Anda di halaman 1dari 4

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara.

Kelembaban udara
dapat mempengaruhi kelembaban tanah. Angka kelembaban relative dari nol sampai dengan
100%, dimana 0 % artinya udara kering, sedangkan 100% artinya udara jenuh dengan uap air
dimana akan terjadi titik-titik air.
Pada hasil pengamatan kelompok untuk lokasi pengamatan yakni kebun yang
dilakukan oleh kelompok 2, 3 dan kelompok 5, setelah dilakukan pengamatan menggunakan
alat ukur kelembaban udara yaitu higrometer diperoleh data yakni untuk kelompok 2 pada
titik A memiliki tingkat kelembaban udara sebesar 50%, begitu pula dengan kedua titik yang
lain yakni titik B dan C yang sama-sama memiliki tingkat kelembaban udara sebesar 50%.
Sedangkan untuk kelompok 3, setelah dilakukan pengamatan diperoleh data yakni untuk titik
A memiliki tingkat kelembaban udara sebesar 20%, dan untuk titik B dan titik C memiliki
tingkat kelembaban yang sama yakni 25%.Dan hasil yang diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan oleh kelompok 5 yakni untuk titik A memiliki tingkat kelembaban udara sebesar
20% dan untuk titik B dan C sebesar 23%.Sehingga apabila hasil dari kedua kelompok tersebut di
rata-rata, maka akan diperoleh tingkat kelembaban udara rata-rata yakni sebesar 31,78%.
Selanjutnya untuk lokasi pengamatan yaitu hutan dilaksanakan oleh kelompok 1,3, 4
dan 5. Berdasarkan hasil pengamatan oleh kelompok 3, untuk titik A diperoleh tingkat
kelembaban udara sebesar 30%, sedangkan untuk titik B sebesar 20%, dan titik C sebesar
30%. Lalu, untuk kelompok 3 diperoleh hasil yakni pada semua titik memiliki hasil tingkat
kelembaban udara yang sama yaitu 50%. Untuk kelompok 4, pada titik A diperoleh hasil
pengamatan tingkat kelembaban udara sebesar 20%, titik B sebesar 12%, dan titik C 6,7%.
Dan untuk kelompok 5, pada semua titik pengamatan diperoleh tingkat kelembaban udara
sebesar 48%. Apabila hasil pengamatan di lokasi hutan tersebut dirata-rata maka akan
diperoleh tingkat kelembaban udara sebesar 34,39%.
Untuk lokasi lainnya yaitu area laboratorium FMIPA (halaman dan taman
laboratorium), pengamatan dilaksanakan oleh kelompok 1, 2, dan 4. Untuk kelompok 1
(depan laboratorium) diperoleh tingkat kelembaban udara untuk titik A sebesar 78%, lalu titik
B sebesar 74%, dan titik C sebesar 75%. Selanjutnya untuk kelompok 2 (taman laboratorium)
memperoleh hasil tingkat kelembaban udara pada titik A (barat pohon) sebesar 70%, titik B
(tengah taman) sebesar 80%, dan titik C (timur pohon) sebesar 70%. Dan untuk kelompok 4
(halaman lab) memperoleh hasil untuk titik A sebesar 20%, titik B dan titik C sama-sama
sebesar 45%. Dan apabila data hasil pengamatan tersebut dirata-rata maka diperoleh hasil
61,89%.
Dari ketiga lokasi pengamatan, area laboratorium memiliki tingkat kelembaban udara
paling tinggi dibandingka dengan dua lokasi yang lain disusul oleh hutan, lalu kemudian
kebun. Selain surah hujan, kelembaban udara juga dapatt dipengaruhi oleh faktor suhu.
Semakin tinggi suhu udara di suatu wilayah, maka akan semakin tinggi pula kelembaban
udaranya.

Warna tanah dapat digunakan sebagai petunjuk adanya kandungan bahan organik,
keadaan drainase dan aerasi, serta pembeda horizon. Metode atau alat ukura yang digunakan
untuk mengamati warna tanah ialah Hue-Val Chr. Yakni metode yang dikenal oleh banyak
Soil Specialist dalam pengklasifikasian warna tanah yang disebut Sistem Munsell. Metode
ini membedakan warna tanah secara langsung dengan menggunakan bantuan kolom-kolom
warna standar.
Pada pengamatan tiap lokasi dan tiap kelompok, untuk lokasi pengamatan di kebun,
oleh kelompok 2 diperoleh hasil pada titik A berwarna coklat (7,5 Yr 4/4), pada titik B
berwarna coklat tua/ dark brown (10 Yr 3/3), dan pada titik C sama dengan titi B yakni coklat
tua (10 Yr 3/3). Sedangkan untuk kelompok 3, pada titik A dan B memiliki warna tanah yang
sama yakni coklat sangat tua/very dark brown (7,5 Yr 2,5/3) dan pada titik C sama berwarna
coklat sangat tua namun berbeda nama warna tanahnya yakni 7,5 Yr 2,5/2. Dan untuk
kelompok 5 diperoleh hasil untuk warna tanah pada titik A berwarna hitam (7,5 Yr 2/1), titik
B berwarna coklat tua (7,5 Yr 2,3/2), dan titik C berwarna hitam (7,5 Yr 2/1) sama seperti
pada titik A.
Warna tanah yang coklat tua sampai dengan sangat tua menunjukkan bahwa tanah
tersebut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan dapat dikategorikan sebagai
tanah yang subur dan mudah untuk diolah. Selain itu, wana coklat tua atau sangat tua
menunjukkan bahwa tanah tersebut adalah tanah yang bersifat muda dan mengandung banyak
senyawa Mn2O3 (Mangani).
Lalu untuk lokasi hutan, untuk kelompok 1 diperoleh hasil pada titik A dan B
memiliki warna tanah coklat sangat tua (very dark brown), serta titik C berwarna hitam.
Sedangkan untuk kelompok 3 diperoleh hasil pada titik A berwarna abu-abu sangat tua/very
dark grey (7,5 Yr 3/1), begitu pula dengan titik B yang sama-sama berwarna abu-abu tua
meski memiliki nama warna) tanah yang berbeda yakni 7,5 Yr 2,5/2, lalu untuk titik C
berwarna hitam (7,5 Yr 2,5/1). Pada kelompok 4, pengamatan di semua titik memiliki warna
tanah abu-abu sangat tua (7,5 Yr 3/1).Dan untuk kelompok 5 diperoleh hasil untuk warna
tanah pada titik A berwarna abu-abu sangat tua/ very dark grey (7,5 Yr 3/1) sama dengan titik
C, sedang untuk titik B berwarna coklat sangat tua (7,5 Yr 2,5/2).
Untuk lokasi terakhir yaitu lokasi laboratorium diperoleh hasil untuk kelmpok 1 pada
titik A dan B sama-sama berwarna abu-abu sangat tua, sedang titik C berwarna coklat tua
kekuningan. Untuk kelompok 2, pada titik A memiliki warna tanah coklat (7,5 Yr 4/3) dan
untuk titik B dan C sama-sama memiliki warna tanah coklat tua mseki memiliki nama wana
tanah yang berbeda yakni 7,5 Yr 3/3 dan 7,5 Yr 3/2. Selanjutnya untuk kelompok 4, titik A
dan B sama-sama memiliki warna tanah hitam (7,5 Yr 2/1) sedangkan untuk titik C berwarna
coklat tua (7,5 Yr 3/2). Jika tanah yang berwarna coklat tua atau gelap adalah merupakan
tanah yang mengandung senyawa Mn2O3 (Mangani), untuk tanah yang berwarna coklat
kekuningan, tanah tersebut mengandung senyawa Fe2O3H2O (Geothit).

Keberadaan CaCO3 yang tinggi mempengaruhi kejenuhan basa karena banyak


menyumbang kation-kation Ca. Tanah-tanah yang berbahan induk batuan kapur karbonat berpH di atas 8. Pada lokasi pengamatan kebun yang dilakukan oleh kelompok 2 setelah
melakukan pengamatan untuk mengetahui keberadaan CaCO3diperoleh hasil yakni sampel
tanah A memiliki derajat desis sedang dengan lama berbuih 5s, unutk titik b memiliki derajat
desis keras dengan lama berbuih 9s, dan untuk titik C memiliki derajat desis pelan dengan
lama berbuih 9s. Lalu, hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 5 adalah untuk titik
A memiliki derajat desis dan lama berbuih adalah sedang selama 13s, sedang titik B pelan
selama 12s, dan titikC sedang 13s.Dan jika hal ini menunjukkan bahwa tanah di lokasi kebun
ini mengandung CaCO3. Adapun kandungannya adalah sedang.
Selanjutnya untuk pengamatan yang berlokasikan di hutan yang dilakukan oleh
kelompok 1 yakni lama berbuih pada titik A adalah selama 50s, sedang titik B 63s, dan titikC
60s. Untuk kelompok 4 diperoleh hasil untuk titik A memiliki derajat desis sedang dengan
lama berbuih 21s, titik B memiliki derajat desis keras dengan lama berbuih 19s, dan untuk
titik C memiliki derajat desis pelan dengan lama berbuih 22s.Selanjutnya untuk kelompok 5
lama berbuih pada titik A adalah selama 19s dengan derajat desis keras, sedang titik B 63s,
12s keras dan titik C 11s sedang.Dikarenakan ada kerancuan pada data hasil pengamatan dari
kelompok 1 makan hasil yang diambil adalah dari kelompok 4 dan 5. Sehingga, jika dilihat
dari hasil pengamatan kelompok 4 dan 5 dapat dimungkinkan tanah di hutan ini mengandung
CaCO3yang cukup tinggi.
Untuk pengamatan di lokasi laboratorium untuk kelompok 1 diperoleh hasil yakni
lama berbuih untuk semua titik adalah 60s. Sedang untuk kelompok 2 diperoleh hasil lama
berbuih dan derajat desis untuk titik A adalah7s pelan, titik B 7s kerasm dan titik C 6s keras.
Karena terdapat kerancuan dari data hasil pengamatan kelompok 1 maka rata-rata yang
diambil adalah rata-rata hasil pengamatan darai kelompok 2 saja yakni lama berbuih sebesar
6,33.

Kebasahan tanah (soil wetness) diartikan sebagai bagian air di dalam tanah yang
dinyatakan per massa atau volume tanah. Pada pengamatan yang dilakukan di kebun,
kelompok 2 memperoleh hasil pengamatan di titik A, B, dan C memiliki tingkat kebasahan
tanah yang lembab. Sedangkan untuk lokasi pengamatan di hutan, kelompok 1 memperoleh
hasil pengamatan yang sama dengan kebun yaitu di semua titik memiliki tingkat kebasahan
lembab. Dan untuk laboratorium, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 1
diperoleh hasil yaitu semuanya lembab berbeda dengan hasil pengamatan kelompok 2 yang
tingkat kebasahan tanahnya kering.
Kondisi terbasah yang paling mungkin dapat dicapai di dalam tanah disebut jenuh
(saturated), didefinisikan sebagai keadaan tanah yang seluruh pori tanahnya terisi oleh air.
Sebaliknya, kondisi yang terkering di alam yang mungkin terjadi yang merupakan kondisi
yang sangat variatif disebut kekeringan tanah (soil dryness).

Anda mungkin juga menyukai