Abstrak
Mahasiswa Polstat STIS memiliki banyak tekanan baik dari tuntutan lingkungan sosial
akademik maupun sosial non-akademik. Kondisi ini membawa pengaruh kepada mahasiswa
yakni baik dari sisi kesehatan mental maupun prestasinya. Salah satu dampak dari terganggunya
kesehatan mental adalah depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
umum depresi dan tingkat prestasi mahasiswa serta hubungan antar keduanya. Penelitian ini
juga ingin melihat dan menganalisis variabel-variabel apa saja yang memengaruhi depresi dan
prestasi mahasiswa. Metode analisis Structural Equation Modelling Partial Least Square (SEM-
PLS) digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel laten faktor psikososial, variabel
depresi dan variabel prestasi, Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer yang
diperoleh melalui instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar secara langsung kepada
sampel mahasiswa Polstat STIS terpilih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
psikososial signifikan mempengaruhi depresi dan prestasi mahasiswa Polstat STIS sementara
depresi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi.
Abstract
Polstat STIS students have a lot of pressure from the demands of the non-academic social
and social environment. This condition has an effect on students, both in terms of mental health
and achievement. One of the effects of disruption of mental health is depression. The purpose of
this study was to determine the general picture of depression and the level of student achievement
and the relationship between the two. This study also wants to see and analyze what variables
influence depression and student achievement. The method of analysis of Structural Equation
Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) was used to determine the effect of the psychosocial
factors latent variables, depression variables and achievement variables. Data in this study came
from primary data obtained through research instruments in the form of questionnaires
distributed directly to samples. selected STIS Polstat students. The results of this study indicate
that psychosocial factors significantly influence depression and Polstat STIS student achievement
while depression has a non-significant effect on achievement.
1
IJCCS ISSN: 1978-1520
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS) memiliki standar
tersendiri bagi mahasiswanya untuk dapat melewati tahap demi tahap pada saat masa perkuliahan.
Mahasiswa yang dikatakan layak harus memiliki indeks prestasi yang cukup untuk melewati
standar dari Polstat STIS. Untuk menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), maka lulusan
Polstat STIS harus memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mengabdi di BPS yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan PP no.11 tahun 2017 seorang ASN harus memenuhi
syarat yakni sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani ialah kondisi dimana
seseorang bebas dari penyakit fisik maupun jiwa.
World Health Organization (WHO) di tahun 2017 menyebutkan bahwa gangguan mental
yang paling sering terjadi adalah gangguan mental kecemasan dan gangguan depresi. Pada tahun
2017 diperkirakan 4,4% dari populasi dunia menderita gangguan depresi, dan 3,6% menderita
gangguan kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat sebesar 18% dari tahun 2005 sampai
2015. WHO juga menambahkan bahwa lebih dari 80% gangguan depresi dan kecemasan dialami
oleh orang-orang yang tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,
2017).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di tahun 2013 mencatat bahwa terdapat sekitar
14 juta penderita gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018 angka penderita gangguan depresi
meningkat menjadi 15,9 juta penduduk.
Pada tahun 2018, pada kelompok umur penduduk usia kerja, kelompok umur 15−24
memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 25−34, 35−44 dan 45−44 tahun.
Kementerian Kesehatan RI menambahkan bahwa pada tahun 2018 hanya 9 persen dari penderita
depresi dalam kelompok umur 15−24 yang meminum obat atau menjalani pengobatan
medisDepresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis
seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti anorexia, konstipasi, tekanan darah dan
nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu
lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya. (Maramis, 1998: 107). Menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2017), depresi diawali dengan stress dan mengalami gejala-gejala
seperti merasa tertekan, kehilangan nafsu makan, mudah marah dan tersinggung, insomnia, dan
sulit berkonsentrasi.
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Faktor-faktor
yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor
psikososial (Kaplan, 2010). Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling memengaruhi satu
dengan yang lainnya. Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi oleh stresor
psikososial (Hawari, 1997). Depresi dapat sebagai simtom, sindrom, dan diagnosis dan sejauh
mana stresor psikososial dapat mencetuskan gangguan jiwa tergantung pada: potensi stresor,
maturitas, pendidikan, kondisi fisik, tipe kepribadian, sosio-budaya lingkungan dan situasi
(Soewadi, 1999). Menurut Lovibond (1995) dalam kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS 42) menyebutkan depresi direfleksikan melalui tujuh item yakni Dysphoria,
Hopelessness, Devaluation, Self-deprecation, Lack of interest/involvement, Anhedonia, Inertia.
Neiger (dalam Dariyo, 2004) menyatakan bahwa usia muda, yaitu 15-24 tahun, sangat
rentan untuk mengalami gangguan depresi. Menurut Willis, S (2011) usia 18 tahun sampai 24
tahun merupakan usia dewasa awal (young adulthood). Turner dan Helms (dalam Dariyo, 2008)
mengatakan pada tahap dewasa muda ada beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi
oleh setiap individu yang berada pada tahap ini. Secara umum dalam rentan usia dewasa muda,
seseorang berada dalam jenjang pendidikan perguruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang
sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan rentang usia berkisar antara 18-25
tahun. Mengutip hasil penelitian Beck & Young (dalam Qonitatin, Widyawati, & Asih, 2011),
tiga perempat dari seluruh mahasiswa merasa depresi pada beberapa waktu selama sekolah.
2
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
American Psychiatric Association (2000) telah menjelaskan bahwa depresi akan sangat
berdampak pada keadaan psikis yang akan melemahkan kinerja motorik dan kognitif si penderita.
Jadi mahasiswa yang mengalami depresi sangat memungkinkan mengalami penurunan dalam
proses belajar yang akan berdampak pada tingkat prestasinya. Menurut Fisher, S (2002)
mahasiswa pada dasarnya memiliki tingkat stres yang tinggi yang dapat mempengaruhi terjadinya
sindrom depresi yang akhirnya cenderung mempengaruhi prestasi belajarnya. Daradjat (1988:
106) menambahkan bahwa mahasiswa sangat mudah mengalami depresi dan kecemasan, hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar.
Sebagian besar mahasiswa Polstat STIS tahun akademik 2014/2015 berada pada level
depresi rendah (63 persen) dan sisanya pada level depresi tinggi (37 persen). Persentase
mahasiswa STIS yang mengalami depresi terus bertambah dari tingkat ke tingkat. Persentase
mahasiswa depresi yang paling kecil terdapat pada tingkat satu dan terus meningkat pada tingkat
dua, tiga dan empat dengan jumlah mahasiswa depresi masing-masing di setiap tingkatnya
berturut-turut adalah (29,03 persen), (34,88 persen), (36,14 persen), dan (46,99 persen),
Persentase mahasiswa yang tertekan dengan perkuliahan dan peraturan kampus juga bertambah
dari tingkat ke tingkat. Berdasarkan data tersebut, kasus depresi pada mahasiswa Polstat STIS
tergolong tinggi dan mengalami peningkatan dari setiap tingkatnya (Chenata,2015). Melihat
banyaknya dampak negatif depresi serta pengaruhnya terhadap kehidupan akademik mahasiswa,
depresi yang dialami pada mahasiswa Polstat STIS ini tidak boleh diabaikan. Sangat penting
untuk mengkaji lebih jauh depresi yang dialami seorang mahasiswa dan melihat hubungannya
dengan tingkat prestasi mahasiswa serta faktor apa saja yang memengaruhi depresi dan tingkat
prestasi mahasiswa tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui gambaran umum depresi dan tingkat prestasi mahasiswa Polstat STIS T.A
2018/2019.
2. Mengetahui variabel faktor psikososial yang memengaruhi depresi dan prestasi mahasiswa
Polstat STIS T.A 2018/2019.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh depresi terhadap prestasi mahasiswa Polstat STIS T.A
2018/2019.
yakni depresi ringan dan tinggi. Penelitian ini juga melihat hubungan depresi, prestasi dan faktor
psikososial sekaligus sedangkan penelitian Chenata (2015) hanya melihat gambaran umum
tingkat depresi saja.
2. METODOLOGI
sampling. Kelebihan dari systematic sampling adalah sederhana dalam pengambilan sampelnya
dan sampel tersebar dalam populasi.
2.3 Metode Analisis
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia dengan skala
pengukuran variabel adalah Skala Likert. Analisis inferensia menggunakan SEM-PLS karena
selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun
hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi. PLS juga dapat
digunakan untuk pemodelan struktural dengan indikator bersifat reflektif ataupun formatif. Model
yang digunakan dalam SEM-PLS terbagi menjadi dua jenis yaitu inner model dan outer model.
Inner model atau yang juga disebut model struktural dapat menggambarkan hubungan antar
variabel laten berdasarkan teori yang ada yang ditunjukkan dengan persamaan berikut.
(Chin,1998)
a. Model persamaan dasar dari Inner Model dapat ditulis sebagai berikut:
5
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
Hasil pengukuran depresi pada penelitian ini dibedakan menjadi 5 kategori yakni normal,
depresi ringan, depresi sedang, depresi berat dan depresi sangat berat. Secara total 73,0 persen
mahasiswa Polstat STIS memiliki keadaan normal tanpa depresi, 12,9 persen memiliki tingkat
depresi yang ringan, 9,4 persen memiliki tingkat depresi yang sedang dan 2,35 persen untuk
depresi yang berat dan sangat berat. Gambar 2 menjelaskan depresi pada mahasiswa Polstat STIS.
Secara total depresi ringan, sedang, berat dan sangat berat pada mahasiswa tingkat III
merupakan yang tertinggi dengan persentase sebesar 36,71 persen. Mahasiswa tingkat I memiliki
6
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
persentase depresi sebesar 23,91 persen kemudian mahasiswa tingkat II memiliki persentase
depresi sebesar 27,38 persen. Mahasiswa tingkat IV memiliki persentase depresi yang paling
rendah sebesar 19,99 persen. Pola depresi setiap tingkat dijelaskan pada Gambar 3.
7
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
Tabel 2 menunjukkan nilai odds ratio antara faktor psikososial dengan depresi,
mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki kecenderungan 8 sampai 9 kali lipat
memiliki keadaan normal tanpa depresi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang kurang baik.
Tabel 3. Tabulasi Silang dan Odds Ratio antara Faktor Psikososial dengan Prestasi
IP KTI P BA
FAKTOR PSIKOSOSIAL KURANG KURANG KURANG KURANG
BAIK BAIK BAIK BAIK
BAIK BAIK BAIK BAIK
BAIK
34.60% 15.80% 3.50% 46.90% 12% 38.40% 41.10% 9.40%
KURANG BAIK
24.30% 25.20% 2.60% 46.90% 13.20% 36.40% 38.10% 11.40%
ODDS RATIO 2.270979841 1.346153846 0.861742424 1.30825934
Tabel 3 menunjukkan nilai odds ratio antara faktor psikososial dengan prestasi,
mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki kecenderungan 2 sampai 3 kali lipat
memiliki indeks prestasi yang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang kurang baik. Dapat juga dilihat mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik
memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki karya tulis ilmiah yang baik dibandingkan
dengan mahasiswa yang memiliki faktor psikososial yang tidak baik. Mahasiswa dengan faktor
psikososial yang kurang baik memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki
prestasi/capaian yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki faktor
psikososial yang baik. Lalu mahasiswa dengan faktor psikososial yang baik memiliki
kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki bahasa asing yang baik dibandingkan dengan
mahasiswa yang memiliki faktor psikososial yang tidak baik
Tabel 4. Tabulasi Silang dan Odds Ratio antara Depresi dengan Prestasi
IP KTI P BA
DEPRESI KURANG KURANG KURANG KURANG
BAIK BAIK BAIK BAIK
BAIK BAIK BAIK BAIK
DEPRESI 13.80% 13.30% 1.50% 25.40% 21.70% 5.30% 5.60% 21.50%
NORMAL 45.20% 27.90% 4.70% 68.30% 57.50% 15.50% 19.60% 53.40%
ODDS RATIO 0.640461774 0.85818395 1.10369155 0.709634551
Tabel 4 menunjukkan nilai odds ratio antara depresi dengan prestasi, mahasiswa dengan
keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki indeks
prestasi yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi. Dapat juga dilihat
mahasiswa dengan keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat
memiliki karya tulis ilmiah yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi.
Mahasiswa yang depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat memiliki
prestasi/capaian yang baik dibandingkan dengan mahasiswa keadaan normal tanpa depresi. Lalu
mahasiswa dengan keadaan normal tanpa depresi memiliki kecenderungan 1 sampai 2 kali lipat
memiliki bahasa asing yang kurang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang depresi.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa dalam setiap kelompok depresi, variabel prestasi
memiliki proporsi yang berbeda pada setiap indikatornya. Pada indikator indeks prestasi dan
prestasi/capaian memiliki proporsi persentase indeks prestasi dan prestasi/capaian yang baik lebih
besar daripada yang kurang baik. Sebaliknya pada indikator karya tulis ilmiah dan bahasa asing
8
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
memiliki proporsi persentase karya tulis ilmiah dan bahasa asing yang kurang baik lebih besar
daripada yang baik. Namun pada keadaan depresi berat dan sangat berat memiliki proporsi indeks
prestasi yang kurang baik lebih besar daripada indeks prestasi yang baik.
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai outer loadings indikator karya tulis ilmiah dan
prestasi memiliki nilai outer loadings memiliki nilai dibawah 0,4 sehingga indikator harus
dihilangkan. Semua indikator pada variabel depresi memiliki nilai outer loading diatas 0,4.
Indikator indeks prestasi dan bahasa asing memiliki nilai outer loading diatas 0,4.
Setelah dilakukan evaluasi pada model prestasi yang terdiri dari indikator indeks prestasi
dan bahasa asing dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha, Composite Reliability, dan AVE
tidak signifkan. Sehingga peniliti memutuskan untuk menghapus indikator bahasa asing karena
nilai outer loadingsnya lebih kecil dibandingkan indeks prestasi.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa seluruh indikator dalam variabel depresi memiliki nilai
yang signifikan dalam uji reliabilitas dan validitas. Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite
Reliability menunjukkan bahwa model ini reliabel. Nilai AVE sebesar 0.548 menggambarkan
validitas konvergen yang memadai yang mempunyai arti bahwa satu variabel laten mampu
menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator–indikatornya dalam rata-rata. Nilai HTMT
yang signifikan menunjukkan dua konsep berbeda secara konspetual menunjukkan perbedaan
yang memadai.
9
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
b. Structural Model
Tabel 8. Evaluasi R2
ITEM R2 Pvalue
DEPRESI 0.569 0.000
FAKTOR PSIKOSOSIAL 0.982 0.000
PRESTASI 0.088 0.156
Berdasarkan tabel 8 dapat dikatakan bahwa model depresi dan faktor psikososial
merupakan model yang kuat sedangkan model prestasi adalah model yang lemah karena hanya
diukur melalui satu indikator yakni indeks prestasi.
Nilai R2 menunjukkan seberapa besar kemampuan semua variabel manifest dalam
menjelaskan varians dari variabel latennya. Indikator pada variabel laten depresi menjelaskan
varians variabel latennya sebesar 56,9% dan Indikator pada variabel laten faktor psikososial
menjelaskan varians variabel latennya sebesar 98,2%. Pada indikator tunggal variabel laten
prestasi, indikator hanya mampu menjelaskan varians variabel latennya sebesar 8,8%.
2
Tabel 9. Evaluasi f
ITEM f2 P-value
DEPRESI -> PRESTASI 0.011 0.620
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> DEPRESI 1.318 0.002
FAKTOR PSIKOSOSIAL -> PRESTASI 0.074 0.318
Lingkungan Sosial Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 2.257 0.001
Lingkungan Sosial Non Akademik -> FAKTOR PSIKOSOSIAL 14.555 0.000
2
Nilai f yang kurang dari 0,02 yakni variabel depresi terhadap prestasi menandakan
2
bahwa tidak terdapat efek variabel laten depresi terhadap variabel laten prestasi. Nilai f yang
signifikan pada faktor psikososial, lingkugan sosial akademik dan non-akademik berarti variabel
eksogen tersebut memiliki efek kuat pada variabel endogennya dalam tatanan strukturalnya.
Nilai Q2 menunjukkan bahwa variabel depresi, faktor psikososial dan prestasi memiliki
relevansi prediktif yang moderat. Nilai Q2 pada variabel laten depresi, faktor psikososial dan
prestasi menunjukkan bukti bahwa nilai-nilai yang diobservasi sudah direkonstruksi dengan baik
dengan demikian model mempunyai relevansi prediktif.
Dari Tabel 12 dilihat bahwa nilai p-value yang tidak signifikan adalah pengaruh depresi
terhadap prestasi.
Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis statistik untuk outer model:
Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi sebesar 5%,
faktor psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap depresi dan prestasi.
c. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen:
11
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
Berdasarkan Tabel 14 dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi sebesar 5%,
depresi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi.
Penulisan Model
a. Model persamaan dasar dari Inner Model dapat ditulis sebagai berikut:
Depresi = -0.754(Faktor Psikososial)
Prestasi = 0.155(Depresi) + 0.396(Faktor Psikososial)
IP = 1.000(Prestasi)
Variabel laten Prestasi hanya direfleksikan dengan satu indikator yaitu indeks prestasi
sehingga factor loadings nya bernilai 1.
Outer Model Depresi
12
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
D1 = 0.709(Depresi) D8 = 0.746(Depresi)
D2 = 0.698(Depresi) D9 = 0.779(Depresi)
D3 = 0.738(Depresi) D10 = 0.728(Depresi)
D4 = 0.820(Depresi) D11 = 0.794(Depresi)
D5 = 0.788(Depresi) D12 = 0.735(Depresi)
D6 = 0.577Depresi D13 = 0.767(Depresi)
D7 = 0.797(Depresi) D14 = 0.652(Depresi)
Dari model di atas dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki nilai factor loadings
yang tidak terlalu berbeda jauh, ini disebabkan karena semua indikator telah diuji dan digunakan
sebelumnya dalam kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)
Outer Model Faktor Psikososial
4. KESIMPULAN
13
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
1. Prestasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah, prestasi/capaian dan
bahasa asing tidak bisa mengukur prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa sebaiknya juga
meningkatkan kemampuan berbahasa asingnya agar dapat mendukung dalam berbagai
kegiatan akademiknya. Dari segi indeks prestasi, mahasiswa tingkat II diharapkan mampu
meningkatkan semangat belajar untuk meraih indeks prestasi yang lebih baik.
2. Depresi
Mahasiswa sebaiknya mampu menangani depresi yang dialami dengan cara
melakukan refreshing secara rutin ketika mengalami gejala-gejala depresi. Apabila
mahasiswa tetap enggan untuk mengkonsultasikan diri ke dosen pembimbing
akademiknya maka pihak Polstat STIS bisa memberikan pendidikan berupa seminar
tentang depresi dan cara mengatasinya.
3. Faktor Psikososial
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial non-
akademik memiliki kontribusi lebih besar dalam membentuk faktor psikososial seorang
mahasiswa. Mahasiswa sebaiknya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-temannya. Orang tua sebaiknya tidak memberikan tekanan yang terlalu besar
kepada anak ketika dalam proses perkuliahan. Untuk pihak Polstat STIS sebaiknya tetap
memberikan dukungan kepada mahasiswa baik berupa pujian maupun nasihat,
meningkatkan keamanan dan kenyamanan kampus pada saat proses perkuliahan.
4. Bagi peneliti berikutnya
Untuk peneliti berikutnya diharapkan menambahkan variabel stress dan anxiety
terkait hubungannya dengan faktor psikososial dan prestasi, juga menambahkan variabel
pada faktor psikososial yang belum tercakup yakni variabel social media.
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association (APA). 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders-IV. Washington, DC: American Psychiatric Association.
Chenata, Yostryan. 2015. Gambaran Tingkat Depresi pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Statistik Tahun Akademik 2014/2015 dan Variabel-Variabel yang Memengaruhinya. Skripsi.
Jakarta
14
IJCCS ISSN: 1978-1520
IJCCS ISSN: 1978-1520
Chin, W. W. The Partial Least Squares Approach to Structural Equation Modeling. Marcoulides
G. A. (Ed): Modern Business Research Methods, Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates,
295 - 336, 1998
Cochran, William G. 1977. Sampling Technique Third Edition. United States of America. John
Wiley & Sons Inc.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Dariyo, A. 2008. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Hawari, D .1997. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Cetakan III. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jaya, I Gede Nyoman Mindra., Sumertajaya, I Made. 2008. Pemodelan Persamaan Struktural
dengan Partial Least Square. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika.
Kaplan, H.I. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi;
Pilmapres. Jakarta: Balitbang Kemenristekdikti RI.
Lama, M. 2011. The Relation of Depression and Anxiety in Academic Achievement among
Group of University Students. International Journal of Psychology and Counselling. 3, 96-100.
Lewinsohn, P. M., Roberts, R. E., Seeley, J. R., Rohde, P., Gotlib, I. H., & Hops, H. 1994.
Adolescent psychopathology: II. Psychosocial risk factors for depression. Journal of Abnormal
Psychology, 103(2), 302-315
Lovibond, P. F, Lovibond, S.H. (1995). The Structure of Negative Emotional State: Comparison
of Depression Anxiety Stress Scale (DASS) with Beck Depression and Anxiety
Inventories. Behavior Research and Therapy Journal of Eelvier, 33(3), 335-343
Maramis, W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press;
1998.107.
Missiadin, H.B. (2015). Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Aktivis Yang Mengikuti
Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Powell, C.L., & Arriola, K.R. 2003. Relationship Between Psychosocial Factors and Academic
Achievement Among African American Students. The Journal of Educational Research, 96(3),
175-181
Qonitatin, Widyawati, S., Asih, Y.A. (2011). Pengaruh Katarsis dalam Menulis Ekspresif
sebagai Intervensi Depresi Ringan pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No. 1.
Soewadi. Simptomatologi dalam Psikiatri. Medika, FK UGM Yogyakarta, 1999.
Willis, S. 2011. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
15
IJCCS ISSN: 1978-1520