Anda di halaman 1dari 3

1.

Mahasiswa mengetahui konsep dasar dari kesetaraan dan keberagaman


a. Multikulturalisme
Blum dalam Atmadja (2003) bahwa multikulturalisme meliputi sebuah
pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang dan sebuah penghormatan
dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Artinya, meliputi sebuah penilaian
terhadap kebudayaan-kebudayaan orang lain, bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek
dari kebudayaan-kebudayaan tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana
kebudayaan tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi anggota-anggotanya sendiri.
Suparlan (2002) Multikulturalisme adalah konsep yang mampu menjawab
tantangan perubahan zaman dengan alasan multikulturalisme merupakan sebuah idiologi
yang mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan
mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat.
Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-
perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan dan suku bangsa dalam masyarakat yang
multikultural. Perbedaan itu dapat terwadahi di tempat-tempat umum, tempat kerja dan
pasar, dan sistem nasional dalam hal kesetaraan derajat secara politik, hukum, ekonomi,
dan sosial.
(Idham Azwar. 2015. Konsep Multikultural Melalui Pendidikan Serta Implementasi
Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia. SOSIAL HORIZON Vol. 2, No. 2,:186)
b. Keseteraan/Kesederajatan

2. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk dari kesetaraan dan keberagaman (sos ekonomi,


budaya, agama)
3. Mahasiswa mengetahui dampak dari kesetaraan dan keberagaman (positif dan negative)
Positif
 pengikat kelompok masyarakat untuk Bersatu menentang penjajah
 sifat kebhinnekaan memperkuat keinginan untuk bersatu dalam mencapai citacita
bersama
Negatif
 memicu timbulnya konflik antarkelompok masyarakat
 distabilitas keamanan,
 distabilitas sosio-ekonomi
 ketidakharmonisan sosial (social disharmony)
(Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd.
4. Mahasiswa mengetahui dampak dari sikap toleran dan intoleran dalam menghadapi
multikulturalisme
Toleran
 Menurut Winiarska dan Klaus (dalam Sztejnberg dan Jasiński, 2017) toleransi
adalah penghormatan terhadap pendapat, perilaku, gaya hidup yang berbeda,
meskipun kita tidak setuju. Berdasarkan teori tersebut, dijelaskan bahwa setiap
masyarakat memiliki kebebasan dalam berpendapat serta kebebasan dalam
beragama
 Toleransi akan memberikan beberapa efek positif untuk masyarakat minoritas,
diantaranya:
 memudahkan orang lain untuk mengekspresikan ciri khas budaya
kulturalnya,
 memberikan kesempatan untuk mengakses sumber daya yang ada di
lingkungannya,
 menerima hak nya sebagai sesama masyarakat dan
 melindungi mereka dari tindakan-tindakan kekerasan perilaku intoleran
(Supriyanto, 2017).

( Rafida Azmi, Anisia Kumala. 2019. Multicultural Personality pada


Toleransi Mahasiswa. Tazkiya Vol 7(1) hal 3)
 Kamus oxford ( toleransi disebut tolerance. Tolerance is willingness to allow
people to do, say, or believe what they want without critizing or punishing them.
Artinya kemauan yan memungkinkan orang melakukan, mengatakan atau percaya
apa yang mereka inginkan tanpa mengkritik atau menghukum mereka.
(The Oxford Dictionary, https://www.lexico.com/definition/tolerance diakses
pada tanggal 6 oktober 2020 pukul 21.00)
Intoleran
 Contoh: aksi penolakan pembangunan gereja santaclara di Bekasi alasannya karna
bekas utara dihuni oleh mayoritas Muslim dan ada rencananya dibangun gereja
terbesar se-Asia tersebut dianggap melukai umat islam. (www.beritasatu.com
diakes pada 28 maret 2018 – 15.01)
 Penyerangan menggunakan senjata tajam pada jemaat gereja St. Lidwina Bedog
Sleman terdapat 4 orang luka-luka atas kejadian tersebut (www.tirto.id – diakses
pada 28 maret 2018 – 15.21)
 Dari kedua kasus intoleran ini bisa disimpulkan dampak dari sikap intoleran
sendiri antara lain
 Menimbulkan konflik antar individua tau kelompok seperti konflik suku,
agama, ras dll
 Menimbulkan korban jiwa akibat konflik
 Merugikan potensi potensi multicultural yang bisa dikembangkan dan
sebenarnya bisa menguntungkan bagi suatu negara atau daerah
 Meruntuhkan persatuan antar sesame warga negara
 Memberi citra buruk negara kita terhadap negara lain
 Pudarnya ciri khas masyarakat kita yaitu keramah tamahan
5. Mahasiswa mengetahui cara membangun integrasi sosial akibat keberagaman
 Dua pengertian dasar integrasi sosial
 pertama, pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam
suatu sistem sosial tertentu
 kedua, menyatukan unsur-unsur tertentu dalam suatu masyarakat sehingga
tercipta sebuah ketertiban sosial
 (George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi: Dari Teori
Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Modern,
trans. oleh Nurhadi (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009), h. 258 )
 Penjelasan : Proses ini bertujuan mengintegrasikan kelompok-kelompok
sosial dalam masyarakat dengan cara menjembatani perbedaan-perbedaan
yang disebabkan oleh faktor-faktor teritorial/kultur, agama, kepentingan,
kelas sosial dan sebagainya, dengan mengurangi kesenjangan yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut.
 Kunci keberhasilan proses integrasi sosial pada masyarakat demokratis adalah
adanya kepercayaan (trust), pengakuan (recognition) atas adanya perbedaan dan
hak bagi perbedaan untuk hidup dalam masyarakat, dan kontrak moral (moral
contract)
 (Ernas, Nugroho, dan Qodir, “Dinamika Integarsi Sosial Di Papua
Fenomena Masyarakat Fakfak di Provinsi Papua Barat.” )
 Penjelasan: Kepercayaan mendorong kelompok-kelompok yang berbeda
untuk tidak terlibat dalam tindak kekerasan pada yang lain. Sementara
pengakuan akan melahirkan sikap toleran terhadap perbedaan. Sedangkan
kontrak moral menurut Parekh adalah ketaatan terhadap nilai-nilai yang
menjadi platform bersama dalam masyarakat, sehingga membentuk
semacam kepemilikian bersama atas nilai-nilai tersebut. Kontak moral ini
lah yang pada gilirannya akan menjadi titik temu perbedaan yang harus
ditaati dan menjamin tegaknya perdamaian dalam kehidupan masyarakat.
Ketaatan pada kontrak moral akan menempatkan masyarakat pada
kedudukan yang setara. Hanya masyarakat yang setara yang mampu
membentuk masyarakat tanpa diskriminasi.
 Integrasi sosial terjadi harus melalui tiga (3) tahapan.
 Pertama, akomodasi, merupakan upaya para pihak yang berbeda
pendapat atau bertentangan untuk mencari pemecahan masalah
atau upaya mempertemukan perbedaan atau pertentangan atau
upaya menyelesaikan perbedaan melalui koordinasi.
 Kedua, Koordinasi merupakan perwujudan suatu bentuk
kerjasama.
 Ketiga, asimilasi atau akulturasi merupakan kontak kebudayaan
yang berlainan atau pertemuan dua kebudayaan yang lebih baik.
(RETNOWATI. 2014. AGAMA, KONFLIK, DAN INTEGRASI SOSIAL
(Integrasi Sosial Pasca Konflik Situbondo). Jurnal “Analisa” Volume 21
Nomor 02 hal 193

Anda mungkin juga menyukai