Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIOTERAPI KOMUNITAS

“EDUKASI FISIOTERAPI PADA PENGHAFAL AL-QURAN DI


PESANTREN RIYADLUL QURAN SUMENEP”

Disusun oleh :

Hadiyatulloh Alif Qomaruddin

202020641011105

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

i
DAFTAR ISI

MAKALAH FISIOTERAPI KOMUNITAS ........................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 4
PELAKSANAAN ................................................................................................... 4
A. KEGIATAN KOMUNITAS ........................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
Dokumentasi ......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

ii
LEMBAR PENGESAHAN

EDUKASI FISIOTERAPI PADA PENGHAFAL AL-QURAN DI


PESANTREN RIYADLUL QURAN SUMENEP

Disusun Oleh:

HADIYATULLOH ALIF QOMARUDDIN


NIM : 202020641011105

Telah disahkan dan dinyatakan memenuhi syarat


pada,

Clinical Educator

Ftr Izzul Mujahidin S.Ft

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Safun Rahmanto, SST, Ft


NIP. 11414100563

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan

kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara,

dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan

dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,

peralatan medis dan komunikasi (Kepmenkes RI Nomor 136

3/MENKES/SK/XII/2010).

Menghafal al-Quran merupakan salah satu aktivitas yang sangat

mulia dan memiliki nilai besar karena menghafal al-Quran akan membuka

pintu-pintu kebaikan (Fitrya, 2020). Salah satu langkah yang ditempuh

dalam menghafal al-Quran adalah berproses di pesantren.

Menghafal al-quran dibutuhkan beberapa komponen untuk optimal

dalam menghafal, diantaranya niat, metode menghafal, kebugaran fisik

yang prima yang didalamnya terdapat posisi ergonomis dalam menghafal

agar bisa optimal dan efesien dalam menghafalkan al-Quran.

Dalam kajian awal yang kami lakukan di pesantren tahfidz Riyadlul

Quran, ada sekitar 40 santri yang bermukim di pesantren. Durasi menghafal

yang biasa diakukan oleh santri dibutuhkan 6 jam dalam sehari yang dibagi

dalam 5 waktu, yaitu ba’da subuh, duha, ba’da ashar dan ba’da maghrib.

Postur duduk dalam keadaan statis dengan jangka lebih dari 1,5 jam akan

beresiko menimbulkan nyeri punggung bawah. Selain itu kami juga

observasi terkait dengan posisi santri dalam menghafal al-quran. Dari

1
observasi awal didapatkan 7 dari 10 santri memiliki posisi yang kurang

ergonomis dalam mengahafal, serta setiap kurang lebih 15 menit santri

mengalami pegal-pegal disekitar leher dan punggung ketika menghafal al-

quran.

Dari kajian awal diatas dapat disimpulkan bahwa, masih banyaknya

santri yang masih kurang paham terkait dengan posisi ergononomis dalam

menghafal al-Quran, sehingga kami berisiatif untuk menyampaikan eduksi

terkait posisi ergonomis dalam menghafal serta self treatment yang bisa

dilakukan ketika santri mengalami pegal-pegal pada saat menghafal al-

Quran.

B. Tujuan Fisioterapi Komunitas

1. Memperkenalkan profesi fisioterapi ke masyarakat

2. Memberikan penyuluhan atau sosialisasi kesehatan secara umum,

untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan.

3. Mengadakan promosi terkait masalah atau gangguan fungsi yang

sering atau dapat dialami oleh individu atau kelompok

4. memberikan edukasi terkait faktor risiko, pencegahan, dan

pengenalan tanda dan gejala masalah atau gangguan fungsi serta

cara penanganan atas gangguan fungsi tubuh yang dialami oleh

individu atau kelompok tersebut.

5. Memperkenalkan modalitas yang digunakan dalam pelayanan

fisioterapi beserta fungsinya.

2
6. Memberikan edukasi terkait terapi untuk menangani masalah atau

gangguan fungsi yang dapat dilakukan sendiri di rumah.

3
BAB II

PELAKSANAAN

A. KEGIATAN KOMUNITAS

Dalam melaksanakan kegiatan program stase komunitas fisioterapi di

pesantren Riyadlul Quran, kami mengangkat tema kasus yang dikeluhkan

atau dialami santri yang sedang menjalani proses menghafal al-Quran.

1. Ergonomi

a. Uraian singkat

Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos

(aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan

dengan kerja. Namun banyak pakar yang menafsirkan ergonomi ini,

diantaranya adalah menurut Manuaba, A (1981) yang mengatakan

ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang

bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga

tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman,

dan efisien. Kemudian ada definisi lain dari Nurmianto (2004) yang

mengatakan ergonomi adalah penerapan prinsip ilmiah, metode, dan

data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan

sistem rekayasa di mana orang / setiap individu memainkan peran

yang signifikan. Di antara disiplin ilmu dasar psikologi, ilmu kognitif,

fisiologi, biomekanika, penerapan antropometri fisik, dan rekayasa

sistem industri. Kemudia yang terakhir, ergonomi berkenaan pula

dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan

manusia di tempat kerja, dirumah, dan di tempat rekreasi. Didalam

4
ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas

kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama

yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto,

2004).

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diintepretasikan bahwa

pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah

berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas

manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera,

meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan

penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang

terlibat dengan pekerjaan tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas, ergonomi bisa dikatakan

sebagai satu ilmu terapan dalam mencapai keselamatan dan kesehatan

kerja. Ilmu 8 ini digunakan untuk membuat pekerja merasa nyaman

dalam melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan uraian di atas pendekatan ergonomi dapat ditarik

kemanfaatan aplikasi sebagai berikut (Santoso, 2013) :

1) Performa kerja ergonomis dapat mengurangi kelelahan dan

meningkatkan produktivitas kerja.

2) Performa kerja dapat diukur menggunakan parameter kelelahan

kerja berdasarkan MEA fluktuasi asam laktat dan glukosa dalam

darah.

5
3) Lingkungan industri dan sekolah harus diciptakan secara

ergonomis agar tenaga kerja atau guru dan siswa tetap dalam

performa optimal.

Berikut contoh tawaran posisi ergonomi duduk yang baik dan

benar untuk meningkatkan kinerja santri dalam menghafal al-Quran.

Gambar 2.1 Posisi Duduk Ergonomis (Purnama dkk, 2015)

b. Waktu pelaksanaan

Hari, Tanggal: 20 Mei 2021

Waktu: 19.00-21.00

Tempat: pesantren Riyadlul Quran

Peserta: santri

Pelaksana: Mahasiswa Profesi Fisioterapi UMM

c. Rundown Pelaksanaan

Tabel 2.1 Tabel Rundown Pelaksanaan Penyuluhan Ergonomi

6
No. Jam Uraian Kegiatan Pelaksana

1. Persiapan dan Mahasiwa dan

Pembukaan Penyuluhan Pembimbing

1. Pembimbing

lahan

memperkenalkan

mahasiswa

kepada santri

yang menjadi

audience

2. Penyampaian Materi Hadi

1. Mengucapkan

salam

2. Penyampaian

materi tentang

ergonomi

3. Sesi Tanya Jawab dan Hadi

Konsultasi

4. Penutup Hadi

1. Penyampaian rasa

terima kasih

2. Mengucapkan

salam

7
2. Streching

a. Uraian singkat

Stretching adalah sebuah proses yang dikerjakan untuk

meregangkan dan memanjangkan otot agar bekerja secara optimal dan

membantu aktivitas tubuh ketika menjalankan kegiatan sehari-hari

(Tollison, 2011). Stretching berguna untuk mempersiapkan otot dalam

melakukan aktivitas harian dan aktivitas berat, sehingga dapat

mengurangi kemungkinan cedera otot, mengembalikan posisi dan

struktur otot kepada keadaan normal (Tolison, 2011).

Santri yang menghafal dalam posisi duduk selama 6 jam dalam

sehari besar kemungkinan akan mengalami kelelahan bahkan nyeri

pada bagian punggung bawah. Hal itu disebabkan karena kapasitas

duduk normal dalam keadaan statis hanya 1,5 jam (Purnama dkk, 2015).

Ada 2 sendi yang bekerja cukup dominan dalam posisi duduk, yaitu

daerah leher dan daerah ruas tulang belakang yang disupport oleh otot

disekitar kedua daerah tersebut agar tetap berada pada posisi tegap dan

stabil, ketika durasi duduk seorang santri dalam waktu 1,5 jam dalam

kondisi statis bahkan lebih maka akan berpotensi untuk mengalami

kelelahan bahkan cedera. Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk

mengatasi hal tersebut yaitu dengan streching otot pada daerah tersebut,

yaitu daerah leher dan ruas tulang belakang.

Penguluran otot levator scapula. Subjek diposisikan duduk dengan

kepala tegak. Kemudian kepala digerakan fleksi. Lalu digerakan rotasi

kontralateral, dan pertahankan posisi ini serta berikan dorongan atau

8
elongasi pada otot levator scapula. Gerakan ini dilakukan juga pada

kedua sisi leher dengan hitungan selama 8-10 detik.

Gambar 2.2 Penguluran Otot Levator Scapula (Kostopoulus, 2001)

Penguluran otot upper trapezius. Subjek diposisikan duduk tegak,

kemudian kepala digerakan fleksi ke depan dan kesamping. Berikan

stabilisasi pada bahu dan dorongan pada kepala bagian belakang agar

terjadi elongasi pada otot upper trapezius. Pertahankan posisi ini selama

8-10 hitungan atau dalam satuan detik, kemudian kembalikan posisi

kepala menjadi tegak kembali. Gerakan ini dilakukan juga pada sisi

leher berlawanan yaitu sisi kiri dan kanan dengan setiap gerakan

dilakukan sebanyak 4-8 kali pengulangan.

Gambar 2.2 Penguluran Otot Upper Trapezius (Kostopoulus,

2001)

Penguluran otot sternocleidomastoideus. Subjek diposisikan duduk

dengan kepala tegak kemudian lehernya digerakan rotasi ipsi lateral dan

9
extensi hingga maksimal dan posisi ini dipertahankan dan berikan

dorongan untuk mengulur otot sternocleidomastoideus selama 8-10

hitungan atau dalam satuan detik kemudian dikembalikan pada posisi

semula. Gerakan ini dilakukan juga pada sisi leher yang berlawanam

yaitu kearah kiri dan kanan. Gerakan ini dilakukan sebanyak 4-8 kali

pengulangan.

Gambar 2.3 Penguluran Otot Sternocleodomasteodeus

(Kostopoulus, 2001)

Menurut Bob Anderson (2010), cara melakukan peregangan yang

benar adalah sebagai berikut:

• Bernapas ringan.

• Santai, tenang dan nyaman.

• Menyesuaikan dengan keadaan tubuh.

• Fokus pada ototo dan sendi yang sedang diregangkan.

• Meresapi gerakan peregangan.

• Dilakukan tanpa paksaan.

• Tidak menimbulkan rasa sakit.

Point di atas merupakan cara yang benar dalam melakukan

peregangan. Cara melakukan peregangan otot punggung bawah yang

10
benar juga dilakukan dengan tahapan seperti yang sudah dijelaskan

(Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Bentuk Peregangan Otot Punggung Bawah

(Anderson, 2010)

b. Waktu Pelaksanaan

Hari, Tanggal: 20 Mei 2021

Waktu: 19.00-21.00

Tempat: pesantren Riyadlul Quran

Peserta: santri

Pelaksana: Mahasiswa Profesi Fisioterapi UMM

c. Rundown pelaksanaan

Tabel 2.2 Tabel Rundown Pelaksanaan Penyuluhan Stretching

No. Jam Uraian Kegiatan Pelaksana

1. Persiapan dan Mahasiwa dan

Pembukaan Penyuluhan Pembimbing

2. Pembimbing

lahan

memperkenalkan

mahasiswa

11
kepada santri

yang menjadi

audience

2. Penyampaian Materi Hadi

3. Mengucapkan

salam

4. Penyampaian

materi tentang

stretching

3. Sesi Tanya Jawab dan Hadi

Konsultasi

4. Penutup Hadi

3. Penyampaian rasa

terima kasih

4. Mengucapkan

salam

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan

keyakinan agar masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi

juga berkeinginan dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan

kesehatan. Tidak hanya memberikan edukasi terkait kesehatan, tetapi juga

memperkenalkan fisioterapi pada masyarakat di setiap daerah.

B. Saran

1. Penyuluh

Saran untuk penyuluh selanjutnya untuk dapat memberikan edukasi

terkait promosi kesehatan dengan metode yang inovatif dan aktif sehingga

objek penyluhan ikut terlibat dalam kegiatan penyuluhan. Serta pemilihan

materi yang lebih variatif dan fleksibel terutama yang banyak dikeluhkan

masyarakat.

2. Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan untuk selalu ingin dan mau

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan agar

terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan. Serta selalu menerapkan

latihan-latihan di rumah dalam rangka mencegah keluhan yang dialami.

13
Dokumentasi

14
Daftar Pustaka

Alimul, A. Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.


Jakarta: Salemba Medika.
Albar Z. Gangguan Muskuloskeletal Akibat Kerja. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Internal Publishing. Jakarta; 2009.
Armstrong. Element of Ergonomics Programs a Primer Based on Workplace
Evaluations of Musculoskeletal Disorders. US Departement of Health
and Human Service NIOSH. America; 2009.
Bob Anderson, 2010, Stretching in The Office, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta.
Fitrya N, 2020. Efektivitas Menghafal Al-Quran Melalui Program My Huffazh
Di MA Ruhul Islam Anak Bangsa. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.
Kepmenkes RI Nomor 136 3/MENKES/SK/XII/2010
Osni, M. 2012. Gambaran Faktor Risiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif
Terhadap Gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Penjahit
Sektor Informal di Kawasan Home Industry RW 6 Kelurahan Cipadu
Kecamatan Larangan Kota Tangerang pada Tahun 2012. Skripsi.
Universitas Indonesia.
Purnama L, dkk. 2015. Implementasi Desain Fasilitas Kerja Ergonomis untuk
Menurunkan Resiko pada Postur Kerja Duduk Statis. Jurnal Rekayasa
Sistem Industri Vol.4, No.1, 2015
Tarwaka. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta: Uniba Press; 2004.
Tollison T (2011). Modern Stretching. Exercise and Sport Science University
of Utah.1-25
Kustopoulos D, 2001; The Manual of Trigger Point and
MyofascialTherapy; Edition 1st , Amazonstudent Co. , New York.

15

Anda mungkin juga menyukai