Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Metabolisme Lemak

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komputer dan Internet


Oleh Dosen Pengampu Bapak Syarif Hidayat, S.Pd Kor, M.Or

Disusun Oleh
Kelompok 2
Kelas A
Adnan Bakule (832422012) Jakaria Satinggi (832422020)
Abdulah Ibrahim (832422035) Moh. Djalil taidi (832422032)
Azril Pakaya (832422011) Resti Regina Kai (832422014)
Denid Datau (832422026) Reski Malik (832422017)
Fito R. Moo (832422008) Rizki y. Djaina (832422023)

PRODI S-1 KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena senantiasa


memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Metabolisme Lemak” oleh dosen pengampu Bapak Syarif Hidayat, S.Pd Kor,
M.Or dapat diselesaikan. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu
persyaratan untuk menunjang nilai mata kuliah Komputer dan Internet.
Penyusunan makalah ini, penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua
itu menjadikan penulis lebih termotivasi untuk menyelesaikannya. Makalah ini
juga tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Gorontalo, 10 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.2 Metabolisme Lemak..................................................................................3
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat metabolisme sangat menentukan cara tubuh dalam mengubah
makanan dan minuman yang disantap, agar menjadi energi. Lalu, metabolisme
pun terkait dengan bagaimana tubuh menyimpan energi sehingga dapat digunakan
saat dibutuhkan. Secara khusus, kita dapat meningkatkan metabolisme dengan
meningkatkan massa otot dan menurunkan lemak tubuh. Jadi, dua cara tersebut
bisa kita gunakan untuk meningkatkan tingkat metabolisme. Metabolisme yang
lambat membuat kita sulit untuk menghilangkan lemak, tetapi lemak membuat
kita sulit untuk mempercepat metabolisme.
Istilah metabolisme mengacu pada keseluruhan reaksi kimia yang terjadi
di dalam sel-sel dalam tubuh. Setiap makhluk hidup melakukannya. Tujuan
besarnya pun hanya satu, yakni untuk mempertahankan hidupnya. Jika diurai,
metabolisme sebenarnya memiliki 3 tujuan utama. Ketiga tujuan tersebut adalah
mengubah makanan menjadi bahan baku penyusun beberapa jenis karbohidrat,
protein, asam nukleat hingga lipid, mengubah makanan energi untuk proses di
tingkat seluler dan memilah serta membuang limbah metabolis.
Metabolisme lemak adalah proses di mana asam lemak akan dicerna
kemudian dipecahkan untuk menghasilkan energi atau disimpan di dalam tubuh
sebagai cadangan energi. Proses metabolisme lemak terjadi di dalam usus dan
dibantu oleh enzim lipase yang terkandung di dalam usus. Secara lebih sederhana,
metabolisme juga dapat diartikan sebagai proses mengubah makanan dan
minuman menjadi energi. Energi inilah yang kemudian menjadi bahan bakar
tubuh melakukan segala aktivitasnya.
Ketika makanan masuk ke dalam usus, usus akan mengalami kontraksi
yang merangsang keluarnya hormon koleistokinin. Hormon tersebut merangsang
kantong empedu berkontraksi dan menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu
mengandung garam yang berfungsi untuk mengemulsi lemak menjadi butiran
lemak dengan ukuran yang lebih kecil.

1
Ukuran butiran lemak yang lebih kecil akan memudahkan proses hidrolisis
lemak oleh lipas yang diproduksi pankreas. Proses metabolisme sebagian besar
terjadi dalam usus namun jga dapat terjadi pada hati, sel-sel otot, dan sel-sel
lemak untuk dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai energi cadangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme lemak?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yakni:
1. Mengetahui metabolisme lemak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Metabolisme Lemak


Tubuh perlu energi untuk menjalankan setiap fungsinya tanpa henti setiap
hari. Energi tersebut didapat dari makanan. Karbohidrat adalah sumber energi
yang paling cepat tersedia sehingga dijadikan sebagai pilihan pertama, sementara
lemak dari makanan berfungsi sebagai cadangan. Lemak bersifat hidrofobik atau
tidak larut dalam air dan cenderung menjauhi air sehingga tidak dapat larut dalam
darah.
Keseimbangan adalah kunci agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik.
Untuk menjaga keseimbangan tersebut, ada dua proses penting dalam
metabolisme yaitu:
1. Anabolisme. Anabolisme merupakan proses membakar energi yang ada di
dalam tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Selama proses
perbaikan jaringan dan pembentukan jaringan yang baru, berbagai hormon
turut diproduksi. Saat makanan atau minuman yang dikonsumsi melebihi
kebutuhan, kalori yang dihasilkan akan disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Jadi saat dibutuhkan, tubuh tinggal mengambil cadangan energi yang
ada.
2. Katabolisme. Jika anabolisme berfokus pada pembakaran energi untuk
memperbaiki sel yang rusak dan membentuk sel-sel baru, beda halnya dengan
katabolisme. Proses katabolisme ada untuk menghasilkan energi yang
dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh untuk melakukan aktivitasnya. Pada
proses katabolisme, sel akan memecah karbohidrat dan lemak untuk
menghasilkan energi. Energi inilah yang digunakan dalam proses anabolisme.
Energi yang terbentuk juga digunakan untuk membuat otot agar berkontraksi,
menghangatkan badan hingga membuat tubuh bergerak.
  Proses katabolisme dan anabolisme berjalan secara beriringan dan
menghasilkan sisa-sisa metabolisme. Sisa-sisa metabolisme tersebut kemudian
akan dibuang melalui usus, ginjal, paru-paru dan kulit.

3
Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Oleh karena itu,
metabolisme lipida berarti proses pembakaran lipid atau lemak, ataupun proses
penguraian atau perombakan lemak di dalam tubuh. Hubungan antara proses
biologi dan kimia pada makhluk hidup saling berkaitan erat. Hal tersebut dapat
dilihat, misalnya dari proses pencernaan makanan dalam tubuh yang tidak lepas
dari kedua proses tersebut. Metabolisme kimiawi dalam sistem pencernaan
makanan memiliki peranan penting dalam tiap prosesnya. Reaksi-reaksi kimia
yang terjadi dalam sistem pencernaan dapat membantu pemecahan molekul-
molekul makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap
oleh tubuh.
Seperti halnya lemak juga merupakan sumber energi dalam proses
metabolime yang terjadi di dalam tubuh. Besarnya energi yang dihasilkan setiap
gram lemak adalah lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh 1 gram
karbohidrat atau 1 gram protein. 1gram lemak menghasilkan 9 kal, sedangkan
karbohidrat atau protein hanya menghasilkan 4 kal/gram . Lemak dan minyak
merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang. Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat
asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran at pada asam
lemak dengan akhira in, misalnya :
1. Tristearat dari gliserol diberi nama tristearin
2. Tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin
Selain itu, lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa
dipakai untuk penamaan suatu ester, misalnya:
1. Triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
2. Tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
Trigliserida merupakan molekul besar yang tersusun dari sejumlah
molekul yang lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak (fat) terbuat dari dua

4
jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Pembuatan lemak,
tiga molekul asam lemak masing-masing menggabungkan diri dengan gliserol
melalui tautan ester, ikatan antara gugus hidroksil dan gugus karboksil. Dengan
demikian, lemak yang dihasilkan, yang juga disebut triasilgliserol
(triacylglycerol), terdiri dari tiga asam lemak yang tertaut pada satu molekul
gliserol. Ketiga molekul asam lemak boleh 10 memiliki molekul yang berbeda.
Asam lemak yang ada di alam antara lain yaitu asam palmitate, stearate, oleat,
dan linoleate.
Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati /hepar
dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas, dengan
pH optimum 7,5 – 8 lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya
adalah dari lipid netral, yaitu trigliserida (ester antara gliserol dengan 3 asam
lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan
gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam
air, gliserol 2 masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan
monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam
bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).
Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi
trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara
pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini
kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Di dalam sel-sel
hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan
energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses
pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Pencernaan lemak terutama terjadi dalam
usus, karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang tidak

5
dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus lemak diubah dalam bentuk emulsi,
sehingga dengan mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalam cairan
pankreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol,
monogliserol, digliserida serta sisa trigliserida. Pegeluaran cairan pankreas
dirangsang oleh hormon sekretin dan pankreozimin.
Lemak yang keluar dari lambung masuk ke usus merangsang pengeluaran
hormon kolesistokinin yang pada gilirannya menyebabkan kantung empedu
berkontraksi hingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum. Lipid
lainnya yang dapat terhidrolisis oleh cairan pankreas antara lain adalah lesitin oleh
fosfolipase, fosfatase, dan esterase. Ester kolesterol dan kolesterol esterase
dihidrolisis menjadi kolesterol dan asam lemak. Pada proses oksidasi 1 gram
lemak dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat maupun
protein hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak mempunyai fungsi
melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau
goncangan, sumber energi, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak juga
merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung vitamin A, D, E, dan K.
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah orang makan, makanan yang
mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali normal.
Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk kilomikron,
partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak yang terikat dalam
albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas lemak
81-82%, Protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan
darah menjadi jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ
tubuh atau jaringan-jaringan, karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan,
terdapat dalam jumlah banyak pada jaringan adiposa dan otot jantung. Sebagian
besar lemak yang diabsorbsi diangkut ke hati. Disini lemak diubah menjadi
fosfolipid yang kemudian diangkut ke organ-organ maupun ke jaringan-jaringan
tubuh. Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang.
Kelainan dan gangguan klinis pada metabolisme lemak antara lain :

6
1. Wolman
Penyakit Wolman adalah gangguan yang dihasilkan ketika jenis spesifik
pada kolesterol dan gliserida menumpuk di jaringan, gangguan ini disebabkan
pembesaran limpa dan hati. Penyimpanan kalsium pada kelenjar adrenalin
membuat mereka lebih keras, dan diare lemak (steatorrhea) juga terjadi. Bayi
dengan penyakit Wolman biasanya meninggal dalam usia 6 bulan.

2. Cerebrotendinous Xanthomatosis
Terjadi ketika cholestanol, produk pada metabolisme kolesterol,
menumpuk pada jaringan. Gangguan ini segera megakibatkan gerakan yang tidak
terkoordinasi, dementia, katarak, dan perkembangan lemak (xanthomas) pada
tendon. Gejala-gejala kelumpuhan sering muncul setelah usia 30 tahun. Jika mulai
lebih awal, obat chenodiol membantu mencegah perkembangan penyakit ini,
tetapi tidak dapat membatalkan kerusakan apapun yang terjadi.

3. Sitosterolemia
Lemak dari buah-buahan dan sayuran menumpuk di darah dan jaringan.
Pembentukan lemak menyebabkan atherosclerosis, sel darah merah yang tidak
normal, dan penyimpanan lemak pada tendon (xanthomas). Pengobatan terdiri
dari pengurangan asupan makanan yang kaya akan lemak tumbuhan, seperti
minyak sayur, dan menggunakan resin cholestyramine.

4. Gauchers
Glucocerebroside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di
jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit
tersebut paling umum pada orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit
gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada
kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak kuning yang
disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang rawan 13 bisa
menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang. Kebanyakan orang mengalami
penyakit gaucher jenis 1, bentuk kronis, yang menghasilkan pembesaran hati dan
limpa dan kelainan tulang. Kebanyakan adalah orang dewasa, tetapi anak-anak

7
juga bisa mengalami jenis 1. Jenis 2, bentuk infantile, terbentuk pada masa bayi,
bayi dengan penyakit ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem syaraf
berat dan biasanya meninggal dalam waktu setahun. Jenis 3, bentuk juvenile, bisa
dimulai kapan saja selama masa kanak-kanak. Anak dengan penyakit ini
mengalami pembesaran hati dan limpa, kelainan tulang, dan kelainan sistem
syaraf yang berkembang dengan lambat. Anak yang bertahan hidup sampai remaja
bisa hidup untuk beberapa tahun. Kebanyakan orang dengan penyakit gaucher
bisa diobati dengan terapi penggantian enzim, dimana enzim diberikan dengan
cara infus, biasanya setiap 2 minggu. Terapi penggantian enzim lebih efektif
untuk orang yang tidak mengalami komplikasi sistem syaraf.

5. Tay-Sach
Ganglioside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk pada
jaringan. Penyakit tersebut paling sering terjadi asli yahudi di eropa timur. Pada
usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan
tampak mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan,
dementia, dan kebutaan. Anak ini biasanya meninggal di usia 3 atau 4 tahun.
Penyakit tay-sachs bisa diidentifikasikan pada janin dengan contoh chorionic
villus atau amniocentesis. Penyakit ini tidak dapat diobati atau disembuhkan.

6. Niemann-Pick
Kekurangan enzim khusus mengakibatkan penumpukan sphingomyelin
(produk metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunyai
beberapa bentuk, bergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan
demikian penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat
cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua
kelompok etnis. Pada bentuk berat yang sering terjadi (jenis A), anak gagal untuk
bertumbuh dengan baik dan mengalami masalah multiple neurologic. Anak ini
biasanya meninggal di usia 3 tahun. Anak dengan penyakit jenis B mengalami
pertumbuhan lemak di kulit, daerah berpigmen gelap, dan pembesaran hati, limpa,
dan batang limpa; mereka kemungkinan lambat secara mental. Anak dengan
penyakit jenis C mengalami gejalagejala di masa kanak-kanak, dengan serangan

8
dan kerusakan syaraf. Beberapa bentuk penyakit Niemann-Pick bisa didiagnosa
pada janin dengan contoh chrionic villus atau amniocentesis. Setelah lahir,
diagnosa bisa dibuat dengan biopsi hati (pengangkatan contoh jaringan untuk
diteliti di bawah mikroskop). Tidak satupun jenis pada penyakit Niemann-Pick ini
bisa disembuhkan, dan anak cenderung meninggal karena infeksi atau gangguan
progresif pada sistem syaraf pusat.

7. Fabry
Glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme lemak, menumpuk pada
jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan langka ini dibawa pada
kromosom X, penyakit fullblown terjadi hanya pada pria. Penumpukan glycolipid
menyebabkan pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker
(angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh. Kornea
menjadi berawan, mengakibatkan pandangan buruk. Rasa terbakar bisa terjadi
pada lengan dan kaki, dan orang tersebut bisa mengalami peristiwa demam. Orang
dengan penyakit fabry segera mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung,
meskipun seringkali mereka hidup ke dalam masa dewasa. Gagal ginjal bisa
menyebabkan tekanan darah tinggi, yang bisa mengakibatkan stroke. Penyakit
fabry bisa didiagnosa di dalam janin dengan contoh chorionic villus atau
amniocentesis. Penyakit fabry tidak dapat disembuhkan atau bahkan diobati
secara lsngsung, tetapi peneliti menginvestigasikan sebuah pengobatan dimana
kekurangan enzim digantikan dengan transfusi. Pengobatan terdiri dari
penggunaan analgesik untuk membantu menghilangkan rasa sakit dan demam,
orang dengan kerusakan ginjal bisa memerlukan pencangkokan ginjal.
Mengatur pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat dapat menjadi
cara mencegah penumpukan lemak. Obesitas terjadi jika dalam suatu periode
waktu, lebih banyak kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang
digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi
tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. obesitas dapat disebabkan
oleh peningkatan masukan energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi
keduanya. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik,
lingkungan, psikis, kesehatan, pola makan, perkembangan dan aktivitas fisik.

9
Beberapa faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas yaitu:
1. Genetik Obesitas pada anak-anak sebagian besar diwarisi dari keluarganya.
Seorang anak yang memiliki ayah dan/atau ibu yang obesitas, maka ia pun
cenderung mengalami obesitas. Jika ayah atau ibu mengalami obesitas maka
kemungkinan anaknya juga mengalami obesitas sebesar 40% dan jika kedua
orangtuanya mengalami obesitas maka kemungkinan anaknya mengalami
obesitas jauh lebih besar yaitu 70 - 80%. Rata - rata faktor genetik
memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang
2. Lingkungan remaja belum sepenuhnya matang dan cepat sekali terpengaruh
oleh lingkungan. Kesibukan menyebabkan mereka memilih makan di luar,
atau menyantap kudapan (jajanan). Lebih jauh lagi kebiasaan ini dipengaruhi
oleh keluarga, teman dan terutama iklan di televisi. Teman sebaya
berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih jenis makanan.
Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya
terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya
3. Faktor psikis. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya
dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang
negatif. Apa yang ada didalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi
kebiasaan makannya. Beberapa anak makan berlebihan untuk melupakan
masalahnya, melawan kebosanan atau merendam emosi seperti stres.
Gangguan ini merupakan masalh yang serius pada banyak wanita muda yang
menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial
4. Faktor kesehatan sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak
pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus, sebuah kumpulan inti sel
dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak
dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh
darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh
unsur kimiawi dari darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi
penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu
makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang
bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari

10
hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu
menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi
makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada
bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
5. Pola makan salah satu penyebab dari obesitas adalah pola makan yang tidak
teratur. Masyarakat cenderung memilih makanannya sendiri terutama makan
yang cepat saji dan tinggi karbohidrat sehingga mengakibatkan masyarakat
mengalami kelebihan asupan makanan dan obesitas atau kelebihan berat
badan akan sulit untuk dihindari. Orang yang kegemukan lebih responsif
dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar
eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Orang
yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada
saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit
untuk keluar dari kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri
dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
6. Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas pada remaja. Remaja yang tidak aktif
memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang akan
mengalami obesitas. Orang yang memiliki aktivitas fisik yang kurang dan
kebanyakan duduk berisiko mengalami obesitas. Di zaman modern saat ini,
dengan meningkatnya alat-alat yang canggih dan kemudahan transportasi,
masyarakat cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik. Di negara
bagian Barat, sebagian besar anak-anak dan remaja tidak memenuhi panduan
aktivitas fisik yang direkomendasikan. Anak yang memiliki aktivitas fisik
yang rendah cenderung memiliki berat badan yang berlebih dibandingkan
dengan anak yang memiliki aktivitas fisik yang cukup
7. Tingkat sosial ekonomi remaja dari latar belakang sosial ekonomi yang tinggi
lebih berpeluang menjadi obesitas dibandingkan dengan remaja dari sosial
ekonominya menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan fasilitas-fasilitas yang
dimiliki oleh remaja pada kelompok ini dapat mempermudah dalam

11
pemenuhan kebutuhannya sehingga pada akhirnya menyebabkan remaja
aktivitas fisiknya menjadi berkurang.
Secara umum, untuk mencegah penyakit penumpukan lemak ekstra di hati
itu bisa meliputi:
1. Hindari makan gula dan gula tambahan. Banyak makan gula dan gula
tambahan dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dan meningkatkan
lemak di hati. Gula dan gula tambahan banyak dikandung beragam jenis
makanan, misalnya saja permen, es krim, soda, dan roti tart. Menghindari
gula, seperti fruktosa dan sirup jagung, dapat membantu Anda mencegah
penumpukan lemak ekstra di hati. Batas konsumsi gula yang sehat per orang
per hari adalah 10 persen dari total energi (200kkal) setara dengan 4 sendok
gula makan per orang per hari atau 50 gram per orang per hari.
2. Hindari banyak minum alkohol. Alkohol memengaruhi hati dengan
berkontribusi terhadap penyakit hati berlemak dan kondisi lain, seperti sirosis.
Seseorang yang ingin mencegah penumpukan lemak ekstra di hati harus
mencoba mengurangi banyak minum alkohol atau berhenti dari kebiasaan
tersebut sepenuhnya. Konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu
penyebab paling umum dari penyakit hati akut.
3. Hindari banyak makan biji-bijian olahan, kebiasaan makan biji-bijian olahan
perlu dihindari untuk mencegah penumpukan lemak ekstra di hati karena
dapat meningkatkan gula darah saat dicerna tubuh. Mereka yang
mengkonsumsi lebih sedikit biji-bijian olahan memiliki risiko sindrom
metabolik yang lebih rendah. Produk biji-bijian olahan itu seperti: roti putih
pasta putih nasi putih anda dapat mengganti biji-bijian olahan dengan
kentang, kacang-kacangan, atau gandum utuh.
4. Makanan yang digoreng atau asin, terlalu banyak gorengan atau makanan asin
cenderung meningkatkan asupan kalori dan dapat menyebabkan seseorang
mengalami obesitas. Obesitas adalah penyebab umum penyakit hati berlemak.
Disarankan, menambahkan bumbu dan rempah ekstra ke makanan adalah
cara yang bagus untuk membumbui makanan tanpa menambahkan garam.
5. Hindari banyak makan daging merah, daging merah mengandung lemak
jenuh yang dapat meningkatkan risiko hati berlemak. Daging merah yang

12
mengandung lemak jenuh tinggi, berasal dari mamalia, seperti sapi, babi, dan
domba. Sehingga untuk mencegah penumpukan lemak ekstra di hati dan tetap
mendapatkan protein, disarankan beralih mengkonsumsi, seperti daging
unggas, ikan, tahu, dan tempe. Ikan sebenarnya mengandung lemak, tetapi
merupakan lemak sehat, yaitu omega-3.
6. Olahraga teratur penting untuk kesehatan semua orang, salah satunya untuk
mencegah penumpukan lemak ekstra di hati. Tips untuk menjadi lebih aktif
yaitu menggunakan stasiun kerja berdiri peregangan setiap pagi berjalan di
atas treadmill sambil menonton televisi naik tangga bukan lift berkebun ini
semua adalah cara sederhana untuk meningkatkan tingkat aktivitas sepanjang
hari tanpa harus meluangkan waktu untuk berolahraga penuh.
7. Makan bawang putih membantu proses diet dan mungkin memberikan
manfaat bagi orang-orang dengan penyakit hati berlemak. Suplemen bubuk
bawang putih dapat membantu mengurangi berat badan dan massa lemak
tubuh pada orang dengan Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) .
8. Asam lemak omega-3 dapat mencegah penumpukan lemak ekstra di hati dan
kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi pada orang dengan Nonalcoholic
Fatty Liver Disease (NAFLD). Makanan yang tinggi asam lemak omega-3
meliputi: ikan salmon ikan sarden kenari benih lenan 9
9. Minum kopi dapat memberikan manfaat bagi orang-orang dengan penyakit
hati berlemak. Minum kopi tanpa kafein mengurangi kerusakan dan
peradangan hati pada tikus yang mengonsumsi makanan yang mengandung
lemak, fruktosa, dan kolesterol tingkat tinggi
10. Brokoli adalah salah satu sayuran yang harus dipertimbangkan secara serius
oleh penderita penyakit hati berlemak dalam asupan makanan mereka.
Mengkonsumsi brokoli dalam jangka panjang membantu mencegah
penumpukan lemak di hati murine.
11. Mengkonsumsi teh hijau untuk tujuan pengobatan adalah praktik yang telah
berlangsung ribuan tahun. Salah satunya, teh hijau yang menyediakan
beberapa antioksidan, seperti katekin. Antioksidan dalam teh hijau ini
mungkin membantu memperbaiki atau mencegah penumupan lemak ekstra di

13
12. Kenari sangat tinggi asam lemak omega-3, sehingga dapat memberikan
manfaat atu dengan mencegah penumpukan lemak ekstra di perusahaan.
Mengkonsumsi kacang yang lebih tinggi secara signifikan terkait dengan
tingkat Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang lebih rendah.
13. Protein kedelai dan whey bisa mengurangi atau mencegah penumpukan lemak
ekstra di hati. Protein kedelai mengandung antioksidan yang disebut isoflavon
yang membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak
dalam tubuh.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metabolisme lemak adalah proses di mana asam lemak akan dicerna
kemudian dipecahkan untuk menghasilkan energi atau disimpan di dalam tubuh
sebagai cadangan energi. Proses metabolisme lemak terjadi di dalam usus dan
dibantu oleh enzim lipase yang terkandung di dalam usus. Secara lebih sederhana,
metabolisme juga dapat diartikan sebagai proses mengubah makanan dan
minuman menjadi energi. Energi inilah yang kemudian menjadi bahan bakar
tubuh melakukan segala aktivitasnya.

3.2 Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan karena kurangnya sumber referensi yang didapatkan
penulis. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

15
Daftar Pustaka

Aziz Nugraha. (2014). Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Kadar Kolesterol
Total Pada Guru Dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Dan 2
Surakarta. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Brahm U. Pendit. (2000). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Dawn, Allan,Collen, Biokimia Kedokteran Dasar (Basic Medical Biochemistry)
Sebuah pendekatan klinis: EGC kedokteran 2000 hal: 513 – 525.
Ilhamjaya Patelonggi. (2000). Fisiologi Olahraga. Makasar: Faal Fakultasm
Kedokteran Universitas Hasanudin.
Nancy Clark (2001). Petunjuk Gizi untuk Setiap Cabang Olahraga. Jakarta; PT
Raja Grafindo Persada.
Sri Wahjuni. (2013). Metabolisme Biokimia. Udayana University. Press Denpasar.

16

Anda mungkin juga menyukai