Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METABOLISME PROTEIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metabolisme Energi dan Gizi
Makro

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Duwi Nelisa (2220272122)
2. Erika Yanita (2220272124)
3. Wigzy Yodiza (2220272163)

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah tentang “Metabolisme Protein” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis,
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 November 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Protein dalam Makanan.............................................................................3
B. Pencernaan.................................................................................................3
C. Absorsi dan Transportasi Protein...............................................................4
D. Keseimbangan Asam Amino......................................................................6
E. Utilisasi Protein.........................................................................................7
F. Ekspresi Protein.........................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nama Protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius.
Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong
yang pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup.
Fungsi utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam
rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain
itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang
berperan sebagai katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif
selain enzim yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin,
anti bodi atau anti gen dan lain-lain.
Beradasarkan biosintesis tubuh asam amino dibagi menjadi dua yaitu
esensial (asam amino yang tidak bisa disintesi oleh tubuh contohnya
lisin,leusin,isoleusin dll) dan non esensial (asam amino yang bisa disintesis
oleh tubuh contohnya alanin, glisin, aspartate). Selain itu juga terdapat semi
esensial dimana bisa bersifat esensial yaitu pada individu yang masih
muda,dan bisa bersifat non esensial pada individu yang sudah dewasa
contohnya : histidin dan arginin. Histidin terdapat dalam usus dan arginin
didapatkan dari siklus urea.
Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan
bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki
fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton,
sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam
isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus
sel.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Protein dalam Makanan?
2. Jelaskan Mengenai Pencernaan?
1
3. Jelaskan Absorsi dan Transportasi Protein?
4. Jelaskan Keseimbangan Asam Amino?
5. Apa Itu Utilisasi Protein?
6. Jelaskan Ekspresi Protein?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Protein dalam Makanan.
2. Untuk Mengetahui Pencernaan.
3. Untuk Mengetahui Absorsi dan Transportasi Protein.
4. Untuk Mengetahui Keseimbangan Asam Amino
5. Untuk Mengetahui Utilisasi Protein
6. Untuk Mengetahui Ekspresi Protein

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Protein dalam Makanan


Tubuh sangat membutuhkan asupan protein baik yang bersumber dari
protein hewani maupun protein yang bersumber dari nabati. Protein
merupakan salah satu zat gizi makro yang terbentuk dari beberapa unsur yaitu
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Protein sangatlah
penting untuk perbaikan dan pembentukan berbagai jaringan tubuh, dan juga
sebagai sumber energi. Selain itu, makanan yang mengandung protein tinggi
berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, membantu pertumbuhan sel-
sel serta menjaga daya tahan tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit
(Almatsier, 2019).
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, protein bisa didapatkan dari unsur
hewani seperti dari konsumsi daging sapi, telur, seafood, ikan dan kacang
tanah. Selanjutnya, protein yang bersumber dari unsur nabati seperti tahu,
tempe, dan brokoli. Kebutuhan protein hewani yang diperlukan tubuh manusia
yaitu sekitar 2-4 porsi atau setara dengan 70-160 gram daging-dagingan.
Sedangkan untuk protein nabati, manusia membutuhkan asupan protein nabati
sebanyak 2-4 porsi.
Kekurangan protein bisa berakibat buruk bagi tubuh. Seperti timbulnya
berbagai gangguan kesehatan, dan penurunan sistem imun. Dampak lain
akibat defisiensi protein diantaranya rambut menjadi rontok, badan menjadi
lemas dan mudah lelah, gangguan fungsi otak dan kesehatan mental,
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terhambat, serta proses
penyembuhan luka pun menjadi lambat (Almatsier, 2019).
1. Telur, Satu butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7
gram protein. Kandungan vitamin A, D dan E terdapat dalam kuning telur.
Telur memang dikenal menjadi salah satu dari sedikit makanan yang

3
mengandung vitamin D. Satu kuning telur besar mengandung sekitar 60
kalori dan putih telur mengandung sekitar 15 kalori.
2. Tahu, yang terbuat dari kedelai ini dalam satu buahnya memiliki
kandungan protein sebanyak 8 gram, dan kalori sebanyak 76 kcal.
3. Ikan tuna kaya akan protein tinggi, asam amino, dan omega-3 yang sangat
penting dan bermanfaat bagi tubuh. Di dalam 150 gram ikan tuna terdapat
kandungan protein sampai 40 gram. Selain itu, ikan tuna juga rendah
lemak dan kalori, sehingga bisa dikonsumsi ketika kamu sedang
menerapkan diet sehat. Kalori yang terkandung di dalamnya sebanyak 157
kcal.
4. Susu mengandung protein, kalsium, fosfor, vitamin B2 dan vitamin D
yang baik untuk kesehatan tulang. Kandungan protein dalam segelas susu
sebanyak 8 gram, sedangkan kalorinya sekitar 103 kalori.
5. Daging sapi, Dalam 85 ons daging sapi dengan lemak, terkandung 22
gram protein dan 184 kalori. Selain protein, kandungan lain dalam daging
sapi diantaranya vitamin B12 dan zat besi berfungsi aktif
untuk meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah anemia, dll (Poedjiadi,
2014).
B. Pencernaan
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus)
dan kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk
dapat diserap oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme akan
dapat dipertahankan bila makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan
dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu reaksi oksidatif yang dapat
menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau bagian tubuh guna
perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi (Sloane, 2014).

Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya


menjadi tripeptida dan dipeptida.
1. Lambung

4
Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam
klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga
enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah
enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung
menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di
lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran
polipeptida, proteose dan pepton.
2. Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal
campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat
sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease seperti
tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase.
Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus
terhadap mukosa usus halus mengrangsang dikeluarkannya enzim
enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari
pankreas menjadi Tripsin aktif.
Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-
katalitik disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim
proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi
beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim
pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih
pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino.
Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang
menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini
bekerja di dalam sel.
Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau
pada saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan
enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino
bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk
pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase
5
yang memecah dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan
Mn++ untuk pekerjaannya.

Ringkasan pencernaan protein

Saluran pencernaan Pencernaan dan absorpsi


Mulut Mengunyah makanan bercampur dengan air
ludah dan ditelan.
Esofagus Tidak ada pencernaan
Lambung Asam lambung membuka molekul protein dan
mengaktifkan enzim lambung.
Usus halus Protein protease lambung HCL polipeptida
lebih pendek Pepsin (proteose dan pepton)
Polipeptida protease pancreas dipeptida,
tripeptida dan Eterokinase, tripsin asam amino
(diserap) Peptida dipeptidase dan asam amino
bebas Tripeptidase mukosa usus halus
(diserap).

C. Absorsi dan Transportasi Protein


Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera
diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama
terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang
membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah
melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh
hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan.
Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus
halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan

6
protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive
protein).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai
di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses.
Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga
dicerna dan diabsorpsi.

D. Keseimbangan Asam Amino


Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di
hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya.
Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan
sebagai lemak.
1. Deaminasi Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan
pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk
amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke peredaran
darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum
yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran
darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum
diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan
dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.
2. Osidasi asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam
keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa
jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau
lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.
Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan dipakai
tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh
menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai
mengkatabolis protein.
E. Utilisasi Protein
7
Penggunaan makanan oleh tubuh bergantung pada pencernaan dan
penyerapan serta metabolisme zat gizi. Hal ini bergantung pada kebersihan
lingkungan dan ada tidaknya penyakit yang berpengaruh terhadap penggunaan
zat-zat gizi oleh tubuh. Utilisasi biologi adalah pemanfaatan, penggunaan
makanan, penyerapan dan metabolisme zat gizi yang berlangsung (Poedjiadi,
2017).

Setelah makanan mengalami :


1. pencernaan
2. penyerapan
3. metabolisme zat gizi.
Barulah hasilnya dapat digunakan oleh tubuh, jadi:
1. Utilisasi ad/ Penggunaan zat-zat gizi oleh tubuh
2. Utilisasi bergantung juga pada :
a. Kebersihan lingkungan
b. Ada tidaknya penyakit yang berpengaruh terhadap penggunaan zat-zat
gizi oleh tubuh
Tujuan akhir dari utilisasi: Tercapainya status gizi tubuh yang optimal
F. Ekspresi Protein
Secara umum, penelitian proteomik melibatkan penyelidikan segala aspek
protein seperti struktur, fungsi, modifikasi, lokalisasi, atau interaksi protein.
Untuk menyelidiki bagaimana protein tertentu mengatur biologi, peneliti
biasanya memerlukan sarana untuk memproduksi (memproduksi) protein
fungsional yang diinginkan.
Mengingat ukuran dan kompleksitas protein, sintesis kimia bukanlah
pilihan yang tepat untuk upaya ini. Sebaliknya, sel-sel hidup dan mesin
selulernya biasanya dimanfaatkan sebagai pabrik untuk membangun dan
membangun protein berdasarkan templat genetik yang disediakan.
Tidak seperti protein, DNA mudah dibuat secara sintetik atau in vitro
menggunakan teknik DNA rekombinan yang sudah mapan. Oleh karena itu,
templat DNA dari gen tertentu, dengan atau tanpa reporter tambahan atau
8
rangkaian tag afinitas, dapat dibuat sebagai templat untuk ekspresi protein.
Protein yang dihasilkan dari templat DNA tersebut disebut protein rekombinan
(Murray, 2019).
Strategi tradisional untuk ekspresi protein rekombinan melibatkan
transfeksi sel dengan vektor DNA yang berisi templat dan kemudian
membiakkan sel sehingga sel tersebut menyalin dan menerjemahkan protein
yang diinginkan. Biasanya, sel kemudian dilisiskan untuk mengekstrak protein
yang diekspresikan untuk pemurnian selanjutnya. Sistem ekspresi protein in
vivo prokariotik dan eukariotik banyak digunakan. Pemilihan sistem
tergantung pada jenis protein, persyaratan aktivitas fungsional dan hasil yang
diinginkan. Sistem ekspresi ini dirangkum dalam tabel di bawah dan
mencakup mamalia, serangga, ragi, bakteri, alga, dan bebas sel. Setiap sistem
memiliki kelebihan dan tantangan, dan memilih sistem yang tepat untuk
aplikasi spesifik penting untuk keberhasilan ekspresi protein rekombinan
(Yazid, 2016). Tabel berikut memberikan gambaran umum sistem ekspresi
protein rekombinan.

Sistem ekspresi protein rekombinan

9
Sintesis protein kimia
Sintesis kimia protein dapat digunakan untuk aplikasi yang memerlukan
protein yang diberi label dengan asam amino yang tidak alami, protein yang
diberi label pada lokasi tertentu, atau protein yang beracun bagi sistem
ekspresi biologis. Sintesis kimia menghasilkan protein yang sangat murni
tetapi hanya bekerja dengan baik untuk protein kecil dan peptida. Hasil
sintesis kimia sering kali cukup rendah, dan metode ini sangat mahal untuk
polipeptida yang lebih Panjang (Murray, 2019).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalah senyawaorganik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam aminoyang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat
utamapembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai
komponen protein. Prosesmetabolisme protein dimulai dari proses pencernaan
11
di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan denganproses metabolisme asam
amino.
Protein di absorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk
darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan.
Didalam sel asam aminodisimpan dalam bentuk protein (dengan
menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu olehenzim.Jika jumlah
protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino, yang
terbagimenjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi; proses
pembuangan gugus amino dariasam amino dalam bentuk urea. Transaminasi;
proses perubahan asam amino menjadi asam keto.Banyaknya atau keadaan
asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara
pembentukanasam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk
banyak maka asam amino yangterdapat dalam darah juga banyak. Penyakit
yang ditimbulkan karena gangguan metabolisme proteinadalah penyakit
kurang energy dan protein, Hipoproteinemia, Hipo dan Agammaglubulinemia,
diabetesmellitus dan diabetes insipidus.
B. Saran
Demikianlah maklah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat bagi
pembaca dan selebihnya kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan dari para pembaca, agar sempurnalah makalah yang kami susun.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2019. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2019. Biokimia Harper
Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
Poedjiadi, Anna. 2014. Dasar-Dasar Biokimia. Cet. I; Jakarta: UI Press
Poedjiadi, Supriyanti. 2017. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press.
Sloane, Ethel. 2013. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)

12
Toha. 2013. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta.
Wirahadikusumah. 2015. Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung:
ITB.
Yazid, Estien dan Lisda Nursanti. 2016. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarja: Andi Offset

13

Anda mungkin juga menyukai