Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOKIMIA

“ PROTEIN”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perbaikan Pada Mata Kuliah Biokimia

Dosen Pembimbing : Titin Supriatin, S.Pd., M. Pd. Kim

Disusun Oleh:

Nama : Indah Mega Ayu


NIM : KHGE 19054

STIKES KARSA HUSADA GARUT


Jalan.Subyadinata No.7,Jayaraga,kec.Tarogong Kidul,Kabupaten Garut,Jawa Barat
4415.

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan tim kelompok yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Biokimia. Selain itu, tujuan dibuatnya makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang “STRUKTUR PROTEIN” bagi pembaca
maupun saya sebagai penulis makalah ini.
Saya menyadari bahwan laporan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Titin Supriatin,S.Pd.,M.Pkim selaku
dosen yang membimbing kami di mata kuliah Biokimia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat membuat saya bertambah wawasan dan pengetahuan.

Garut, Maret 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A.  Latar belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Protein.........................................................................................................3
B. Jenis-Jenis Protein.........................................................................................................4
1.    Protein bentuk serabut (fibrous)..............................................................................4
2.    Protein globuler........................................................................................................4
3.   Protein konjugasi......................................................................................................5
C. Struktur Protein............................................................................................................5
D. Fungsi Protein................................................................................................................8
1. Sebagai enzim..........................................................................................................8
2. Alat pengangkut dan alat penyimpan.....................................................................8
3. Pengatur pergerakan...............................................................................................8
4. Penunjang mekanis.................................................................................................8
5. Pertahanan tubuh/Imunisasi..................................................................................8
6. Media perambatan impuls syaraf............................................................................9
7. Pengendalian pertumbuhan....................................................................................9
8. Asam Amino............................................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................10
A.  Kesimpulan.................................................................................................................10
B.  Saran............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang


            Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil
dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa
Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu
sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab,
artinya "ilmu kehidupan").
            Biokimia adalah studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta
reaksi kimia yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan.
            Proses biokimia sudah dikenal sejak zaman mesir kuno dan cina kuno.
Mesir dan Cina, melakukan proses biokimia karena keyakinan bukan karena
pemahaman.
            Masyarakat Mesir melakukan peragian jus buah, perawatan penyakit
dengan zat-zat dari tumbuhan. Masyarakat Cina percaya bahwa manusia tersusun
atas lima unsur: air, api, kayu, metal dan tanah. Kelimanya harus dijaga
keseimbangannya agar tetap sehat.
            Salah satu sub materi yang dipelajari dalam biokimia adalah tentang seluk
beluk protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
          

1
  Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya,
protein disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari
tahapan di bawahnya.

B. Rumusan Masalah
            Dari latar belakang seperti yang diuraikan di atas, dapat ditarik atau dibuat
beberapa rumusan masalah, antara lain:
   1.   Apakah pengertian protein?
   2.   Bagaimanakah jenis dan pembagian dari protein?
   3.   Bagaimanakah struktur dari protein?
   4.    Apakah fungsi dari protein?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan
beberapa tujuan, yaitu:
   1.   Mengetahui definisi dari protein.
   2.   Mengetahui jenis-jenis dari pembagian protein.
   3.   Mengetahui struktur protein.
   4.   Mengetahui fungsi dari protein

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Protein
            Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang
bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida
berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang
kaku.

3
B. Jenis-Jenis Protein
A. Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis :
1. Protein hewani
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan
yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani.
Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan
lain-lain.
2. Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan
lainnya yang mengandung protein tinggi.

   B.   Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut:

1.    Protein bentuk serabut (fibrous)


            Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti
terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain.
Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama
serat otot.
2.    Protein globuler
            Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur,
susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum,
kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-
jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam
nukleat.
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi :

4
1)   Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin
telur, albumin serum.
2)    Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan
garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh :
Ixiosinogen dalam otot.
3)    Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau
basa encer. Contoh : Histo dalam Hb.
4)    Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air
maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
5)    Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh :
Hisron dalam Hb.
6)    Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut
dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan
salmon.
3.   Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam
amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting
DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat
dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat
melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein
adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah
protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.

C. Struktur Protein
 Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam

5
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur
sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral; beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-
lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma"). (Wikipedia, 2009).
            Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki.
Artinya, protein disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari
tahapan di bawahnya.
1.  Struktur primer rantai polipeptida sebuah protein adalah susunan atau urutan
bagaimana asam-asam amino disatukan dan susunan ini mencakup lokasi setiap
ikatan disulfida. Struktur primer dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang
baisa ditulis untuk senyawa organik. Urutan, macam, dan jumlah asam amino
yang membentuk rantai polipeptida adalah struktur primer protein.
2. Struktur sekunder Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan
berulang dari rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta
sheet. Analisis difraksi sinar-X merupakan cara yang baik untuk mempelajari
struktur protein serabut. Struktur ini terjadi karena ikatan hidrogen antara atom O
dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H dari gugus amino (N-H) dala satu
rantai polipeptida, memungkinkan terbentuknya konformasi spiral yang disebut
struktur helix. Bila ikatan hidrogen tersebut terjadi di antara dua rantai
polipeptida, maka masing-masing rantai tidak membentuk helix, melainkan
rantai pararel polepeptida dengan konformasi- β. Rantai polipeptida denagn
konformasi- β ini dihubung silangkan (cross-linked) oleh ikatan hydrogen
sehingga membentuk struktur yang disebut lembaran berlipat-lipat (pleated
sheets).
3.  Struktur tersier adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida
sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier

6
enzim sering padat, berbentuk globuler. Struktur tersier terbentuk karena
terjadinya perlipatan (folding) rantai α-helix, konformasi β, maupun gulungan
rambang suatu polipeptida, membentuk protein globular, yang struktur tiga
dimensinya lebih rumit daripada protein serabut. Dengan menggunakan berbagai
cara difraksi sinar-x yang teliti, beberapa protein telah dapat ditentukan struktur
tersiernya, seperti misalnya, hemoglobin, mioglobin, lisozim, ribonuklease, dan
kimotripsinogen.
Dari hasil penelitian didapatkan beberapa fakta mengenai struktur tiga dimensi
mioglobin sebagai berikut:
a.  molekul sangat kompak, dan di bagian dalamnya terdapat suatu ruangan yang
cukup untuk empat molekul air.
b.  Semua gugus R mengutub dari asam aminonya berlokasi di bagian permukaan
molekul dan berhidart.
c.   Gugus R yang tak mengutub dari asam aminonya tedapart di bagian
dalam,sehingga tersembunyi dari larutan medium di luar.
d.   Residu prolin hanya terdapat pada bagian rantai yang membengkok, yang juga
mengandung sisa asam amino yang tak dapat membentuk α-helix seperti
isolesin dan serin.
e.   Konformasi umumnya sama dengan molekul mioglobin pada hewan menyusui.
Struktur kuaternair Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai
polipeptida. Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda
dipak bersama-sama membentuk struktur protein. Sebagian besar protein
berbentuk globular yang mempunyai berat molekul lebih dari 50.000
merupakan suatu oligomer, yang terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang
terpisah. Rantai polipeptida ini juga disebut protomer saling mengadakan
interaksi membentuk struktur kuartener dari proteina olighomer tersebut.

7
D. Fungsi Protein
            Menurut Winarno (2002), Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi
tubuh, yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat
pengangkut.
1. Sebagai enzim
            Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat
sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit
seperti reaksi kromoson.
            Hamper semua enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan
biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini
lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha
tersebut terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologis.
2. Alat pengangkut dan alat penyimpan
            Banyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat
diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengankut oksigen dalam eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn
dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan
dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan
transferin.
3. Pengatur pergerakan
            Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma
disebabkan oleh protein.
4. Penunjang mekanis
            Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
5. Pertahanan tubuh/Imunisasi

8
            Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein
khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain.
Protein dapat membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan
benda-benda asing.
6. Media perambatan impuls syaraf
            Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr;
misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna
atau cahaya pada sel-sel mata.
7. Pengendalian pertumbuhan
            Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter
bahan.
8. Asam Amino
            Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam
dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena
salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun
protein.
a) Struktur Asam Amino
            Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen
(H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai
samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.

9
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα
ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat
asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan
hidrofobik jika nonpolar.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai
mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa
rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
batang yang kaku.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.

10
B.  Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang cukup
mendasar  bagi judul makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasannya
menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi untuk masalah yang
dituangkan dalam makalah ini. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami
membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan
inspirasi dan kritik dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan
makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya
makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan,
dalam mengetahui tentang struktur dan fungsi protein bagi kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

http://dauzbiotekhno.blogspot.com/2012/10/makalah-protein.html 
Anonim, 2010, makalah analisa protein metode
http://chemistryismiworld.blog.spot.com
Khopkar, S.M., (2002),  Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai