Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROTEIN DAN ASAM AMINO


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Makanan
Dosen Pengampu: Hanifah Setiowati, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 3

1. Hanik Nurul Inayah 1908076026


2. Mubtadiul Fauziyyah 1908076032
3. Annisa Dhaifa Salsabilla 1908076040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT


yang telah memberikan petunjuk dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Kimia Bahan Makanan” dengan judul
“Protein dan Asam Amino”. Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan
kepada nabi kita besar Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk hidup
yaitu Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Bahan Makanan
di program studi pendidikan kimia pada UIN Walisongo. Selanjutnya, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hanifah Setiowati,
M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Kimia Bahan Makanan yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari berbagai kekurangan dan masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
yang konstruktif dari para pembaca diharapkan dapat meningkatkan makalah.

Semarang, 07 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Klasifikasi protein dan asam amino ................................................... 3
B. Peran protein dan asam amino .......................................................... 5
C. Sumber-sumber protein ...................................................................... 8
D. Konsumsi protein yang ideal ............................................................. 8
E. Dampak dan penyakit akibat kekurangan dan kelebihan protein ...... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A. Kesimpulan ....................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein adalah salah satu kelompok bahan makronutrien. Dibandingkan
dengan bahan makronutrien lain (lemak dan karbohidrat) protein berperan
lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada perannya sebagai
sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya
mengandung N, di samping C,H,O, dan S. Protein merupakan makromolekul
terbanyak dalam sel (hampir setengah berat keringnya). Protein juga
merupakan polimer asam amino yang terikat satu sama lain dengan ikatan
peptida berbobot molekul tinggi.
Protein dapat didefinisikan sebagai senyawa makromolekul polipeptida
yang berbobot molekul tinggi dan tersusun dari sejumlah asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Di alam dapat dijumpai beratus-ratus
macam asam amino, namun hingga saat ini diketahui bahwa pada dasarnya
protein tersusun hanya 20-21 macam asam amino yang khas.
Asam amino merupakan kesatuan gugus yang mengandung satu gugus
asam (Karboksil –COOH), satu gugus basa (Amino –NH2), satu gugus
radikal (–R), serta satu atom hidrogen (–H). Gugus R merupakan unsur
pembeda antar asam amino, yaitu membedakan dalam hal ukuran, bentuk,
muatan dan aktivitas protein. Dalam membentuk protein, asam-asam amino
berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida, yaitu ikatan C–O–N–H
dengan melepaskan satu molekul air. Satu molekul protein dapat terdiri dari
12 – 18 asam amino.
Pangan yang merupakan sumber protein adalah: telur, ikan, daging
(pangan hewani), serta kacang-kacangan dan biji-bijian (pangan nabati).
Konsumsi protein, harus sesuai takaran yang tepat agar tidak menimbulkan
efek samping sehingga manfaat protein dapat digunakan tubuh secara ideal.
Takaran protein yang dikonsumsi harus sesuai dengan Angka Kecukupan
Gizi (AKG). AKG adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata
zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang

1
dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat
aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. Apabila seseorang
mengonsumsi protein sesuai takaran AKG, maka ia akan terhindar dari
penyakit. Berdasar uraian tersebut, dalam makalah ini akan dibahas lebih
lengkap mengenai protein dan asam amino.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana klasifikasi protein dan asam amino?
2. Bagaimana peran penting protein dan asam amino untuk pertumbuhan dan
perkembangan?
3. Apa saja sumber-sumber protein?
4. Bagaimana konsumsi protein yang ideal?
5. Apa dampak dan penyakit akibat kekurangan dan kelebihan protein?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui klasifikasi protein dan asam amino.
2. Untuk mengetahui peran penting protein dan asam amino untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber protein.
4. Untuk mengetahui konsumsi protein yang ideal.
5. Untuk mengetahui dampak dan penyakit akibat kekurangan dan kelebihan
protein.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Protein Dan Asam Amino


1. Klasifikasi Protein
a. Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsinya
1) Protein Sebagai Enzim, merupakan protein yang dapat berfungsi
sebagai katalisator. Hampir seluruh reaksi kimia yang terjadi di tingkat
sel dikatalisis oleh enzim. Beberapa contoh enzim yang banyak
dimanfaatkan saat ini seperti, glukosa oksidase yang mengkatalisis
glukosa menjadi asam glukonat, urikase yaitu enzim yang dapat
membongkar asam urat menjadi alantoin. Saat ini sudah ditemukan
lebih dari 2000 jenis macam enzim yang mengkatalisis reaksi kimia
yang spesifik dan ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan.
2) Protein transport adalah protein yang dapat mengikat dan membawa
molekul atau ion yang khas dari satu organ ke organ lainnya. Contoh
protein transport yang mudah adalah mioglobin yang menyimpan dan
mendistribusikan oksogen ke dalam otot. Hemoglobin adalah protein
yang membawa oksigen melalui aliran darah dari jantung ke jaringan
yang memerlukannya untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga
merupakan protein transport yang terdapat dalam sel darah merah.
Hemoglobin dapat mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru.
Oksigen dibawa dan dilepaskan pada jaringan periferi yang dapat
dipergunakan untuk mengoksidasi nutrient (makanan) menjadi energi.
Pada plasma darah terdapat lipoprotein yang berfungsi mengangkut
lipida dari hati ke organ. Protein transport lain yang terdapat dalam
membran sel berperan untuk membawa beberapa molekul seperti
glukosa, asam amino dan nutrient lainnya melalui membran menuju sel.
3) Protein Nutrient sering disebut juga protein penyimpanan, protein ini
merupakan cadangan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Beberapa contoh protein ini, sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari seperti ovalbumin merupakan protein

3
utama putih telur, kasein sebagai protein utama dalam susu. Contoh
lainnya adalah protein yang menyimpan zat besi yaitu ferritin yang
terdapat di dalam jaringan hewan.
4) Protein Kontraktil juga dikenal sebagai protein motil, di dalam sel
organisme protein ini berperan untuk bergerak seperti aktin dan myosin.
Kedua protein ini merupakan filament yang berfungsi untuk bergerak
di dalam sistem kontraktil dan otot kerangka. Contoh lainnya adalah
tubulin pembentuk mikrotubul merupakan zat utama penyusun flagel
dan silia yang menggerakkan sel
5) Protein struktural, jenis protein ini berperan untuk menyangga atau
membangun struktur biologi makhluk hidup. Misalnya kolagen adalah
protein utama dalam urat dan tulang rawan yang memiliki kekuatan dan
liat. Persendian mengandung protein elastin yang dapat meregang
dalam dua arah. Jenis lain adalah kuku, rambut dan bulu-buluan
merupakan protein keratin yang liat dan tidak larut dalam air. Kolagen
yang terdapat dalam tulang rawan, tendon, dan tulang.
b. Klasifikasi Protein Berdasarkan Bentuknya
1) Protein Globular
Rantai polipeptida berlipat menjadi (globular), biasanya larut dalam
air,sebagian besar mempunyai fungsi gerak. Contoh: enzim
2) Protein Serabut
Rantai polipeptida memanjang pada satu membentuk serabut panjang,
tidak larut dalam air.hampir sumbu, semua protein serabut memberikan
fungsi structural atau pelindung.contoh: keratin, kolagen.
2. Klasifikasi Asam Amino
a. Asam Amino Berdasarkan Rantai Samping
1) Asam amino alifatik: Alanine, glisin, isoleusin, leusin, prolin dan valin.
2) Asam amino aromatik: fenilalanin, triptofan dan tirosin
3) Asam amino gugus NH2 dan gugus COOH: asam aspartat dan asam
glutamat.
4) Asam amino dasar: arginin, histidin dan lisin.
5) Asam amino Hidroksil: serin dan treonin.

4
6) Asam amino mengandung Sulfur: sitosin dan metionin.
7) Asam amino mengandung gugus amida: asparagines dan glutamin.
b. Asam Amino Esensial
Ada beberapa asam amino yang penting bagi manusia dan tidak dapat
disintesis oleh tubuh seperti: arginin, fenilalanin, Valin, treonin, triptofan,
isoleusin, metionin, leusin, lisin, dan histidin. Kenari, almond, kacang Brasil,
kacang mete dan kacang tanah adalah sumber yang kaya dari asam amino
esensial L-arginine, Arginine, isoleusin dan fenilalanin. Ikan adalah sumber
dari isoleusin, lisin dan metionin. Kacang kedelai kaya isoleusin, lisin,
metionin, triptofan dan valine. Telur merupakan sumber yang baik dari
metionin, isoleusin, lisin dan Tryptophan.
c. Asam amino non esensial
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dengan mudah
disintesis oleh tubuh kita. Asam amino non esensial adalah: Alanine, sistein,
sistin, glutamin, glisin, glutamat, arginin, tirosin, serin, asparagines, asam
aspartat, selenocysteine dan prolin.

B. Peran Protein dan Asam Amino untuk Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Peran Penting Protein
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan
Protein dalam tubuh secara bergantian dipecah (katabolisme) dan
disintesis kembali (anabolisme). Sebelum berfungsi sebagai zat
pembangun, asam-asam amino esensial yang diperlukan harus tersedia
terlebih dahulu. pertumbuhan atau penambahan sel baru bisa dilakukan
jika telah tersedia kombinasi asam amino yang sesuai dalam segi jenis
dan jumlah.
b. Berperan dalam berbagai sekresi tubuh
Hormon-hormon seperti tiroid, insulin, epinefrin, dan sebagainya
adalah merupakan protein. Demikian juga dengan berbagai enzim seperti
amilase, katalase, lipase, juga merupakan protein. Kedua komponen
tersebut besar peranannya dalam proses sekresi metabolisme tubuh.

5
c. Mengatur keseimbangan air
Cairan di dalam tubuh terdiri dari tiga kompartemen, yaitu
intraselular (di dalam sel), ekstraselular/intraselular (di luar sel/di antara
sel), dan intravaskular (di dalam pembuluh darah). Perpindahan cairan
antar kompartemen tersebut terjadi dengan proses osmotik dan harus
dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostasis. Keseimbangan
tersebut dapat terjadi dengan melibatkan protein dan elektrolit. Jika tubuh
kekurangan protein maka proses keseimbangan tersebut akan terganggu
sehingga menjadikan adanya penumpukan cairan di salah satu
kompartemen yang disebut sebagai oedema.
d. Mengatur netralitas jaringan tubuh
Sifat protein yang amfoter menyebabkan protein bertindak sebagai
“buffer” yang bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga
keseimbangan pH pada taraf konstan, yaitu umumnya berada pada pH
netral atau sedikit alkali (pH 7.35-7.45).
e. Membantu pembentukan antibodi
Kemampuan tubuh untuk menangkal serangan toksik dan
melakukan detoksifikasi sangat tergantung pada enzim-enzim yang
terdapat di dalam hati. Dalam keadaan kekurangan protein maka
pembentukan enzim tersebut akan terhambat sehingga menjadi rentan
terhadap penyakit.
f. Berperan dalam transpor zat gizi
Zat-zat gizi yang telah dicerna harus diangkut menuju sel-sel tubuh
untuk dapat dimanfaatkan. Pengangkutan zat-zat gizi tersebut sebagian
besar dilakukan oleh protein, seperti lipoprotein yang berperan dalam
mengangkut lipida dan bahan-bahan sejenis lipida, serta transferin yang
berperan mengangkut zat besi dan mangan.
g. Sumber energi
Energi yang dihasilkan dari protein sebanding dengan jumlah yang
dihasilkan oleh karbohidrat, yaitu 4 kkal/g protein. Meskipun demikian,
protein sebagai sumber energi relatif lebih mahal dibandingkan dengan
karbohidrat.

6
2. Peran penting asam amino
a. Pengaturan sintesis protein
Asam amino rantai cabang atau Branched chain amino acids
(leusin, valin, dan isoleusin) adalah asam amino esensial penting untuk
atlet dan individu yang aktif, karena digunakan untuk metabolisme
energi dalam kerja otot. Selain itu, leusin berperan penting dalam
mengatur sintesis protein. Suplementasi protein telah terbukti dapat
mengurangi kerusakan otot, yang ditandai dengan penurunan kadar CK
(Creatine kinase) untuk mengurangi nyeri otot dan meningkatkan fungsi
otot (Millard et al, 2011).
b. Meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati
Triptofan penting untuk pertumbuhan bayi, memicu produksi
serotonin, yang merupakan komponen saraf yang mengatur nafsu makan,
tidur, suasana hati, dan nyeri, serta melatonin yang mempengaruhi siklus
tidur. Banyak ditemukan pada daging singa laut, daging rusa, kedelai,
bayam, rumput laut, putih telur, dan kalkun (Cahyawati, 2020).
c. Dapat digunakan untuk menurunkan berat badan
L-carnitine merupakan turunan asam amino yang berperan
penting dalam kesehatan manusia. L-carnitine dapat membantu
menurunkan berat badan. L-carnitine yang diperoleh dari makanan,
efektivitasnya akan meningkat. Selain itu melalui olahraga yang teratur
maka proses penurunan berat badan akan berjalan lebih cepat (Velishya,
2020).

C. Sumber-Sumber Protein
Kualifikasi protein berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi
protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk
daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung,
jerohan. Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani yang
berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan
kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak,tetapi
ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis

7
kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit lemak, sehingga
baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Namun kerang-
kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik untuk
dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis burung lain serta
telurnya, juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas baik.
Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak
kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol
(Sediaoetama. A.D, 1985).
Sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan biji-bijian seperti
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa dan lain-
lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak selengkap pada
protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu dengan mencampurkan
dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis asam amino pembatasnya
akan saling melengkapi kandungan proteinnya. Bila dua jenis protein yang
memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda dikonsumsi
bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi
oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain. Dua protein
tersebut saling mendukung sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih
tinggi daripada salah satu protein itu.
Contohnya yaitu dengan mencampurkan dua jenis bahan makanan
antara campuran tepung gandum dengan kacang-kacangan, dimana tepung
gandum kekurangan asam amino lisin, tetapi asam amino belerangnya
berlebihan, sebaliknya kacang-kacangan kekurangan asam amino belerang
dan kelebihan asam amino lisin. Pencampuran 1:1 antara tepung gandum dan
kacang-kacangan akan membentuk bahan makanan campuran yang telah
meningkatkan mutu protein nabati. Karena itu susu dengan sereal, nasi
dengan tahu, kacang-kacangan dengan roti, bubur kacang hijau dengan ketan
hitam merupakan kombinasi menu yang dapat meningkatkan mutu protein
dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan.

8
D. Konsumsi Protein yang Ideal
Protein diperlukan tubuh untuk membuatnya tumbuh dan mengganti
sel-sel yang rusak. Makanan kaya protein seperti susu, daging, telur, ikan dan
kacang-kacangan akan diurai tubuh menjadi asam amino dan diserap oleh
tubuh. Sisanya akan dibuang bersama air kencing. Dalam mengonsumsi
protein, ada kadar tertentu yang harus diperhatikan agar tidak kekurangan
maupun kelebihan. Sehingga, protein dapat dimanfaatkan oleh tubuh dengan
baik. Berikut merupakan angka kecukupan energi dan protein (per orang per
hari) yang dianjurkan.
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi dan Proteinyang dianjurkan (per
orang per hari)
Berat Tinggi
Energi Protein
Kelompok Umur Badan Badan
(kkal) (g)
(kg) (cm)
Bayi /Anak
0 – 5 bulan1 6 60 550 9
6 – 11 bulan 9 72 800 15
1 – 3 tahun 13 92 1350 20
4 – 6 tahun 19 113 1400 25
7 – 9 tahun 27 130 1650 40
Laki-laki
10 – 12 tahun 36 145 2000 50
13 – 15 tahun 50 163 2400 70
16 – 18 tahun 60 168 2650 75
19 – 29 tahun 60 168 2650 65
30 – 49 tahun 60 166 2550 65
50 – 64 tahun 60 166 2150 65
65 – 80 tahun 58 164 1800 64
80+ tahun 58 164 1600 64
Perempuan
10 – 12 tahun 38 147 1900 55

9
13 – 15 tahun 48 156 2050 65
16 – 18 tahun 52 159 2100 65
19 – 29 tahun 55 159 2250 60
30 – 49 tahun 56 158 2150 60
50 – 64 tahun 56 158 1800 60
65 – 80 tahun 53 157 1550 58
80+ tahun 53 157 1400 58
Hamil (+an)
Trimester 1 +180 +1
Trimester 2 +300 +10
Trimester 3 +300 +30
Menyusui (+an)
6 bln pertama +330 +20
6 bln kedua +400 +15
30 – 49 tahun 56 158 2150 60
50 – 64 tahun 56 158 1800 60
65 – 80 tahun 53 157 1550 58
80+ tahun 53 157 1400 58
Hamil (+an)
Trimester 1 +180 +1
Trimester 2 +300 +10
Trimester 3 +300 +30
Menyusui (+an)
6 bln pertama +330 +20
6 bln kedua +400 +15
Pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-5 bulan bersumber dari pemberian ASI
Eksklusif

E. Kelebihan dan Kekurangan Protein


Protein memang sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi terlalu banyak
mengonsumsi protein juga akan menimbulkan masalah didalam tubuh. Begitu

10
juga dengan jika mengalami kekurangan protein, maka tubuh akan rentan
sekali terhadap beberapa penyakit. Berikut ini dampak dan penyakit yang
ditimbulkan jika tubuh kelebihan dan kekurangan protein:
1. Akibat Kelebihan Protein di Dalam Tubuh
a. Kelebihan protein akan di simpan dalam tubuh dalam tubuh lemak
sehingga akan menjadi semakain gemuk.
b. Memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada
metabolisme asam amino (deaminasi).
c. Produksi urine berlebihan dapat menggangu penampilan.
d. Mineral-mineral penting seperti potasium, kalsium, magnesium akan
terbuang bersama urine sehingga dapat menimbulkan dehidrasi.
e. Protein bukan energi yang siap pakai, proses metabolisme
memerlukan waktu yang lama.
f. Protein merupakan sumber energi yang kurang efesien karena SDA
(specific dynamic action) atau energi yang di butuhkan untuk proses
metabolisme cukup besar yakni 30-40% padahal SDA karbohidrat
hanya 6-7% dan SDA lemak 4-14%.
2. Akibat Kekurangan Protein di Dalam Tubuh
a. Kerontokan rambut
Kurangnya asupan protein bisa memicu kerontokan rambut. Hal
ini karena saat tubuh kekurangan protein, laju pertumbuhan rambut
akan melambat dan semakin banyak folikel rambut yang memasuki
fase istirahat. Efeknya, rambut menjadi rapuh, mudah rontok, dan
menjadi lebih tipis.
b. Gangguan fungsi otak dan kesehatan mental
Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan fungsi otak.
Alasannya adalah karena asam amino yang terdapat pada protein
dibutuhkan untuk pembentukan beragam jenis neurotransmitter, yaitu
senyawa kimia yang berperan mengantar stimulus atau pesan ke sel
saraf otak maupun otot. Asam amino yang terkandung dalam protein
juga diperlukan untuk pembentukan dopamin dan serotonin yang
berkaitan dengan suasana hati. Kekurangan dopamin dan serotonin

11
bisa membuat suasana hati menjadi buruk dan memicu gangguan
perilaku.
c. Imunitas tubuh menurun
Kekurangan protein dapat menurunkan kekebalan atau imunitas
tubuh. Itulah sebabnya, orang yang kebutuhan proteinnya tidak
tercukupi dengan baik lebih rentan terkena penyakit, khususnya
penyakit infeksi.
d. Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat
Pertumbuhan dan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh
kecukupan asupan proteinnya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya,
protein merupakan bahan baku berbagai jaringan, hormon, dan
neurotransmitter. Jika asupan protein anak kurang, tentu saja proses
pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu. Salah satu
tandanya adalah anak mengalami stunting atau memiliki tubuh yang
lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya.
e. Proses penyembuhan luka menjadi lambat
Kekurangan asupan protein dapat memperlambat proses
penyembuhan luka. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu
penyebab luka yang sulit sembuh adalah rendahnya kadar protein di
dalam tubuh. Hal ini tentu tidak mengherankan, karena protein
dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membentuk
jaringan baru.
3. Penyakit yang Disebabkan Karena Kekurangan Protein
a. Marasmus
Anak-anak dan bayi rentan terhadap kekurangan protein.
Marasmus adalah kurangnya nutrisi penting yang parah. Marasmus
adalah penyakit fatal yang menyebabkan penurunan berat badan, dan
dehidrasi. Anak terlihat kurus kering dengan rambut kemerahan.
b. Kwashiorkor
Kurangnya protein dan karbohidrat seperti beras, ubi jalar, dan
pisang menyebabkan kwashiorkor. Ini adalah penyakit gizi buruk
yang sering terjadi pada anak agak besar. Gejala kwashiorkor

12
termasuk perut bengkak karena retensi cairan, kulit mudah mengalami
borok yang tak kunjung sembuh. Gejala umum untuk marasmus
seperti mudah marah, diare, kelelahan, pertumbuhan terbatas dan
gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan mental.
c. Cachexia
Cachexia adalah penyakit yang menyebabkan melemahnya
otot rangka akibat kekurangan protein. Hal ini terkait dengan penyakit
kronis seperti AIDS, kanker, gagal ginjal kronis, penyakit paru
obstruktif kronik dan rheumatoid arthritis. Hal ini menyebabkan
penurunan berat badan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Klasifikasi Protein dan Asam Amino
a. Klasifikasi Protein
1) Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsinya
a) Protein Sebagai Enzim
b) Protein transport
c) Protein Nutrient
d) Protein Kontraktil
e) Protein struktural
2) Klasifikasi Protein Berdasarkan Bentuknya
a) Protein Globular
b) Protein Serabut
b. Klasifikasi Asam Amino
1) Asam Amino Berdasarkan Rantai Samping
2) Asam Amino Esensial
3) Asam Amino Non esensial
2. Peran Penting Protein dan Asam Amino dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan
a. Protein
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan
2) Berperan dalam berbagai sekresi tubuh
3) Mengatur keseimbangan air
4) Mengatur netralitas jaringan tubuh
5) Membantu pembentukan antibodi
6) Berperan dalam transpor zat gizi
7) Sumber energi
b. Asam Amino
1) Pengaturan sintesis protein
2) Meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati

14
3) Dapat digunakan untuk menurunkan berat badan
3. Sumber-sumber Protein
Kualifikasi protein berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi protein
hewani dan protein nabati
4. Konsumsi Protein yang Ideal
Protein diperlukan tubuh untuk membuatnya tumbuh dan mengganti sel-sel
yang rusak. Dalam mengonsumsi protein diperlukan kadar sebagaimana
Tabel 1 yang sesuai angka kecukupan gizi agar dapat bekerja dengan baik
dalam tubuh.
5. Dampak dan Penyakit Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
a. Akibat Kelebihan Protein di Dalam Tubuh
1) Kelebihan protein menyebabkan tubuh menjadi gemuk.
2) Memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada
metabolisme asam amino (deaminasi).
3) Produksi urine berlebihan dapat menggangu penampilan.
4) Menimbulkan dehidrasi.
5) Proses metabolisme memerlukan waktu yang lama.
b. Akibat Kekurangan Protein di Dalam Tubuh
1) Kerontokan rambut
2) Gangguan fungsi otak dan kesehatan mental
3) Imunitas tubuh menurun
4) Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat
5) Proses penyembuhan luka menjadi lambat
c. Penyakit Yang Disebabkan Karena Kekurangan Protein
1) Marasmus
2) Kwashiorkor
3) Cachexia

15
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Cahyawati, Wiwit Agung Sri Nur. 2020. Mengenal Asam Amino Esensial.
Furkon, Leily Amalia. Mengenal Zat-zat Gizi Makro. Diakses pada 9 Maret 2022
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEBI4428-M1.pdf
Hanum, G.R. 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar. Sidoarjo: Umsida Press.
Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Julianto, T.S. 2013. Biokimia: Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an.
Kemenkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk
Masyarakat Indonesia.
Millard, William D, dkk. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Olahraga. Amerika Serikat:
William and Wilkins.
Primasoni, Nawan. Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga,
Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi Bagi Mahasiswa dan Profesi.
Jakarta: Dian Rakyat.
Velishya, Aileen. 2020. Kenali Manfaat L-Karnitin Bagi Kesehatan Tubuh.
Wahyudiati, D. 2017. Biokimia. Mataram: Leppim Mataram

17

Anda mungkin juga menyukai