Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 1

URINALISASI
KELOMPOK 1
MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
1441 HIJRIAH
MOHON MAAF LAHIR & BATIN
Khairil Rauzi Rijwan

i
Hanny Widiawat Dian Lestari

Wulan Willyani Sovy Rulia S


ar i

rasetyo Putri Kirana Hird


Asropi Sodekul P ibella
Latar Belakang
Latar Belakang

Urin atau bisa juga disebut sebagai air seni atau air kencing adalah cairan
Urin
sisa atauhasil
dari bisametabolisme
juga disebut tubuh
sebagaiyang
air seni atau air kencing
di ekskresikan oleh adalah cairan
ginjal yang
sisa dari akan
kemudian hasil metabolisme
dikeluarkan daritubuhdalam
yang di ekskresikan
tubuh melalui oleh
prosesginjal yang
urinasi.
kemudian
Eksreksi urinakan dikeluarkan
diperlukan untukdari dalam tubuh
membuang melalui proses
molekul-molekul urinasi.
sisa dalam
Eksreksi
darah yang urin diperlukan
disaring untuk
oleh ginjal membuang
dan untuk menjaga molekul-molekul sisatubuh.
homeostasis cairan dalam
darah
Urin yang disaring
disaring di dalamoleh ginjal
ginjal, dan untuk
dibawa menjaga
melalui ureter homeostasis cairan
menuju kantung tubuh.
kemih,
Urin disaring
akhirnya dibuangdi keluar
dalam tubuh
ginjal, melalui
dibawa uretra.
melalui ureter menuju kantung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Pengertian
Pengertian

Urinalisis merupakan salah satu pemeriksaan


Urinalisis merupakan
laboratorium salah senyawa-senyawa
yang memeriksa satu pemeriksaan
laboratorium
yang yang
terkandung di memeriksa
dalam urin.senyawa-senyawa
Pemeriksaan
yang terkandung di dalam urin. Pemeriksaan
tersebut meliputi pemeriksaan makroskopis,
tersebut meliputi
pemeriksaan pemeriksaan
mikroskopis, makroskopis,
dan pemeriksaan kimia.
pemeriksaan mikroskopis, dan pemeriksaan kimia.
Mikroskopis Urine

Sedimen Urine

Leukosit
Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-kira 1,5 – 2 kali eritrosit. Lekosit
dalam urine umumnya adalah neutrofil ( polymorphonuclear, PMN). Lekosit dapat berasal
dari bagian manapun dari saluran kemih.
Nilai Leukosit normal dalam urine kurang dari 5.

Eritrosit
Eritrosit dalam air seni dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Secara
teoritis, harusnya tidak dapat ditemukan adanya eritrosit, namun dalam urine normal
dapat ditemukan 0 – 3 sel/LPK.

Epitel

Sel epitel memiliki fungsi untuk melindungi organisme atau makhluk hidup dari
kerusakan akibat mikroba, fisik, maupun bahan kimia sehingga sangat penting
untuk kelangsungan hidup makhluk hidup.

Silinder
Silinder (cast) adalah massa protein berbentuk silindris yang terbentuk di tubulus
ginjal dan dibilas masuk ke dalam urine. Silinder terbentuk hanya dalam tubulus
distal yang rumit atau saluran pengumpul (nefron distal).
Bakteri
Bakteri yang umum dalam spesimen urin karena banyaknya mikroba flora normal
vagina atau meatus uretra eksternal dan karena kemampuan mereka untuk cepat
berkembang biak di urine pada suhu kamar.

Ragi
Sel-sel ragi bisa merupakan kontaminan atau infeksi jamur sejati. Mereka sering sulit
dibedakan dari sel darah merah dan kristal amorf, membedakannya adalah bahwa ragi
memiliki kecenderungan bertunas.

Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis adalah parasit menular seksual yang dapat berasal dari
urogenital laki-laki dan perempuan. Ukuran organisme ini bervariasi antara 1-2 kali
diameter leukosit.

Kristal
Kristal yang sering dijumpai adalah kristal calcium oxallate, triple phosphate, asam urat.
Penemuan kristal-kristal tersebut tidak mempunyai arti klinik yang penting.
MAKROSKOPIS URINE
MAKROSKOPIS URINE

WARNA
WARNA BAU
BAU

KEKERUHA
KEKERUHA
NN
Warna Urine
Dalam kondisi normal, rentang warna urine yang sehat adalah kuning muda
hingga jernih. Warna urine tersebut merupakan hasil dari pigmen yang disebut
urokrom (urochrome).

Bau Urine
Urine normal berbau khas (Bau Pesing), Sedangkan bau urine tidak normal
bau busuk atau tengik hal itu disebabkan karena adanya infeksi pada saluran
kemih. Bau urine yang normal disebabkan untuk sebagian oleh asam organic
yang mudah mengua

Kekeruhan
Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan
berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna urine sesuai
dengan konsentrasi urine. Urine yang encer hampir tidak berwarna, urine yang pekat
berwarna kuning tua atau sawo matang.
Berat jenis
Berat jenis

Berat jenis (specific gravity) atau densitas relatif urine didefinisikan sebagai rasio
kepadatan urine dibandingkan dengan kepadatan air suling pada volume dan suhu yang
sama.

PH Urine
PH Urine

Pengukuran pH normal urine adalah tes yang dilakukan untuk melihat tingkat asam dan
basa urine. Dari situ, akan terlihat informasi mengenai kesehatan seseorang. Orang yang
sehari-harinya lebih sering mengonsumsi daging, misalnya, maka pH urinenya akan
terbaca lebih asam daripada para vegetarian.
PROTEIN URINE
PROTEIN URINE

Carik Celup
Prinsip
Dalam suatu system buffer yang mempertahankan pH constant, carik celup yang
mengandung indicator warna dapat bereaksi dengan albumin sehingga warna kuning
menjadi hijau.
Proses Pemeriksaan
Proses Pemeriksaan
Langkah pertama celupkan carik

1 celup ke dalam urin yang akan di


periksa.

Setelah itu keringkan terlebih dahulu


2 sebelum di bandingkan.

3 Langakah terakhir baca hasil.

Asam Sulfosalicyl 20%


Prinsip Asam Sulfosalicyl 20%
Prinsipprotein dalam urine
Adanya
Adanya protein
dinyatakan dengandalam urine
timbulnya
dinyatakan
kekeruhan dengan
setelah timbulnya
penambahan
kekeruhan
Asam setelah
Sulfosalicyl 20% penambahan
dan
Asam Sulfosalicyl 20% dan
penilaiannya secara semikuantitatif.
penilaiannya secara semikuantitatif.
Interpretasi Hasil
Negatif(-) : Tidak ada kekeruhan
Asam Acetat 6%
Prinsip Positif (+) : Adanya kekeruhan
Untuk menyatakan adanya protein dalam ringan tanpa butir-butir
urine, berdasarkan timbulnya kekeruhan. Positif (++) : Kekeruhan mudah dilihat
Pemberian Asam Acetat 6% akan lebih ada butir-butir
mendekatkan ketitik isoelektrik. Sedangkan Positif (+++) : Kekeruhan jelas dan
pemanasan selanjutnya untuk mengadakan berkeping-keping
Denaturasi sehingga terjadi presipitasi yang
dinilai secara semikuantitatif. Positif (++++): Urine sangat keruh dan
berkrping-keping besar
Nilai Normal

Negatif (-) : Tidak ada kekeruha


Glukosa Urine
Glukosa Urine

Carik Celup
Prinsip
D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase diubah menjadi D-glukonolakton dan H2O2. H2O2 yang
erbentuk akan mengoksidasi kromogen membentuk senyawa berwarna coklat.

Proses Pemeriksaan
PRINSIP
Zat pereaksi dalam urine dapat mereduksi
ion-ion logam tertentu bdalam larutan
basa seperti Cu, Bi, Hg, Fe. Dalam test
bennedict dan Fehling, glukosa dan
bahan-bahan pereduksi dalam urine akan
mereduksi Cupri Sulfat yang berwarna
biru menjadi endapan Cupro Sulfat yang
berwarna merah dalam suasana alkali.

Interpretasi Hasil
Negatif(-):
  Tetap biru jernih/ sedikit
kehijauan dan agak keruh
Positif(1) : Hijau kekuning kuningan dab
keruh (0,5-1% glikosa)
Positif(2): Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
Positif3) : Jingga/ warna lumpur keruh
(2-3,5% glukosa)
Positif(4): Merah keruh (
3,53,5% glukosa)
Nilai Normal
Negatif (-): Tetap biru jernih/ sedikit
kehijauan dan agak keruh
 
 
Bilirubin Urine

Metode Horison

Tujuan: Untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine

Prinsip : Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas saring dengan jalan
mempresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan larutan BaCl 10%, bilirubin yang
terkumpul akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin yang
berwarna hijau.

Komposisi Reagen :
Alat dan bahan :
• Larutan BaCl2 10% :
 Sampel urine - 10 gram BaCl2.2H2O
 Tabung reaksi - 100 ml Aquadest
 Corong • Reagen Fouchet :
 Larutan BaCl2 10% - 25 gram Trichloro acetic acid
(TCA)
 Reagen fouchet
- 10 ml Larutan Feri klorida (10g
 Kertas saring FeCl3 dalam 100 ml aquadest)
 Gelas ukur 100 ml Aquadest
Langkah
Langkah Pemeriksaan
Pemeriksaan
Interpretasi Hasil :
• (-) Jika tidak terjadi warna hijau
1. Masukka 5 ml urine dalam tabung reaksi pada kertas saring
• (+) Jika terjadi warna hijau pada
kertas saring
• Nilai normal : (-) Jika tidak terjadi
2. Tambahkan 5 ml BaCl 10% warna hijau pada kertas saring
 

3. Saringlah campuran tersebut dengan kertas


saring
Metode Carik Celup
Prinsip :
4. Bukalah kertas saring, biarkan agak kering Dipstick/strip reagen yang berupa strip
plastik tipis yang ditempeli kertas
seluloid yang mengandung bahan
5. Tambahkan 3-4 tetes reagen fouchet pada kimia tertentu sesuai jenis parameter
kertas saring yang akan diperiksa akan
menghasilkan perubahan warna ketika
dicelupkan ke dalam urine.

6.. Baca Hasil


Pemeriksaan Kalsium Urine
Pemeriksaan Kalsium Urine

Metode : Sulkowitch
Metode : Sulkowitch

Tujuan : Untuk menguji kalsium pada urine dengan metode sulkowitch


Tujuan : Untuk menguji kalsium pada urine dengan metode sulkowitch

Prinsip : Reagen sulkowitch akan mengendapkan kalsium dalam bentuk kalsium oksalat,
Prinsip : Reagen sulkowitch
tanpa akan mengendapkan
kalsium sulfat oleh pH reagen kalsium
itu. dalam bentuk kalsium oksalat,
tanpa kalsium sulfat oleh pH reagen itu.

Alat dan bahan : Cara Kerja :


• Sampel urine • Masukkan 3 ml urine ke dalam tabung
• Tabung reaksi reaksi test dan kontrol
• Gelas ukur • Tambahkan 3 ml reagen sulkowitch pada
• Reagen sulkowitch tabung test, tunggu selama 2-3 menit.
• Baca hasil secara semi kuantitatif
Interpretasi hasil :
• (-) : tidak terjadi kekeruhan
• (+1) : terjadi kekeruhan halus
• (+2) : terjadi kekeruhan sedang Komposisi Reagen Sulkowitch :
• (+3) : kekeruhan agak berat yang timbul 2,5 gram Asam Laktat
dalam waktu kurang dari 20 detik. 2,5 gram Ammonium Oxalat
• (+4) : kekeruhan berat yang terjadi 5 ml Asam Asetat Glasial
seketika- 150 ml Aquadest
URONOBILINOGEN
URONOBILINOGEN

Uji Schlesinger Cara pemeriksaan


Uji Schlesinger
a. 5 ml urine ditambah 2-4 tetes larutan lugol
Prinsip : b. Tambahkan 5 ml reagen schlesinger,
Urobilin dengan reagen schlesinger kemudian di kocok.
membentuk suatu kompleks dengan c. Saring sampai didapat filtrat yang jernih
memberikan flouresensi hijau. d. Filtrat diperiksa/dilihat dengan latar
belakang hitam

Alat-alat :
• Pipet takar 5 ml/gelas ukur 10 ml.
• Pipet tetes
• Kertas saring
• Corong
Pembuatan Reagen Schlesinger
• Tabung reaksi • Reagen Schlesinger
• Rak tabung
10 g Zn (CH3COO)2 disespensikan dalam
100 ml alkohol 96%
Bahan:
• Larutan lugol
• Zn (CH3COO)2
0.5 g I2 dan 1 g KI dilarutkan dalam air,
• Alkohol 96% setelah larut ditambahkan air sampai 150
• I2 ml.
• KI
• Aquades
• Urine segar (urine sewaktu)
Faktor
Faktor yang
yang Dapat
Dapat Mempengaruhi
Mempengaruhi Temuan
Temuan Laboratorium
Laboratorium

Reaksi
Reaksi Positif
Positif Palsu
Palsu

Pengaruh Obat Pengaruh Urine

Pengaruh Makanan

Reaksi
Reaksi Negatif
Negatif Palsu
Palsu

Pengaruh Antibiotik Pengaruh Urne


Paparan Sinar Matahari
KETON
KETON
Uji Rotera
Uji Rotera

Prinsip ::
Prinsip
Natrium nitroprusid
Natrium nitroprusid akan
akan bereaksi
bereaksi dengan
dengan asam
asam aseto
aseto asetat
asetat dan
dan aseton
aseton dalam
dalam
suasana basa
suasana basa akan
akan membentuk
membentuk senyawa
senyawa berwarna
berwarna ungu.
ungu.

Alat Dan
Alat Dan Bahan
Bahan :: Cara Pemeriksaan
Alat –– alat
Alat alat ::
tabung reaksi,
•• tabung reaksi, 1. masukan 5 mL urin dengan Reagen Rothera
pipet tetes
•• pipet tetes sebanyak 1gram kedalam tabung reaksi , lalu
homogenkan sampai larut.
2. tambahkan 1-2 ml amoniumhidroxida pekat (28%)
Bahan ::
Bahan teteskan perlahan lewat diding dengan
Reagen rhotera
•• Reagen rhotera yaitu
yaitu memiringkan tabung.
campuran antara
campuran antara 3. Setelah itu tabung dalam sikap tegak bacalah hasil
natriumnitroprussida 55 gram
natriumnitroprussida gram perubahan warna yang terjadi pada perbatasan
dan amoniumsulfat
dan amoniumsulfat 200200 antara dua lapisan cairan dengan penilaian
gram yang
gram yang di
di gerus
gerus semikuantitatif hanya positif (+) atau negatif (-)
menggunakan mortar
mortar dan
dan saja. Jika berubah menjadi warna ungu kemerah-
menggunakan
merahan dalam 3 menit berarti test positif jika
disimpan dalam
disimpan dalam botol
botol yang
yang
perubahan warnanya cepat dan berwarna ungu
tertutup rapat.
tertutup rapat. yang semakin tua maka kadungan zat-zat keton
Urin
•• Urin makin banyak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai