OLEH:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam marilah senantiasa kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang
telah membawa kita dari peradaban jahiliyah menuju peradaban yang terang
benderang seperti saat ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini tidak dapat dikatakan sempurna dan kita
tahu bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dalam
tugas selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ ii
A. Kesimpulan ............................................................................................... 7
B. Saran .......................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan makromolekul yang susunannya sangat kompleks yang
terbentuk dari gabungan molekul-molekul asam amino yang terhubung oleh
ikatan peptida sehingga membentuk rantai panjang yang disebut polpeptida
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu memelihara dan membangun sel-sel dan jaringan tubuh. Protein termasuk
makronutrien yakni nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar serta memiliki
peran yang besar pula. Semua kalangan membutuhkan nutrisi ini terutama anak-
anak untuk mendukung tumbuh kembangnya. Anak-anak membutuhkan protein
lebih banyak dari orang dewasa
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan protein?
2. Apa peran protein bagi tubuh?
3. Apa saja makanan yang tinggi akan protein?
4. Bagaimana dampak kelebihan protein bagi tubuh?
5. Bagaimana dampak kekurangan protein bagi tubuh?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi protein
2. Mengetahui peran protein bagi tubuh
3. Mengetahui makanan yang tinggi protein
4. Mengetahui dampak dari kelebihan protein bagi tubuh
5. Mengetahui dampak dari kekurangan protein bagi tubuh
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Protein berasal dari kata Bahasa Yunani yakni Protos yang artinya “yang
paling utama". Protein merupakan senyawa organik kompleks yang merupakan
polimer yang terbentuk dari monomer-monomer berupa asam amino yang saling
berikatan melalui ikatan peptida sehingga membentuk suatu rantai panjang yang
disebut sebagai polipeptida. Protein terdiri dari sejumlah asam amino yang
diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik. Asam amino dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis utama, yakni asam amino esensial (yang tidak dapat
diproduksi oleh tubuh) dan asam amino non esensial (dapat diproduksi oleh
tubuh.
2
3. Sebagai Alat Transportasi dan Penyimpanan Molekul Tubuh
Protein memiliki peran dalam mengangkut berbagai molekul tertentu.
Misalnya hemoglobin yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Protein
juga digunakan untuk menyimpan molekul tertentu, contohnya ferritin.
Ferritin merupakan protein yang dikombinasikan dengan zat besi yang
disimpan di hati yang berfungsi sebagai buffer jika tubuh mengalami
kekurangan atau kelebihan zat besi.
4. Pembentukan Enzim dan Hormon
Protein berperan dalam pembentukan enzim dan hormon dalam tubuh.
Baik enzim maupun hormon merupakan zat yang sangat penting bagi
tubuh. Enzim berperan dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi dalam
tubuh. Sedangkan hormon yang diproduksi kelerjar endokrin berfungsi
untuk membawa pesan kimiawi antar sel dalam tubuh.
5. Perbaikan dan Perawatan
Peran protein sangat vital dalam pemeliharaan jaringan tubuh, termasuk
pengembangan dan perbaikan. Mulai dari rambut, kulit, otot dan lain lain.
Inilah alasan mengapa anak-anak membutuhkan protein lebih banyak
dibandingkan orang dewasa, karena anak-anak masih dalam masa
pertumbuhan. Maka kehadiran protein yang cukup dalam tubuh mereka
menjadi sangat dibutuhkan agar pertumbuhan mereka menjadi optimal.
3
D. Dampak Kelebihan Protein
Sebelum mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan protein terlebih
dahulu kita harus mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein. Perlu
untuk dipahami bahwa kebutuhan protein harian tiap orang berbeda-beda
tergantung dari berat badan dan jenis aktivitas sehari-hari. Berikut adalah AKG
protein yang dibutuhkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
bagi bangsa Indonesia:
1. AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan: 12 gr
2. AKG Balita: 18 – 35 gr
3. AKG laki-laki:
a. Anak-anak (5-11 tahun): 49 – 56 gr
b. Remaja (12 s.d 25 tahun): 62 – 72 gr
c. Dewasa (26 s.d 45 tahun): 62 – 65 gr
d. Lansia (41 s.d 65 tahun): 65 gr
e. Manula (>65 tahun): 62 gr
4. AKG perempuan
a. Anak-anak (5-11 tahun): 49 – 60 gr
b. Remaja (12 s.d 25 tahun): 56 – 69 gr
c. Dewasa (26 s.d 45 tahun): 56 gr
d. Lansia (41 s.d 65 tahun): 56 gr
e. Manula (>65 tahun): 56 gr
f. Masa kehamilan dan menyusui: ditambah 20 gr dari kebutuhan
berdasarkan usia
Protein memang memiliki peran yang sangat baik bagi tubuh. Namun, protein
juga tidak baik bagi tubuh jika berlebihan. Berikut dampak kelebihan protein
bagi tubuh:
1. Tubuh menghasilkan produk limbah yang disebut ammonia ketika
memecah protein. Ammonia diubah menjadi zat kimia yang disebut urea
oleh hati. Seharusnya, urea dibuang dari dalam tubuh melalui urin. Namun
pada kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal ginjal atau hati, tubuh tidak
dapat mengeluarkan urea. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah
seperti kelelahan ekstrim hingga koma, atau bahkan kematian.
2. Mengonsumsi protein berlebih, apalagi jika disertai dengan pembatasan
karbohidrat, dapat menyebabkan penumpukan keton yang dapat
membahayakan ginjal.
4
3. Terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein yang berasal dari
daging merah dan produk olahan susu berlemak dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung.
4. Kelebihan protein juga diduga membuat tubuh membuang kalsium melalui
urine. Ketika badan kita kelebihan protein, tubuh memproduksi sulfat.
Bahan kimia inilah yang dapat menyebabkan kalsium terlepas dari tulang.
Padahal kekurangan kalsium bisa menyebabkan osteoporosis.
5. Dampak lain dari tingginya asupan protein adalah rasa haus yang tak henti
meski telah meminum air dalam jumlah banyak. Saat tubuh kelebihan
protein, ginjal akan bekerja ekstra untuk membuang kelebihan protein
serta limbah nitrogen dari metabolisme protein.
5
5. Dampak lain yang timbul akibat kekurangan asupan protein adalah
Kwashiorkor. Kwashiorkor adaalah kondisi parah akibat tubuh
kekurangan protein atau kalori dalam tubuh. Penyakit ini terjadi akibat sel
tubuh tertentu tidak mendapatkan protein yang mengakibatkan fungsi
normal sel mati dan tidak dapat berkembang dengan normal.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa protein
merupakan salah satu makromolekul dan makronutrien. Artinya protein
merupakan polimer yang tersusun atas monomer-monomer berupa molekul-
molekul asam amino yang saling terhubung melalui ikatan peptida dan
membentuk suatu rantai panjang yang disebut polipeptida. Dan protein sebagai
makronutrien merupakan nutrient yang dibutuhkan dalam jumlah besar dalam
tubuh. Tetapi perlu diingat bahwa meskipun dibutuhkan dalam jumlah besar, kita
tidak boleh kelebihan asupan protein. Karena hal tersebut dapat mengganggu
metabolism tubuh dan mengganggu kerja organ tubuh. Begitupun sebaliknya,
kita tidak boleh kekurangan asupan protein karena dapat menimbulkan penyakit
pada tubuh. Sehingga kita perlu mengetahui kadar asupan protein untuk tubuh
kita.
B. Saran
Penulis sangat menyarankan agar dalam memenuhi asupan protein haruslah
seimbang, yakni tidar berlebihan dan tidak kekurangan sehingga tidak ada
metabolism di dalam tubuh yang terganggu yang dapat mengakibatkan
menurunnya kinerja organ-organ tubuh.
7
DAFTAR PUSTAKA