23,2%, IUD 11,0%, suntikan 49,1%, implant 7,6%, tubektomi6,5%, Metode Operasi Pria
(vasektomi) 0,77%, Metode Amenorea Laktasi (MAL) 0,2% (SDKI 2002-2003).
Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2005tingkat II
langkat peserta KB aktif pada Agustus 2005 antara lain IUD 8,52%, vasektomi 1,1%,
tubektomi 7,9%, implant 6,24%, suntik 32,4%, pil 49,3%, Kondom 13,11%. Pemakaian
metode kontrasepsi efektif terpilih cenderung menurun dari waktu ke waktu, masih banyak
pengguna kontrasepsi yang kurang efektif dan efisien untuk menjarangkan kelahiran atau
tidak menginginkan anak lagi.
B. Metode Kontrasepsi
1. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan metode permanen kontrasepsi. Ada tiga jenis kontrasepsi sterilisasi:
a. Vasektomi
Vasektomi adalah metode permanen kontrasepsi pada laki-laki meliputi
pemotongan dan pengikatan atau penghambatan vas deferens yang membawa sperma
dari testikel ke penis. Vasektomi dilaksanakan melalui sayatan kecil pada skrotum atau
metode tanpa skalpe dan biasanya hanya membutuhkan anestasi lokal. Vasektomi
dapat dilakukan selama sehari di ruang operasi atau ditempat praktek dokter spesialis.
Vasektomi tidak mempunyai efek pada dorongna seksual, ereksi ataupun ejakulasi. Efek
samping vasektomi antara lain terjadinya memar dan rasa tidak nyaman selama
beberapa hari setelah pelaksanaan operasi (Khokhar, 2014).
b. Tubektomi
Tubektomi adalah metode permanen kontrasepsi pada perempuan meliputi
pemotongan, pembakaran, menjepit atau memasang cincin pada saluran tuba falopi.
Vasektomi tidak mempunyai efek pada dorongna seksual dan siklus menstruasi.
Tubektomi mempunyai resiko berkaitan dengan anestesi dan pembedahan. Tubektomi
paling umum dilakukan dengan bantuan laparoskop dan bius total. Laparoskop adalah
suatu instrumen yang memungkinkan bagian dalam abdomen terlihat disisipkan melalui
satu sayatan. Untuk keperluan tubektomi dibutuhkan satu sampai tiga sayatan kecil di
dekat pusar, lalu abdomen diisi dengan gas dan laparoskop (Khokhar, 2014). Metode ini
hanya dilakukan pada wanita yang tidak ingin melahirkan anak,karena metode ini
adalah metode yang permanen untuk mencegah kehamilan.
hati-hati kedalam penis yang ereksi dan memberi sedikit rongga pada ujungnya untuk
menahan semen. Kehati-hatian juga dilakukan saat mencopot sehingga tidak ada semen
yang keluar.
Kondom efektif jika digunakan secara tepat dan konsisten, dapat melindungi diri dari
penyakit kelamin. Kondom yang dilumasi dapat membantu perempuan yang mengalami
kekeringna vaginal. Namun beberapa pasangan merasa sensasi seksual saat berhubungan
menjadi menurun karena penggunaan kondom, dan terkadang perempuan alergi terhadap
bahan kondom maupun pelumas yang digunakan saat pengaplikasian kondom (Khokhar,
2014). Kondom juga disebut juga dengan prophylatics karena dapat sekaligus mencegah
kehamilan sebaik mungkin dan melindungi penularan penyakit menular seksual selama
melakukan hubungan intim (Masland, 2006).
6. Spermisida
Spermisida atau zat pembunuh sperma adalah jelli, busa atau krim yang dimasukkan
ke dalam vagina sesaat sebelum dilakukan hubungan intim. Spermisida dikemas dalam
kapsul yang disebut dengan (suppositoria), lapisan suppositoria akan mencair di dalam
vagina sehingga spermisida dapat melapisi dinding vagina dan serviks. Spermisida
berwarna bening dan lembut dan melapisi bagian dalam vagina. Spermisida biasanya
digunakan bersama dengan penggunaan kondom dan diafragma (Masland, 2006).
7. IUD (intrauterin device)
IUD adalah benda kecil yang secara khusus dirancang oleh dokter untuk dipasangkan
di dalam rahim untuk mencegah terjadinya konsepsi. IUD berbentuk bengkok atau
berkelok-kelok dan dibuat dariplastik dan metal yang elastis. IUD disisipkan ke dalam
uterus melalui cerviks. IUD diharapkan unuk mencegah pembuahan dan implantasi zygot
pada endometrium uterus dan berkembang menajdi bayi (Masland, 2006). Penggunaan
IUD dapat menyebabkan efek ekspulsi yaitu keadaan dimana IUD terdorong keluar dari
uterus. IUD dapat digunakan dalam uterus selama sekitar 5 tahun tanpa penggantian.Efek
samping penggunaan IUD antara lain pendarahan tidak teratur (amenorhoea), periode
menstruasi yang lebih berat sakit dan lebih lama, nyeri payudara, sakit kepala, jerawat dan
perubahan suasana hati(Khokhar, 2014).
8. Diafragma
Diafragma adalah tutup karet lembut yang dipasang melintang pada vagina, menutup
servix untuk menghalangi sperma masuk ke dalam uterus sehingga tidak terjadi
pembuahan. Alat ini dipasang sebelum melakukan hubungna seksual dan dibiarkan tetap
terpasang sampai lebih dari 6 jam setelah melakukan hubungna seksula yang terakhir.
apapun. Meskipun banyak pasangan akan gagal, namun juga terdapat pasangan yang
dengan nyaman menerima resiko ini (Khokhar, 2014).
12. Metode perencanaa kelurga secara alamiah (irama)
Metode irama meliputi enghentikan aktivitas seksual selama masa ovulasi. Ovulasi
biasanya terjadi pada hari ke-13 dan hari ke-17 dari siklus menstrausi. Paling aman jika
menghindari hubungan intim pada hari ke-10 sampai hari ke-20 (Masland, 2006).
Meskipun metode alami dapat efektif pada perempuan muda, metode ini bermasalah pada
wanita usia diatas 40 tahun. Siklus yang tidak teratur dan fluktuasi hormonal pada
perempuan membuat perhitungan hari aman menjadi lebih sulit (Khokhar, 2014).
Walaupun direncakan dengan hati-hati dan latihan pengendalian oleh pasangan suami istri,
angka statistik menunjukkan bahwa keberhasilan metode ini <50%(Masland, 2006).
13. Kontrasepsi darurat
Jika kontrasepsi gagal atau terlewatkan, kontrasepsi darurat dapat digunakan sebagai
metode cadangan yaitu dengan IUD dan pil kontrasepsi darurat. Jika disisipkan 5 hari
setelah melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi, IUD akan mencegah kehamilan
dan memberikan kontrasepsi yang terus menerus pada perempuan yang cocok. Pil KB
darurat dapat diminum dalah 72 jam setelah hubungan seks tanpa pengaman. Pil ini terdiri
dari tablet progesteron dalam dosis dua kali lipat lebih tinggi dengan selang 12 jam
(Khokhar, 2014).
Daftar Pustaka
Masland, Robert. 2006. Apa Yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks (terjemah oleh Mira
T Windy). Jakarta: Bumi Aksara.
Khokhar, Anita. 2014. Women Over Forty (terjemah oleh Indah Sri Utami). Yogyakarta:
Kanisius.
Prawirohardjo, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sperof, 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC
Arjoso, 2007. Atur Kelahiran. Http:// www.bkkbn.com. Diakses pada 27 Oktober 2014.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI).2002-2003. Jakarta
BKKBN. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Balai
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.