Anda di halaman 1dari 11

PEMBENTUKAN FESES

DAN PEMERIKSAAN
FESES
KELOMPOK 7
NAMA KELOMPOK

• 1. Widya Anggun Anggi A ( 191310033 )


• 2. Yuliyanti Renitasari ( 191310034 )
• 3. Dyita Silviana ( 191310035 )
• 4. Syahrul Amien Syaifuddin ( 191310036 )
• 5. Henson Klasin ( 1713100 )
PENGERTIAN FESES

• Feses merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakan salah satu sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks.
PROSES PEMBENTUKAN FESES

• Setiap harinya, sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon dari ileum. Di kolon, chyme
tersebut mengalami proses absorbsi air, natrium, dan klorida. Absorbsi ini dibantu dengan
adanya gerakan peristaltik usus. Dari 750 cc chyme tersebut, sekitar 150-200 cc
mengalami proses reabsorbsi. Chyme yang tidak direabsorbsi menjadi bentuk semisolid
yang disebut feses
PROSES DEFAKSI

• Dalam pembentukan feses terjadi proses defaksi atau buang air besar. Berikut adalah
penjelasan tentang defaksi.
• Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan
flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus
• Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :
a. Refleks defekasi intrinsic
b. Refleks defekasi parasimpatis
REFLEKS DEFEKASI

• Refleks defekasi intrinsik


Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses
sampai ke anus, secara sistematis sfingter interna relaksasi, maka terjadilah defekasi.
• Refleks defekasi parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke jaras spinal
(spinal cord). Dari jaras spinal kemudian dkembalikan ke kolon desenden, sigmoid, dan rektum yang
menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi sfingter internal, maka terjadilah defekasi.
PEMERIKSAAN FESES

• Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratoriun yang telah lama dikenal
untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Meskipun saat ini telah
berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium yang modern , dalam beberapa kasus
pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain.
• Pemeriksaan feses terdiri dari pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan mikroskopik, dan
pemeriksaan kimia
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

• Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna,


darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati,
yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.
• pemeriksaan secara makroskopis meliputi Pemeriksaan Warna, Pemeriksaan Bau
Pemeriksaan Konsistensi Pemeriksaan Lendir Pemeriksaan Darah dan Pemeriksaan
Parasit
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

• Pada pemeriksaan mikroskopik usaha mencari protozoa dan telur cacing merupakan
maksud terpenting.
• Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit,
epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi
saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus
diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut
PEMERIKSAAN KIMIA

• Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen,


Bilirubin dalam feses / tinja.
• Pemeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap darah samar. Tes
terhadap darah samar dilakukan untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak
dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik.
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai