Anda di halaman 1dari 8

Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54

ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online


 
Hubungan Antara Presence Of Purpose Terhadap Career Indecision
Making Pada Fresh Graduate Di Surabaya
Nimas Diana Novitasari
Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya

Livia Yuliawati *1
Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya

Abstract : The purpose of this study was to investigate the relation between presence of purpose and career
indecision making amoung fresh graduates in Surabaya. One of devolpmental tasks of youth is to find a career
that aligns one’s potential. When fresh graduate can’t find one’s potential, they will experience career
indecision making. Career indecision making cause, they don’t have presence of purpose.This study involve 107
respondens which graduated in 2015-2018. Measuring instrument for presence of purpose is unidimension
scale of present of life from PWB and scale of present of life from Bundick and friends. And measuring
instrument for career indecision making is scale from Germijs and De Boeck. Based on analysis results, there’s
a relation between presence of purpose and career indecision making amoung fresh graduate in Surabaya.

Key words : purpose, decision making, fresh graduate, presence of purpose, career indecision making

Abstrak : Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang apakah presence of purpose berhubungan
dengan career indecision making pada fresh graduate di Surabaya. Salah satu tugas perkembangan pada
dewasa muda ialah menemukan karir yang sesuai dengan potensi diri. Disaat fresh graduate belum menemukan
potensi dirinya maka mereka akan mengalami keraguan dalam memutuskan karir. Keraguan memutuskan karir
ini dapat disebabkan karena mereka belum memiliki tujuan hidup. Penelitian ini melibatkan 107 responden
yang semuanya merupakan lulusan tahun 2015-2018. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur presence of
purpose adalah skala dari perpaduan antara unidimensi skala present of life dari PWB dan skala tujuan hidup
oleh Bundick dkk. Dan skala yang digunakan untuk mengukur career indecision making menggunakan skala
dari Germeijs dan De Boeck. Berdasarkan hasil uji analisis, ditemukan adanya hubungan yang negatif antara
presence of purpose dengan career indecision making pada fresh graduate di Surabaya.

Kata-kata kunci : tujuan hidup, pengambilan keputusan, fresh graduate, presence of purpose, career indecision
making

1
  Korespondensi:   Livia   Yuliawati.   Fakultas   Psikologi   Universitas   Ciputra   Surabaya,   UC   Town,  
Citraland,  Surabaya,  60219.  Email:  livia@ciputra.ac.id

  47  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 

PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah sekelompok orang- melamar kerja, membuat mereka pesimis
orang yang mendapatkan status yang dan mengurungkan niat untuk melamar
berhubungan dengan perguruan tinggi dan pekerjaan. Ventura (2018) yang dikutip
biasanya memiliki batas usia sekitar 18-30 dari sindonews.com pada bulan Oktober
tahun. Hurlock (2002) menyebutkan 2018, menjelaskan bahwa pada acara job
bahwa usia 18 tahun adalah usia yang fair yang diadakan di IBD Expo di
masuk pada kategori dewasa muda, yang Surabaya, jumlah pelamar kerja yang
mana masa ini adalah masa peralihan dari mendaftar di perusahaan BUMN mencapai
remaja menuju dewasa muda. 49.626 orang. Jumlah ini meningkat
sekitar dua kali lipat dari penyelenggaraan
Menurut Dacey dan Travers (2002), acara yang sama di tahun 2017 lalu. Pada
dewasa muda memiliki beberapa tahapan. berita tersebut dapat terlihat bahwa setiap
Tahapan-tahapan tersebut dapat disebut tahun fresh graduate akan memiliki
juga sebagai tahapan novice phase, yang pesaing yang semakin banyak. Dilihat dari
biasanya ditandai dengan beberapa hal tingkat keantusiasan yang tinggi dalam
utama yaitu yang pertama adalah the melamar pekerjaan ini lah yang menuntut
dream yaitu seseorang dapat mulai para fresh graduate untuk menemukan
menentukan visinya sendiri. Yang kedua keinginan dan tujuan dalam hidupnya.
adalah mentor relationship yaitu
menemukan seseorang yang lebih tua dari Pada penelitian sebelumnya yang
diri sendiri untuk memberikan masukan- dilakukan oleh Guay dkk pada tahun 2003,
masukan. Yang ketiga adalah an ada beberapa faktor yang menyebabkan
occupational decision yaitu memilih karir seseorang memiliki keraguan dalam
yang sesuai dengan potensi diri sendiri. mengambil keputusan karir, yaitu
perfeksionisme, self- consciousness,
Namun di lapangan, nyatanya banyak juga ketakutan terhadap komitmen, kecemasan,
para fresh graduate yang masih belum serta status moratorium (seseorang yang
mengetahui potensi pada dirinya sehingga sedang bereksplorasi tetapi belum
cenderung belum dapat menentukan karir memiliki komitmen) dan diffusion
yang cocok untuk dirinya. Menurut buku (seseorang yang tidak melakukan
Mantra Kehidupan (Wibowo, 2017), para eksplorasi dan tidak memiliki komitmen),
sarjana baru atau fresh graduate akan gaya pengambilan keputusan yang
mengalami “fresh graduate syndrome”. rasional, efikasi dari keputusan karir,
Sindrom ini mengakibatkan gejolak mental tingkat identitas ego dan hubungan dengan
dan penuh ketidakpastian. Salah satu orang tua dan teman sebaya (Guay,
gejolak mental yang dihadapi oleh fresh Senecal, Gauthier, & Fernet, 2003).
graduate adalah kegelisahan mereka
dalam menentukan karir yang tepat untuk Keraguan dalam memutuskan karir
dirinya dan apa yang akan mereka lakukan harusnya tidak dialami oleh para fresh
setelahnya. graduate jika hal ini telah mereka pikirkan
pada saat mereka SMA dan sebelum
Kegelisahan dan keraguan fresh graduate mengambil jurusan saat kuliah. Hartung
dalam menentukan karirnya juga dapat (2005) menjelaskan bahwa masa SMA
dipengaruhi oleh banyaknya tuntutan yang adalah masa dimana para remeja mulai
berasal dari orang di sekitar berpikir untuk mengembangkan karir
mereka. Ditambah lagi dengan semakin mereka karena di masa ini para remaja
meningkatnya jumlah persaingan untuk sedang sangat aktif dalam mencari jati diri

  48  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
mereka dan berpikir tentang tujuannya ke
depan serta mengembangkan bakatnya Maka dari itu topik ini menarik perhatian
sesuai dengan tujuan yang mereka peneliti untuk dikaji lebih lanjut mengenai
inginkan. Kemungkinan fresh graduate hubungan antara presence of purpose
yang belum dapat menentukan keputusan terhadap keraguan career indecision
karirnya, mengalami hambatan pada masa making pada fresh graduate di Surabaya.
pencarian jati diri mereka, sehingga Sejauh ini menurut sepengetahuan
mereka belum dapat menemukan tujuan peneliti, belum ada penelitian sebelumnya
hidup mereka. yang membahas mengenai topik ini.

Tujuan hidup seharusnya menjadi suatu Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang penting untuk dimiliki semua orang mengetahui apakah ada hubungan antara
termasuk para fresh graduate. Tujuan presence of purpose terhadap career
hidup ini yang dapat membenarkan indescision making pada fresh graduate di
tindakan, kekhawatiran, dan pilihan dari Surabaya. Sehingga dapat memberikan
seseorang (Damon, 2008). Seperti yang kontribusi dalam ilmu psikologi,
dikemukakan oleh Damon, Menon, & khususnya yang berkaitan dengan tujuan
Cotton Bronk (2003), tujuan hidup adalah hidup terutama presence of purpose itu
suatu keinginan untuk menemukan sesuatu sendiri dan career indecision making pada
yang berarti bagi dirinya. Tujuannya dapat lulusan baru universitas di Surabaya dan
memberikan alasan yang lebih dalam pada dapat memberikan alternatif solusi agar
diri sendiri, dan dijadaikan sebagai latar mereka tidak berpindah-pindah pekerjaan
belakang untuk lebih cepat menemukan dengan cara menentukan tujuan hidup
arah dan motif saat mereka hidup. Dapat terlebih dahulu dan memberikan
disimpulkan bahwa definisi dari pandangan bagi mereka yang belum
keberadaan tujuan hidup itu sendiri adalah memiliki tujuan hidup ke depan.
individu yang telah mengetahui arah dan
motif hidupnya, tau apa yang sedang dia METODE PENELITIAN
lakukan dan ingin dia lakukan kedepannya Metode penelitian yang digunakan adalah
(Crumbaugh dan Maholick dalam metode penelitian kuantitatif dan
Koeswara, 1992). menggunakan rancangan penelitian
kuantitatif korelasional. Pada penelitian ini
Permasalahannya adalah jika para fresh menggunakan variabel presence of
graduate belum mengetahui tujuan hidup purpose sebagai variabel bebas. Pada
mereka, maka seperti yang sudah variabel terikat, yaitu indecision making
dikemukakan di atas, bahwa hal itu akan career. Variabel bebas yang diteliti adalah
berdampak pada keputusan karir seperti presence of purpose. Tidak ada dimensi
apa yang akan mereka jalani dan itu dapat atau faktor didalamnya karena variabel
berdampak pada masa depannya. Namun yang digunakan merupakan variabel
bisa saja fresh graduate tersebut tidak turunan dari purpose in life (PIL) atau
perlu mengetahui tujuan hidupnya terlebih dimensi dari variabel purpose in life (PIL).
dahulu untuk dapat menentukan karir Variabel terikat pada penelitian kali ini
mereka. Keputusan mereka bisa adalah career indescision making. Ada
dipengaruhi dari faktor lain yaitu salah tiga dimensi yang akan dinilai menurut
satunya adalah faktor ekonomi seperti Germeijs & De Boeck (2002).
yang sudah dijelaskan pada Virdhana
(2016), fresh graduate akan menentukan Teknik pengambilan sampel pada
keputusan karirnya bukan karna telah penelitian ini adalah nonprobability
memiliki tujuan hidup melainkan dari sampling. . Analisis data yang dilakukan
faktor ekonomi. peneliti adalah uji normalitas dengan

  49  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
Kolmogorov- Smirnov dan juga uji Tabulasi silang yang dilakukan oleh
hipotesis. Uji hipotesis untuk mengetahui peneliti menggunakan SPSS antara
korelasi antar variabel dalam penelitian ini pekerjaan yang sesuai dengan cita-cita
menggunakan uji korelasi Pearson Product dengan career indecision making,
Moment. Jenis skala yang digunakan pekerjaan yang sedang dijalani merupakan
adalah jenis skala likert. Jumlah sampel pekerjaan yang diinginkan dengan career
dalam penelitian ini adalah 107 partisipan. indecision making dan pekerjaan yang
sekarang dengan harapan sebelum lulus
HASIL DAN DISKUSI strata 1 dengan career indecision making.
Pada penelitian ini didapatkan 107 Hasil tabulasi silang antara kegiatan saat
responden, dengan pembagian 64,5% lulus ini yang sedang dilakukan dengan career
pada tahun 2018, 23,4% lulus pada tahun indecision making didapatkan hasil yang
2017, 9,3% lulus pada tahun 2016 dan signifikan, dapat dilihat dari skor chi-
2,8% lulus pada tahun 2015. Uji square sebesar p= 0,000. Ada sebanyak 63
normalitas pada penelitian ini responden telah bekerja sesuai dengan apa
menunjukkan p=0,200 dan hasil uji yang dicita-citakan, 7,9% dari 63
linearitas, menunjukkan nilai p= 0,000. responden memiliki tingkat sangat rendah,
Pada uji hubungan antara variabel yaitu 34,9% memiliki tingkat rendah, 36,5%
variabel presence of purpose dengan memiliki tingkat sedang, 15,9% memiliki
variabel indesicion career making tingkat tinggi dan 4,8% memiliki tingkat
didapatkan nilai r= -0,665 dan p= 0,000. sangat tinggi.Dan sebanyak 44 responden
Yang mana bahwa hipotesis pada belum bekerja sesuai dengan apa yang
penelitian ini yang berbunyi “Ada dicita-citakan. Sebesar 9,1% dari 44
hubungan antara presence of purpose responden memiliki tingkat sangat rendah,
dengan indecision career making pada 6,8% memiliki tingkat rendah, 27,3%
fresh graduate lulusan universitas di memiliki tingkat sedang, 43,2% memiliki
Surabaya” diterima karena p= <0,05. tingkat tinggi dan 13,6% memiliki tingkat
sangat tinggi.
Peneliti menambahkan data analisis
mengenai uji korelasi antara variabel Tabulasi silang antara pekerjaan yang
presence of purpose dengan tiap dimensi sedang dijalani merupakan pekerjaan yang
dari variabel career indecision making. diinginkan dengan career indecision
Hasil uji korelasi antara variabel presence making didapatkan hasil yang signifikan,
of purpose dengan dimensi information dapat dilihat dari skor chi-square sebesar
values mendapatkan skor r=-0,618 dan p= 0,005. Ada sebanyak 78 responden
p=0,000, maka dapat disimpulkan bahwa telah bekerja sesuai dengan pekerjaan
antara variabel presence of purpose yang diinginkan. 6,4% dari 78 responden
memiliki hubungan dengan dimensi memiliki tingkat yang sangat rendah,
information problems. Pada hasil uji 30,8% memiliki tingkat yang rendah,
korelasi antara presence of purpose dengan 35,9% memiliki tingkat yang sedang,
dimensi valuetion problems, didapatkan 20,5% memiliki tingkat yang tinggi dan
skor r= -0,614 dan p=0,000. Maka terdapat 6,4% memiliki tingkat yang sangat tinggi,
hubungan antara presence of purpose dan sebanyak 29 responden belum bekerja
dengan dimensi valuetion problems. Pada sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.
hasil uji korelasi presence of purpose 13,8% dari 29 responden memiliki tingkat
dengan anxiety about outcomes, yang sangat rendah, 3,5% memiliki tingkat
didapatkan skor r= -0,563 dan p= 0,000. yang rendah, 24,1% memiliki tingkat yang
Maka dapat disimpulkan bahwa ada sedang, 44,8% memiliki tingkat yang
hubungann antara presence of purpose tinggi dan 13,8% memiliki tingkat yang
dengan anxiety about outcomes. sangat tinggi.

  50  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
Tabulasi silang ketiga, antara pekerjaan maka mereka akan merasa kesulitan dalam
yang sekarang dengan harapan sebelum menentukan langkah selanjutnya yang
lulus strata 1 dengan career indecision akan diambil termasuk ragu dalam
making. Skor chi-square yang didapatkan menentukan keputusan karir. Hal tersebut
ialah sebesar p= 0,005. Ada sebanyak 64 memberikan bukti bahwa tujuan hidup
responden telah bekerja sesuai dengan apa memiliki peran yang penting untuk fresh
yang diharapkan sebelum lulus strata 1, graduate dalam memutuskan keputusan
7,8% dari 64 responden memiliki tingkat karir mereka.
sangat rendah, 32,8% memiliki tingkat
rendah, 35,9% memiliki tingkat sedang, Dalam menentukan keputusan karir pada
20,3% memiliki tingkat tinggi dan 3,2% fresh graduate agar tidak memiliki
memiliki tingkat sangat tinggi.Dan keraguan dalam memutuskan karirnya, ada
sebanyak 43 responden belum bekerja beberapa tahapan proses dalam
sesuai dengan apa yang diharapkan memutuskan karir yang akan dilalui yaitu
sebelum lulus strata 1. Sebesar 9,3% dari dengan mengindentifikasi dan ketrampilan
43 responden memiliki tingkat sangat dalam pengolahan informasi (Zunker,
rendah, 9,3% memiliki tingkat rendah, 2006). Kegagalan dalam mengindentifikasi
27,9% memiliki tingkat sedang, 37,2% informasi mengakibatkan fresh graduate
memiliki tingkat tinggi, dan 16,3% tidak dapat memutuskan karirnya dan
memiliki tingkat sangat tinggi. dapat menyebabkan keraguan dalam
memutuskan keputusan karir. Pada
Diterimanya hipotesis pada penilitian ini dimensi information values dijelaskan
yang menyatakan bahwa adanya hubungan bahwa salah satu faktor yang
antara presence of purpose dengan mempengaruhinya adalah mengetahui
indecision career making disebabkan alternatif yang ada atau peluang-peluang
karena tujuan hidup dapat membantu yang mereka inginkan. Dengan itu maka,
mereka dalam menentukan keputusan karir jika fresh graduate gagal dalam
mereka sehingga tidak ragu dalam mengindetifikasi informasi maka mereka
memutuskannya. Hal ini diperkuat dengan akan gagal dalam menemukan peluang-
salah satu dimensi pada career indecision peluang yang dapat membantu mereka
making yaitu valuetion problems. Pada agar tidak ragu dalam memutuskan
dimensi valuetion problems memiliki 3 karirnya.
faktor yang salah sataunya menyatakan
bahwa ketidak jelasan value diri, individu Kegagalan dalam mendapatkan infromasi
belum menemukan tujuan yang ingin ini juga berpengaruh dalam dimensi ketiga
mereka capai (Germeijs & De Boeck, dari career indecision making, yaitu
2002), dengan tidak adanya value pada diri anxiety about outcomes. Dalam dimensi
seseorang maka hal tersebut menjadi salah tersebut dijelaskan bahwa dengan
satu faktor keraguan dalam memutuskan gagalnya mereka mengindentifikasi dan
keputusan karir. mengelola informasi maka hal itu dapat
mempengaruhi kecemasan individu akan
Menurut Hurlock (2002) dewasa muda hasil yang akan dicapai. Kecemasan
memiliki tugas perkembangan yang salah mereka mengenai hasil yang akan dicapai
satunya adalah mempersiapkan diri ini mengakibatkan fresh graduate akhirnya
memasuki dunia kerja, mendapatkan karir tidak cukup siap dalam menghadapi karir
yang baik dan berperan dalam masyarakat. yang dipilih (Germeijs & De Boeck,
Hal ini pula yang terjadi pada fresh 2002). Dengan ketidaksiapan tersebut
graduate, mereka memasuki masa-masa maka fresh graduate akan gagal dalam
tersebut. Disaat fresh graduate belum bersaing dengan para fresh graduate yang
menemukan tujuan dan arah hidupnya, lainya yang telah mengetahui tujuan hidup

  51  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
mereka. Maka dari itu presence of purpose yang tepat bagi dirinya, maka hal-hal yang
memiliki hubungan yang sangat kuat perlu dimiliki adalah bakat, minat dan cita-
dengan career indecision making. cita (Falentini, Taufik, Mudjiran, 2013).
presence of purpose dapat membantu Maka saat cita-cita telah dimiliki oleh
mereka bersaing dengan fresh graduate fresh graduate, hal itu akan menuntun
yang lainnya dalam menemukan karir mereka terhadap pilihan karir yang
yang tepat untuk dirinya. selanjutnya, disaat mereka kebingungan
dalam menentukan cita-cita mereka maka
Presence of purpose sangat penting hal itu juga akan berdampak pada
dimiliki oleh fresh graduate karena keraguan mereka dalam menentukan karir.
mereka masuk pada kategori
perkembangan dewasa muda. Fresh Pada tabulasi kedua yang dilakukan oleh
graduate biasanya berkisar antara usia 22 peneliti, ditemukan bahwa ada hasil yang
– 25 tahun (Putra, 2018) dan mereka masih signifikan antara career indecision making
masuk dalam perkembangan dewasa dengan pekerjaan yang sedang dijalani
muda, yang mana menurut Dacey dan merupakan pekerjaan yang diinginkan.
Traves pada tahun 2002, dewasa muda Jika dilihat berdasarkan perbandingan
berkisar antara 22-28 tahun, tugas presentase, sebesar 41% dari 107
perkembangan dari dewasa muda menurut responden sedang tidak bekerja sesuai
Dacey & Traves (2002) salah satunya dengan apa yang dicita-citakan, tetapi 83%
adalah individu disibukkan dengan tugas responden mengatakan bahwa mereka
menentukan karir yang sesuai dengan telah bekerja ditempat yang sesuai dengan
keinginan individu. Pada usia tersebut yang diinginkan. Hal ini menjadi
fresh graduate sangat disibukkan dengan pembahsan yang menarik, karena sekitar
pencarian jati diri mereka mengenai 50% responden yang awalnya memilih
keputusan karir, dengan demikian belum bekerja ditempat yang sesuai cita-
presence of purpose wajib dimiliki oleh citanya, menganggap bahwa pekerjaan
fresh graduate. yang sedang dijalani saaat ini merupakan
pekerjaan yang diinginkan. Jika melihat
Saat fresh graduate lulus dan memiliki data demografis pada bab IV, harapan
keraguan dalam menenutkan keputusan yang diinginkan dari pekerjaan mereka
karir mereka, maka hal ini dapat adalah sebuah pengalaman dan relasi, ada
disebabkan karena kurangnya mereka sekitar 24,3% dari 107 fresh graduate
dalam mengeksplorasi diri dan lingkungan yang menyatakan demikian. Hal ini
yang berkaitan dengan kemajuan membuktikan bahwa fresh graduate yang
komitmen dan keputusan karir (Germeijs belum memiliki cita-cita, sebenarnya
& Verschueren, 2006). Tabulasi silang mereka dalam proses pencarian dan masih
pertama yang diujikan oleh peneliti pada ragu dalam memutuskan karir yang tepat
penelitian ini menunjukkan jika ada hasil untuk dirinya, caranya dengan menambah
yang signifikan antara career indecision relasi atau pengalaman.
making dengan cita-cita. Untuk membantu
fresh graduate dapat menentukan karir

  52  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
SIMPULAN fresh graduate yang bersangkutan juga
Hasil analisa terbukti bahwa ada akan naik.
hubungan antara presence of purpose Penelian ini memberikan saran
terhadap indecision career making. Hal pada penelitian lainnya untuk meneliti
tersebut dapat terlihat pada hasil uji analisa lebih lanjut mengenai pengaruh presence
korelasi yang menunjukkan angka p= of purpose dengan indecision making
0,000 dan r= -0,665. Dengan kata lain career, karena peneliti mencoba untuk
maka jika skor presence of purpose naik menguji analisa tersebut dan hasilnya
atau menjadi lebih tinggi, maka skor adalah antara kedua variabel tersebut
indecision career making turun atau memiliki pengaruh yang cukup tinggi,
menjadi lebih rendah. Begitu pula sehingga dapat dijadikan bahan untuk
sebaliknya, jika skor presence of purpose penelitian yang selanjutnya.
turun, maka indecision career making dari

REFERENSI
Badan Pusat Statistik. (2018). Proyeksi Behavior, 62(1), 11-25.
penduduk menurut kabupaten/kota dan
jenis kelamin di Jawa Timur, 2018. From Guay, F., Senecal, C., Gauthier, L., &
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Fernet, C. (2003). Predicting career
Timur. Mengunduh dari indecision: A selfdetermination theory
:https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2018/ perspective. Journal of Counseling
02/05/314/proyeksipenduduk- menurut- Psychology, 50(2), 166-177.
kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin-di-
Green, S.B. (1991). How many subjects
jawa-timur-2018.html, February 25, 2018.
does it take to do a regression analysis?
Dacey, J. S., Travers, J. F., & Fiore, L. B. Multivariate Behavioral Research, 26(3),
(2002). Human development across the 499-510
lifespan.
Hurlock,E.B. (2002). Psikologi
Falentini, F. Y., Taufik, T., & Mudjiran, Perkembangan: Suatu Pendekatan
M. (2013). Usaha yang dilakukan Siswa Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
dalam Menentukan Arah Pilihan Karir dan Kelima. (Terjemahan Istiwidyanti &
Hambatan-hambatan yang ditemui. Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.
Konselor, 2(1).
Koeswara, E. (1992). Logoterapi :
Germeijs, V., & Verschueren, K. (2006). Psikoterapi Victor Frankl. Jakarta :
Highschool students’ career decision- Kanisius.
making process: A longitudinal study of
Nurdiani, N. (2014). Teknik sampling
one choice. Journal of Vocational
snowball dalam penelitian lapangan.
Behavior, 68(2), 189–204.
ComTech: Computer, Mathematics and
http://doi.org/10.1016/j.jvb.2005.08. 004
Engineering Applications, 5(2), 1110-
Germeijs, V., & De Boeck, P. (2003). 1118.
Career indecision: Three factors from
Virdhani, M. H. (2016). Okezone Kampus,
decision theory. Journal of Vocational
alasan generasi muda sering pindah kerja.

  53  
Psychopreneur Journal, 2019, 3(2): 47-54
ISSN 2598-649X cetak / ISSN 2598-6503 online
 
From Okezone: Syndrome dan Quarter-Life Crisis. Elex
https://news.okezone.com/read/2016/05/20 Media Komputindo.
/65/1393927/alasangenerasi- muda-
sering-pindah-kerja. Agustus 2017 Zunker, V. G. (2006). Career counseling :
aholistic approach. (L. Gebo, Ed.).
Wibowo, A. S. (2017). Mantra Kehidupan, Singapore:Thomson.
Refleksi Melewati Fresh Graduate
 
 

  54  

Anda mungkin juga menyukai