Kampus Terpadu:
Jl. Siliwangi No. 63 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 55292,
Telepon: (0274) 4469199, Fax.: (0274) 4469204 email: info@unisayogya.ac.id
2021
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL MUSKULOSKELETAL
FISIOTERAPI PADA MANAJEMEN NYERI PADA
KONDISI MUSKULOSKELETAL
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Mengetahui,
Ketua Program Studi Fisioterapi S1 Koordinator Modul
III. Pendahuluan........................................................................................................ 7
A. NEUROANATOMY .................................................................................... 8
B. NEUROPHYSIOLOGY ................................................................................ 9
V. Latihan .................................................................................................... 23
VI. Rangkuman ........................................................................................... 23
VII. Test formatif .......................................................................................... 24
VIII. Umpan Balik ........................................................................................ 24
VIII. Kunci Test ........................................................................................... 25
X. Daftar Pustaka ........................................................................................ 26
3
KATA PENGANTAR
4
I. VISI KEILMUAN, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI
FISIOTERAPI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Visi Keilmuan
Program studi Fisioterapi pilihan dan unggul di bidang fisioterapi ortopedik
muskuloskeletal berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan nilai-
nilai islam berkemajuan.
Misi
Tujuan
5
II. TINJAUAN MODUL
A. Deskripsi modul
B. Kegunaan Modul
Adapaun kegunaan modul ini antara lain :
1. Bahan ajar mandiri.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk belajar sendiri tanpa
tergantung kepada kehadiran dosen
2. Pengganti fungsi dosen.
3. Sebagai alat evaluasi.
Dengan modul ini, mahasiswa dituntut untuk dapat mengukur dan
menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah
dipelajari.
4. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa
C. Capaian Pembelajaran
6
D. Bahan Kajian
E. Sasaran Belajar
III. PENDAHULUAN
7
C. Manfaat mempelajari modul
D. Urutan pembahasan
1. Neuroanatomy
2. Neurophysiologi
3. Pain Assesment
4. Paint Treatment
A. NEUROANATOMY
1. Sistem Saraf Pusat
2. Medulla Spinalis
B. NEUROHYSIOLOGI
The International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman
kerusakan jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan
suatu gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik
nyeri) dan komponen subjektif (aspek emosional dan psikologis).
Berikut beberapa penjelasan tentang teori nyeri :
1. Teori Nyeri
10
fungsi neurotransmitter endogen. Teori terbaru saat ini
menunjukkan bahwa ujung saraf (Nosiseptor) merespon semua
rangsangan nyeri dan jenis sarat tertentu (yaitu serat Aδ kecil
bermielin dan serat C tidak bermielin) menyampaikan sensasi
nyeri dari ujung saraf ke spinal cord dan di teruskan ke central
nerve system.
2. Mekanisme Nyeri
a. Transduksi
12
b. Konduksi
c. Transmisi
13
d. Persepsi
14
a. Stimulasi serat afferent berdiameter besar
Stimulasi serat afferent ini dapat menghasilkan suatu efek
berupa aktifasi interneuron inhibisi di kornua dorsalis.
Stimulasi halus berulang serat A beta atau menggunakan alat
TENS dapat menghambat transmisi nyeri.
b. Serat inhibisi desendens
Ada 3 lintasan dari mesenchepalon ke kornua dorsalis
medulla spinalis, yaitu :
- Lintasan I : Berawal dari nucleus raphe magnus
- Lintasan II : Berawal dari nucleus lokus seruleus
- Lintasan III : Berawal dari nucleus edinger
wesphal.
Ketiga lintasan ini menimbulkan hambatan fungsi respon
nyeri neuron nosisepsi di kornu dorsalis medula spinalis.
Bila diaktifkan, ketiga lintasan ini akan melepaskan
serotonin, norepinefrin dan cholecystokinin. Periaquaductal
gray (PAG) mempunyai hubungan dengan ketiga lintasan ini.
PAG kaya dengan reseptor opioid. Bila reseptor ini
diaktifkan, PAG akan mengaktifkan ketiga lintasan ini.
Reseptor opioid PAG dapat diaktifkan oleh endorphin yang
dilepaskan secara endogen dan opioid yang diberikan secara
eksogen. Pelepasan endorphin dapat dipicu oleh nyeri dan
stress.
c. Betha Endorphin
Diproduksi di hipotalamus dan disalurkan ke ventrikulus
tertius. Oleh liquor zat ini dibawa ke medula spinalis
menimbulkan efek depresi konduksi nyeri di substansia
gelatinosa.
d. Opioid
PAG kaya dengen reseptor nyeri. Substansia gelatinosa
kornu dorsalis medula spinalis juga kaya dengan reseptor
opioid. Opioid bekerja dengan mengaktifkan sistem inhibisi
15
desendens atau mengaktifkan reseptor opioid di substansia
gelatinosa.
C. PAIN ASSESMENT
Ada beberapa metode yang umumnya digunakan untuk menilai
intensitas nyeri, antara lain (Hawker, 2011) :
1. Visual Analog Scale (VAS)
D. PAIN TREATMENT
1. Osteoarthritis
17
2. Elektrotherapy untuk Manajemen Nyeri
19
2). Menentukan tujuan dan memilih modalitas
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : NO
B. Dorsal Horn : YES
C. Neuronal Descending Pathway :
YES
D. Hormonal System : NO
E. Cortical Level : NO
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : YES
B. Dorsal Horn : YES
C. Neuronal Descending Pathway : YES
D. Hormonal System : NO
E. Cortical Level : NO
20
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : YES
B. Dorsal Horn : YES
C. Neuronal Descending Pathway : YES
D. Hormonal System : YES
E. Cortical Level : NO
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : YES
B. Dorsal Horn : YES
C. Neuronal Descending Pathway : YES
D. Hormonal System : NO
E. Cortical Level : NO
Mekanisme nyeri :
A. Periphery :?
B. Dorsal Horn : ?
C. Neuronal Descending Pathway : ?
D. Hormonal System : NO
E. Cortical Level : NO
21
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : NO
B. Dorsal Horn : NO
C. Neuronal Descending Pathway : ?
D. Hormonal System : YES
E. Cortical Level : NO
Mekanisme nyeri :
A. Periphery : NO
B. Dorsal Horn : NO
C. Neuronal Descending Pathway : YES
D. Hormonal System : YES
E. Cortical Level : NO
22
5). Menyesuaikan amplitudo sampai stimulasi dengan dosis yang sesuai agar
mencapai efek yang diharapkan
V. LATIHAN
VI. RANGKUMAN
b. Serat Afferent C
a. Tranduksi
b. konduksi
c. Transmisi
d. Persepsi
e. Semuanya benar
1. B
2. D
3. E
25
X. Daftar Pustaka
Hawker, G., Mian, S., Kendzerska, T., & French, M. (2011). Measures of Adult
Pain Visual Analog Scale for Pain (VAS Pain), Numeric Rating Scale for
Pain (NRS Pain, McGill Pain Questionnaire (MPQ), Short-Form McGill
Pain Questionnaire (SF-MPQ), Chronic Pain Grade Scale (GPGS), Short
Form-36 Bodily Pain Scale (SF-36 BPS), and Measure of Intermittent and
Constant Osteoarthritis Pain (ICOAP). Arthritis Care & Research.
26