Pada laki-laki uretra berjalan berkelok- kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis panjanangnya
±20 cm. Uretra pada laki
Ureta pada perempuan terletak dibelakang simfisis pubis berjalan mirirng sedikit
kerarah atas, panjangnya ±3-4 cm. Muara uretra pada perempuan terletak di sebelha atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi
(Nuari, dkk. 2017).
Gambar 1.2: Sistem perkemihan (dikutip dari Grollman Sigmund, (1969), The human
body it’s structure and physiology, London, The Macmillan company, 2nd ed)
Perbedaan Uretra
Uretra pria : Uretra wanita :
• Mulai dari orifisium uretra interna didalam 1. Terletak dibelakang simpisis
kandung kemih sampai orifisium uretra 2. Salurannya dangkal
eksterna pada penis 3. Uretra wanita lebih pendek daripada pria
• Terdiri atas : 4. Terdiri atas :
– Uretra prostatika ○ Tunika muskularis
– Uretra pars membranasea ○ Lapisan spongiosa
– Uretra pars kavernosa ○ Lapisan mukosa
– Orifisium uretra eksterna
1. Ginjal ditutup oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat
2. Pada potongan melintang memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu :
○ Korteks : bagian luar dari ginjal,
■ berwarna coklat kemerahan
■ Fungsi utama korteks ginjal
adalah filtrasi sejumlah besar
darah melalui glomerulus
○ Medula : Bagian dalam ginjal ,
■ terdiri atas piramid renalis
dengan apeks menghadap
kesinus renalis dan basis
disepanjang ginjal
■ terjadi kerja metabolik
terutama reabsorpsi Na dan
ekstraksi O2 dari darah
Cicri – Ciri urine normal
1. Jumlah rata-rata 1 – 2 liter / hari
2. Berat jenis berkisar 1010 – 1025
3. Warna bening orange pucat(jernih sedikit kuning disebabkan oleh warna
urobilinogen yang berasal dari bilirubin ) ,
○ Urine yang keruh menandakan adanya kristal garam atau ada lendir
4. Tanpa endapan , tapi adakalanya jonjot lendir tipis tampak terapung didalamnya .
5. Urine berbau pesing karena terbentuk zat amoniak ( NH3) dari urea atau ion
ammonium
6. Urine bersifat asam terhadap lakmus (pH < 7 )
○ makan yang mengandung banyak protein akan menurunkan pH urine
○ Makanan yang banyak mengandung sayuran meningkatkan pH urine
Tes fungsi ginjal
1. Tes protein ( albumin)
2. Tes konsentrasi ureum darah
3. Tes berat jenis urine
4. Pemeriksaan Urin :
○ dilakukan pemeriksaan sedimen urin : bakteria, leukosit, sel darah
merah, silinder, dan analisa kimia sedimen untuk glukosa, darah dan
protein
○ Apabila BAK berwarna merah ketika keluar tubuh biasanya telah
bercampur air kemih sejak ada di ginjal .
■ Urine yang sedikit biasanya berwarna cenderung lebih tua dibanding BAK yang banyak.
Istilah – istilah dalam sistem urinary
1. Dehidrasi : tubuh kekurangan cairan
2. Diuretika : golongan obat yang merangsang sekresi /
pengeluaran urine
3. Ekskresi : proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang
jumlahnya sudah melebihi batas yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk keseimbangan tubuh.
4. Poliuria : keluarnya urine yang banyak dan encer
5. Retensi urine : tertahannya urine dalam kandung kemih
6. GFR : Glomerulo Filtration Rate ; laju filtrasi glomerulus
7. Nilai ambang ginjal untuk glukosa : merupakan kadar
1. Osmotik diuresis : adanya zat terlarut dalam jumlah besar yang tidak direabsorpsi
dalam tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volume urine , akibat peningkatan
kadar zat tersebut akan menahan air didalam tubulus dan konsentrasi Na dicairan
tubulus akan menurun akibat penurunan reabsorpsi air karena adanya peningkatan
jumlah zat terlarut yang tidak direabsorpsi dicairan tubulus
2. Free water clearance : mengukur penambahan atau pengurangan air akibat ekskresi
urine yang pekat atau encer
3. TBW : Total Body Water : air tubuh total , yaitu persentase dari berat air
dibandingkan dengan berat badan total , bervarias tergantung jenis kelamin , umur dan
kandungan lemak didalam tubuh .
4. BAK : Buang Air Kecil
1. HEMATURIA : urin mengandung darah
○ Cairan urine normal berwarna jernih , berbau seperti amoniak
○ Pada hematuria : urin merah mengandung darah,
○ Darah yang keluar dapat berasal dari ginjal, saluran ginjal kekandung kemih, dan kandung kemih
itu sendiri.
2. DISURIA : Susah buang air kecil dan sering disertai rasa sakit dan panas seakan terbakar
○ Biasanya sulit BAK karena peradangan pada kandung kemih dan uretra.
○ Aliran urine dapat tersumbat karena dipicu oleh : Batu pada saluran urinaria , jaringan parut bekas
luka pada saluran kemih, kelenjar prostat membesar, kelainan bawaan , kanker rahim
3. ANURIA : gangguan pada fungsi glomerulus sehingga urin tidak dapat diproduksi
○ merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi ginjal :
○ kegagalan fungsi ginjal dengan tidak terjadinya produksi urine
○ merupakan penyakit akibat adanya kerusakan pada glomerulus.
ANAMNESIS
Produksi urin janin berkontrobusi terhadap pembentukan cairan amnion, maturasi paru –paru dan
pertumbuuhan somatik. Kelainan ginjal kongenital dapat berhubungan dengan cairan amnion yang
berkurang (Oligohidiramnion) atau meningkat (polihidroamnion)
Kelainan kongenital biasanya ditandai dengan perkembangan wajah dan ekstremitas dengan
jumlah cairan amnion yang sedikit.
Gangguan keseimbangan cairan dan metabolik dapat menyebabkan berat badan turun, depresi
napas, kelelahan, iritabel , demam, pucat dan kejang.
Warna urin, dapat menjadi petunjuk penyakit glomerular, atau keracunan ISK
Riwayat gangguan berkemih (seperti disuria, Frekuensi, nokturia, kesulitan berkemih, adanya
kristal dalam urin.
Pemeriksaan fisik
Ciri – ciri kelainan ginjal pada anak
Penyakit ginjal pada anak seringkali asimtomatik dan baru diketahui saat pemeriksaan kunjungan rutin.
Hipertensi dan gangguan pertumbuhan
Dehidrasi
Kelebihan cairan
Lesi kulit yang abnormal
Gambaran wajah yang dismorflik (down sindrom)
Kelainan bentuk telinga luar
Kelainan mata (katarak)
Pemeriksaan jantung menunjukan adanya kelebihan cairan (kardiomegali), bising jantung, anemia
Paru – paru terdengar adanya bunyi ronkhi (kelebihan cairan ektravaskular dan hipoalbunemia).
Abdomen ditemukan adanya asites, massa, atau hepatomegali
Distensi kandung kemih menujukan adanya poliuria pada ganggtuan pemekatan urin atau obstruksi saluran kemih
Manfestasi Klinis Kelainan Ginjal
Menurut Usia
Neonatus ( 0 – 28 hari)
massa dipinggang : kondisi klinis yang mungkin Displasia ginjal multikistik, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal
polikistik, tumor
Hematuria : Nekrosis tubular atau kortikal akut, malformasi saluran kemih, trauma, thrombosis vena renalis
Anuria dan oliguria : agenesis renalis, obstruksi, neksrosis tubular akut, thrombosis vascular
kelainan kongenital
Displasia ginjal
Ginjal polikistik
Uropati obstruktif
Komplikasi
Metastasis akibat terapi radiasi, seperti kerusakan hati atau ginjal, sterilitas pada
perempuan, obstruksi usus, pneumonia, atau skolioasis
Asuhan keperawatan tumor wilms pada anak
Pemeriksan
Riwayat Kesehatan dan keluhan
Pemeriksaan fisik system urinary
Inspeksi : Peningkatan TD (Pada 25% kasus), abdomen yang simetris
Palpasi : Massa yang nyata ( hindari melakukan palpasi abdomen yang berlebihan setelah pengkajian awal preoperative. Tumor
wilms bersifat sangat vasikular dan lunak sehingga penanganan yang berlebihan pada tumor dapat menyebabkan penyebaran
dan metastasis Tumor
Perkusi : limfadenopati
Auskultasi : Bunyi napas tambahan
Pemeriksaan penunjang :
USG untuk mengkaji tumor dan kolateral
CT atau MRI pada dada dan abdomen untuk menentukan penyebaran local ke nodus limfe atau organ sekitarnya, juga setiap
metastasis yang jauh
Urinalisis dapat mengungkapkan hematuria atau leukosit
Pengumpulan urin selama 24 jam untuk HVA VMA dilakukan untuk membedakan tumor dari neuroblastoma ( kadar tidak akan
mengalami peningkatan pada tumor wilms
Penatalaksanaan :
cek urin
Atur cairan
Kolaborasi pemberian
Edukasi orang tua dan keluarga terkait perawatan anak
Masalah keperawatan
PRE OP:
POST OP :