DAYA LARUTNYA
DI SUSUN OLEH :
MIFTAHUL RIZKIKA
NIM J1B119032
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ..........................................................................................................
A. Latarbelakang ........................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Metode Penulisan ..................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti utama atau
yang di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda,
zat yang paling penting dalam setiap organisme.Protein adalah senyawa organik yang
molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer
dari alfa asam-asam amino. Jadi sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal,
karena protein tersusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung
Mg.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua
enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan
oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein adalah salah satu bio-makro molekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang
bekerja pada tingkat molekularr belakang, protein dapat dilasifikasikan beberapa jenis
bahkan dapat diidentifikasi berdasarkan daya larutnya, dalam makalah ini penulis
B. Rumusan Masalah
artikel ini adalah untuk membahas masalah-masalah gizi yang rentan terjadi pada
ibu hamil.
C. Metode Penulisan
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Definisi Protein
sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
memiliki unsur logam seperti besi dan tembaga (BudProtein adalah zat makanan
berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai pembangun dan pengatur bagi
tubuh. Protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang
tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga mengandung
posfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur logam seperti besi dan
tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos,
artinya yang utama atau yang di dahulukan. Protein ditemukan oleh ahli kimia
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam amino,
tubuh orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial yaitu lisin,
anak-anak yang sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi yaitu histidin dan
arginin. Adapun contoh asam amino non esensial yaitu prolin, serin, tirosin,
sistein, glisin, asam glutamat, alanin, asam aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan
Waluyo, 2004).
karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang
dari 1% fosfor. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di
dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak.
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
(Almatsier, 1989).
tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein
supaya keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara,
2. Fungsi Protein
enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai
dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh
hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang
6. Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat
dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur
asam amino dalam rantai sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig
4. Jenis-jenis Protein
2009):
a. Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan,
menjadi protein hewani. Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang,
b. Protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam,
asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang
rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan
darah.
Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah
susunan
5. Sumber Protein
1. Protein Hewani yaitu sumber protein yang berasal dari hewan. Contohnya:
6. Klasifikasi Protein
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai
oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan
kuartener :
1. Struktur Primer
amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam
(Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan
urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).
2. Struktur Sekunder
gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di
3. Struktur Tersier
tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak
oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan
dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum
4. Struktur Kuartener
dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan
protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
1. Protein globular
protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol.
Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.
b. Globulin Glutelin. Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan
c. Gliadin (prolamin). Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol
hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%).
salmin.
e. Protein Majemuk
tulang).
1. Jurnal Internasional
mucus- penetrasi nano partikel untuk obat lipofilik Ana Beloqui, María
16 April 2014. Tujuan utama dari penelitian ini adalah (i) untuk mengevaluasi
efek lapisan lendir pada pembawa lipid berstruktur nano (SQV-NLCs) yang
mengandung saquinavir dan (ii) untuk mengevaluasi sifat muko penetrasi dari
permeabilitas SQV. Tiga formulasi NLC berbeda berbeda pada ukuran partikel
SQV dibandingkan dengan nano partikel yang tidak dilapisi. Dalam Caco-2 /
karena itu, Dex-Prot kompleks coating adalah strategi yang menjanjikan untuk
usus.
2. Jurnal Nasional
secara acak ke dalam 4 kelompok (KO, KI, KII, dan KIII), setiap kelompok
diinjeksi dengan PBS. Kelompok KI, KII, dan KIII diinjeksi dengan inhibin B
dengan dosis masing-masing adalah 25, 50, dan 100 pg/ekor. Tikus diinjeksi
sebanyak 5 kali secara intra peritoneal dengan interval waktu pemberian 12 hari
selama 48 hari. Injeksi pertama, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml PBS dan
0,05 ml CFA. Injeksi kedua hingga kelima, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml
PBS dan 0,05 ml IFA. Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, hewan
bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan secara nyata
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Protein juga berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di
dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air
di dalam tubuh.
tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat
dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur
menjadi dua jenis, yaitu (Budianto, 2009) protein hewani dan protein nabati
bentuk dan sifat fisik, berdasarkan fungsi biologi, dan berdasarkan daya
larutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama
Widya.
Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid
I. Jakarta: Dian Rakyat.
Winarno F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.