Polarimetri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran daya
putaran optis dari suatu larutan. Daya putaran optis adalah kemampuan suatu zat
untuk memutar bidang getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir merupakan suatu
sinar yang mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus
terhadap arah rambatannya. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat
memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya
atom karbon asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa
( SiO2 ), fruktosa.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang
menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang
getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam.
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam.
Dimana :
α = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan konsentrasi c
gram zat terlarut per mL larutan.
d = merupakan panjang lajur larutan ( dm )
c = merupakan konsentrasi ( gram/mL ).
Karena panjang gelombang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu
garis D lampu natrium dan suhu standar 20 oC, maka [α]T ditulis menjadi [α].
Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai
berikut :
1. Jenis zat.
Masing – masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang
getar sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung.
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena
zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung
akan berkurang.
4. Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka
putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar ( panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran
yang berbeda.
6. Pelarut
Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang
berbeda.