35
Airin Triwahyuni, Clement Eko Prasetio
2017). Pendekatan yang bersifat preventif pada pada pendekatan kesejahteraan psikologis
mahasiswa juga perlu dilakukan karena dapat berkaitan dengan gejala gangguan psikologis
mengurangi jumlah penderita gangguan mental menjadi penting.
dalam jangka panjang (Huppert, 2009). Kesejahteraan psikologis (psychological
Universitas sebagai institusi pendidikan perlu well-being/PWB) adalah pemaknaan seseorang
memperhatikan kesejahteraan mahasiswa bahwa ia telah mencapai hakikatnya yang
secara personal bukan hanya mempersiapkan terbaik sebagai manusia (Ryff, 2014). Seorang
mahasiswa agar menjadi pekerja profesional manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
yang sukses (Kumaraswamy, 2013; tidak hanya berusaha untuk mendapatkan
Sreeramareddy et al., 2007). kesenangan, dan terpuaskan secara biologis
Saat ini sedang berkembang salah satu namun berusaha mencari makna hidupnya
pendekatan ilmiah yang memfokuskan pada dengan mengoptimalkan potensi yang ada di
cara-cara yang membuat seseorang dalam dirinya. Kondisi well-being ini terlihat dari
berkembang, memfokuskan pada kekuatan pemahaman dan penerimaan seseorang
dalam diri manusia, bukan pada kelemahan pada terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya,
diri manusia yaitu pendekatan kesejahteraan memiliki tujuan hidup, memiliki keinginan
secara psikologis (well being). Pemahaman untuk terus mengembangkan diri, relasi yang
mendalam mengenai kesejahteraan psikologis positif dengan orang lain, tidak bergantung pada
pada perilaku, kondisi biologis, dan perilaku orang lain, dan mampu mengatasi berbagai
sosial dapat berdampak secara positif bagi macam kesulitan dalam hidupnya. Ryff (1989)
individu, organisasi, dan masyarakat secara memformulasikan sebuah model teoretis
umum (Huppert, 2009; Ryff, 2018). Pendekatan mengenai kesejahteraan psikologis yang
ini tidak memfokuskan pada kelompok yang mencakup karakteristik dan persepsi yang luas
telah mengalami gangguan mental namun lebih mengenai keberfungsian sebagai individu yaitu
memfokuskan pada kelompok yang tidak autonomy, environmental mastery, personal
mengalami gangguan mental yaitu pada growth, positive relation with others, purpose
individu secara umum. Sebuah penelitian in life, dan self-acceptance.
epidemiologis membuktikan bahwa Dalam berbagai penelitian, kesejahteraan
pendekatan kuratif pada kelompok yang telah psikologis ditemukan memiliki hubungan
mengalami gangguan mental tidak akan dengan kondisi kesehatan (Ryff & Singer, 2008).
mengurangi jumlah gangguan mental karena Penelitian pada mahasiswa di Jepang
akan selalu ada penambahan jumlah individu menemukan bahwa profil kesejahteraan
yang mengalami gangguan mental (Rose et al., psikologis berhubungan dengan tingkat depresi
2008). Oleh karena itu, studi yang berfokus dan kecemasan (Liu et al., 2009). Namun di sisi
lain, berhubungan dengan kepuasan hidup dan Kesejahteraan psikologis sebagai faktor
emosi positive (Bowman, 2010). Kesejahteraan protektif gangguan psikologis dapat dijelaskan
psikologis merupakan faktor pelindung pada melalui penelitian di area sistem saraf. Pada
proses adaptasi awal perkuliahan (Angela et al., penelitian menggunakan resonansi magnetik
2008; Hurtado & Carter, 1997; Mendoza-denton yang bertujuan untuk menemukan perbedaan
et al., 2014). Salah satu potensi sumber daya individu dalam merespon stimulus negatif
yang dapat membuat mahasiswa berhasil ditemukan bahwa terjadi peningkatan aktivasi
beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan amigdala bagian kiri dan kanan. Perbedaan
yang baru adalah kesejahteraan psikologis tingkat aktivasi amigdala ini berhubungan
(Bowman, 2010). Stres akademik yang dialami dengan profil kesejahteraan psikologis individu
mahasiswa ternyata juga berhubungan dengan tersebut. Individu dengan tingkat kesejahteraan
kondisi kesejahteraan psikologis mahasiswa tinggi cenderung lebih lambat mengevaluasi
tersebut (Chow, 2007). Penelitian sebelumnya informasi negatif, menujukkan penurunan
menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis aktivasi amigdala, dan peningkatan aktivasi
berkorelasi signifikan dengan pengontrolan ventral anterior cingulated cortex (Suardi et al.,
terhadap simtom depresi, dan dapat membantu 2016; Tang et al., 2019; Van Reekum et al., 2007).
pemulihan kesehatan mental bagi orang dengan Penelitian lain menunjukkan bahwa tingkat
gangguan psikologis (Browne et al., 2017). kesejahteraan psikologis yang tinggi
Mahasiswa dengan kesejahteraan psikologis berhubungan dengan volume insular cortex.
yang tinggi, cenderung menggunakan tiga Terdapat hubungan positif antara
strategi penyelesaian masalah yaitu pemaknaan pengembangan diri, relasi positif dengan orang
secara positif, mencari dukungan, dan lain, dan tujuan hidup dengan grey matter pada
perencanaan (Freire et al., 2016). Mahasiswa insular cortex sebelah kanan (Lewis et al.,
dapat mengelola kondisi kesejahteraan 2013).
psikologisnya melalui penggunaan pelayanan Di Indonesia sendiri belum banyak
konseling dan behavioral intervention yang penelitian yang mengenai gangguan psikologis
disediakan oleh universitas (Cooke et al., 2006; pada mahasiswa, padahal lima tahun belakangan
Mahomed et al., 2019; Weiss et al., 2016). ini cukup banyak media massa yang melaporkan
Pemahaman yang komprehensif mengenai mahasiswa yang mengalami gangguan psikologis
kesejahteraan psikologis pada masa awal berat. Pada umumnya penelitian mengenai
perkuliahan dapat mempermudah pembuatan gangguan psikologis di Indonesia masih berfokus
intervensi yang dapat membantu mahasiswa pada prevalensi dan penyebabnya. Sebuah
melalui masa transisi dari sekolah ke universitas penelitian pada mahasiswa universitas di Jakarta
(Bewick et al., 2010). pada tahun 2017 menunjukkan sebanyak
mastery yang rendah (Susanti & Supradaniati, psikologis. (1) Gangguan psikologis
mengindikasikan bahwa individu mengalami Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Agak Tidak
suatu perubahan emosional yang mungkin Setuju, Agak Setuju, Setuju, Sangat Setuju. Hasil
berkembang menjadi keadaan yang patologis perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha
dan dapat membahayakan bagi kesehatan jiwa Cronbach didapatkan koefisien reliabilitas
individu. Gangguan psikologis dalam penelitian sebesar .933. Hasil reliabilitas per dimensi
ini diukur melalui Self Report Questionnaire adalah sebagai berikut dimensi autonomy (á =
(SRQ-20) dari World Health Organization .701), dimensi environmental mastery (á =
(1994), yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. .789), dimensi personal growth (á = .666),
Setiap butir pertanyaan memiliki dua pilihan dimensi positive relation with others (á=0.809),
jawaban, yaitu “ya” dan “tidak”. Jawaban “ya” dimensi purpose in life (á = .807), dan dimensi
diskor 1, sedangkan jawaban “tidak” diskor 0. self-acceptance (á = .815). Pengumpulan bukti
Individu yang mendapat total skor 6 validitas menggunakan confirmatory factor
dikategorikan sebagai individu yang analysis menunjukkan bahwa PWB Scale
diindikasikan mengalami gangguan psikologis memenuhi kriteria model fit (X2 = 1289.88; p =
(gangguan neurotik) dan disarankan untuk .00, RMSEA = .072, CFI = .95, SRMR = .076). Ada
bertemu dengan psikolog atau tenaga kesehatan dua item pada kuesioner PWB yang tidak
jiwa lain. Alat ukur SRQ-20 diterjemahkan oleh digunakan, karena memiliki nilai t-values yang
tim dari Pusat Studi Psikometri, Asesmen dan tidak signifikan, yaitu butir 9 (dimensi personal
Evaluasi Program Fakultas Psikologi growth) dan butir 37 (dimensi autonomy).
Universitas Padjadjaran. Hasil perhitungan Analisis statistik dilakukan melalui dua
reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach langkah yaitu (1) Simple multiple regression untuk
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar .796 mengetahui hubungan gangguan mental
dan pengumpulan bukti validitas menggunakan emosional dengan skor PWB secara umum, (2)
confirmatory factor analysis menunjukkan Multiple linear regression dengan metode enter
bahwa SRQ-20 telah memenuhi kriteria model untuk mengetahui hubungan gangguan psikologis
fit (Angela et al., 2008). (2) Kesejahteraan dengan keseluruhan dimensi PWB, (3) Stepwise
psikologis diukur menggunakan alat ukur PWB multiple regression digunakan untuk mencari
dari Ryff (1995). Alat ukur ini terdiri 42 butir tahu dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis
pernyataan yang mengukur enam dimensi yaitu yang signifikan menjadi prediktor bagi gangguan
self-acceptance, purpose in life, personal psikologis. Analisis statistik ini digunakan karena
growth, posit ive relation with others, analisis ini dapat mengetahui dimensi yang paling
autonomy, dan environmental mastery. Setiap signifikan menjadi prediktor bagi variabel
dimensi diukur melalui tujuh pernyataan dependen. Penghitungan statistic menggunakan
dengan enam pilihan jawaban yang berupa SPSS for Windows ver.23.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Gangguan Psikologis dan Dimensi PWB
Variabel n M (SD)
Gangguan Psikologis 151 8.64 (4.19)
Menjawab “Ya” ≥ 6 dari 20 114 10.37 (3.22)
Menjawab “Ya” < 6 dari 20 37 3.35 (1.51)
Psychological Well-Being 151 166.38 (25.16)
Autonomy 151 24.38 (4.75)
Environmental Mastery 151 26.75 (5.18)
Personal Growth 151 31.09 (4.50)
Positive Relation with Others 151 30.01 (5.78)
Purpose in LIfe 151 29.44 (5.77)
Self-acceptance 151 24.66 (5.60)
Tabel 2
Interkorelasi antar Variabel-variabel
Variabel 1 2 3 4 5 6 7
1. Indikasi gangguan mental -
2. Psychological Well-Being -.552** -
3. Autonomy -.307** .598** -
4. Environmental Mastery -.510** .838** .406** -
5. Personal Growth -.401** .793** .335** .603** -
6. Positive Relation with Others -.403** .744** .324** .630** .567** -
7. Purpose in LIfe -.417** .815** .404** .650** .651** .468** -
8. Self-acceptance -.522** .794** .418** .642** .580** .517** .601**
Catatan. **p < .01.
Tabel 3
Penjelasan Singkat Uji Asumsi
Teknik Statistik yang
Uji Asumsi Penjelasan singkat
digunakan
Uji Normalitas Sebuah uji untuk mengetahui bentuk Uji Kolmogorov-Smirnov
penyebaran suatu data yang
berkorespondensi pada distribusi normal.
Uji Sebuah uji untuk mengetahui korelasi antar Nilai VIF atau Tolerance pada
Multikolinearitas variabel bebas (independent variable) pada uji regresi
uji regresi berganda.
Diharapkan korelasi antar variabel
independent rendah dan korelasi variabel
independent dengan dependent tinggi.
Uji Linearitas Sebuah uji untuk mengetahui ada atau Uji Linearitas
tidaknya hubungan linear antar variabel.
Sebab hubungan regresi hanya akan bisa
tepat, jika terdapat hubungan linear antar
variabel dependen dan independent
Uji Sebuah uji yang memeriksa penyebaran Melihat penyebaran pada
Homoskedasitisitas variansi dari data variabel dependen pada scatter plot.
rentang variabel independent.
Hal yang diharapkan adalah penyebaran
variansi data variabel dependent sama
semua pada rentang variabel independent
Catatan. Sumber penjelasan singkat dari “Multivariate Data Analysis” ditulis oleh Hair, J. F., Tatham,
R. L., Anderson, R. E., dan Black, W. C., 2019, 5.
Setelah dilakukan analisis korelasi antar melakukan regresi linear sederhana, untuk
variabel dan melakukan beberapa uji asumsi memastikan bahwa kesejahteraan psikologis
regresi, seperti uji normalitas, multikolinearitas, dapat memprediksi gangguan psikologis. Tabel
linearitas, dan homoskedastisitas, hasilnya adalah 4 menunjukkan hasil regresi linear sederhana
data bersifat normal, tidak ditemukan dengan variabel prediktor adalah kesejahteraan
multikolinearitas, data antarvariabel bersifat psikologis terhadap variabel gangguan
linear, dan ditemukan homoskedasitias pada data. psikologis. Didapatkan bahwa kesejahteraan
Maka peneliti melakukan analisis selanjutnya psikologis dapat secara signifikan dapat
yakni regresi berganda. Penjelasan lebih detail menjadi prediktor bagi gangguan psikologis (R2
mengenai uji asumsi ada pada Tabel 3. = .315; F(1, 149) = 68.422; p = .000; 95% CI
Teknik regresi yang digunakan adalah [.126, -.077]). Jika dilihat dari nilai regresi (R2)
stepwise mult iple regression. Sebelum PWB dapat menjelaskan 31.5% varian dari
melakukan teknik regresi itu, penulis gangguan psikologis.
Tabel 4
Simple Linear Regression dari PWB terhadap Gangguan Mental Emosional
Variable SE t p 95% CI
Teknik multiple linear regression dengan others, purpose in life, personal growth,
metode enter dilakukan antara dimensi-dimensi environmental mastery (sebagai variabel
pada kesejahteraan psikologis, yaitu self- independen) dengan gangguan psikologis (sebagai
acceptance, autonomy, positive relations with variabel dependen). Berikut ini hasilnya:
Tabel 5
Multiple Linear Regression Dimensi PWB terhadap Gangguan Psikologis
Variabel SE t p
Autonomy -.053 .076 -.708 .480
Environmental mastery -.179 .105 -1.703 .091
Personal growth -.053 .106 -.496 .620
Positive relations -.059 .077 -.766 .445
Purpose in life -.024 .084 -.284 .777
Self-acceptance -.214 .085 -2.515 .013*
Catatan. *p < .05.
Tabel 6 menunjukkan hasil multiple linear Setelah itu, stepwise multiple regression
regression dengan variabel prediktor adalah dilakukan untuk mengetahui dimensi PWB
dimensi-dimensi PWB terhadap variabel yang paling signifikan dan paling dapat menjadi
gangguan psikologis. Didapatkan bahwa secara prediktor pada gangguan psikologis. Pada
keseluruhan dimensi PWB secara signifikan dapat teknik ini variabel independen adalah seluruh
menjelaskan gangguan psikologis sebesar 33% dimensi PWB dan variabel dependen adalah
varian (R2 = .330; F(6, 144) = 11.826; p = .000). gangguan psikologis. Berikut ini hasilnya:
Tabel 6
Stepwise Multiple Regression dari Dimensi-Dimensi Psychological Well-Being terhadap Gangguan
Psikologis
95% CI for B
Variable B SE B β R2 ΔR2
LL UL
Model 1 .276 .276**
Self-acceptance -.427 -.539 -.315 .057 -.525
Model 2 .321 .045**
Self-acceptance -.260 -.411 -.109 .076 -.320
Environmental Mastery -.260 -.423 -.096 .083 -.296
Catatan. CI = confidence interval; LL = lover limit; UL = upper limit; *p < .05. **p < .01.
Berdasarkan tabel 6 didapatkan bahwa merasa nyaman dan memiliki kendali pada
hanya dimensi self-acceptance dan lingkungan baru dimana mahasiswa berada.
environmental mastery signifikan menjadi Seorang mahasiswa baru yang memiliki
prediktor bagi gangguan psikologis. Self- kesejahteraan psikologis rendah akan
acceptance menjadi dimensi yang paling kuat cenderung lebih rentan mengalami gejala-gejala
memprediksi gangguan psikologis. Hal ini gangguan mental, seperti selalu merasa cemas/
dapat dilihat pada nilai regresinya, bahwa self- tegang/khawatir, kehilangan rasa diri berharga,
acceptance dapat memprediksi 27.6% dari penurunan kemampuan kognisi, penurunan
varians gangguan mental emosional. Lalu pada energi, dan munculnya gejala fisik yang
model 2, environmental mastery – bersama disebabkan oleh permasalahan psikologis pada
dengan self-acceptance – juga bisa menjadi masa satu tahun pertama menjadi mahasiswa.
prediktor yang signifikan bagi gangguan Sedangkan mahasiswa baru yang mampu
mental emosional, yakni 32.1% varians dari memiliki hubungan antar pribadi yang
gangguan mental emosional dapat diprediksi bermakna, memiliki kendali dan merasa
oleh self-acceptance dan environmental nyaman di lingkungan dimana mahasiswa
mastery. Model 2 menjadi model akhir yang berada dan menyadari potensinya untuk
paling tepat untuk memprediksi jumlah gejala berkembang lebih jarang menunjukan gejala-
yang mengindikasikan gangguan psikologis. gejala gangguan mental pada masa tahun
Dimensi PWB yang lain, tidak menjadi pertamanya berkuliah. Mahasiswa baru yang
prediktor yang signifikan bagi gangguan memiliki kesejahteraan psikologis tinggi
mental emosional. Effect size self-acceptance cenderung lebih dapat mengatasi hambatan
dan environmental mastery tergolong besar, yang mahasiswa temui (Freire et al., 2019;
yakni Cohen’s d = .452. Zajacova et al., 2005). Mahasiswa juga
cenderung lebih fleksibel, resilien, efisien dalam
Pembahasan
menyelesaikan masalah, dan lebih berkomitmen
Penelitian ini menggambarkan hubungan untuk mencapai keberhasilan daripada
antara indikasi gangguan psikologis dengan memfokuskan diri untuk menghindari
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa baru. kegagalan (Freire et al., 2019; Schunk & Pajares,
Indikasi seorang mahasiswa baru mengalami 2002).
gangguan psikologis dapat diprediksi melalui Secara spesifik, penelitian ini
tingkat kesejahteraan psikologis secara umum mengindikasikan bahwa bagaimana seseorang
dan secara spesifik melalui bagaimana mahasiswa baru dapat memaknakan dirinya
mahasiswa baru tersebut menerima diri apa secara positif di dunia perkuliahan yang baru
adanya dan bagaimana mahasiswa tersebut menentukan bagaimana mahasiswa dapat
environmental mastery, dan purpose in life dengan teman baru di dunia perkuliahan
adalah dimensi yang penting bagi mahasiswa meskipun berhubungan namun tidak
baru sebagai sumber daya untuk dapat mempengaruhi perasaan keterarahan dalam
memenuhi tuntutan dunia perkuliahan hidup pada mahasiswa baru.
(Bowman, 2010; Freire et al., 2016). Perbedaan Penelitian lain mengkategorikan
penemuan penelitian ini dengan dua penelitian kesejahteraan psikologis menjadi beberapa
lainnya terletak pada dimensi purpose in life, aspek, yaitu spiritual (purpose in life), sosial
yaitu adanya perasaan memiliki arah dalam (positive relation with others), dan kognitif
hidup, dorongan memiliki tujuan hidup yang (autonomy, personal growth, self-acceptance,
jelas, dan memaknakan pengalaman saat ini dan environmental mastery) (Bornstein et al., 2003;
masa lalu sebagai sesuatu yang bermakna. Salah Perez, 2012). Self-acceptance dan
satu penelitian menyebutkan bahwa purpose environmental mastery dikatakan memiliki
in life dapat mengalami perubahan apabila komponen kognitif yang kental, yaitu
pengalaman negatif yang dialami mahasiswa berhubungan dengan bagaimana mahasiswa
baru mempengaruhi hubungannya dengan para menyadari kelebihan dan kekurangannya serta
teman baru di tempatnya berkuliah (Bowman, bersikap positif terhadap kelebihan dan
2010). Sehingga, dapat dikatakan pada kekurangannya ini. Sedangkan, environmental
penelitian yang menemukan purpose in life mastery berhubungan dengan keyakinan
dapat memprediksi bagaimana mahasiswa seseorang untuk dapat membuat lingkungan di
memenuhi tuntutan perkuliahan dipengaruhi sekelilingnya memenuhi kebutuhannya. Dua
pula oleh dimensi positive relation with others. kondisi ini membuat seorang mahasiswa baru
Sedangkan pada penelitian ini, semua dimensi yang dihadapkan pada berbagai kesulitan di
kesejahteraan psikologis, termasuk purpose in lingkungan perkuliahan yang baru dapat tetap
life, berhubungan dengan indikasi gangguan bersikap optimis bahwa mahasiswa akan dapat
psikologis namun tidak semua dimensi menjadi mengatasi kesulitan yang mahasiswa hadapi.
faktor yang dapat memprediksikan munculnya Jikapun mengalami hambatan, mereka yang
gejala gangguan psikologis. Hal ini mungkin memiliki penerimaan diri positif yang tinggi dan
terjadi karena faktor spesifik pada masing- keyakinan untuk dapat mengelola lingkungan
masing dimensi kesejahteraan psikologis, selain dapat dengan cepat bangkit dan mencari cara
self-acceptance dan environmental mastery, untuk mengatasi kesulitan baik dengan
secara independen tidak dapat digunakan untuk memanfaatkan kelebihan diri dan sumber daya
memprediksikan indikasi gangguan psikologis yang ada di lingkungan sehingga tidak membuat
pada mahasiswa baru. Berdasarkan penelitian mahasiswa terpuruk dan akhirnya
sebelumnya, muncul dugaan bahwa relasi memunculkan gejala-gejala gangguan
psikologis. Pada dasarnya sebagian besar baru lebih cepat dapat menguasai lingkungan
gangguan psikologis yang dicirikan dengan kampus baik fisik maupun sosial (Susanti &
kecemasan merupakan indikasi adanya Supradaniati, 2018).
stressor yang tidak dapat diatasi oleh seseorang. Limitasi penelitian ini adalah metode
Pada beberapa penelitian kesejahteraan penelitian yang menggambarkan hanya satu
psikologis dikaitkan dengan hardiness (Otero- angkatan mahasiswa baru pada satu fakultas
López et al., 2014) dan resiliensi (González- sehingga belum dapat melakukan kontrol
torres & Artuch-garde, 2014). terhadap kemungkinan variasi yang terkait
Secara independen, salah satu penjelasan karakteristik angkatan mahasiswa baru dan
dimensi penerimaan diri sebagai prediktor karakteristik fakultas. Oleh karena itu,
terhadap indikasi gangguan psikologis dapat penelitian selanjutnya pada topik ini dapat pula
digambarkan secara tidak langsung melalui dilakukan dengan menambah variasi angkatan
penelitian self-acceptance sebagai moderator dan fakultas asal mahasiswa baru.
antara keyakinan akan kondisi frustrasi yang
tidak dapat ditoleransi dengan derajat stres
Simpulan
Baik, C., Larcombe, W., & Brooker, A. (2019). How Chow, H. P. H. (2007). Psychological well-being
universities can enhance student mental and scholastic achievement among
wellbeing: The student perspective. Higher university students in a Canadian Prairie
Education Research and Development, City. Social Psychology Education, 10(4),
38(4), 674–687. https://doi.org/10.1080/ 483–493. https://doi.org/10.1007/
07294360.2019.1576596 s11218-007-9026-y
Beiter, R., Nash, R., Mccrady, M., Rhoades, D., Cooke, R., Bewick, B. M., Barkham, M., Bradley,
Linscomb, M., Clarahan, M., & Sammut, S. M., & Audin, K. (2006). Measuring,
(2015). The prevalence and correlates of monitoring and managing the
depression , anxiety , and stress in a psychological well-being of first year
sample of college students. Journal of university students. British Journal of
Affective Disorders, 173, 90–96. https:// Guidance & Counselling, 34(4), 37–41.
doi.org/10.1016/j.jad.2014.10.054 h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 /
03069880600942624
Bewick, B., Koutsopoulou, G., Miles, J., &
Barkham, M. (2010). Changes in Dvoøáková, K., Kishida, M., Li, J., Elavsky, S.,
undergraduate students ’ psychological Broderick, P. C., Mark, R., & Greenberg,
well-being as they progress through M. T. (2017). Promoting healthy
university. Studies In Higher Education, transition to college through mindfulness
35(6), 633–645. https://doi.org/ training with 1st year college students:
10.1080/03075070903216643 Pilot randomized controlled trial. Journal
of American College Health, 65(4), 259–
Bordbar, F. T., Nikkar, M., Yazdani, F., & Alipoor, 267. https://doi.org/10.1080/
A. (2011). Comparing the psychological 07448481.2017.1278605
well-being level of the students of Shiraz
Payame Noor University in view of Freire, C., Del, M., Ferradás, M., Valle, A., Núñez,
demographic and academic performance J. C., & Vallejo, G. (2016). Profiles of
variables. Procedia - Social and psychological well-being and coping
Behavioral Sciences, 29, 663–669. https:/ strategies among university students.
/doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.11.290 Frontiers in Psychology, 7(October), 1–
11. https://doi.org/10.3389/
Bowman, N. A. (2010). The development of fpsyg.2016.01554
psychological well-being among first-
year college students. Journal of College Freire, C., Ferradás, M. D. M., Núñez, J. C., Valle,
Student Development, 51(2), 180–200. A., & Vallejo, G. (2019). Eudaimonic well-
https://doi.org/10.1353/csd.0.0118 being and coping with stress in
university students: The mediating/
Browne, J., Penn, D., Kalos, P., Mueser, K., Estroff, moderating role of self-efficacy.
S., Bruenette, M., .. ., & Kane, J. (2017). International Journal of Environmental
Psychological well-being and mental Research and Public Health, 16(1).
health recovery in the NIMH RAISE early h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 3 3 9 0 /
treatment program. Schizophrenia ijerph16010048
Research, 185, 167–172. https://doi.org/
10.1016/j.schres.2016.11.032 Gallagher, R. P., Gill, A. M., & Sysko, H. B. (2000).
National survey of counseling center
Bruffaerts, R., Mortier, P., Kiekens, G., Auerbach, directors 2000. http://d-
R. P., Cuijpers, P., Demyttenaere, K., Green, scholarship.pitt.edu/id/eprint/28160
J. G., Nock, M. K., & Kessler, R. C. (2018).
Mental health problems in college González-torres, M. C., & Artuch-garde, R.
freshmen: Prevalence and academic (2014). Resilience and coping strategy
functioning. Journal of Affective profiles at university: Contextual and
Disorders, 225, 97–103. https://doi.org/ demographic variables. Journal of
10.1016/j.jad.2017.07.044 Research in Educational Psychology,
in secondary school and higher Ryff, C D, & Singer, B. H. (2008). Know thyself
education. International Journal of and become what you are: A eudaimonic
Adolescence and Youth, 25(1), 104–112. approach to psychological well-being.
h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 / Journal of Happiness Studies, 9(1), 13–
02673843.2019.1596823 39. https://doi.org/10.1007/s10902-
006-9019-0
Pedrelli, P., Nyer, M., Yeung, A., Zulauf, C., &
Wilens, T. (2015). College students: Mental Ryff, Carol D. (1989). Happiness is everything,
health problems and treatment or is it? Explorations on the meaning of
considerations. Academic Psychiatry, psychological well-being. Journal of
39(5), 503–511. https://doi.org/ Personality and Social Psychology, 57(6),
10.1007/s40596-014-0205-9 1069–1081. https://doi.org/10.1037/
0022-3514.57.6.1069
Perez, J. A. (2012). Gender difference in
psychological well-being among Filipino Ryff, Carol D. (2014). Psychological well-being
College student samples. International revisited/ : Advances in the science and
Journal of Humanities and Social Science, practice of Eudaimonia. Psychotherapy
2(13), 84–93. https://doi.org/10.25215/ and Psychosomatics, 83(1), 10–28.
0204.040 https://doi.org/10.1159/000353263
Rehman, A. U., Bhuttah, T. M., & You, X. (2020). Saleem, S., & Mahmood, Z. (2013). Mental health
Linking burnout to psychological well- problems in university students: A
being: The mediating role of social prevalence study. FWU Journal of Social
support and learning motivation. Sciences, 7(2), 124–130. https://
Psychology Research and Behavior www.researchgate.net/publication/
Management, 13, 545–554. https:// 310596848_Mental_Health_Problems_in_
doi.org/10.2147/PRBM.S250961 University_Students_A_prevalence_study
Roberts, R., Golding, J., Towell, T., Reid, S., & Saleh, D., Camart, N., & Romo, L. (2017).
Woodford, S. (2000). Mental and physical Predictors of stress in college students.
health in students: The role of economic Frontiers in Psychology, 8, 1–8. https://
circumstances. British Journal of Health doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00019
Psychology, 5(3), 289–297. https://
doi.org/10.1348/135910700168928 Sari, A. N., Oktarlina, R. Z., & Septa, T. (2017).
Masalah kesehatan jiwa pada mahasiswa
Rose, G., Khaw, K.-T., & Marmot, M. (2008). kedokteran. Medula, 7(4), 82–87. https:/
Rose’s strategy of preventive medicine: /juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/
The complete original text. Oxford medula/article/view/1694
University Press. https://doi.org/
1 0 . 1 0 9 3 / a c p r o f : o s o / Schunk, D. H., & Pajares, F. (2002). Chapter 1 -
9780192630971.001.0001 The development of academic self-
efficacy. In A. Wigfield & J. S. B. T.-D. of A.
Ryff, C., & Keyes, C. (1995). The structure of M. Eccles (Eds.), Educational Psychology
psychological well-being revisited. (pp. 15–31). Academic Press. https://
Journal of Personality and Social doi.org/10.1016/B978-012750053-9/
Psychology, 69(4), 719–727. https:// 50003-6
doi.org/10.1037/0022-3514.69.4.719
Schwitzer, A. M., Moss, C. B., Pribesh, S. L., St.
Ryff, C D. (2018). Eudaimonic well-being, John, D. J., Burnett, D. D., Thompson, L.
inequality, and health: Recent findings H., & Foss, J. J. (2018). Students with
and future directions. Int Rev Econ, mental health needs: College counseling
64(2), 1–19. https://doi.org/10.1007/ experiences and academic success.
s12232-017-0277-4 Journal of College Student Development,
apps.who.int/iris/bitstream/handle/ b e tw e e n _ S o c i a l _ S u p p o r t _ a n d _
1 0 6 6 5 / 6 1 1 1 3 / Psychological_Problems_among_Students
WHO_MNH_PSF_94.8.pdf;jsessionid=
F4B958832D1A01032DD35BA02FCE6E7C? Yousefi, F., Redzuan, M., & Juhari, R. B. (2016).
sequence=1 Study of comparison among information
processing theory, interference model of
Xiao, H., Carney, D. M., Youn, S. J., Janis, R. A., test anxiety and Beck’s Cognitive Theory
Castonguay, L. G., Hayes, J. A., & Locke, of depression with regard to their
B. D. (2017). Are we in crisis? National relationship with academic achievement.
mental health and treatment trends in Avicenna J Neuro Psycho Physiology,
college counseling centers. 3(4), 94–100. https://doi.org/10.5812/
Psychological Services, 14(4), 407– ajnpp.58803.Review
415. https://doi.org/10.1037/
ser0000130 Zajacova, A., Lynch, S. M., & Espenshade, T. J.
(2005). Self-efficacy, stress, and academic
Yasin, A., & Dzulki fli, M. (2010). The success in college. Research in Higher
relationship between social support Education, 46(6), 677–706. https://
and psychological problems among doi.org/10.1007/s11162-004-4139-z
students. Internat ional J ournal of
Business and Social Science, 1(3),
110–116. https:// Received 3 September 2020
www.researchgate.net/publication/ Revised 7 October 2020
2 2 8 6 0 9 9 5 9 _ T h e _ R e la t i o n s h i p _ Accepted 5 January 2021