan menjadi sesuatu
berusia 18–20 tahun lebih rentan terkena yang positif. Daya juang ini juga dapat
stres dibandingkan mahasiswa akhir membantu individu menghadapi kesulitan
(sudah pernah mengambil mata kuliah dalam belajar, karena daya juang yang
praktikum) yang berusia 21–24 tahun. dimiliki menjadikan individu lebih tangguh
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, dalam menghadapi masalah atau
mahasiswa praktikum perempuan lebih kesulitan dan tidak patah semangat
rentan terhadap stres dari pada dalam mencapai lebih yang optimal. Bagi
mahasiswa praktikum laki–laki. Kemudian peneliti selanjutnya, yang tertarik dengan
pada mahasiswa praktikum dengan stres permasalahan ini diharapkan lebih
berat lebih berpotensi memiliki tekanan memperluas tinjauan teoritis yang belum
darah lebih tinggi dibandingkan terdapat dalam penelitian ini,lebih
mahasiswa praktikum yang memiliki stres menyempurnakan alat ukur, memperluas
sedang ataupun ringan. Ini dapat populasi dan memperbanyak sampel
diartikan bahwa semakin tinggi tekanan sehingga lingkup penelitian dan
darah semakin rentan terkena penyakit generalisasi menjadi lebih luas serta
fisik diantaranya hipertensi. mencapai proporsi yang seimbang
Secara umum pola stres diawali dengan memperhatikan faktor-faktor lain
karena adanya aktivitas fisik yang yang mempengaruhi tekanan darah
berlebihan pada mahasiswa praktikum. selain dari stres, seperti pengaruh
Hal ini membuat mahasiswa merasa pendampingan asisten, lingkungan sosial
kelelahan dan tegang sehingga tubuh budaya, pola makan, aktivitas fisik dan
meresponnya dengan timbulnya stres. berbagai faktor yang lain.
Subjek pada penelitian ini rata – rata
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 9

DAFTAR PUSTAKA
Candrawati, Susiana (2013) Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Stres Oksidatif, Mandala
of Health. Volume 6, Nomor 1.

Chobanian, et al. (2003) The seventh report od the joint national committee (JNC). Vol
289. No.19. P 2560-70.

Davidson, J .(2001). Manajemen waktu. Yogyakarta: Andi.

Goff.A.M. (2011). Stressor, academic performance, and learned resourcefulness in


baccalaureate nursing students. International Journal Of Nursing Education
Scholarship, 8,923-1548.

Govaerst, S. & Gregoire, J. (2004). Stressfull academic situations: Study on appraisil


variabels in adolescence. British Journal of Clinical Psycology, 54, 261-271.

KEMENKES. (2013). Panduan Hari Peringatan Hari Kesehatan Sedunia :


Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kholidah, E. N., & Alsa, A. (2012). Berpikir Positif Untuk Menurunkan Stres Psikologis.
Jurnal Psikologi, 67-75.

Khotimah. (2013). Stres Sebagai Faktor Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi . Jurnal Eduhealth, Vol. 3 No. 2.

Korneliani, Kiki & Meida, Dida (2012) Obesitas dan Stress Dengan Kejadian Hipertensi,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, KEMAS 7 (2) 117-121

Lahey,B.B. (2007). Psychology An Introduction. Ninth edition. New York: McGraw-Hill.

Madhu, K., & Shridhar, G.R. (2005). Stress management in diabetes mellitus.
International Journal of Diabetes in Developing Countries, 25 (1),

Murray M., Evens B., dan Wiling C. (2002). Health phychology. London: Sage Publication.

Puspitorini, Myra. (2008) Hipertensi : Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jogjakarta : Image Press.

Putri, B J. (2012) Hormon, Faktor yang Membedakan Tingkat Stres Pria dan
Wanita, health.liputan6.com, diakses 2 agustus 2016

Potter & Perry. (2005). Fundamental of nursing: Concept, process, & practice. (Asih, Y. et.
all, Penerjemah). Jakarta: EGC.

Rasmun. (2004). Stress, koping dan adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan.
Jakarta: CV Sagung Seto.

Robert, E. Kowalski. (2010) Terapi Hipertensi. Jakarta: Gramedia.

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition .USA
: John Wiley & Sons.
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016
e-ISSN :2541450X 10

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2008). Brunner & Sudarth’s textbook Of medical surgical
nursing. Volume 1.(11th ed). Philladelpia: Lippicontt

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta; EGC

Situmorang, Paskah Rina (2015) Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan
Tahun 2014, Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol. 1, No. 1

Suoth, Meylen dkk (2014) hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di
puskesmas kolongan kecamatan kalawat kabupaten minahasa utara, ejournal
keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1

Susalit E, Kapojos JE & Lubis HR. (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam II. Jakarta : Balai
penerbit FKUI

Wirawan. (2012). Menghadapi Stress dan Depresi. Jakarta: Platinum.

Womble, L. P. (2001). Impact of stress factors on college students academic


performance. University of North Carolina at Charlotte. Desember 10, 2011.
http://journal.com

Wong’s & Hockenberry. (2007). Wong’s nursing care of infants and children. (8th ed.).
Canada: Mosby Elsevier.

Yanny, T; Lestari, B. S; Ananta Y. (2004) Stres dan Prilaku Coping Pada Remaja,
Anima: Indonesian Psychological Journal. Vol

Anda mungkin juga menyukai