KELAS XII
i |P r a k t i k u m K i m i a / K e l a s X I I I P A
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
KELAS XII
Tim Penyusun:
LABORATORIUM KIMIA
UIN WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Besar harapan bahwa buku paduan praktikum Kelas XII ini dapat
bermanfaat bagi praktikan dan berbagai pihak yang membutuhkan. Dan
juga, kami, memberikan kesempatan bagi seluruh pihak untuk
memberikan saran-saran, ataupun kritikan yang membangun tentang
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada buku paduan praktikum
Kelas XII ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………iv
PERATURAN PRAKTIKUM……………………………………………………………………………1
KESELAMATAN KERJA…………………………………………………………………………………3
LAMBANG-LAMBANG BAHAYA…………………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………41
PERATURAN PRAKTIKUM
1 |P r a k t i k u m K i m i a / K e l a s X I I I P A
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
KELAS XII
KESELAMATAN KERJA
LAMBANG-LAMBANG BAHAYA
Simbol Keterangan
Nama:Toxic Lambang: T
Nama: Flammable
Nama: Oxidizer
Nama: Poison
Nama: Harmful
Nama: Radioactive
1. Halaman Cover
Memuat :
a. Judul Acara Praktikum
b. Nama Guru Pembimbing
c. Logo sekolah
d. Nama, Kelas dan Kelompok Praktikan
e. Tempat dilaksanakannya Praktikum (Nama Sekolah dan Tahun
Ajaran)
2. Halaman Isi
Memuat :
Judul Praktikum
A. Tujuan
Rumusan tujuan sesuai dengan judul
B. Dasar Teori
Uraikan teori-teori yang mendasari dan mendukung
percobaan, dengan menyebutkan sumber pustakanya. Dasar
teori tidak perlu terlalu banyak tetapi harus sesuai dengan
percobaan yang dilakukan.
C. Alat dan Bahan
Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan :
1. Alat
2. Bahan
3. Analisis Sifat Bahan (MSDS)
Alat dan bahan yang digunakan berbentuk tabel dan ditulis
dengan spesifikasinya.
D. Prosedur Kerja
Disusun dalam bentuk diagram alir dan kalimat pasif supaya
lebih mudah dipahami.
E. Hasil Pengamatan
Catat hasil dari percobaan beserta gejala-gejala yang
menyertainya, selain itu apabila percobaan bersifat
kuantitatif, perhitungan juga dimasukkan.
1. Pengamatan
2. Perhitungan
F. Pembahasan
Bahaslah hasil percobaan yang dilakukan dengan mengacu
pada dasar teori. Hal yang perlu dibahas adalah :
a. Jalannya percobaan
b. Fungsi penambahan zat/ fungsi perlakuan terhadap sistem
c. Reaksi-reaksi yang terjadi
d. Kesesuaian teori dengan praktik dan sebab-sebabnya
e. Jawaban dari pertanyaan
G. Kesimpulan
Tulis kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan,
mengacu pada tujuan percobaan.
H. Daftar Pustaka
Uraikan buku, jurnal atau sumber lain yang diacu untuk
membuat laporan. Penulisan daftar pustaka mengikuti
petunjuk sebagai berikut :
Penulis. Tahun Penerbitan. Judul Buku. Jilid. Edisi. Kota
Penerbit: Nama Penerbit, halaman yang diacu.
Jumlah buku atau jurnal yang diacu minimal 3, tidak termasuk
buku petunjuk praktikum ini.
I. Lampiran
Lampiran berisi Laporan Sementara yang telah dibuat siswa
setelah selesai praktikum.
P
1 PERCOBAAN
A. Tujuan
Menentukan besarnya Derajat Ionisasi Asam Asetat
B. Dasar Teori
Derajat Ionisasi adalah besaran yang digunakan untuk
menentukan kekuatan elektrolit. Biasa dilambangkan dengan
symbol alfa ( atau bisa juga disebut sebagai besaran yang
menyatakan banyaknya molekul yang telah terionisasi atau
banyaknya zat yang dapat terionisasi dibagi dengan zat mula-
mula (Chang, 1998).
Menurut Archenius asam didefinisikan sebagai suatu
senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion
hidrogen (H+) sedangkan basa adalah melepaskan ion hidroksida
(OH-). Namun reaksi ini hanya berlaku pada pelarut air tidak
pada yang bukan pada pelarut air. Sebagai contoh reaksi yang
berlangsung pada larutan dengan amonia cair sebagai pelarut:
HCl H+ + Cl-
HNO3 H+ + NO3-
CH3COOH H+ + CH3COO-
CH3COOH CH3COO- + H+
Ka =
2. Bahan
1. Aquades -
2. Larutan Asam Asetat 0,1 M
3. Larutan NaCl 0,1 M
4. Larutan Urea 0,1 M
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan 100 ml Aquades kedalam gelas kimia A, larutan
NaCl pada gelas kimia B, larutan Asam Asetat pada gelas
kimia C, dan larutan Urea pada gelas kimia D.
2. Didihkanlah aquades yang telah dimasukkan kedalam gelas
kimia dengan menggunakan pembakar spirtus.
3. Catatlah suhu larutan pada saat mendidih
4. Hitunglah sesuai rumus mencari derajat ionisasi
E. Hasil Pengamatan
F. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan derajat ionisasi?
2. Apa perbedaan derajat ionisasi larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit?
3. Bagaimanakah cara memperoleh hasil derajat ionisasi?
G. Kesimpulan
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
H. Daftar Pustaka
Ahmad, Hiskia. 1999. Kimia Fisika. Jakarta : Depdikbud.
Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas
Muslim Indonesia: Makassar.
Chang, Raymond, 1998. Chemistry Fifth Edition. New York.
McGraw-Hill.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1
edisi 3, Jakarta: Erlangga.
Dogra, S dan Dogra, Sk. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal.
Penerbit: UI Press.
P
2 PERCOBAAN
A. Tujuan
1. Menyelidiki reaksi redoks yang dapat berlangsung spontan
dan tidak dapat berlangsung spontan.
2. Menyelidiki daya desak dan urutan daya reduksi beberapa
jenis logam.
B. Dasar Teori
Sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus
listrik dari energi yang dihasilkan oleh reaksi di dalam selnya,
yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Reaksi
setengah-sel yang melibatkan hilangnya elektron disebut reaksi
oksidasi (Oxidation reaction). Sedangkan, Reaksi setengah-sel
yang melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi oksidasi
(Reduction reaction). (Raymond Chang, 2004: 100).
Daya desak logam atau sering disebut kereaktifan logam
adalah kemampuan suatu logam untuk bereaksi melepaskan
elektron, dan mengalami reaksi oksidasi. Disebut demikian
karena satu ion atau atom dalam reaksi digantikan oleh ion (atau
atom) lainnya dari unsur yang lain. Dalam reaksi logam-HCl, ion
H+ digantikan oleh ion logam. (Raymond Chang, 2004: 103).
Reaksi pergantian adalah merupakan reaksi redoks yang
paling umum. Sebuah logam dalam senyawa dapat juga digantikan
oleh logam lainnya yang berada dalam keadaan bebas. Sebagai
contoh, ketika logam seng ditambahkan ke dalam larutanyang
mengandung tembaga sulfat (CuSO4), seng menggantikan ion-ion
Cu2+ dari larutannya. (Raymond Chang, 2004: 103).
2. Bahan
No. Bahan Konsentrasi
1. Logam Cu -
2. Logam Mg -
3. Logam Pb -
4. Larutan CuSO4 1M
5. Larutan MgSO4 1M
6. Larutan PbSO4 1M
7. Larutan ZnSO4 1M
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Siapkan logam Cu lalu ampelas hingga bersih, kemudian
gunting menjadi 4 potongan kecil dengan ukuran 3 mm.
3. Siapkan 4 tabung reaksi dan isikan tabung satu dengan
larutan CuSO4, tabung dua dengan larutan MgSO4, tabung
tiga dengan larutan PbSO4, dan tabung empat dengan larutan
ZnSO4.
4. Masukkan logam Cu yang telah diampelas ke dalam setiap
tabung reaksi dengan menggunakan pinset, kemudiaan amati
perubahan yang terjadi.
5. Lakukan percobaan yang sama untuk logam-logam yang lain.
E. Hasil Pengamatan
F. Pertanyaan
1. Pada praktikum ini, bagaimana cara melihat terjadi atau
tidaknya pendesakan ion logam?
2. Apa tujuan sebenarnya dari pengamplasan logam?
3. Pada proses pendesakan oleh logam, reaksi apakah yang
terjadi terhadap logam dan terhadap ion logam? Tuliskan
reaksi yang terjadi pada praktikum ini.
4. Berdasarkan praktikum ini, tunjukkan urutan kekuatan logam
sebagai reduktor!
G. Kesimpulan
.................................................................
.................................................................
.................................................................
H. Daftar Pustaka
P
3 PERCOBAAN
A. Tujuan
Menguji sel volta yang mempunyai daya hantar listrik pada buah
B. Dasar Teori
Sel volta adalah sel elektrokimia yang beroprasi secara
spontan dan dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik
yang dapat digunakan untuk melakukan kerja (Oxtoby, 2001:
379). Sel elektrokimia adalah alat khusus yang dapat membuat
interaksi antara energi kimia (reaksi kimia) dengan energi listrik
(Syukri S, 1999: 514). Sel volta terdiri atas dua elektroda yaitu
(katoda dan anoda) dan zat elektrolit (Hiskia Achmad, 2001: 43).
Di dalam sel volta anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi diberi tanda (-) sedangkan katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi dan diberi tanda (+) (Hiskia Achmad,
2001:45). Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan arus
listrik, dapat bersifat asam, basa, dan garam. Elektron akan
bergerak dari elektroda negatif (anoda) menuju ke elektroda
positif (katoda) (Hiskia Achmad, 2001: 46).
Potensial standar sel adalah nilai gaya gerak listrik sel
yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi standar
elektroda yang mengalami oksidasi. Nilai potensial standar
dinyatakan dalam satuan volt (V).
2. Bahan
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pisahkan kabel positif dan negatif
3. Kupas kabel agar diperoleh tembaga
4. Lilitkan tembaga kabel pada penjepit buaya
5. Jepit kaki lampu LED dengan jepitan buaya tadi
6. Tancapkan 1 paku dan 1 uang koin pada setiap jeruk nipis
7. Sambungkan paku dan logam pada jeruk nipis lain dengan
menggunakan kabel
8. Tempelkan selotip atau dengan menggunakan penjepit kertas
9. Sambungkan kabel pada jeruk dengan kabel lampu
10. Lakukan cara yang sama pada buah belimbing wuluh dan lemon
11. Amati nyala lampu pada jeruk nipis, belimbing wuluh dan
lemon
E. Hasil Pengamatan
F. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!
2. Dari percobaan yang telah dilakukan manakah yang bertindak
sebagai katoda dan anoda?
3. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada katoda dan
anoda!
4. Tuliskan notasi sel volta dari persamaan katoda dan anoda!
G. Kesimpulan
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
H. Daftar Pustaka
P
4 PERCOBAAN
A. Tujuan
1. Mengetahui proses elektrolisis pada penyepuhan logam
2. Membuktikan dan mengetahui berat tembaga (logam) yang
melapisi koin 1000 dari percobaan elektrolisis
B. Dasar Teori
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi
listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari
proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit. Elektroda
yang digunakan dalam proses elektrolisis dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu: Elektroda inert, seperti kalsium (Ca),
potassium, grafit (C), Platina (Pt), dan emas (Au).
Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan
perak (Ag). Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam,
basa, atau garam, dapat pula leburan garam halide atau oksida.
Kombinasi antara elektrolit dan elektroda menghasilkan tiga
kategori penting elektrolisis yaitu:
a. Elektrolisis larutan dengan elektroda inert
b. Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
c. Elektrolisis leburan dengan elektroda inert
Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negative dan
anoda merupakan kutub positif. Pada katoda akan terjadi reaksi
reduksi, sedangkan pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi
(Imala, 2018).
Faktor yang memperngaruhi proses elektrolisis yaitu jenis
elektroda yang digunakan, kedudukan ion dalam elektrokimia, dan
kepekatan ion.
2. Bahan
D. Prosedur Kerja
a. Elektrolisis pada penyepuhan logam (paku)
1. Diisi gelas beaker dengan larutan CuSO4 sebanyak 50 ml
2. Ditempelkan salah satu kabel listrik pada ujung benda
yang ingin disepuh (paku), sedangkan ujung kabel listrik
lainnya ditempelkan pada lempeng logam tembaga.
3. Dimasukkan paku dan lempeng logam tembaga kedalam
gelas beaker berisi larutan CuSO4
4. Dihubungkan kabel pada paku dengan terminal negative
baterai yang telah disusun seri (sebagai katode),
sedangkan ujung kabel dari lempeng logam tembaga
dihubungkan dengan terminal positif baterai (sebagai
anode). (Bisa juga menggunakan power supply)
5. Jika menggunakan power supply, ditekan tombol ON pada
saklar dan dilakukan elektrolisis selama 2 menit
6. Setelah 2 menit, diamati apa yang terjadi pada paku dan
elektroda Cu serta diukur juga pH larutan setelah
dielektrolisis dengan pH paper
E. Hasil Pengamatan
1. Elektrolisis pada penyepuhan logam (paku)
Keadaan
Nama Sebelum Sesudah
PH larutan =
Jumlah Cu yang diendapkan dikatoda:
pH=
[H+] =
V = .. mL = … L
mol Cu = … mol
W Cu = mol Cu . Ar Cu = … gram
F = mol e- = …
F. Pertanyaan
1. Gejala apa yang terjadi pada paku dan elektroda Cu?
2. Bagaimanakah reaksi yang terjadi pada paku selama
elektolisis berlangsung?
3. Bagaimanakah reaksi yang terjadi pada elektroda Cu selama
elektolisis berlangsung?
4. Tentukan elektroda mana yang bertindak sebagai anoda dan
katoda?
G. Kesimpulan
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
H. Daftar Pustaka
P
5 PERCOBAAN
A. Tujuan
Mengetahui sifat amfoter pada Aluminium (Al3+)
B. Dasar Teori
Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat,
lembek, dan kurang kuat tetapi ringan. Logam ini reaktif dan
segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan
oksidanya yang membungkus badan logam sehingga menghalangi
oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan karat.
Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb,
menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas,
misalnya untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat
rumah tangga, kerangka bangunan, dll (Mulyono, 2007).
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa,
melebur pada 659 . Bila terkena udara, objek-objek aluminium
teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini
melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer
dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat
dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer (Svehla, 1990).
Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan
asam sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan
garamnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi
karena permukaan menjadi pasif, tetapi dalam keadaan tidak
murni akan bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang
kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan
aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen (Mohsin, 2006).
2. Bahan
1. Padatan (AlCl3) 2 ml
2. Larutan (NaOH) 2M
3. Larutan (HCl) 2 tetes
4. Larutan metil violet -
5. Larutan NH4OH 2-3 tetes
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan 2 mL garam aluminium (AlCl3) ke dalam tabung
reaksi dan tambahkan beberapa tetes NH4OH. Amati apa
yang terjadi!
2. Tambahkan NH4OH hingga berlebih dan amati perubahan!
3. Memasukkan 2 mL garam aluminium (AlCl3) ke dalam tabung
reaksi yang lain dan tambahkan beberapa tetes larutan
NaOH.
4. Endapan yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama diteruskan penambahan NaOH hingga berlebih,
bagian kedua ditambahkan asam klorida. Amati perubahan
yang terjadi!
E. Hasil Pengamatan
F. Pertanyaan
1. Bagaimana karakteristik sifar aluminium?
2. Jelaskan pengertian amfoter!
3. Bagaimana cara menganalisis sifat amfoter pada aluminium?
4. Analisislah bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan!
5. Pada percampuran endapan putih + HCl apa yang akan terjadi?
Jelaskan mengapa itu terjadi!
G. Kesimpulan
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
H. Daftar Pustaka
Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium dan Senyawanya. Bandung :
Sinar Baru Algensindo.
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media
Pustaka.
P
6 PERCOBAAN
A. Tujuan
1. Mengetahui pembentukan garam halida dari unsur-unsur
golongan halogen
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia unsur golongan utama
(halogen, alkali dan alkali tanah)
B. Dasar Teori
Golongan VII A atau golongan halogen merupakan golongan
yang reaktif, semakin kebawah tingkat kereaktifannya semakin
berkurang. Golongan ini dapat digunakan sebagai oksidator yang
kuat karena mudah menangkap elektron. Golongan halogen bisa
terdapat dalam bentuk molekul diatomik. Pembuatan dapat
dilakukan dengan mengoksidasi senyawa halida dengan MnO4 atau
KMnO4 dalam asam sulfat pekat (Satria, 2008:44).
Kenaikan titik leleh dan titik didih berdasarkan pada
bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa
molekul-molekul yang lebih besar mempunyai daya tarik-menarik
yang lebih besar juga (Keenan, 1984:228). Halogen memiliki
energi ionisasi yang tinggi dan afinitas elektron yang positif
besar. Fakta ini menyarankan bahwa unsur golongan halogen akan
lebih mudah membentuk anion dengan jenis X-. Anion yang
diturunkan dari unsur halogen disebut dengan halida. Kebanyakan
halida logam alkali dan alkali tanah adalah senyawa ionik (Chang,
2005:251).
Semua unsur halogen merupakan zat pengoksidasi atau
oksidator. Kekuatan oksidasi halogen menurun dari F2 ke I2.
Flourin merupakan zat pengoksidasi kuat yang dibuat hanya
2. Bahan
1. Akuades 250 ml
2. Fluoresein -
3. Fluoresein-KBr -
4. Larutan KI 2 ml, 2 tetes
5. Kertas saring 2 buah
6. Larutan NaBr 2 ml, 2 tetes
7. Larutan NaCl 2 ml, 2 tetes
8. Larutan AgNO3 3 ml
9. Larutan Pb(NO3)2 3 ml
D. Prosedur Kerja
a. Uji Garam Halida
1. Memipet larutan NaCl dan AgNO3 sebanyak 1 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi A
2. Memipet larutan NaCl dan Pb(NO3)2 sebanyak 1 ml
kemudian dimasukkan pada tabung reaksi B dan dipanaskan
3. Memipet larutan NaBr dan AgNO3 sebanyak 1 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi C
4. Memipet larutan NaBr dan Pb(NO3)2 sebanyak 1 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi D
5. Memipet larutan KI dan AgNO3 sebanyak 1 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi E
6. Memipet larutan KI dan Pb(NO3)2 sebanyak 1 ml dan
dimasukkan pada tabung reaksi F
7. Mengamati perubahan pada setiap tabung reaksi
E. Hasil Pengamatan
1. Uji Pembentukan Garam Halida
F. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada uji pembentukan garam
halida!
2. Jelaskan sifat fisik dan kimia dari golongan utama (halogen,
alkali dan alkali tanah)!
3. Jelaskan hasil yang anda peroleh dari percobaan uji
pembentukan garam halida beserta alasannya!
4. Jelaskan hasil yang anda peroleh dari percobaan uji halogen
bebas beserta alasannya!
G. Kesimpulan
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
H. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Keenan, Charles.1984. General Collage Chemistry. Jakarta:
Erlangga.
Satria, Vani. 2008. Uraian Lengkap Sistem Periodik Unsur Kimia.
Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.
DAFTAR PUSTAKA