Anda di halaman 1dari 2

STEP 5 : LEARNING OBJECT

1. Konsep dasar ilmu pengetahuan


2. menjelaskan proses pembelajaran manusia
3. Mendorong mahasiswa untuk lebih kritis dalam menanggapi suatu masalah dari memanfaatkan
metode pembelajaran PBL dan menjelaskan langkah – langkah berpikir kritis
4. Mahasiswa mampu mengetahui rujukan ilmiah yang baik dan benar
5. Dampak penggunaan teknologi informasi untuk menyokong pembelajaran

jawabann

1. Ilmu pengetahuan atau sains (science) adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara
tertentu, yaitu cara atau metode ilmiah. Jadi, dalam hal ini kata kunci yang amat penting adalah
cara atau metode ilmiah. Jika ada suatu pengetahuan yang didapat dari cara-cara non-ilmiah,
maka pengetahuan tersebut belum layak disebut sebagai ilmu pengetahuan.
Misalnya, Einstein melalui penelitian ilmiah selama bertahun-tahun, menemukan bahwa
semua benda akan jatuh (ke bawah) disebabkan karena adanya gravitasi bumi. Ini adalah ilmu
pengetahuan. Tetapi jika pengetahuan itu diperoleh dengan cara non-ilmiah, misalnya bertapa
di gua selama berbulan-bulan untuk mendapatkan wangsit, maka pengetahuan yang diperoleh
bukanlah ilmu pengetahuan.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan adalah produk atau hasil dari
suatu pencarian dengan cara atau metode ilmiah. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa dilihat
sebagai sistem, yaitu bahwa ilmu pengetahuan melibatkan berbagai abstraksi dari kejadian atau
gejala yang terjadi di alam semesta dan diatur dalam tatanan yang logis dan sistematik. Jadi
kumpulan fakta dan konsep saja belum dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan menuntut fakta dan konsep tersebut diatur dalam tatanan yang sistematik.
(ISIP4216/MODUL 1 1.3)
2. PBL merupakan suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah,
serta memperoleh pengetahuan dari materi pembelajaran.(Sudarman, 2007)
Menurut Arends (2008:55), langkahlangkah dalam melaksanakan PBL ada 5 fase yaitu
(1) mengorientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk meneliti; (3) membantu
investigasi mandiri dan berkelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Permasalahan yang digunakan
dalam PBL adalah permasalahan yang dihadapi di dunia nyata. Meskipun kemampuan individual
dituntut bagi setiap siswa, tetapi dalam proses belajar dalam PBL siswa belajar dalam kelompok
untuk memahami persoalan yang dihadapi. Kemudian siswa belajar secara individu untuk
memperoleh informasi tambahan yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
3. Berpikir kritis merupakan proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan
terampil dari menyusun konsep,mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis),
atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman,
refleksi, pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan
tindakan. Berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siswa, karena memungkinkan siswa untuk
dapat menyelesaikan masalah sosial, keilmuan dan permasalahan praktis secara efektif. Pada
era seperti sekarang ini, adanya pengetahuan dan informasi belum cukup untuk menyelesaikan
masalah. Untuk dapat bekerja dengan efektif didunia kerja dan dalam kehidupan sehari-hari
siswa harus dapat menyelesaikan permasalahan untuk dapat membuat keputusan yang tepat.
(Yunin, 2014)
Berpikir kritis bersifat reasonable dan berpikir reflektif yang difokuskan pada
memutuskan apa yang harus dipercayai dan apa yang harus dilakukan. Artinya ketika
menggunakan berpikir kritis akan dapat memutuskan denganmtepat apa yang seharusnya
dipercayai dan apa yang harus dilakukan. Berpikir kritis merupakan proses intelektual dan penuh
konsep akan keterampilan yaitu (1) mengaplikasikan; (2) menganalisa; (3) mensintesa; (4)
mengevaluasi darimana suatu informasi diperoleh; (5) atau men-generalisasi hasil dari proses
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai dasar untuk dipercaya dan
apa yang akan dilakukan (Paul, 2008: 4)
4. Karya tulis ilmiah merupakan naskah yang bersifat primer sehingga banyak pihak yang
membutuhkannya untuk berbagai keperluan studi dan penelitian dan lain sebagainya. Karena
informasi yang dimiliki oleh sumber rujukan primer tersebut merupakan informasi yang
curren dan terkini. Apalagi di era globalisasi sekarang kita kenal adanya program digitalisasi
informasi bahan pustaka. Berbagai perguruan tinggi di Indonesia mungkin sudah banyak
melakukannya mulai dari pengelolaan adminsitrasi perguruan tinggi baik terkait surat
menyurat, keuangan, kemahasiswaan, dan termasuk pengelolaan dokumentasi karya tulis
ilmiah dalam lingkungan akademika suatu universitas dikenal dengan inventarisasi
kekayaan intelektual (Djunaidi, 2017)
5. Dampak positif dari IPTEK adalah :
 Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses
 Dengan adanya e-learning yang makin memudahkan pendidikan
 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan kelas yang
berbasis teleconference yang tidak mengharuskan pendidik dan peserta didik berada
dalam satu ruangan
 Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancer
karena penerapan sistem informasi dan komunikasi
(Christyn Elisabeth Siaginan, 2012)
Dampak negative IPTEK adalah:
 Dapat menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru tersingkirkan
 Akan terciptanya individu yang bersifat individual
 Dikhawatirkan siswa atau mahasiswa bukannya memanfaatkan teknologi informasi
dengan optimal malah mengakses hal – hal tidak baik
(Diah Ayu, 2008 : 11)

Anda mungkin juga menyukai