Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Metabolisme Protein

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komputer dan Internet


Oleh Dosen Pengampu Bapak Syarif Hidayat, S.Pd Kor, M.Or

Disusun Oleh
Kelompok 2
Kelas A
Adnan Bakule (832422012) Jakaria Satinggi (832422020)
Abdulah Ibrahim (832422035) Moh. Djalil taidi (832422032)
Azril Pakaya (832422011) Resti Regina Kai (832422014)
Denid Datau (832422026) Reski Malik (832422017)
Fito R. Moo (832422008) Rizki y. Djaina (832422023)

PRODI S-1 KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena senantiasa


memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Metabolisme Protein” oleh dosen pengampu Bapak Syarif Hidayat, S.Pd Kor,
M.Or dapat diselesaikan. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu
persyaratan untuk menunjang nilai mata kuliah Komputer dan Internet.
Penyusunan makalah ini, penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua
itu menjadikan penulis lebih termotivasi untuk menyelesaikannya. Makalah ini
juga tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Gorontalo, 10 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.2 Metabolisme Protein..................................................................................3
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh
karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam
amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak memiliki oleh
lemak atau karbohidrat.
Untuk dapat melakukan fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau
lebih konformasi spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-
kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals dan sistem
kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk
memahami fungsi protein pada tingkat molekul.
Pada metabolisme, asam amino akan melakukan pelepasan gugus amino,
kemudian perubahan kerangka karbon dalam molekul asam amino. Proses
pelepasan gugus amino terjadi pada deaminasi dan transmisi oksidatif. Deaminasi
oksidatif menggunakan dehidrogenese dalam katalis, sedangkan jika transmisi
yaitu proses katabolisme asam amino yang melibatkan gugus amino pada satu
asam amino terhadap asam amino yang lain.
Asam amino yang paling sederhana ialah glisin, yang hanya mempunyai
satu atom hidrogen sebagai rantai samping. Asam amino berikut adalah alamin,
dengan gugus metil sebagai rantai samping. Rantai samping hidrokarbon yang
lebih besar (tiga dan empat karbon) ditemukan pada valin, leusin dan isoleusin.
Asam amino tidak dapat disimpan pada tubuh manusia. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kurangnya sumber energy lain, tubuh manusia akan
menggunakan asam amino dalam sumber energi. Tidak seperti lemak dan
karbohidrat, asam amino membutuhkan pelepasan gugus amino yang bertempat di
deaminasi nitrogen α-amino didalam asam – asam amino. Namun, tidak
disarankan untuk mengonsumsi protein secara berlebihan karena bisa berdampak
buruk bagi kesehatan. Asupan protein yang terlalu tinggi diduga dapat
memengaruhi proses metabolisme dan memperberat kerja ginjal.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme protein?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yakni:
1. Mengetahui metabolisme Protein.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Metabolisme Protein


Kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan
pertama". Kata yang diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938 untuk
menekankan pentingnya golongan ini. Struktur protein merupakan sebuah struktur
biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein, khususnya polipeptida
merupakan suatu polimer yang merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai
asam L-α-amino (urutan ini juga disebut sebagai residu). Perjanjiannya, suatu
rantai yang panjangnya kurang dari 40 residu disebut sebagai polipeptida, bukan
sebagai protein.
Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Metabolisme protein merupakan proses kimia dan fisik yang
mencakup pada perubahan (anabolisme) protein menjadi asam amino dan
penguraian (katabolisme) asam amino pada protein. Asam amino yang telah
tersebar melewati darah dan masuk dalam jaringan tubuh, akan disintesis kembali
menjadi protein. Protein ini berfungsi untuk mempertahankan fungsi sel-sel yang
masih normal.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia biokimia didalam
organisme dan sel. Metabolisme mencakup proses sintesis (anabolisme) dan
proses penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Protein adalah
produk yang dihasilkan oleh ekspresi informasi genetik merupakan polimer asam
amino yang terikat pada satu sama lain dalam ikatan dalam sel hidup. Protein
dapat didefinisikan sebagai senyawa organik yang kompleks dengan struktur
dasar tersusun atas 20 jenis asam amino yang berbeda yang saling berikatan.
kebutuhan protein manusia bisa terpenuhi dari bahan-bahan yang ada di alam,
baik nabati maupun hewani.

3
Sumber protein dapat digolongkan menjadi 2, yaitu sumber protein
konvensional dan juga sumber protein non konvensional. Beberapa sumber
protein konvensional hewani adalah daging, susu, telur, ikan, kerang-kerangan,
udan merupakan sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak,
namun ada sebagian orang yang alergi terhadap beberapa sumber protein yang
berasal dari laut ini. Kerang-kerangan dan kuning telur juga mengandung
kolesterol yang banyak, sehingga tidak baik bagi orang yang sedang melakukan
diet rendah kolesterol. Presentase jumlah protein yang dapat dicerna, diserap dan
atau dimetabolisme oleh tubuh disebut dengan derajat cerna suatu protein.
Penguraian protein dalam sistem pencernaan mengikut sertakan seluruh organ
pencernaan dan juga kerja dari bebrapa enzim sesuai dengan serangkaian proses
yang berlangsung dalam sistem pencernaan. Alur proses protein dalam tubuh
meliputi pencernaan protein dalam rongga mulut dan kerongkongan, pencernaan
protein dalam lambung, dan pencernaan protein dalam usus besar dan anus.
Protein sangat penting bagi tubuh karena memiliki zat makanan. Zat ini
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Daging, susu dan telur termasuk pada sumber protein yang
berkualitas tinggi. Protein hewani juga dianggap sebagai protein yang lengkap dan
bermutu tinggi, karena memiliki kandungan asam amino essensial yang lengkap
dan susunannya mendekati apa yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa sumber
protein konvensional nabati adalah, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan
polong-polongan. Sayuran dan buah-buahan mengandung jumlah protein yang
lebih kecil dibandingkan dengan makanan bersumber tumbuhan lainnya.
Sel tubuh manusia hanya dapat menyerap suatu zat dalam bentuk yang
sederhana. Begitu juga dengan protein, tubuh hanya bisa menyerapnya ketika
protein sudah diuraikan dalam bentuk yang paling sederhana yaitu asam amino,
sehingga akan dapat bekerja dalam sistem seluler. Penguraian protein dalam
sistem pencernaan mengikut sertakan seluruh organ pencernaan dan juga kerja
dari bebrapa enzim sesuai dengan serangkaian proses yang berlangsung dalam
sistem pencernaan.

4
1. Pencernaan Protein dalam Rongga Mulut dan Kerongkongan
Proses pencernaan protein yang masih berupa makro molekul kompleks
yang berlangsung dalam rongga mulut dan kerongkongan melibatkan organ
pememroses makanan secara mekanik, seperti gigi, dan saliva dalam rongga
mulut. Gigi berfungsi sebagai penghalus makanan dan saliva berfungsi sebagai
pelumas rongga mulut. Keberadaan makanan dalam mulut akan merangsang
kelenjar ludah untuk mengeuarkan saliva. Saliva akan membasahi makromolekul
kompleks yang dihancurkan oleh gigi dan membuatnya menjadi semi padat,
sehingga akan memudahkan proses penelanan makanan. Kemudian lidah akan
mendorong bolus makanan memasuki kerongkongan. Dalam proses ini protein
tidak atau belum diproses, karena dalam saliva tidak mengandung enzim protease
yang dapat merombak protein.

2. Pencernaan Protein dalam Lambung


Bolus-bolus yang sudah ditampung dalam lambung kemudian akan
bereaksi dengan enzimenzim yang ada dalam lambung. Salah satu enzim yang ada
pada lambung yaitu enzim pepsin yang berasal dari getah labung. Enzim ini hanya
akan terbentuk jika asam lambung (HCL) bertemu dengan protein, HCL akan
mengaktivasi pepsinogen menjadi pepsin. Kemudian penguraian rangkaian
protein secara biokimia akan menstimulus pepsin yang semula pasif menjadi aktif.
Dalam hal ini, pepsin hanya memulai proses pencernaan protein. Pepsin akan
memecah protein menjadi gugus molekul yang lebih sederhana yaitu pepton dan
peptosa. Setelah dipecah keduanya ini masih berupa polipeptida yang belum bisa
diabsorbsi oleh usus halus.

3. Pencernaan Protein dalam Usus Halus


Polipeptida yang dihasilkan dari reaksi sebelumnya akan bercampur
dengan enzim protease atau erepsin dalam usus halus. Enzim ini berasal dari
pankreas yang disalurkan melalui dinding membran. Protease mengandung
beberapa prekursor antara lain prokarboksipeptida, kimotripsinogen, tripsinogen,
proelastase, dan collagenase. Masing masing prekursor protease ini akan
menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino yang berbeda-beda. Tripsin

5
dan kimotripsi memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil, proelastase
dikeonversi menjadi elastase yang mendigesti serat elastin pada daging. Setelah
protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat
pada dinding usus penyerapan akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari
proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui aliran darah ke seluruh sel-sel
tubuh. Penjelasan mengenai keterkaitannya dengan sistem peredaran darah akan
diperinci dalam pembahasan selanjutnya.

4. Pencernaan Protein dalam Usus besar dan Anus


Absorbsi asam amino yaitu dengan difusi melintasi lapisan mucus sebelum
absorbs melintasi epitel. Kemudian asam amino akan memasuki kapiler sistem
vana portal atau lateal limfatik. Apabila asam amino yang dihasilkan dari proses
pencernaan protein sebelumnya menghasilkan asam amino dengan jumlah yang
berlebih, maka sisa yang tidak terserap oleh jonjot usus akan dirombah menjadi
senyawa-senyawa seperti Amoniak (NH3) dan Amonium (NH4OH). Selain itu,
residu makanan yang tidak bisa dicerna oeh tubuh seperti selulosa, sisa empedu
dan sisa cairan, akan masuk ke usus besar, epitel usus aktif akan menyerap
kembali cairan sehingga hasil residu berbentuk padat. Residu dari empedu
memberikan warna yang khas terhadap residu dari sistem pencernaan. Residu
tersebut akan dikeluarkan dari dalam tubuh manusia melalui reflek defekasi.
Presentase jumlah protein yang dapat dicerna, diserap dan atau
dimetabolisme oleh tubuh disebut dengan derajat cerna suatu protein. Derajat
cerna protein nabati berbeda dengan protein hewani, hal ini dapat terjadi karena
protein nabati terletak di dalam sel yang terlindungi oleh selulosa, sedangkan
enzim yang bekerja dalam sistem pencernaan tidak dapat menghidrolisiskan
selulosa, sehingga akan sedikit sekali protein yang dapat diserap oleh tubuh
manusia.
Berbeda dengan protein hewani, protein ini mudah diserap dan juga
dicerna oleh enzim-enzim yang berada dalam sistem pencernaan. Protein hewani
juga mengandung asam amino essensial yang hampir mirip dengan kebutuhan
asam amino dalam tubuh manusia dalam jumlah yang lengkap dan seimbang,
selain itu juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Sehingga protein hewani memiliki

6
derajat cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan derajat cerna protein nabati.
Sumber protein di alam dapat dijumpai pada tumbuhan atau disebut sebagai
protein nabati dan diperoleh pula dari protein hewani yang bersumber dari hewan.
Suatu protein biasanya mengandung berbagai asam amino yang berbeda
dihubungkan melalui ikatan peptida. Protein sangat dibutuhkan makhluk hidup
untuk memproduksi protein-protein baru sesuai yang diperlukan oleh tubuh.
Protein merupakan penyusun tubuh manusia karena biomolekul
merupakan senyawa-senyawa yang mengandung karbon yang menyusun beberapa
bagian sel hidup dan melakukan reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan sel
tersebut tumbuh, mempertahankan diri, bereproduksi, dan menggunakan cadangan
energi. Biomolekul yang paling penting adalah asam nukleat, protein, karbohidrat,
dan lipid. protein berperaan aktif sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon
dan pembentuk membran.
Protein merupakan komponen yang penting dari tubuh dan diperlukan
untuk struktur tubuh dan beberapa fungsi tubuh. Kebutuhan protein bagi tubuh
adalah 10-15% dari total energi dengan proporsi asupan protein nabati adalah 60-
80% kebutuhan protein dan protein hewani sebesar 20- 40% kebutuhan protein.
Asupan protein dalam jumlah yang tidak sesuai kebutuhan akan menimbulkan
efek merugikan bagi kesehatan tubuh.
1. Pada biomolekul protein peran pertamanya secara umum adalah sebagai
enzim, dimana enzim ini berfungsi sebagai katalis dalam setiap reaksi kimia,
berikut beberapa peran enzim dalam tubuh: Dalam sistem pencernaan, enzim
membantu organ untuk memecah molekul komleks menjadi molekul yang
lebih simpel, seperti glukosa yang dengan dipecahnya menjadi molekul yang
lebih kecil glukosa dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi
dalam tubuh manusia.
2. Replikasi DNA, setiap bagian sel dalam tubuh manusia mengandung DNA.
Di mana setiap kali sel membelah DNA akan disalin dan direplika sesuai
dengan induk selnya. Dalam hal ini enzim membantu membukakan untaian
DNA dan juga menyalin informasi yang ada dalam DNA tersebut.
3. Enzim hati berfungsi sebagai filter dari setiap makanan yang dimakan oleh
manusia, dan tak jarang juga tanpa sadar manusia memakan makanan yang

7
mengandung sesuatu yang berbahaya dan atau bersifat racun bagi tubuh,
disinilah hati akan memecah racun dalam tubuh, dan untuk meakukannya hati
memerlukan berbagai macam enzim.
Peranan kedua yakni sebagai alat transpor, sebagai mana kita tau dalam
tubuh manusia terdapat beberapa sistem organ yang membutuhkan saluran untuk
menjalankan kerjanya, diantaranya yaitu sistem pencernaan, pernafasan dan juga
sistem peredaran darah. Diantara kinerja sisitem organ tersebut proteinlah yang
berfungsi sebagai alat transpor. Salah satu contohnya adalah penyaluran oksigen
dari paru- paru menuju jantung dan atau sebaliknya, serta penyaluran oksigen dari
paruparu menuju seluruh tubuh dan atau sebaliknya, dalam hal ini memanfaatkan
hemoglobin (protein) yang digunakan untuk mengikat oksigen dan juga substansi
lain dalam melalui peredaran darah.
Peranan selanjutnya yaitu sebagai pembentuk antibodi, antibodi
merupakan glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresikan sebagai respon
dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Antibodi diproduksi
oleh sel limfosit B sebagai bagian dari respon imun adaptif. Sistem imunitas
manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk
melawan anti gen, selain itu antibodi juga digunakan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menetraisirkan benda asing daam tubuh manusia seperti
bakteri dan juga virus. Dari sini saja kita sudah bisa membayangkn betapa
pentingnya protein sebagai zat penyusun tubuh manusia.
Peranan selanjutnya adalah sebagai hormon, hormon merupakan sebuah
zat kimia yang dihasilkan oleh adanya organ tubuh tertentu dari adanya kelenjar
endokrin yang berfungsi untuk memacu fungsi dari organ tubuh lainnya. Hormon
dapat dikategorikan menjadi enam yaitu hormone steroid, amino, peptide, protein,
glikoprotein, dan eicosanoid. Beberapa hormone merupakan turunan dan
modifikasi dari protein. Contoh hormone yang merupakan turunan dari protein
antara lain oksitosin, vasopressin, TSH, LH, FSH, dan Tirosin.
Hormon memiliki peran penting dalam mengendalikan proses
pertumbuhan, metabolisme, kekebalan, reproduksi dan juga pola hidup manusia
itu sendiri. Peran tersebut yang terakhir adalah sebagai pembentuk membran,
membran merupakan salah satu bagian yang dimiliki oleh setiap sel yang berupa

8
lapisan antar muka yang biasa disebut dengan membran plasma, yang berfungsi
untuk melindungi sel dari lingkungan luar sel serta menunjang sistem
keberlangsungan hidup sel yang bekerja di dalam sitoplasma.
Meski kekurangan protein tidak baik bagi tubuh, kelebihan protein juga
bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah beberapa
dampak kelebihan protein dalam tubuh:
1. Penumpukan keton dan bau mulut
Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan
mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi atau menjalani diet
keto dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga
menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat
membahayakan ginjal.

2. Peningkatan berat badan


Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat
badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini
justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan
disimpan sebagai jaringan lemak.
Hal ini lebih mungkin terjadi jika mengonsumsi makanan berprotein tinggi
yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging
berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan
tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga
ikut bertambah.

3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa
metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring
dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Inilah alasan mengapa asupan protein yang
tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang
mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau
mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

9
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging
berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh
karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang
bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dan stroke.

5. Kehilangan kalsium
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang
kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat
tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Sebenarnya,
bukan hanya jumlah protein saja, namun sumber protein yang dikonsumsi juga
perlu diperhatikan. Para ahli menyarankan untuk memilih asupan protein dari
beberapa sumber, baik sumber hewani seperti ikan, maupun sumber protein nabati
seperti kacang dan biji-bijian. Walau kelebihan protein diduga berkaitan dengan
peningkatan risiko terjadinya beberapa penyakit, namun sejauh ini masih perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji dampak kelebihan protein secara umum
pada kesehatan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metabolisme Protein adalah proses pencernaan yang memecah Protein
untuk mendapatkan energi. Manusia memperoleh Protein dari makanannya.

3.2 Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan karena kurangnya sumber referensi yang didapatkan
penulis. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

11
Daftar Pustaka
Beti Dwi Suryandari, dan Nurmasari Widyastuti. (2015). Hubungan Asupan
Protein Obesitas Pada Remaja. Journal of Nutrition College. Vol. 4(2):
492-498
Diana, F. M. (2010). Fungsi dan Metabolisme Protein dalam Tubuh. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol. 4(1), 47–52.
Dwi Fitri Khotimah, Ulinnuha Nur Faizah, Titah Sayekti. (2021). Protein sebagai
Zat Penyusun dalam Tubuh Manusia: Tinjauan Sumber Protein Menuju
Sel. Jurnal Sains. Vol. 1: 127-133.
K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai