Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PERCOBAAN 3 PROTEIN

Dosen Pengampu:

Dian Permana, S.SI., M.Si


Kelompok 3 oleh:
Masya Abel Gistha.L
Eva Tri Yulianti
Muthmainnah
Husnul Khatima
Usriayu Rauf
Homairannisa
Hasriana
Ine Jamsi

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER

KOLAKA

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein adalah untuk mengatur
keseimbangan air, pembentukan ikatan-ikatan essensial tubuh, memelihara
netralitas tubuh, sebagai pembentuk antibodi, mengatur zat gizi dan sebagai
sumber energi (Almatsier, 2001). Protein dikatakan sebagai sumber energi yang
ekivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein (Barasi,
2007). Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit yang dinamakan
kwashiorkor yang biasanya banyak menyerang anak-anak di bawah umur lima
tahun atau balita (Almatsier, 2001).
Berdasarkan data Balitbangkes (2010), prevalensi anak kurang gizi
17,9% pada tahun 2010, 4,9% dalam tingkat gizi buruk dan 13% anak
mengalami gizi kurang. WHO (1999) mengelompokkan wilayah berdasarkan
prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok adalah: rendah (di bawah 10%),
sedang (10-19%), tinggi (20-29%), sangat tinggi (30%). Gizi buruk merupakan
kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein
(KEP) dalam makanan sehari-hari (Supariasa, 2002).
Gizi buruk dapat ditangani dengan peningkatan konsumsi sumber
protein. Sumber protein yang berasal dari bahan makanan hewani
merupakan sember protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti susu,
telur, daging, unggas, ikan serta kerang (Almatsier, 2001). Namun sekarang ini,
harga protein hewani tersebut menjadi semakin mahal,sehingga semakin tidak
terjangkau oleh masyarakat luas, khususnya bagi mereka yang berpendapatan
pas-pasan. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah meluasnya masalah
kekurangan energi dan protein (KEP) di masyarakat, perlu dilaksanakan
pemakaian sumber-sumber protein nabati. Penggunaan protein nabati dari
kacang-kacangan (tahu, tempe, dan oncom) telah terbukti berhasil untuk
mengatasi masalah kekurangan energi dan protein tersebut (Kartika, 2009).
Salah satu dari sumber protein nabati yang banyak dilakukan pengolahan adalah
tahu. Tahu yang dibuat dari olahan kedelai inipengolahannya menimbulkan
limbah berupa ampas tahu. Selama ini ampas tahu sebagai hasil dari pengolahan
tahu belum dimanfaatkan secara maksimal. Ampas tahu lebih banyak digunakan
sebagai pakan ternak (sapi dan babi) atau bahkan dibuang begitu saja tanpa
mempedulikan akibat pembuangan limbah tersebut (Kartika, 2009). Ampas tahu
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu 26,6 gram per 100 gram
bahan atau sekitar 23,55% dan dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan
aman dikonsumsi.
Laporan Praktikum
Uji makanan protein
1.2. Tujuan percobaan
Mengidentifikasih bahan-bahan makanan yang mengandung protein.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Protein
Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan
lipid, protein juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana semua
protein mengandung atom karbon, oksigen, hodopsi, dan nitrogen serta protein-
protein yang mengandung sulfur dan fosfat. (Ethel Sloane 2003 : 24)
Manusia maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh
asam L-α amino
umum dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan pada masa
bayi atau
mempertahankan hodopsin saat dewasa. ( Robert K. Murray 2009 : 14 )

Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan


siklus hidup
organisme tempat protein itu berada. ( Robert K. Murray 2009 – 22

1. Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain:

3) Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan
oleh
ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk
ikatan hodops.
Struktur primer dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis
untuk
senyawa hodops.
2) Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan,
atau
gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang
dapat
dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus
karbonil
( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai
hodops,memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut strukturhelix

3) Struktur tersier
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-
asam
amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur
kompak dan
padat suatu protein

4) Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai
polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya hodops dengan struktur primer,
sekunder,
tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.

2. Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, hodop, ikan, dan hodops. Sumber
protein
nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-
kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya
akan protein adalah kacang-kacangan.

3. Fungsi Protein
1. Sebagai biokatalisator (enzim)
2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen
dalam eritrosit,
hodopsin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam
plasma darah oleh hodopsinn dan disimpan dalam hati sebagai kompleks
dengan hodopsi
3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama
daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan hodop)
protein yang saling bergeseran.Pergerakan silia dan hodopsi pada
organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan
tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada
kuku, bulu rambut ada protein kerati
5. Pertahanan tubuh dalam bentuk hodopsi. Suatu protein khusus yang
mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri
dan lain lain
6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk
reseptor
misalnya hodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau
penerima warna
atau cahaya pada sel sel mata
7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor
yang dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur
sifat dan karakter.

4. Metabolisme
Sama seperti metabolisme lain yang terjadi di dalam tubuh, metabolisme
protein juga terjadi dalam dua fase, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah proses perubahan asam amino menjadi protein.
Sedangkan, katabolisme adalah proses pemecahan protein menjadi asam
amino.6 hari yang lalu

2.2.Alat Dan Bahan


a. 1 Wadah
b. Potongan gelas aqua 4 buah
c. Cuka 1 botol
d. Air panas
e. Minyak
f. Kecap
g. Susu
h. Putih telur
2.3. cara kerja
1. Sediakan air panas dalam suatu wadah
2. Yaitu masukkan susu kedalam wadah yang berisikan air panas
3. Kemudian putih telur,kecap,dan minyak
4. Kemudian teteskan cuka kedalam wadah yang berisikan susu,putih
telur,kecap,dan minyak.
5. Diamkan selama ± 10 menit
6. Setelah 10 menit amati wadah yang berisi susu,kecap,putih telur dan
minyak kemudian catat

Gambar Bahan Makanan Yang Telah Diteteskan Cuka

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
no Bahan yang diuji Waktu diteteskan cuka keterangan

Menggumpal Tidak
menggumpal
1. Susu  Mengandung
protein
2. Kecap  Mengandung
protein
3. Putih telur  Mengandung
protein
4. Minyak  Tidak
mengandung
protein

3.2. Pembahasan
Setelah kami melakukan pengamatan maka pada kegiatan uji protein kali ini
dapat di ketahui bahwa :
1. Susu
Pada uji protein, cuka yang di teteskan ke dalam wadah yang berisi susu
di diamkan selama ±10 menit dan kemudian di amati jika menggumpal
menunjukan bahwa susu mengandung protein.
2. Kecap
Pada uji protein, cuka yang di teteskan ke dalam wadah yang berisi kecap
di diamkan selama ±10 menit dan kemudian di amati jika menggumpal
menunjukan bahwa kecap mengandung protein.
3. Putih telur
Pada uji protein, cuka yang di teteskan ke dalam wadah yang berisi putih
telur di diamkan selama ±10 menit dan kemudian di amati jika
menggumpal menunjukan bahwa putih telur mengandung protein.
4. Minyak
Pada uji protein, cuka diteteskan ke dalam wadah yang berisi minyak di
diamkan semalam ±10 menit dan kemudian diamati jika menggumpal
mengandung protein sedangkan minyak tidak menggumpal berarati tidak
mengadung protein.

BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bahan makanan yang mengandung protein dapat diidentifikasi dengan
menggunakan asam cuka (CH3COOH) serta di rendam dalam air
panas. Bahan makanan yang mengandung protein akan terdapat
gumpalan atau mengalami koagulasi, semakin banyak gumpalan
(koagulasi)dan terlihat jelas pada bahan makanan maka bahan
makanan tersebut mengandung protein yang tinggi begitupun
sebalinknya.

DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahan makanan yang mengandung protein dapat diidentifikasi
dengan menggunakan asam cuka (CH3COOH)serta di rendam dalam air
panas. Bahan makanan yang mengandung protein akan terdapat
gumpalan atau mengalami koagulasi, semakin banyak gumpalan
(koagulasi) dan terlihat jelas pada bahan makanan maka bahan makanan
tersebut mengandung protein yang tinggi, begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai