Anda di halaman 1dari 15

Hari, Tanggal Seminar : Selasa, 2 Juli 2019

Ruang/Sesi/ Pukul Seminar : R. 267/ 3/ 10.30-11.30 WIB


IJCCS ISSN: 1978-1520

Analisis Depresi dan Prestasi Mahasiswa STIS T.A.


2018/2019 serta Variabel-Variabel yang
Memengaruhinya
Wadeymsaar Manullang*1, Liza Kurnia Sari S.Si., M.Stat. 2
1
IVSK5/15.8924

e-mail: *115.8924@stis.ac.id, 2lizakurnia@stis.ac.id

Abstrak
Mahasiswa Polstat STIS memiliki banyak tekanan baik dari tuntutan lingkungan sosial
akademik maupun sosial non-akademik. Kondisi ini membawa pengaruh kepada mahasiswa
yakni baik dari sisi kesehatan mental maupun prestasinya. Salah satu dampak dari terganggunya
kesehatan mental adalah depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
umum depresi dan tingkat prestasi mahasiswa serta hubungan antar keduanya. Penelitian ini
juga ingin melihat dan menganalisis variabel-variabel apa saja yang memengaruhi depresi dan
prestasi mahasiswa. Metode analisis Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-
PLS) digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel laten faktor psikososial, variabel
depresi dan variabel prestasi, Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer yang
diperoleh melalui instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar secara langsung kepada
sampel mahasiswa Polstat STIS terpilih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
psikososial signifikan mempengaruhi depresi dan prestasi mahasiswa Polstat STIS sementara
depresi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi.

Kata kunci— depresi, faktor psikososial, prestasi, SEM-PLS

Abstract
Polstat STIS students have a lot of pressure from the demands of the non-academic social
and social environment. This condition has an effect on students, both in terms of mental health
and achievement. One of the effects of disruption of mental health is depression. The purpose of
this study was to determine the general picture of depression and the level of student achievement
and the relationship between the two. This study also wants to see and analyze what variables
influence depression and student achievement. The method of analysis of Structural Equation
Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) was used to determine the effect of the psychosocial
factors latent variables, depression variables and achievement variables. Data in this study came
from primary data obtained through research instruments in the form of questionnaires
distributed directly to samples. selected STIS Polstat students. The results of this study indicate
that psychosocial factors significantly influence depression and Polstat STIS student achievement
while depression has a non-significant effect on achievement.

Keywords— depression, psychosocial factors, achievement, SEM-PLS

1
IJCCS ISSN: 1978-1520

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS) memiliki standar
tersendiri bagi mahasiswanya untuk dapat melewati tahap demi tahap pada saat masa perkuliahan.
Mahasiswa yang dikatakan layak harus memiliki indeks prestasi yang cukup untuk melewati
standar dari Polstat STIS. Untuk menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), maka lulusan
Polstat STIS harus memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mengabdi di BPS yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan PP no.11 tahun 2017 seorang ASN harus memenuhi
syarat yakni sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani ialah kondisi dimana
seseorang bebas dari penyakit fisik maupun jiwa.
World Health Organization (WHO) di tahun 2017 menyebutkan bahwa gangguan mental
yang paling sering terjadi adalah gangguan mental kecemasan dan gangguan depresi. Pada tahun
2017 diperkirakan 4,4% dari populasi dunia menderita gangguan depresi, dan 3,6% menderita
gangguan kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat sebesar 18% dari tahun 2005 sampai
2015. WHO juga menambahkan bahwa lebih dari 80% gangguan depresi dan kecemasan dialami
oleh orang-orang yang tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,
2017).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di tahun 2013 mencatat bahwa terdapat sekitar
14 juta penderita gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018 angka penderita gangguan depresi
meningkat menjadi 15,9 juta penduduk.
Pada tahun 2018, pada kelompok umur penduduk usia kerja, kelompok umur 15−24
memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 25−34, 35−44 dan 45−44 tahun.
Kementerian Kesehatan RI menambahkan bahwa pada tahun 2018 hanya 9 persen dari penderita
depresi dalam kelompok umur 15−24 yang meminum obat atau menjalani pengobatan
medisDepresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis
seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti anorexia, konstipasi, tekanan darah dan
nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu
lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya. (Maramis, 1998: 107). Menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2017), depresi diawali dengan stress dan mengalami gejala-gejala
seperti merasa tertekan, kehilangan nafsu makan, mudah marah dan tersinggung, insomnia, dan
sulit berkonsentrasi.
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Faktor-faktor
yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor
psikososial (Kaplan, 2010). Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling memengaruhi satu
dengan yang lainnya. Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi oleh stresor
psikososial (Hawari, 1997). Depresi dapat sebagai simtom, sindrom, dan diagnosis dan sejauh
mana stresor psikososial dapat mencetuskan gangguan jiwa tergantung pada: potensi stresor,
maturitas, pendidikan, kondisi fisik, tipe kepribadian, sosio-budaya lingkungan dan situasi
(Soewadi, 1999). Menurut Lovibond (1995) dalam kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS 42) menyebutkan depresi direfleksikan melalui tujuh item yakni Dysphoria,
Hopelessness, Devaluation, Self-deprecation, Lack of interest/involvement, Anhedonia, Inertia.
Neiger (dalam Dariyo, 2004) menyatakan bahwa usia muda, yaitu 15-24 tahun, sangat
rentan untuk mengalami gangguan depresi. Menurut Willis, S (2011) usia 18 tahun sampai 24
tahun merupakan usia dewasa awal (young adulthood). Turner dan Helms (dalam Dariyo, 2008)
mengatakan pada tahap dewasa muda ada beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi
oleh setiap individu yang berada pada tahap ini. Secara umum dalam rentan usia dewasa muda,
seseorang berada dalam jenjang pendidikan perguruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang
sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan rentang usia berkisar antara 18-25
tahun. Mengutip hasil penelitian Beck & Young (dalam Qonitatin, Widyawati, & Asih, 2011),
tiga perempat dari seluruh mahasiswa merasa depresi pada beberapa waktu selama sekolah.
2
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

American Psychiatric Association (2000) telah menjelaskan bahwa depresi akan sangat
berdampak pada keadaan psikis yang akan melemahkan kinerja motorik dan kognitif si penderita.
Jadi mahasiswa yang mengalami depresi sangat memungkinkan mengalami penurunan dalam
proses belajar yang akan berdampak pada tingkat prestasinya. Menurut Fisher, S (2002)
mahasiswa pada dasarnya memiliki tingkat stres yang tinggi yang dapat mempengaruhi terjadinya
sindrom depresi yang akhirnya cenderung mempengaruhi prestasi belajarnya. Daradjat (1988:
106) menambahkan bahwa mahasiswa sangat mudah mengalami depresi dan kecemasan, hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar.
Sebagian besar mahasiswa Polstat STIS tahun akademik 2014/2015 berada pada level
depresi rendah (63 persen) dan sisanya pada level depresi tinggi (37 persen). Persentase
mahasiswa STIS yang mengalami depresi terus bertambah dari tingkat ke tingkat. Persentase
mahasiswa depresi yang paling kecil terdapat pada tingkat satu dan terus meningkat pada tingkat
dua, tiga dan empat dengan jumlah mahasiswa depresi masing-masing di setiap tingkatnya
berturut-turut adalah (29,03 persen), (34,88 persen), (36,14 persen), dan (46,99 persen),
Persentase mahasiswa yang tertekan dengan perkuliahan dan peraturan kampus juga bertambah
dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan data tersebut, kasus depresi pada mahasiswa Polstat STIS
tergolong tinggi dan mengalami peningkatan dari setiap tingkatnya (Chenata,2015). Melihat
banyaknya dampak negatif depresi serta pengaruhnya terhadap kehidupan akademik mahasiswa,
depresi yang dialami pada mahasiswa Polstat STIS ini tidak boleh diabaikan. Sangat penting
untuk mengkaji lebih jauh depresi yang dialami seorang mahasiswa dan melihat hubungannya
dengan tingkat prestasi mahasiswa serta faktor apa saja yang memengaruhi depresi dan tingkat
prestasi mahasiswa tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui gambaran umum depresi dan tingkat prestasi mahasiswa Polstat STIS T.A
2018/2019.
2. Mengetahui variabel faktor psikososial yang memengaruhi depresi dan prestasi mahasiswa
Polstat STIS T.A 2018/2019.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh depresi terhadap prestasi mahasiswa Polstat STIS T.A
2018/2019.

1.2 Penelitian Terkait


Penelitian tentang hubungan antara depresi, prestasi dan faktor psikososial telah banyak
dilakukan namun belum ada yang mengkaitkan ketiga variabel tersebut. Penelitian pada Polstat
STIS sendiri dilakukan oleh Chenata (2015). Chenata (2015) melakukan penelitian dengan tujuan
melihat gambaran umum tingkat depresi yang terjadi dan variabel-variabel yang
memengaruhinya. Belum ada penelitian yang menjelaskan hubungan sekaligus antara faktor
psikososial terhadap depresi dan prestasi. Lewinshon dkk (1994) melakukan penelitian tentang
pengaruh faktor psiokososial terhadap depresi pada masa sekarang, masa lalu atau masa depan
selama masa remaja. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Powel dan Arriola (2003) yang
berjudul Relationship Between Psychosocial Factors and Academic Achievement Among African
American Students.
Hubungan antara depresi dan prestasi telah banyak diteliti dan memiliki hasil yang
berbeda-beda. Nurjannah dan Pamungkas tahun 2013 melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat sindrom depresi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK)
pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kemudian Lama, M (2011) melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi dampak gangguan mood, terutama kecemasan
dan depresi di antara sampel siswa terhadap prestasi akademik mereka di Universitas Teknis
Tafila.
Penentuan kategori depresi pada penelitian ini berpedoman padakuesioner Depression
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh Lovibond (1995) dengan membagi depresi menjadi 5
kategori yakni normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat sedangkan penelitian Chenata
(2015) menggunakan cut-off point rata-rata sebagai ukuran kategori depresi menjadi 2 kategori
3
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

yakni depresi ringan dan tinggi. Penelitian ini juga melihat hubungan depresi, prestasi dan faktor
psikososial sekaligus sedangkan penelitian Chenata (2015) hanya melihat gambaran umum
tingkat depresi saja.
2. METODOLOGI

2.1 Ruang Lingkup Penelitian


Waktu dan Tempat Penelitian
Data kerangka sampel berupa data mahasiswa STIS pada tahun akademik 2018/2019
yang diperoleh dari Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Polstat STIS.
Penelitian diawali dengan survei pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2018
untuk menguji kuesioner yang akan dipakai dalam penelitian Selanjutnya kegiatan pengumpulan
data dilaksanakan pada tanggal 8–22 April 2019 yang seluruhnya dilakukan di lingkungan Polstat
STIS.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel laten eksogen adalah variabel faktor
psikososial. Sedangkan variabel laten endogen yakni variabel depresi dan prestasi.
Pengkategorian variabel dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Pengkategorian Variabel Penelitian


Variabel/Indikator Kategori Batasan Skor
Sangat Memuaskan 3,51−4,00
Indeks Prestasi Memuaskan 2,76−3,50
Cukup Memuaskan 2,00−2,75
Pernah ≥1
Karya Tulis Ilmiah
Tidak Pernah 0
Pernah ≥1
Prestasi/Capaian
Tidak Pernah 0
Baik ≥1
Bahasa Asing
Kurang Baik 0
Normal Total Skor = 0–9
Ringan Total Skor = 10–13
Depresi Sedang Total Skor = 14–20
Berat Total Skor = 21–27
Sangat Berat Total Skor = 28+
Baik ≥ 134
Faktor Psikososial
Kurang Baik < 134

2.2 Metode Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Data primer diperoleh melalui
instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar secara langsung kepada sampel mahasiswa
Polstat STIS terpilih. Kemudian kuesioner tersebut diisi secara self-enumeration oleh sampel
terpilih tersebut. Unit observasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Polstat STIS tahun ajaran
2018–2019 yang terpilih sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Polstat STIS tahun ajaran 2018–2019. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian
Administrasi dan Akademik Kemahasiswaan (BAAK) Polstat STIS, jumlah populasi di
mahasiswa Polstat STIS tahun ajaran 2018–2019 adalah 2205 mahasiswa. Jumlah sampel yang
harus dicacah sebesar 328 orang menggunakan metode penentuan sampel minimum Cochran,
namun peneliti menambahkan sampel yang diambil sebanyak 5 persen menjadi 345 orang untuk
mengantisipasi adanya non respons. Kemudian peneliti membagi populasi menjadi 4 strata
berdasarkan tingkat. Setelah itu dilakukan penarikan sampel dari strata yang telah terbentuk.
Metode penarikan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah circular systematic
4
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

sampling. Kelebihan dari systematic sampling adalah sederhana dalam pengambilan sampelnya
dan sampel tersebar dalam populasi.
2.3 Metode Analisis
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia dengan skala
pengukuran variabel adalah Skala Likert. Analisis inferensia menggunakan SEM-PLS karena
selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun
hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi. PLS juga dapat
digunakan untuk pemodelan struktural dengan indikator bersifat reflektif ataupun formatif. Model
yang digunakan dalam SEM-PLS terbagi menjadi dua jenis yaitu inner model dan outer model.
Inner model atau yang juga disebut model struktural dapat menggambarkan hubungan antar
variabel laten berdasarkan teori yang ada yang ditunjukkan dengan persamaan berikut.
(Chin,1998)
a. Model persamaan dasar dari Inner Model dapat ditulis sebagai berikut:

Depresi = γ𝑌 𝑌 Faktor Psikososial + ζ1


3 2
Prestasi = β𝑌 𝑌 Depresi + γ𝑌 𝑌 Faktor Psikososial + ζ2
2 1 3 1

b. Model persamaan dasar Outer Model dapat ditulis sebagai berikut:


Variabel laten endogen dengan model indikator reflektif
Outer Model Prestasi
IP = λ1Prestasi + Ɛ1 KTI = λ3Prestasi + Ɛ3
BA = λ2Prestasi + Ɛ2 P = λ4Prestasi + Ɛ4

Outer Model Depresi


D1 = λ5Depresi+ Ɛ5 D8 = λ12Depresi+ Ɛ12
D2 = λ6Depresi+ Ɛ6 D9 = λ13Depresi+ Ɛ13
D3 = λ7Depresi+ Ɛ7 D10 = λ14Depresi+ Ɛ14
D4 = λ8Depresi+ Ɛ8 D11 = λ15Depresi+ Ɛ15
D5 = λ9Depresi+ Ɛ9 D12 = λ16Depresi+ Ɛ16
D6 = λ10Depresi+ Ɛ10 D13 = λ17Depresi+ Ɛ17
D7 = λ11Depresi+ Ɛ11 D14 = λ18Depresi+ Ɛ18

Variabel laten eksogen dengan model indikator formatif

Outer Model Faktor Psikososial

Faktor Psikososial = λ19(Lingkungan Sosial Akademik) + λ20(Lingkungan Sosial Non-


Akademik) + δ1
Menurut Jaya dkk (2008) tahapan analisis PLS-SEM terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Merancang Model Struktural (Inner Model)
2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model)
3. Konstruksi Diagram Jalur
4. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan
5. Estimasi
6. Evaluasi Model
7. Pengujian Hipotesis

5
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Deskriptif


Variabel Prestasi diukur melalui 4 indikator yakni Indeks Prestasi, Karya Tulis Ilmiah,
Prestasi/ Capaian dan Bahasa Asing. Mahasiswa tingkat IV memiliki persentase indeks prestasi
yang paling baik yakni sekitar 50,67 persen mahasiswa tingkat IV memiliki indeks prestasi yang
sangat memuaskan. Kemudian mahasiswa tingkat II memiliki persentase indeks prestasi cukup
memuaskan yang paling tinggi yakni sekitar 11,58 persen mahasiswa tingkat II yang memiliki
indeks prestasi yang cukup memuaskan.

Gambar 1. Persentase indeks prestasi mahasiswa Polstat STIS T.A


2018/2019 berdasarkan tingkat

Hasil pengukuran depresi pada penelitian ini dibedakan menjadi 5 kategori yakni normal,
depresi ringan, depresi sedang, depresi berat dan depresi sangat berat. Secara total 73,0 persen
mahasiswa Polstat STIS memiliki keadaan normal tanpa depresi, 12,9 persen memiliki tingkat
depresi yang ringan, 9,4 persen memiliki tingkat depresi yang sedang dan 2,35 persen untuk
depresi yang berat dan sangat berat. Gambar 2 menjelaskan depresi pada mahasiswa Polstat STIS.

Gambar 2. Persentase Depresi mahasiswa Polstat STIS T.A 2018/2019

Secara total depresi ringan, sedang, berat dan sangat berat pada mahasiswa tingkat III
merupakan yang tertinggi dengan persentase sebesar 36,71 persen. Mahasiswa tingkat I memiliki
6
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

persentase depresi sebesar 23,91 persen kemudian mahasiswa tingkat II memiliki persentase
depresi sebesar 27,38 persen. Mahasiswa tingkat IV memiliki persentase depresi yang paling
rendah sebesar 19,99 persen. Pola depresi setiap tingkat dijelaskan pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase Depresi mahasiswa Polstat STIS berdasarkan


tingkat T.A 2018/2019

Pada Gambar 4 menunjukkan persentase mahasiswa yang menjadi responden


berdasarkan faktor psikososial dan tingkat. Tingkat I dengan persentase sebesar 60,87 persen
untuk mahasiswa dengan faktor psikososial baik dan 39,13 persen dari untuk mahasiswa dengan
faktor psikososial kurang baik, tingkat II dengan persentase sebesar yakni 51,58 persen untuk
mahasiswa dengan faktor psikososial baik dan 48,42 persen untuk mahasiswa dengan faktor
psikososial kurang baik. Tingkat III dengan persentase yang paling kecil yakni 39,24 persen untuk
mahasiswa dengan faktor psikososial baik dan 60,76 persen untuk mahasiswa dengan faktor
psikososial kurang baik dan tingkat IV dengan persentase sebesar 48 persen untuk mahasiswa
dengan faktor psikososial baik dan 52 persen untuk mahasiswa dengan faktor psikososial kurang
baik.

Gambar 4. Persentase Faktor Psikososial mahasiswa Polstat STIS T.A


2018/2019 berdasarkan tingkat

7
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

Tabel 2. Odds Ratio antara Faktor Psikososial dengan Depresi


DEPRESI
FAKTOR PSIKOSOSIAL
NORMAL DEPRESI
BAIK 46.04% 4.40%

KURANG BAIK 26.98% 22.58%

ODDS RATIO 8.760144928

Tabel 2 menunjukkan nilai odds ratio antara faktor psikososial dengan depresi,
mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki kecenderungan 8 sampai 9 kali lipat
memiliki keadaan normal tanpa depresi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang kurang baik.

Tabel 3. Tabulasi Silang dan Odds Ratio antara Faktor Psikososial dengan Prestasi
IP KTI P BA
FAKTOR PSIKOSOSIAL KURANG KURANG KURANG KURANG
BAIK BAIK BAIK BAIK
BAIK BAIK BAIK BAIK

BAIK
34.60% 15.80% 3.50% 46.90% 12% 38.40% 41.10% 9.40%
KURANG BAIK
24.30% 25.20% 2.60% 46.90% 13.20% 36.40% 38.10% 11.40%
ODDS RATIO 2.270979841 1.346153846 0.861742424 1.30825934

Tabel 3 menunjukkan nilai odds ratio antara faktor psikososial dengan prestasi,
mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki kecenderungan 2 sampai 3 kali lipat
memiliki indeks prestasi yang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang kurang baik. Dapat juga dilihat mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik
memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki karya tulis ilmiah yang baik dibandingkan
dengan mahasiswa yang memiliki faktor psikososial yang tidak baik. Mahasiswa dengan faktor
psikososial yang kurang baik memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki
prestasi/capaian yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang baik. Lalu mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki
kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki bahasa asing yang baik dibandingkan dengan
mahasiswa yang memiliki faktor psikososial yang tidak baik

Tabel 4. Tabulasi Silang dan Odds Ratio antara Depresi dengan Prestasi
IP KTI P BA
DEPRESI KURANG KURANG KURANG KURANG
BAIK BAIK BAIK BAIK
BAIK BAIK BAIK BAIK
DEPRESI 13.80% 13.30% 1.50% 25.40% 21.70% 5.30% 5.60% 21.50%
NORMAL 45.20% 27.90% 4.70% 68.30% 57.50% 15.50% 19.60% 53.40%
ODDS RATIO 0.640461774 0.85818395 1.10369155 0.709634551

Tabel 4 menunjukkan nilai odds ratio antara depresi dengan prestasi, mahasiswa dengan
keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki indeks
prestasi yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi. Dapat juga dilihat
mahasiswa dengan keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat
memiliki karya tulis ilmiah yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi.
Mahasiswa yang depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki
prestasi/capaian yang baik dibandingkan dengan mahasiswa keadaan normal tanpa depresi. Lalu
mahasiswa dengan keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat
memiliki bahasa asing yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa dalam setiap kelompok depresi, variabel prestasi
memiliki proporsi yang berbeda pada setiap indikatornya. Pada indikator indeks prestasi dan
prestasi/capaian memiliki proporsi persentase indeks prestasi dan prestasi/capaian yang baik lebih
besar daripada yang kurang baik. Sebaliknya pada indikator karya tulis ilmiah dan bahasa asing
8
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

memiliki proporsi persentase karya tulis ilmiah dan bahasa asing yang kurang baik lebih besar
daripada yang baik. Namun pada keadaan depresi berat dan sangat berat memiliki proporsi indeks
prestasi yang kurang baik lebih besar daripada indeks prestasi yang baik.

3.2 Analisis Inferensia


Evaluasi Model
a. Measurement Model
Reflective Measurement Model
Tabel.5 Evaluasi Outer Loadings Model Reflektif
Indika tor Oute r Loa dings
BA <- PRESTASI 0.642
D1 <- DEPRESI 0.709
D10 <- DEPRESI 0.728
D11 <- DEPRESI 0.794
D12 <- DEPRESI 0.735
D13 <- DEPRESI 0.767
D14 <- DEPRESI 0.655
D2 <- DEPRESI 0.699
D3 <- DEPRESI 0.737
D4 <- DEPRESI 0.818
D5 <- DEPRESI 0.787
D6 <- DEPRESI 0.575
D7 <- DEPRESI 0.797
D8 <- DEPRESI 0.747
D9 <- DEPRESI 0.779
IP <- PRESTASI 0.738
KTI <- PRESTASI 0.126
P <- PRESTASI 0.362

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai outer loadings indikator karya tulis ilmiah dan
prestasi memiliki nilai outer loadings memiliki nilai dibawah 0,4 sehingga indikator harus
dihilangkan. Semua indikator pada variabel depresi memiliki nilai outer loading diatas 0,4.
Indikator indeks prestasi dan bahasa asing memiliki nilai outer loading diatas 0,4.

Tabel.6 Evaluasi Model Reflektif Prestasi


Cronbach’s Alpha 0.8 - 0.9 -0.026
Composite Reliability 0.8 - 0.9 0.657
AVE ≥0.5 0.494
Original Sample (O) Sample Mean (M) 2.50% 97.50%
HTMT (Bootsrap ) ≤0.85
0.269 0.305 0.197 0.437

Setelah dilakukan evaluasi pada model prestasi yang terdiri dari indikator indeks prestasi
dan bahasa asing dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha, Composite Reliability, dan AVE
tidak signifkan. Sehingga peniliti memutuskan untuk menghapus indikator bahasa asing karena
nilai outer loadingsnya lebih kecil dibandingkan indeks prestasi.

Tabel.7 Evaluasi Model Reflektif Depresi


Cronbach’s Alpha 0.8 - 0.9 0.936
Composite Reliability 0.8 - 0.9 0.944
AVE ≥0.5 0.548
Original Sample (O) Sample Mean (M) 2.50% 97.50%
HTMT (Bootsrap ) ≤0.85
0.146 0.153 0.071 0.249

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa seluruh indikator dalam variabel depresi memiliki nilai
yang signifikan dalam uji reliabilitas dan validitas. Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite
Reliability menunjukkan bahwa model ini reliabel. Nilai AVE sebesar 0.548 menggambarkan
validitas konvergen yang memadai yang mempunyai arti bahwa satu variabel laten mampu
menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator–indikatornya dalam rata-rata. Nilai HTMT
yang signifikan menunjukkan dua konsep berbeda secara konspetual menunjukkan perbedaan
yang memadai.

9
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

Formative Measurement Model


Seluruh indikator harus memiliki nilai VIF dibawah 5 sehingga tidak ada masalah
kolinieritas. Pengujian nilai outer weight dan outer loading menghasilkan kesimpulan bahwa
seluruh indikator tersebut penting. Indikator formatif yang tidak memenuhi evaluasi model
pengukuran adalah indikator KF1 dan DT8
Indikator yang tidak memenuhi evaluasi model baik reflektif maupun formatif ialah BA,
KTI, P, KF1 dan DT8. Indikator yang tidak memenuhi kriteria maka dihilangkan evaluasi model
struktural.

b. Structural Model

Tabel 8. Evaluasi R2
ITEM R2 Pvalue
DEPRESI 0.569 0.000
FAKTOR PSIKOSOSIAL 0.982 0.000
PRESTASI 0.088 0.156

Berdasarkan tabel 8 dapat dikatakan bahwa model depresi dan faktor psikososial
merupakan model yang kuat sedangkan model prestasi adalah model yang lemah karena hanya
diukur melalui satu indikator yakni indeks prestasi.
Nilai R2 menunjukkan seberapa besar kemampuan semua variabel manifest dalam
menjelaskan varians dari variabel latennya. Indikator pada variabel laten depresi menjelaskan
varians variabel latennya sebesar 56,9% dan Indikator pada variabel laten faktor psikososial
menjelaskan varians variabel latennya sebesar 98,2%. Pada indikator tunggal variabel laten
prestasi, indikator hanya mampu menjelaskan varians variabel latennya sebesar 8,8%.
2
Tabel 9. Evaluasi f
ITEM f2 P-value
DEPRESI -> PRESTASI 0.011 0.620
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> DEPRESI 1.318 0.002
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> PRESTASI 0.074 0.318
Lingkungan Sosial Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 2.257 0.001
Lingkungan Sosial Non Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 14.555 0.000
2
Nilai f yang kurang dari 0,02 yakni variabel depresi terhadap prestasi menandakan
2
bahwa tidak terdapat efek variabel laten depresi terhadap variabel laten prestasi. Nilai f yang
signifikan pada faktor psikososial, lingkugan sosial akademik dan non-akademik berarti variabel
eksogen tersebut memiliki efek kuat pada variabel endogennya dalam tatanan strukturalnya.

Tabel 10. Evaluasi Q2


ITEM Q2
DEPRESI 0.285
FAKTOR PSIKOSOSIAL 0.084
PRESTASI 0.047

Nilai Q2 menunjukkan bahwa variabel depresi, faktor psikososial dan prestasi memiliki
relevansi prediktif yang moderat. Nilai Q2 pada variabel laten depresi, faktor psikososial dan
prestasi menunjukkan bukti bahwa nilai-nilai yang diobservasi sudah direkonstruksi dengan baik
dengan demikian model mempunyai relevansi prediktif.

Tabel 11. Evaluasi Signifikansi


ITEM Path Coef P-value
DEPRESI -> PRESTASI 0.155 0.090
10
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

FAKTOR PSIKOSOSIAL -> DEPRESI 0.754 0.000


FAKTOR PSIKOSOSIAL -> PRESTASI 0.396 0.003
Lingkungan Sosial Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 0.297 0.000
Lingkungan Sosial Non Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 0.754 0.000

Dari Tabel 12 dilihat bahwa nilai p-value yang tidak signifikan adalah pengaruh depresi
terhadap prestasi.
Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis statistik untuk outer model:

Tabel 12. Hasil Output Pengujian Outer Model


Original Sample Standard T Statistics P Values
Sample (O) Mean (M) Deviation (|O/STDEV|)
D1<-DEPRESI 0.709 0.705 0.031 22.908 0.000
D10<-DEPRESI 0.728 0.724 0.035 20.883 0.000
D11<-DEPRESI 0.794 0.791 0.034 23.530 0.000
D12<-DEPRESI 0.735 0.729 0.043 17.196 0.000
D13<-DEPRESI 0.767 0.764 0.038 20.173 0.000
D14<-DEPRESI 0.652 0.647 0.048 13.516 0.000
D2<-DEPRESI 0.698 0.694 0.034 20.333 0.000
D3<-DEPRESI 0.738 0.739 0.036 20.309 0.000
D4<-DEPRESI 0.820 0.820 0.025 32.494 0.000
D5<-DEPRESI 0.788 0.790 0.038 20.810 0.000
D6<-DEPRESI 0.577 0.633 0.137 4.221 0.000
D7<-DEPRESI 0.797 0.798 0.030 26.846 0.000
D8<-DEPRESI 0.746 0.745 0.034 21.677 0.000
D9<-DEPRESI 0.779 0.776 0.028 27.847 0.000
Lingkungan Sosial 0.297 0.293 0.072 4.125 0.000
Akademik-> FAKTOR
PSIKOSOSIAL
Lingkungan Sosial Non 0.754 0.750 0.066 11.358 0.000
Akademik -> FAKTOR
PSIKOSOSIAL

Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi sebesar 5%


setiap indikator memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel latennya
b. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen:

Tabel 13. Pengujian Inner Model Variabel Eksogen terhadap Endogen


Original Sample Standard T Statistics P
Sample(O) Mean(M) Deviation (|O/STDEV|) Values
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> 0.754 0.790 0.036 21.103 0.000
DEPRESI
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> 0.396 0.531 0.135 2.924 0.003
PRESTASI

Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi sebesar 5%,
faktor psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap depresi dan prestasi.
c. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen:

Tabel 14. Pengujian Inner Model Variabel Endogen terhadap Endogen


Original Sample Standard T Statistics P
Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Values
(O) (M)

11
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

DEPRESI -> PRESTASI 0.155 0.273 0.091 1.695 0.090

Berdasarkan Tabel 14 dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi sebesar 5%,
depresi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi.

Penulisan Model

Gambar 5. Konstruksi Model dan Path Coefficients Variabel dan Indikator

a. Model persamaan dasar dari Inner Model dapat ditulis sebagai berikut:
Depresi = -0.754(Faktor Psikososial)
Prestasi = 0.155(Depresi) + 0.396(Faktor Psikososial)

b. Model persamaan dasar Outer Model dapat ditulis sebagai berikut:


Variabel laten endogen dengan model indikator reflektif
Outer Model Prestasi

Gambar 6. Variabel Laten Prestasi dan Factor Loadings Indikatornya

IP = 1.000(Prestasi)
Variabel laten Prestasi hanya direfleksikan dengan satu indikator yaitu indeks prestasi
sehingga factor loadings nya bernilai 1.
Outer Model Depresi

12
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

Gambar 7. Variabel Laten Depresi dan Factor Loadings Indikatornya

D1 = 0.709(Depresi) D8 = 0.746(Depresi)
D2 = 0.698(Depresi) D9 = 0.779(Depresi)
D3 = 0.738(Depresi) D10 = 0.728(Depresi)
D4 = 0.820(Depresi) D11 = 0.794(Depresi)
D5 = 0.788(Depresi) D12 = 0.735(Depresi)
D6 = 0.577Depresi D13 = 0.767(Depresi)
D7 = 0.797(Depresi) D14 = 0.652(Depresi)

Dari model di atas dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki nilai factor loadings
yang tidak terlalu berbeda jauh, ini disebabkan karena semua indikator telah diuji dan digunakan
sebelumnya dalam kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)
Outer Model Faktor Psikososial

Gambar 8. Variabel Laten Faktor Psikososial dan Factor Loadings Indikatornya

Faktor Psikososial = 0.297(Lingkungan Sosial Akademik) +0.754(Lingkungan


Sosial Non Akademik)
Dari model diatas dapat dilihat bahwa variabel manifest Lingkungan Sosial Non-
Akademik memberikan kontribusi yang jauh lebih besar dibandingkan variabel Lingkungan
Sosial Akademik.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut.
1. Sebagian besar Mahasiswa Polstat STIS memiliki keadaan normal tanpa depresi.
Mahasiswa tingkat III memiliki keadaan depresi yang paling tinggi sedangkan
tingkat IV memiliki keadaan normal tanpa depresi yang paling tinggi. Karya tulis
ilmiah, prestasi/capaian dan bahasa asing tidak dapat mengukur prestasi
mahasiswa Polstat STIS. Mahasiswa tingkat IV memiliki persentase indeks

13
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

prestasi “sangat memuaskan” paling tinggi sedangkan Mahasiswa tingkat II


memiliki indeks prestasi “cukup memuaskan” paling tinggi.
2. Faktor psikososial dibentuk oleh lingkungan sosial akademik dan non-akademik.
Lingkungan sosial non-akademik memiliki kontribusi yang lebih besar membentuk
faktor psikososial dibandingkan lingkungan sosial akademik. Faktor psikososial
signifikan mempengaruhi depresi dan prestasi mahasiswa Polstat STIS. Semakin
baik faktor psikososial seorang mahasiswa maka akan semakin rendah tingkat
depresinya dan semakin baik tingkat prestasinya.
3. Depresi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi. Semakin tinggi
tingkat depresi seorang mahasiswa maka tidak mempengaruhi prestasinya.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai


berikut.

1. Prestasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah, prestasi/capaian dan
bahasa asing tidak bisa mengukur prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa sebaiknya juga
meningkatkan kemampuan berbahasa asingnya agar dapat mendukung dalam berbagai
kegiatan akademiknya. Dari segi indeks prestasi, mahasiswa tingkat II diharapkan mampu
meningkatkan semangat belajar untuk meraih indeks prestasi yang lebih baik.
2. Depresi
Mahasiswa sebaiknya mampu menangani depresi yang dialami dengan cara
melakukan refreshing secara rutin ketika mengalami gejala-gejala depresi. Apabila
mahasiswa tetap enggan untuk mengkonsultasikan diri ke dosen pembimbing
akademiknya maka pihak Polstat STIS bisa memberikan pendidikan berupa seminar
tentang depresi dan cara mengatasinya.
3. Faktor Psikososial
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial non-
akademik memiliki kontribusi lebih besar dalam membentuk faktor psikososial seorang
mahasiswa. Mahasiswa sebaiknya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-temannya. Orang tua sebaiknya tidak memberikan tekanan yang terlalu besar
kepada anak ketika dalam proses perkuliahan. Untuk pihak Polstat STIS sebaiknya tetap
memberikan dukungan kepada mahasiswa baik berupa pujian maupun nasihat,
meningkatkan keamanan dan kenyamanan kampus pada saat proses perkuliahan.
4. Bagi peneliti berikutnya
Untuk peneliti berikutnya diharapkan menambahkan variabel stress dan anxiety
terkait hubungannya dengan faktor psikososial dan prestasi, juga menambahkan variabel
pada faktor psikososial yang belum tercakup yakni variabel social media.
DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association (APA). 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders-IV. Washington, DC: American Psychiatric Association.
Chenata, Yostryan. 2015. Gambaran Tingkat Depresi pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Statistik Tahun Akademik 2014/2015 dan Variabel-Variabel yang Memengaruhinya. Skripsi.
Jakarta

14
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520

Chin, W. W. The Partial Least Squares Approach to Structural Equation Modeling. Marcoulides
G. A. (Ed): Modern Business Research Methods, Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates,
295 - 336, 1998
Cochran, William G. 1977. Sampling Technique Third Edition. United States of America. John
Wiley & Sons Inc.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Dariyo, A. 2008. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Hawari, D .1997. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Cetakan III. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jaya, I Gede Nyoman Mindra., Sumertajaya, I Made. 2008. Pemodelan Persamaan Struktural
dengan Partial Least Square. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika.
Kaplan, H.I. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi;
Pilmapres. Jakarta: Balitbang Kemenristekdikti RI.
Lama, M. 2011. The Relation of Depression and Anxiety in Academic Achievement among
Group of University Students. International Journal of Psychology and Counselling. 3, 96-100.
Lewinsohn, P. M., Roberts, R. E., Seeley, J. R., Rohde, P., Gotlib, I. H., & Hops, H. 1994.
Adolescent psychopathology: II. Psychosocial risk factors for depression. Journal of Abnormal
Psychology, 103(2), 302-315

Lovibond, P. F, Lovibond, S.H. (1995). The Structure of Negative Emotional State: Comparison
of Depression Anxiety Stress Scale (DASS) with Beck Depression and Anxiety
Inventories. Behavior Research and Therapy Journal of Eelvier, 33(3), 335-343

Maramis, W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press;
1998.107.

Missiadin, H.B. (2015). Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Aktivis Yang Mengikuti
Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Nurjannah., Pamungkas, S. Hubungan Tingkat Sindrom Depresi dengan Indeks Prestasi


Kumulatif pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 2013. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala 2013. 13,151-158.
Pemerintah Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil. Lembaran Negara RI Tahun 2017, No 63. Sekretariat Negara. Jakarta.

Powell, C.L., & Arriola, K.R. 2003. Relationship Between Psychosocial Factors and Academic
Achievement Among African American Students. The Journal of Educational Research, 96(3),
175-181
Qonitatin, Widyawati, S., Asih, Y.A. (2011). Pengaruh Katarsis dalam Menulis Ekspresif
sebagai Intervensi Depresi Ringan pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No. 1.
Soewadi. Simptomatologi dalam Psikiatri. Medika, FK UGM Yogyakarta, 1999.
Willis, S. 2011. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

15
IJCCS ISSN: 1978-1520

Anda mungkin juga menyukai