Disusun
Nama : 1. M. Ariffin Ilham 202254077
2. Moh Fahmi Fatkhur Rohman 202254082
3. Fachry Khoirul Ummam202254072
4. Muhammad Nashiruddin Ibnussyafiq 202254081
Mata Kuliah : Ilmu Hayati Dan Bumi
Kelas : MKM 110 B
Dosen Pengampu : Anisa Solikhati S.Pd.,MT.
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya makalah tentang
Protein sebagai tugas Ilmu Hayati Dan Bumi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
kami mengharapkan kritik dan saran, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami selaku kelompok 2 mengucapkan Terima kasih kepada pembimbing mata kuliah Ilmu
Hayati Dan Bumi, mohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang berkenan mohon
dimaafkan. Sekian dari kami, terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Protein.............................................................................................................5
2.2 Struktur Protein.................................................................................................................8
2.3 Penggolongan Protein....................................................................................................... 9
2.4 Akibat Kelebihan Dan Kekurangan Protein....................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 13
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................13
4.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang tersusun secara
linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan
rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus α–
karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006;
Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu
polipeptida (Voet & Judith, 2009).
b. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen
antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh
struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam
polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu
ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat
residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009). Pada struktur
sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida.
c. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur
sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping
(gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang
mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat
macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik.
Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki
sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan
air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi
permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et
al, 2004).
d. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang. Struktur ini
memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk
protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan
nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur
kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua
sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
protein tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
2. Protein Globular
Umunya berbentuk bulat atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat.Protein
globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa
dan dalam etanol.Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan
protamin.
3. Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan senyawa yang
bukan protein.Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.Ada beberapa jenis protein
gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4%
dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks
yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida
lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan
urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau
diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam
asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi
dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.
Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.Lipoprotein
terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf.Gugus lipid yang biasanya terikat
pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol.Nucleoprotein terdiri atas
protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti
sel.
Berdasarkan Kelarutannya
a. Albumin
Larut di air, garam encer, terdapat pada putih telur (albumin telur), susu (laktalbumin), darah
(albumin darah)
b. Globulin
Larut dalam garam netral, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, mengendap pada
larutan garam konsentrasi tinggi (salting out). Dalam tubuh terdapat sebagai zat antibodi dan
fibrinogen.
1. Pada susu terdapat dalam bentuk laktoglobulin
2. Pada telur terdapat dalam bentuk ovoglobulin
3. Pada daging terdapat dalam bentuk miosin, aktin
c. Prolamin
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol 50 -90%. Banyak mengandung prolin dan asam
glutamat, banyak terdapat pada serealia, misalnya : zein pada jagung, gliadin pada gandum
dan kordein pada barley.
d.Glutelin
Protein yang larut dalam asam, basa encer, tidak larut dalam pelarut netral (mis : air, garam
encer, alkohol), misalnya : glutein pada gandum, oryzenin pada beras.
Kekurangan protein
1. Kwashiorkor
Istilah Kwashioskor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Wiliams pada tahun 1993 di
Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang
komposisi gizi makanannya tidak seimbang terutama dalam hal protein (Yuniastuti,
2008).Gejala penyakit Kwashioskor (Widodo, 2009), adalah sebagai berikut:
a) Pertumbuhan terhambat.
b) Otot-otot berkurang dan lemah.
c)Bengkak (edema) terutama pada perut, kaki dan tangan. d) Muka bulat seperti bulan
(moonface).
e) Gangguan psikimotor. f) Nafsu makan kurang. g)Apatis.
2. Marasmus
Marasmus berasal dari kata yunani yang bearti wasting (merusak). Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara
kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan
lebih banyak dari kwashiorkor (Yuniastuti, 2008).Gejala penyakit Marasmus (Widodo, 2009),
adalah sebagai berikut:
a) Pertumbuhan yang terhambat.
b) Lemak dibawah kulit berkurang.
c) Otot-otot berkurang dan melemah.
d) Muka seperti orang tua (0ldman’s face).
Kelebihan protein
Jika terlalu berlebihan mengkomsumsi protein juga akan sangat membebani kerja ginjal.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya
biasanya tinggi lemak sehingga menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi yang sering
dianjurkan untuk menurunkan berat badan berkurang beralasan. Kelebihan protein pada
bayi dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amonia darah, kenaikan ureum darah, dan dema m (Ellya, 2010).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Terdapat sifat – sifat protein yaitu ionisasi, Denaturasi, viskositas, kristalisasi, Sistem koloid.
Berdasarkan struktur molekul protein maka terbagi atas struktur primer, sekunder, tersier, dan
kuartener.Serta terdapat penggolongan protein yaitu Protein Fiber, globular, dan
gabungan.Sedangkan untuk berdasarkan kelarutannya terdapat macam – macam protein
sehingga adanya kelebihan dan kekurangan dari protein yang dapat menyebabkaan penyakit.
4.1 Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja
tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan
kerugian bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/download/link/makalah-biokimia-protein