Anda di halaman 1dari 6

A.

Teori Genogram

Menurut Okiishi, genogram merupakan suatu model gambar tiga generasi tentang asal usul
keluarga. Genogram dipandang sebagai suatu alat yang mudah untuk menggambarkan pengaruh orang
tua dan keluarga ( Magnuson & Shaw, 2003:45 ). Menurut Chrzastowski, genogram adalah teknik yang
dapat digunakan dalam berbagai cara selama terapi. Genogram menciptakan kesempatan unik untuk
mengeksplorasi dan menceritakan ulang kisah-kisah keluarga sehingga memungkinkan re-authoring.
Kesimpulannya, genogram adalah suatu model gambar tiga generasi tentang asal usul keluarga, yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi atau menceritakan ulang kisahkisah keluarga,
sehingga dapat dianalisis berbagai pengaruh orang tua dan keluarga tersebut selama tiga generasi
terhadap berbagai aspek tertentu.

Penggunaan genogram dipandang sebagai suatu metode yang cukup baik dan menyenangkan
dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan pengaruh orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk
pengembangan karir klien. Genogram secara istilah berasal dari dua kata, yaitu gen (unsur keturunan)
dan gram (gambar atau grafik). Dalam bahasa Indonesia, genogram dapat dipadankan dengan gambar
silsilah keluarga. Secara konseptual, genogram berarti suatu model grafis yang menggambarkan asal-
usul keluarga klien dalam tiga generasi, yakni generasi dirinya, orangtuanya dan kakek-neneknya.
Genogram juga merupakan suatu alat untuk menyimpan informasi yang dicatat selama wawancara
antara konselor dengan klien mengenai orang-orang dalam asal-usul keluarga klien. Keunikan setiap
klien ditekankan sebagaimana klien memandangnya dalam konteks keluarga.

Dalam wawancara genogram dapat dianalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan pengenalan
diri dan lingkungan, khususnya dunia kerja. Hal-hal yang dapat dianalisis antara lain mengenai: (a) isi
pengamatan diri klien; (b) pemahaman lingkungan atau dunia kerja; (c) proses pembuatan keputusan;
(d) model-model pola hidup; dan (e) model-model okupasional. Misalnya, konselor dapat bertanya
sebagai berikut, “Siapa di antara keluarga yang menurut pikiran anda tergolong berhasil dalam
hidupnya?”, dan sebagainya. Dari jawaban klien dapat diperkirakan mengenai kecenderungan model-
model pola hidup dan pola okupasionalnya. Atas dasar analisis itu konselor dapat membantu klien
dalam membuat perencanaan karir di masa depannya.

Dalam konseling karir, genogram dapat membantu konselor dan klien menetapkan individu-
individu dalam keluarga klien yang mungkin memiliki arti penting bagi harapan-harapan karir klien. Di
samping itu, konselor dapat lebih memahami secara lebih baik pandangan klien terhadap dunia kerja.
Demikian pula mengenai hambatan-hambatan yang mungkin muncul karena pengaruh orang lain dapat
diidentifikasi secara cermat.

Unsur – unsur yang terdapat didalam genogram yaitu sebagai berikut:

1. Nama

2. Umur

3. Status menikah
4. Riwayat perkawinan

5. Anak – anak

6. Keluarga satu rumah

7. Penyakit – penyakit spesifik

8. Tahun meninggal

9. Pekerjaan

B. Konseli

Nama : Maghfiroh

Tempat Tanggal Lahir : Bangkalan, 14 Februari 2002

Umur : 20 Tahun Tahun

Anak Ke : 3 dari 3 Bersaudara

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia

Alamat : Jl. Ciputat Raya No.5, Kel Tanah Kusir, Kebayoran Lama

No Hp : 0821-1167-9828

Status : Belum Menikah

C. Narasi Proses Pembuatan Genogram

D. Waktu yang dibutuhkan

15 menit
E. Kesulitan yang dihadapi

Dalam proses pembuatan genogram konseli kesulitan untuk menggambar silsilah keluarga dari
Ayahnya. Karena keluarga dari Ayahnya ada beberapa yang sudah tidak memiliki keluarga.

F. Hasil Genogram

 Clarity and Certainty

Konseli dalam Certainty ialah yakin terhadap dirinya ingin menjadi Desainer. Maka dari
itu Clarity konseli melakukan les kursus untuk mendesaign. Konseli melakukan hal ini karena
yakin dalam dirinya memiliki potensi untuk berkreasi.

 Teori Karir Super


Teori life-span dihasilkan dari karya Donald E. Super. Petunjuk dasar teori ini adalah
penelitian Super di bidang pengembangan karier beberapa tahun setelah
diluncurkannya buku pernyataan pertama teoretisnya. Super terdorong ke dalam
pernyataan pertama teoretisnya oleh upaya berteori dari Ginzberg dan rekan-rekannya.
Menurut Super teori Ginzberg memiliki kelemahan serius, salah satunya adalah
kegagalan untuk memperhitungkan manusia sangat signifikan terhadap informasi
tentang perkembangan pendidikan dan vokasional.
Menurut Brown (2013 : 42)  menyatakan bahwa teori karir Super memiliki potensi
tertentu untuk sukses dan kepuasan dalam berbagai pengaturan pekerjaan. Pengaruh
psikologis kedua pada teori Super ini berasal dari teori konsep diri. Super mengusulkan
agar vokasional mengembangkan konsep diri berdasarkan pengamatan anak-anak dan
identifikasi dengan orang dewasa yang terlibat dalam pekerjaan. Dikutip dalam Winkel
(2012: 631) Donald Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang
ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan bermakna antara individu-individu, antara
lain dengan menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri
kepribadian yang jelas mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan, seperti
kemampuan intelektual, bakat khusus, minat, dan sifat- sifat kepribadian. Teori Super
mencakup perbedaan antara psikologi pekerjaan dan psikologi karier. Psikologi
pekerjaan terutama didasarkan pada psikologi diferensial dan pada asumsi bahwa
kecocokan individu dan karier bertahan selamanya. Di sisi lain, psikologi karier, yang
berasal dari psikologi perkembangan, bertumpu pada asumsi bahwa perkembangan
karier sesuai dengan prinsip-prinsip umum perkembangan manusia, yang pada
dasarnya adalah evolusi.
Tahap perkembangan teori Donald E. Super

Dalam Winkel (2012:632), Super membagi proses perkembangan karir menjadi lima
tahap yaitu:

1) Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun


Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis, pada tahap ini individu mulai membentuk
sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep
dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan
tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang
tentatif sampai dengan final.

2) Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun


Dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari
kehidupan manusia.Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan
pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan
permainannya.

3) Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun


Berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja, pada masa ini
individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan
pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini
adalah masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti
bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata individu
mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya
menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai aspek dari
konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepuasan kerja.

4) Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun


Individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan
yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat.
Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya
individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan
kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak
menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk
berganti dengan pekerjaan yang lain.

5) Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun


Tahap menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu
dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-
put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha
mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Berdasarkan dari tahap perkembangan teori karir menurut Winkel, konseli berada di
tahap Eksplorasi. Tahap ini konseli sudah menyadari bahwa karir sangat penting dalam
peranan kehidupan. Selain itu, konseli berusia 20 tahun, yang dimana usia ini sudah
dijelaskan pada biagian tahap perkembangan karir. Konseli membekali dirinya untuk ke
tahap selanjutnya, sehingga konseli siap untuk beradaptasi.

Anda mungkin juga menyukai