Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MARIA ULFA

KELAS B PENDIDIKAN BIOLOGI

RESUME SISTEM URINARIA

A. Pengertian
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
B. Fungsi Sistem Urinaria
1. Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
2. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3. Pengeluaran zat sisa organik
4. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Pengaturan produksi sel darah merah
7. Pengaturan tekanan darah
8. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah
9. Pengeluaran zat beracun
C. Susunan Sistem Perkemihan Atau Sistem Urinaria
1. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat
langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang,
jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan
pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
A. Bagian - Bagian Ginjal
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan
darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap
glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus
dengan simpai bownman disebut badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus
dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam
simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut
piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks
atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk
corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine
masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung
kemih (vesikula urinaria).
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis. Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke
bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan
bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura
pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum.
Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris
arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura
iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral
dari vesika urinaria.
3. Vesikula Urinaria ( Kantung Kemih )

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis


seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Bagian vesika
urinaria terdiri dari:
a. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium),
tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam
nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.
4. Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a. Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm.
b. Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit
ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika
muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus
fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang
terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam
orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih
pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot
rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa
longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
5. Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih
a. Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
b. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
d. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
e. Berat jenis 1.015 – 1.020.
f. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam)
6. Kelainan Pada Sistem Urinaria
a. Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh adanya senyawa protein
pada urin. Ini bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus.
b. Anuria, merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin
akibat kegagalan fungsi ginjal.
c. Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal kalsium fosfat yang
kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut sebagai batu
ginjal. Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa menyebabkan
terjadinya stagnasi urin.
d. Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal yang akut dan dapat
menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi jantung berhenti
secara tiba-tiba.
e. Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular, terutama penyakit
jengkering (scarlet fever) . Biasanya ini terjadi pada anak-anak dan remaja.
Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua usianya
dengan tanda-tanda, seperti; hipertensi, pengerasan pembuluh darah
(sclerosis) pada ginjal atau bisa juga glomerulus dan tubula telah mengalami
kerusakan cukup lama.
f. Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan pada bagian ginjal yang
menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal sebagai
organ ekskresi menjadi terganggu.
g. Sistitis, merupakan peradangan pada membrane mukosa yang melapisi
kantung urin (vesica urinaria) disebabkan oleh infeksi mikroba tertentu
ataupun peradangan ginjal yang meluas hingga kantung urin.
h. Uremia, merupakan suatu kondisi di mana darah mengandung zat-zat sisa
metabolisme seperti urea dan tidak mampu diekskresikan. Kondisi ini
berlanjut dengan munculnya odeem atau bengkak pada bagian tubuh
terutama pada bagian anggota gerak bawah (kaki).

Anda mungkin juga menyukai