Metabolisme Protein
Disusun Oleh
Kelompok 2
Kelas A
Adnan Bakule (832422012) Jakaria Satinggi (832422020)
Abdulah Ibrahim (832422035) Moh. Djalil taidi (832422032)
Azril Pakaya (832422011) Resti Regina Kai (832422014)
Denid Datau (832422026) Reski Malik (832422017)
Fito R. Moo (832422008) Rizki y. Djaina (832422023)
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.2 Metabolisme Protein..................................................................................3
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme protein?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sumber protein dapat digolongkan menjadi 2, yaitu sumber protein
konvensional dan juga sumber protein non konvensional. Beberapa sumber
protein konvensional hewani adalah daging, susu, telur, ikan, kerang-kerangan,
udan merupakan sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak,
namun ada sebagian orang yang alergi terhadap beberapa sumber protein yang
berasal dari laut ini. Kerang-kerangan dan kuning telur juga mengandung
kolesterol yang banyak, sehingga tidak baik bagi orang yang sedang melakukan
diet rendah kolesterol. Presentase jumlah protein yang dapat dicerna, diserap dan
atau dimetabolisme oleh tubuh disebut dengan derajat cerna suatu protein.
Penguraian protein dalam sistem pencernaan mengikut sertakan seluruh organ
pencernaan dan juga kerja dari bebrapa enzim sesuai dengan serangkaian proses
yang berlangsung dalam sistem pencernaan. Alur proses protein dalam tubuh
meliputi pencernaan protein dalam rongga mulut dan kerongkongan, pencernaan
protein dalam lambung, dan pencernaan protein dalam usus besar dan anus.
Protein sangat penting bagi tubuh karena memiliki zat makanan. Zat ini
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Daging, susu dan telur termasuk pada sumber protein yang
berkualitas tinggi. Protein hewani juga dianggap sebagai protein yang lengkap dan
bermutu tinggi, karena memiliki kandungan asam amino essensial yang lengkap
dan susunannya mendekati apa yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa sumber
protein konvensional nabati adalah, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan
polong-polongan. Sayuran dan buah-buahan mengandung jumlah protein yang
lebih kecil dibandingkan dengan makanan bersumber tumbuhan lainnya.
Sel tubuh manusia hanya dapat menyerap suatu zat dalam bentuk yang
sederhana. Begitu juga dengan protein, tubuh hanya bisa menyerapnya ketika
protein sudah diuraikan dalam bentuk yang paling sederhana yaitu asam amino,
sehingga akan dapat bekerja dalam sistem seluler. Penguraian protein dalam
sistem pencernaan mengikut sertakan seluruh organ pencernaan dan juga kerja
dari bebrapa enzim sesuai dengan serangkaian proses yang berlangsung dalam
sistem pencernaan.
4
1. Pencernaan Protein dalam Rongga Mulut dan Kerongkongan
Proses pencernaan protein yang masih berupa makro molekul kompleks
yang berlangsung dalam rongga mulut dan kerongkongan melibatkan organ
pememroses makanan secara mekanik, seperti gigi, dan saliva dalam rongga
mulut. Gigi berfungsi sebagai penghalus makanan dan saliva berfungsi sebagai
pelumas rongga mulut. Keberadaan makanan dalam mulut akan merangsang
kelenjar ludah untuk mengeuarkan saliva. Saliva akan membasahi makromolekul
kompleks yang dihancurkan oleh gigi dan membuatnya menjadi semi padat,
sehingga akan memudahkan proses penelanan makanan. Kemudian lidah akan
mendorong bolus makanan memasuki kerongkongan. Dalam proses ini protein
tidak atau belum diproses, karena dalam saliva tidak mengandung enzim protease
yang dapat merombak protein.
5
dan kimotripsi memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil, proelastase
dikeonversi menjadi elastase yang mendigesti serat elastin pada daging. Setelah
protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat
pada dinding usus penyerapan akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari
proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui aliran darah ke seluruh sel-sel
tubuh. Penjelasan mengenai keterkaitannya dengan sistem peredaran darah akan
diperinci dalam pembahasan selanjutnya.
6
derajat cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan derajat cerna protein nabati.
Sumber protein di alam dapat dijumpai pada tumbuhan atau disebut sebagai
protein nabati dan diperoleh pula dari protein hewani yang bersumber dari hewan.
Suatu protein biasanya mengandung berbagai asam amino yang berbeda
dihubungkan melalui ikatan peptida. Protein sangat dibutuhkan makhluk hidup
untuk memproduksi protein-protein baru sesuai yang diperlukan oleh tubuh.
Protein merupakan penyusun tubuh manusia karena biomolekul
merupakan senyawa-senyawa yang mengandung karbon yang menyusun beberapa
bagian sel hidup dan melakukan reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan sel
tersebut tumbuh, mempertahankan diri, bereproduksi, dan menggunakan cadangan
energi. Biomolekul yang paling penting adalah asam nukleat, protein, karbohidrat,
dan lipid. protein berperaan aktif sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon
dan pembentuk membran.
Protein merupakan komponen yang penting dari tubuh dan diperlukan
untuk struktur tubuh dan beberapa fungsi tubuh. Kebutuhan protein bagi tubuh
adalah 10-15% dari total energi dengan proporsi asupan protein nabati adalah 60-
80% kebutuhan protein dan protein hewani sebesar 20- 40% kebutuhan protein.
Asupan protein dalam jumlah yang tidak sesuai kebutuhan akan menimbulkan
efek merugikan bagi kesehatan tubuh.
1. Pada biomolekul protein peran pertamanya secara umum adalah sebagai
enzim, dimana enzim ini berfungsi sebagai katalis dalam setiap reaksi kimia,
berikut beberapa peran enzim dalam tubuh: Dalam sistem pencernaan, enzim
membantu organ untuk memecah molekul komleks menjadi molekul yang
lebih simpel, seperti glukosa yang dengan dipecahnya menjadi molekul yang
lebih kecil glukosa dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi
dalam tubuh manusia.
2. Replikasi DNA, setiap bagian sel dalam tubuh manusia mengandung DNA.
Di mana setiap kali sel membelah DNA akan disalin dan direplika sesuai
dengan induk selnya. Dalam hal ini enzim membantu membukakan untaian
DNA dan juga menyalin informasi yang ada dalam DNA tersebut.
3. Enzim hati berfungsi sebagai filter dari setiap makanan yang dimakan oleh
manusia, dan tak jarang juga tanpa sadar manusia memakan makanan yang
7
mengandung sesuatu yang berbahaya dan atau bersifat racun bagi tubuh,
disinilah hati akan memecah racun dalam tubuh, dan untuk meakukannya hati
memerlukan berbagai macam enzim.
Peranan kedua yakni sebagai alat transpor, sebagai mana kita tau dalam
tubuh manusia terdapat beberapa sistem organ yang membutuhkan saluran untuk
menjalankan kerjanya, diantaranya yaitu sistem pencernaan, pernafasan dan juga
sistem peredaran darah. Diantara kinerja sisitem organ tersebut proteinlah yang
berfungsi sebagai alat transpor. Salah satu contohnya adalah penyaluran oksigen
dari paru- paru menuju jantung dan atau sebaliknya, serta penyaluran oksigen dari
paruparu menuju seluruh tubuh dan atau sebaliknya, dalam hal ini memanfaatkan
hemoglobin (protein) yang digunakan untuk mengikat oksigen dan juga substansi
lain dalam melalui peredaran darah.
Peranan selanjutnya yaitu sebagai pembentuk antibodi, antibodi
merupakan glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresikan sebagai respon
dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Antibodi diproduksi
oleh sel limfosit B sebagai bagian dari respon imun adaptif. Sistem imunitas
manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk
melawan anti gen, selain itu antibodi juga digunakan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menetraisirkan benda asing daam tubuh manusia seperti
bakteri dan juga virus. Dari sini saja kita sudah bisa membayangkn betapa
pentingnya protein sebagai zat penyusun tubuh manusia.
Peranan selanjutnya adalah sebagai hormon, hormon merupakan sebuah
zat kimia yang dihasilkan oleh adanya organ tubuh tertentu dari adanya kelenjar
endokrin yang berfungsi untuk memacu fungsi dari organ tubuh lainnya. Hormon
dapat dikategorikan menjadi enam yaitu hormone steroid, amino, peptide, protein,
glikoprotein, dan eicosanoid. Beberapa hormone merupakan turunan dan
modifikasi dari protein. Contoh hormone yang merupakan turunan dari protein
antara lain oksitosin, vasopressin, TSH, LH, FSH, dan Tirosin.
Hormon memiliki peran penting dalam mengendalikan proses
pertumbuhan, metabolisme, kekebalan, reproduksi dan juga pola hidup manusia
itu sendiri. Peran tersebut yang terakhir adalah sebagai pembentuk membran,
membran merupakan salah satu bagian yang dimiliki oleh setiap sel yang berupa
8
lapisan antar muka yang biasa disebut dengan membran plasma, yang berfungsi
untuk melindungi sel dari lingkungan luar sel serta menunjang sistem
keberlangsungan hidup sel yang bekerja di dalam sitoplasma.
Meski kekurangan protein tidak baik bagi tubuh, kelebihan protein juga
bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah beberapa
dampak kelebihan protein dalam tubuh:
1. Penumpukan keton dan bau mulut
Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan
mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi atau menjalani diet
keto dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga
menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat
membahayakan ginjal.
3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa
metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring
dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Inilah alasan mengapa asupan protein yang
tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang
mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau
mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.
9
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging
berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh
karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang
bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dan stroke.
5. Kehilangan kalsium
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang
kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat
tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Sebenarnya,
bukan hanya jumlah protein saja, namun sumber protein yang dikonsumsi juga
perlu diperhatikan. Para ahli menyarankan untuk memilih asupan protein dari
beberapa sumber, baik sumber hewani seperti ikan, maupun sumber protein nabati
seperti kacang dan biji-bijian. Walau kelebihan protein diduga berkaitan dengan
peningkatan risiko terjadinya beberapa penyakit, namun sejauh ini masih perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji dampak kelebihan protein secara umum
pada kesehatan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme Protein adalah proses pencernaan yang memecah Protein
untuk mendapatkan energi. Manusia memperoleh Protein dari makanannya.
3.2 Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan karena kurangnya sumber referensi yang didapatkan
penulis. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
11
Daftar Pustaka
Beti Dwi Suryandari, dan Nurmasari Widyastuti. (2015). Hubungan Asupan
Protein Obesitas Pada Remaja. Journal of Nutrition College. Vol. 4(2):
492-498
Diana, F. M. (2010). Fungsi dan Metabolisme Protein dalam Tubuh. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol. 4(1), 47–52.
Dwi Fitri Khotimah, Ulinnuha Nur Faizah, Titah Sayekti. (2021). Protein sebagai
Zat Penyusun dalam Tubuh Manusia: Tinjauan Sumber Protein Menuju
Sel. Jurnal Sains. Vol. 1: 127-133.
K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
12