PEMBELAJARAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN
IMPLIKASINYA
DALAM KEPERAWATAN
( PSYSICAL ASSASSMET )
Tim Penyusun :
SRI MUDAYATININGSIH, SKp., M.Kes
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2011
MODUL PEMBELAJARAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN IMPLIKASINYA
DALAM KEPERAWATAN
NO STANDART KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
02 Menerapkan pengkajian 1.1. Menjelaskan prinsip umum
keperawatan meliputi : pengkajian
1.2. Mendemonstrasikan cara pendekatan
Pengkajian umum/ kesehatan,
/ anamnese pada pasien
Tanda-tanda vital, dan
1.3. Menyiapkan alat yang diperlukan
pengkajian fisik
dalam pemerikasaan fisik
1.4. Mengatur posisi pasien saat
pemerikasaan fisik
1.5. Menyiapkan lingkungan yang aman
dan nyaman
1.6. Mendemonstrasikan tehnik-tehnik
pengkajian
1.7. Melakukan pendokumentasian hasil
pemeriksaan
PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI
a. Deskripsi Modul
Assalamualaikum Wr.Wb, puji syukur karena berkat rahmat dan HidayahNya kita
masih diberi kesehatan dan kesehatan.
Kita bertemu kembali dalam mengembangkan wawasan kita dalam dunia
keperawatan dengan berfokus pada tindakan pemeriksaan fisik umum dalam
pengkajian keperawatan, semoga kekuatan dan semangat luar biasa masih
menyertai kita.
Pada modul ini saudara akan mempelajari tentang tindakan pengkajian fisik secara
umum dan implikasinya dalam keperawatan. Pengkajian fisik dalam keperawatan
merupakan tugas yang melekat dalam keperawatan karena hampir semua tindakan
dibutuhkan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, sehingga perawat harus benar-benar
mempunyai kemampuan dalam pengakajian fisik secara umum dalam bidang
keperawatan.
Modul ini disusun untuk memudahkan saudara belajar, modul ini dibagi 3(empat )
unit belajar, unit 1. Teknik pemeriksaan fisik, unit 2. Pengenalan alat dan bahan
yang dipakai dalam pemeriksaan fisik, unit 3. Langkah-langkah pemeriksaan fisik.
Modul ini juga dilampiri format untuk panduan dalam pemeriksaan fisik.
b. Target Waktu
Waktu yang saudara perlukan dalam menyelesaikan modul ini adalah 20 jam
dengan perincian 6 jam untuk pemahaman konsep, 4 jam untuk demonstrasi dan
10 jam untuk pembelajaran mandiri / lab skill.
DAFTAR ISI
Halaman
Pendahuluan..
Daftar Isi......
Kata Pengantar.
Tujuan Umum..
Tujuan Khusus.
Unit belajar 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan berkat dan
rahmatNya Modul Pembelajaran Pemeriksaan fisik dan implikasinya dalam keperawatan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Selaku direktur Poltekkes Kemenkes Malang saya menyambut baik terbitnya modul
pembelajaran ini. Modul pembelajaran ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
mahasiswa D-III Keperawatan khususnya dan perawat pada umumnya. Modul pembelajaran
ini disusun sesuai dengan Kurikulum Pendidikan D-III Keperawatan tahun 2006. Kajian dan
bahasan modul pembelajaran ini untuk mendukung peran perawat dan mendukung
kompetensi dalam kegiatan keperawatan kebutuhan dasar manusia. Dari 29 kompetensi yang
ada dalam kurikulum D-III Keperawatan modul pembelajaran ini mendukung kompetensi
untuk kemampuan melaksanakan asuhan keperawatan pada lingkup kajian :
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Tim Penyusun yang sudah
mempersembahkan karya ini untuk kepentingan Polttekkes Kemenkes Malang. Namun
demikian, disadari bahwa buku ini tetap memerlukan masukan dari berbagai pihak, guna
penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat dalam upaya
pencapaian kompetensi Ahli Madya Keperawatan. Amin.
Direktur
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Umum Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu,melakukan pemeriksaan fisik
pada klien dengan cara sistematik dan benar, sehingga dapat membantu menegakkan
diagnosa dan menentukan intervensi serta dapat melakukan implementasi
keperawatan dengan benar.
D. Referensi
1. Altman, et all., 2000, Fundamental and Nursing Skill. Canada: Delmar
2. Kozier, et all., 1991, Fundamental of Nursing : Concepts, Process Amd
Practier.4th Edition. California : Addison-Wesley
3. Robert P., 1994, Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Taylor, et all., 1997. Fundamental of Nursing : the Art and Science of Nursing
Care. Philadelpia : JB Lippincott Company
E. Media Pembelajaran
1. Buku modul Pemeriksaan Fisik dan Implikasinya dalam Keperawatan
2. LCD, Laptop
3. Lembar Kerja Mahasiswa
UNIT BELAJAR 1
Teknik dalam Pemeriksaan Fisik
Petunjuk Belajar :
1. Baca dan pahami konsep-konsep dalam bacaan, kalau perlu tambahan atau dukungan
bahan / sumber bacaan lain
2. Selesaikan tugas terstruktur yang ada di bagian akhir
3. Buatlah soal yang terkait dengan konsep, dan buatlah kunci jawabannya
POKOK MATERI
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari
adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya
tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara.
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus
pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya
pada klien pneumonia, TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat
ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada
edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar ngiii.k. bisa dijumpai pada fase inspirasi
maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar kering seperti suara gosokan
amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata,
telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen,
ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
4. DOENGOES (1993)
UNIT BELAJAR 2
Alat dan Bahan yang Digunakan untuk
Pemeriksaan Fisik
Petunjuk Belajar :
1. Baca dan pahami konsep-konsep dalam bacaan, kalau perlu tambahan atau
dukungan bahan / sumber bacaan lain
2. Selesaikan tugas terstruktur yang ada di bagian akhir
3. Buatlah soal yang terkait dengan konsep, dan buatlah kunci jawabannya
POKOK MATERI
Dalam Unit belajar 2, akan diuraikan mengenai :
ALAT DAN BAHAN
Petunjuk Belajar :
1. Baca dan pahami konsep-konsep dalam bacaan, kalau perlu tambahan atau dukungan
bahan / sumber bacaan lain
2. Selesaikan tugas terstruktur yang ada di bagian akhir
3. Buatlah soal yang terkait dengan konsep, dan buatlah kunci jawabannya
MATERI POKOK
1 7
2 8
3
9
5
Anamnese :
A. Data Umum :
1. Biodata :
Nama, umur, agama, pekerjaan, pendidikan , alamat dan no. regester
2. Keluhan Utama :
merupakan keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan klien dibawa ke
Rumah Sakit.
c. R = Regio or Radiation
Pada area mana gejala dirasakan?, Sejauh mana penyebarannya?
d. S = severity
Tingkat/skala keparahan, hal-hal yang memperberat atau mengurangi keluhan
e. Time
Kapan gejala mulai muncul?, Seberapa sering dirasakan?, Apakah timbul tiba-
tiba atau bertahap?, Kambuhan, dan lama dirasakan?
2. Pola Eliminasi
Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi, Incontinentia,frekuensi,
BAB dan BAK klien?, Upaya mengatasi masalah yang dialami klien ?
5. Aktivitas Lain
Olah raga yang dilakukan, hobby dsb?
C. Riwayat Psikologis :
1. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana
yang membahagiakan klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
2. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah pola komunikasinya
spontan atau lambat, apakah klien menolak untuk diajak komunikasi, Apakah
komunikasi klien jelas, apakah klien menggunakan bahasa isyarat.
3. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien, apakah
klien aktif atau pasif dalam berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka
atau tertutup.
4. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi masalahnya
Untuk mengetahui apakah ada obesitas atau kekurangan berat badan dan ada
perubahan berat badan selama pasien sakit.
F. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
Cara : Dengan menggunakan 2 jari telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari ( telunjuk,
jari tengah dan jari manis jika kita kesulitan menggunakan 2 jari ) Temukan
titik nadi (daerah yang denyutannya paling keras), yaitu nadi karotis di cekungan
bagian pinggir leher kira-kira 2 Cm di kiri/kanan garis tengah leher ( kira- kira 2
Cm disamping jakun pada laki-laki), Nadi radialis dipergelangan tangan ibu jari.
Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah jumlah
denyutannya selama 60 detik ( 1 menit ).
Sedangkan untuk mengetahui kekuatan denyut jantung maksimal yaitu dengan rumus:
Misalkan: Anda sekarang berusia 40 tahun maka kekuatan maksimal jantung anda
adalah 80% x 180 = 144 kali /menit. Bila denyut nadi terlalu cepat, terlalu lambat,
atau tidak beraturan dapat berarti ada gangguan pada jantung.
b. Otot diafragma, bila persarafan melalui nervus frenikus yang berasal dari
cervikal 3, 4,5
Pusat pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro
reseptor yang terdapat di aorta dan arteri karotis melalui nervus frenikus dan nervus
interkostalis akan menjadi pernafasan abdomino-torakal ( pada bayi disebut torako-
abdominal ).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup pada saat nafas disebut
sebagai tidal volume. Bila membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan
penambahan volume pernafasan melalui pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.
Misal:
Jika tidal volume adalah 7 cc/kg berat badan, maka pada dengan berat badan 70 kg,
tidal volumenya 500 cc dengan frekwensi nafas 14 kali/menit, maka volume permenit
500 x 14 = 7000 cc/menit.
Jika didapatkan pernafasan lebih dari 40 kali/menit, maka penderita dianggap
mengalami hipoventilasi (nafas dangkal).
4. Mengukur suhu tubuh, pada orang dewasa pada axillar, pada bayi dan anak pada
rectal atau oral, dan pada kondisi yang memerlukan tingkat akurasi yang tinggi pada
orang dewasa bisa per-oral atau per-rektal
1.Pemeriksaan Integument
a. Inspeksi :
- Adakah lesi, warna, jaringan parut, vaskularisasi.
- Warna Kulit :
Coklat : deposit melanin
Biru : Hipoxia jaringan perifer
Merah : peningkatan oxihaemoglobin
Pucat : Anoxia jaringan kulit
Kuning : peningkatan bilirubin indirek dalam darah
b. Palpasi :
- Suhu kulit, tekstur halus/ kasar, torgor / kelenturan keriput /tegang, oedema
derajat berapa?
Derajat 0 : Kembali spontan
Derajat 1 : Kembali dalam 1 detik
Derajat 2 : Kembali dalam 2 detk
Derajat 3 : Kembali dalam waktu lebih dari 2 detik
B.Tipe Sekunder
a. Pustula : Vesical / Bulla yang berisi nanah
b. Ulkus : Luka terbuka yang diakibatkan oleh vesikula/bulla yang
pecah
c. Crusta : Cairan tubuh yang mongering ( serum, darah / nanah )
d. Exsoriasi : Pengelupasan epidermis
e. Scar : Pecahnya jaringan kulit sehingga terbentuk celah retakan
f. Lichenifikasi : Penebalan kulit karena garukan atau tertekan terus
2. Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi dan Palpasi :
- penyebaran, bau, rontok ,warna.
- Distribusi merata atau tidak, adakah alopesia, daerah penyebaran
- Quality, Hirsutisme ( pertumbuhan rambut melebihi normal ) pada sindrom
chasing, polycistik ovarii, dan akromrgali, penurunan jumlah dan
pertumbuhan rambut seperti pada penderita hipotiroitisme ( alopesia ).
Warna, putih sebelum waktunya terjadi pada penderita anemia perniciosa,
merah dan mudah rontok pada malnutrisi.
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi:
Warna ,bentuk, kebersihan
Normal : Kuku halus dengan warna merah muda, jaringan kulit utuh dengan
pengisian kapiler < 3 detik, bentuk cembung dan sudut antara
kuku dasar sekitar 160.
Kelainan : Kuku sangat tebal/ tipis, warna kuku pucat/ sianosis, jaringan
kulit tidak utuh, pengisian kapiler > 3 detik, terdapat lekukan
(karena injury), kuku cenderung Spoon nail dan sudut antara
kuku dan dasar kuku sekitar 180 lebih.
1. Pemeriksaan Kepala :
a. Inspeksi :
- Bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan,
dan pergerakan. Adakah hirochepalus/ pembesaran kepala.
- Rambut terdistribusi merata, tebal, bercahaya, tidak ada lesi pada kulit kepala,
bersih
b.Palpasi :
Nyeri tekan, fontanella cekung / tidak ( pada bayi ).
2.Pemeriksaan Mata :
a.Inspeksi :
1. Kelengkapan dan kesimetrisan mata
2. Adakah ekssoftalmus ( mata menonjol ), atau Endofthalmus ( mata tenggelam )
3. Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis, peradangan, luka, atau benjolan
4. Bulu mata : rontok atau tidak
5. Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna, kemerahan ,kuning atau pucat.
6. Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya, miosis /mengecil, midriasis/ melebar,
pin point / kecil sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar.
7. Kornea, warna merah biasanya karena peradangan, warna putih atau abu-abu di tepi
kornea ( arcus senilis ), warna biru, hijau pengaruh ras.
8. Amati kedudukan kornea,
Nigtasmus : gerakan ritmis bola mata
Strabismus konvergent : Kornea lebih dekat ke sudut mata medial
Strabismus devergent : Klien mengeluh melihat doble, karena kelumpuhan
otat.
b.Pemeriksaan Visus
Dengan jarak 5 atau 6 M dengan snellen card periksa visus okuli dekstra (OD) dan
Okuli Sinistra (OS)
5/5 atau 6/6 = normal
1/ 60 = Mampu melihat dengan hitung jari
1/300 = Mampu melihat dengan lambaian tangan
1 = Mampu melihat gelap dan terang
1 = Tidak mampu melihat
3.Pemeriksaan Telinga :
4.Pemeriksaan Hidung :
6.Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien, Warna dan kondisi wajah klien, struktur
wajah klien, sembab atau tidak, ada kelumpuhan otot-otot fasialis atau tidak.
7.Pemeriksaan Leher :
b. Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan meraba pada suprasternal
pada saat klien menelan, normalnya tidak teraba kecuali pada aorang kurus
Inspeksi :
Ukuran payudara : bentuk, dan kesimetrisan, dan adakah pembengkakan.
Normalnya melingkar dan simetris dengan ukuran kecil, sedang atau besar.
Kulit payudara : warna, lesi, vaskularisasi,oedema.
Areola : Adakah perubahan warna, pada wanita hamil lebih gelap.
Putting : Adakah cairan yang keluar, ulkus, pembengkakan
Adakah pembesaran pada kelenjar limfe axillar dan clavikula
Palpasi : Adakah secret dari putting, adakah nyri tekan, dan kekenyalan.
Adakah benjolan massa atau tidak
Secara umum ada beberapa garis bayangan yang digunakan dalam pemeriksaan torak
yaitu :
a. Garis midsternalis : garis yang ditarik dari garis tengah sternum ke bawah
b. Parasternalis : garis yang ditarik pada tepi sternum ke bawah
c. Garis midclavikula : garis yang ditarik dari pertegahan clavikula ke bawah
d. Garis mid axillaries : Garis yang ditarik dari pertengahan axilla ke bawah
e. Garis mid spinalis : garris yang ditarik dari pertengahan spinal ke bawah
f. Garis mid scapula : Garis yang ditarik dari pertengahan scapula ke bawah
Gambar: Imajinair pada thoraks
Inspeksi :
Bentuk torak, kesimetrisan, keadaan kulit.
Normal chest : diameter proximodistal lebih panjang dari anterodistal
Pigeon chest : diameter anteroposterior lebih panjang dari proximodistal
Funnel chest : diameter anteroposterior lebih pendek dari proximodistal
Barrel chest : diameter anteroposteriol sama denga proximodistal
Kyposis : tulang belakang bengkok ke depan
Scoliosis : tulang belakang bengkok ke sanping
Lordosis : tulang belakang bengkok ke belakang
Palpasi :
Pemeriksaan taktil fremitus dan /vocal fremitus; membandingkan getaran dinding
torak antara kanan dan kiri, dengan cara menepelkan kedua telapak tangan
pemeriksa pada punggung klien kemudian klien diminta mengucapkan kata tujuh
puluh tujuh, telapak tangan digeser ke bawah dan bandingkan getarannya,
normalnya getaran antara kanan da kiri teraba sama.
Auskultasi :
1. Suara nafas :
Vesikuler : terdengar di seluruh lapang paru dengan intensitas suara
rendah, lembut dan bersih.
Bronchial : di atas manubrium sterni, suara tinggi, keras dan
bersih
Bronkovesikuler : Intercosta 1 dan 2, dan antara scapula, intensitas
sedang dan bersih
Trakeal : di atas trakea pada leher, imtensitas sangat tinggi
,keras dan bersih
2. Suara Ucapan :
Anjurkan klien mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang, dengan
stetoskop dengarkan pada area torak, normalnya intensitas suara kanan dan kiri
sama
Kelainan yang dapat ditemuka :
Bronkophoni : Suara terdengar lebih keras di banding sisi lain
Egophoni : Suara bergema ( sengau )
Pectoriloquy : Suara terdengar jauh dan tidak jelas
3. Suara tambahan :
Rales : Suara yang terdengar akibat exudat lengket saat inspirasi
Rales halus , terdengar merintik halus pada akhir inspirasi
Rales kasar , terdengar merintik sepanjang inspirasi
Rales tidak hilang dengan batuk, tanda adanya cairan atau pus
di alveoli. Pada klien gagal jantung, atau pneumonia, atau
fibrosis paru.
Ronchi : Akibat penumpukan exudat pada bronkus-bronkus besar,
terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi, hilang bila
klien batuk. Tanda-tanda pasien Bronkhitis
Wheezing : Terdengar ngiik-ngiik saat ekspirasi akibat penyempitan
bronkus. Nada tinggi, seperti peluit. Tanda-tanda pasien Astma,
atau tumor,atau terdiri benda asing
Inspeksi :
Amati ictus cordis : denyutan dinding torak akibat pukulan ventrikel kiri pada dinding
torak, normalnya pada ICS V Mid clavikula kiri selebar 1 Cm, sulit ditemukan pada
klien yang gemuk.
Palpasi :
Adanya pulsasi pada dinding torak, normalnya pulsasi tidak ada :
ICS II ( area aorta pada sebelah kanan dan pulmonal pada sebelah kiri )
ICS V Mid Sternalis kiri ( area tricuspidalis atau ventrikel kanan )
ICS V Mid Clavikula kiri ( area Bicuspidalis )
Perkusi :
Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar,
batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II Mid sternalis
Batas bawah : ICS V
Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
Auskultasi :
a. Dengarkan BJ I pada ICS IV linea sternalis kiri BJ I Tricuspidalis, dan pada
ICS V Mid Clavicula/Apeks BJ I bicuspidalis: terdengar LUB lebih keras
akibat penutupan katub mitral dan tricuspidalis.
d. Dengarkan adanya suara murmur, suara tambahan pada fase sistolik, diastolic
akibat dari getaran jantung atau pembuluh darah karena arus turbulensi darah.
Derajat Murmur :
1 : Hampir tidak terdengar
2 : Terdengar lemah
3 : Agak keras
4 : Keras
5 : Sangat keras
6 : Sampai stetoskop di angkat sedikit suara masih terdengar
Gamabar. Prekordium
M. Pemeriksaan Abdomen
Teknik pemeriksaan abdomen dengan urutan inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi, karena palpasi dan perkusi dapat meningkatkan peristakltik usus.
Inspeksi :
a. Bentuk abdomen : Membusung, atau datar
b. Massa / Benjolan : pada daerah apa dan bagaimana bentuknya
c. Kesimetrisan bentuk abdomen
d. Amati adanya scar, striae (tanda peregangan pada ibu hamil),
e. warna: Cullen's sign (warna kebiruan di umbilikus, karena perdarahan
peritonium), Grey Turner's sign (lebam/memar pada panggul, karena
perdarahan retroperitoneal), bayangan pembuluh darah vena, kalau terlihat
pada bagian atas abdomen dan mengalir ke bagian yang lebih atas berarti ada
obstruksi vena porta hepatica, kalau tampak pada bagian bawah abdomen
menuju ke atas berarti ada obstruksi pada vena cava inferior, normalnya bila
terlihat pembuluh darah pada abdomen berasal dari bagian tengah menuju ke
atas atau ke bawah, dan tidak terlihat terlalu menonjol.
Auskultasi :
Untuk mengetahui peristaltik usus atau bising usus. Catat frekuensinya dalam satu
menit, normalnya 5 35 kali per menit, bunyi peristaltik yang panjang dan keras
disebut Borborygmi biasanya terjadi pada klien gastroenteritis, dan bila sangat lambat
(meteorismus) pada klien ileus paralitik.
Palpasi :
Menanyakan pada klien bagian mana yang mengalami nyeri.
Palpasi Lien :
Posis pasien tetap telentang, buatlah garis bayangan Schuffner dari
midclavikula kiri ke arcus costae- melalui umbilicus berakhir pada SIAS
kemudian garis dari arcus costae ke SIAS di bagi delapan. Dengan Bimanual
lakukan palpasi dan diskripsikan nyeri tekan terletak pada garis Scuffner ke
berapa ? ( menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik :
Posisi pasien tetap telentang, Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik
Mc. Burney yaitu dengan cara menarik garis bayangan dari umbilicus ke SIAS
dan bagi menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar titik Mc Burney : Bila
ada nyeri tekan ,nyeri lepas dan nyeri menjalar kontralateral berarti ada
peradangan pada appendik.
Palpasi Ginjal :
Dengan bimanual tangan kiri mengangkat ginjal ke anterior pada area lumbal
posterior, tangan kanan diletakan pada bawah arcus costae, kemudian lakukan
palpasi dan diskripsikan adakah nyeri tekan, bentuk dan ukuran.
Normalnya ginjal tidak teraba.
N. Pemeriksaan Genetalia
1. Genetalia Pria
Inspeksi :
a. Amati penyebaran dan kebersihan rambut pubis
b. Kulit penis dan scrotum adakah lesi, pembengkakan atau benjolan
c. Lubang uretra adakah penyumbatan, lubang uretra pada bagian bawah
(Hipospadia) lubang uretra pada batang penis (Epispadia)
Palpasi :
a. Penis : adakah nyeri tekan, benjolan, cairan yang keluar
b. Scrotum dan testis : Adakah benjolan, nyeri tekan, ukuran penis, testis
normalnya teraba elastis, licin dan tidak ada benjolan.
Inspeksi :
1) Area sakrokoksigius. Kemungkinan terdapat kista pilonidal atau sinus.
2) Area perianal. Kemungkinan terdapat hemoroid, kutil, herpes, syangker, kanker.
Palpasi :
Palpasi kanul anus dan rektum dengan jari (menggunakan sarung tangan dan beri
pelumas). Kemudian raba pada:
1) Dinding rektum. kemungkinan terdapat kanker rektum atau polip.
2) Kelenjar prostat. kemungkinan terdapat hiperplasia benigna, kanker, prostatitis
akut.
Kemudian cobalah mempalpasi bagian atas prostat untuk menilai ketidakteraturan
atau nyeri tekan , kemungkinan terdapat sekat rektal dari metastasis peritoneal;
nyeri tekan pada inflamasi.
Wanita :
Baringkan pasien pada posisi litotomi atau berbaring miring.
Kemudian lakukan:
Inspeksi anus. kemungkinan terdapat hemoroid.
Palpasi kanul anus dan rektum. kemungkinan terdapat kanker rektum, serviks uterus
normal atau tampon (teraba melalui dinding rectum ).
Gambar Polip Rektum
Valgus
Varus
(4) : spontan
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun
tidak dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
c. Pemeriksaan Brudzinski
1. Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)
Pasien berbaring dalam sikap terlentang, tangan kanan ditempatkan
dibawah kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang
satu lagi ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya
badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh
dada. Brudzinski I positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan
gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara
reflektorik.
gambar 4: pemeriksaan tanda brudzinski I
2. Brudzinski II
Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan
pada sendi lutut, kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul.
a. Refleks Pupil
1. Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien
tidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah
satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua
pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal
pupil yang disinari akan mengecil.
c. Tes warna
Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus.
Nervus V, Thrigeminus :
- Cabang optalmicus : Memeriksa refleks berkedip klien dengan
menyentuhkan kapas halus saat klien melihat ke atas
- Cabang maxilaris : Memeriksa kepekaan sensasi wajah, lidah dan gigi
- Cabang Mandibularis : Memeriksa pergerakan rahang dan gigi
gambar 4 pemeriksaan nerves trigeminus
Nervus X, Vagus
Memeriksa sensasi faring, laring, dan gerakan pita suara
b. Reflek trisep :
- Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik
lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan
di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di
siku
- Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada
sendi siku dan sedikit pronasi
- Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku
c. Reflek brachiradialis
- Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus
beristirahat longgar di pangkuan pasien.
- Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi
(sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal
pergelangan tangan.
posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.
- Respons: - flexi pada lengan bawah
- supinasi pada siku dan tangan
e. Reflek achiles
- Posisi : pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau
dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas
kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.
- Identifikasi tendon:mintalah pasien untuk plantar flexi.
- Cara : ketukan hammer pada tendon achilles
- Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
a. Reflek babinski:
- Pesien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki
diluruskan.
- Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar
kaki tetap pada tempatnya.
- Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior
ke anterior
- Respon : posisitf apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari
kaki dan pengembangan jari kaki lainnya
b. Reflek chaddok
- Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar
maleolus lateralis dari posterior ke anterior
- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
c. Reflek schaeffer
- Menekan tendon achilles.
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
gambar 12 reflek schaefer
d. Reflek oppenheim
- Pengurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksiml ke
distal
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
b. Reflek Gordon
- menekan pada musculus gastrocnemius (otot betis)
- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
f. Reflek bing
Memberikan rangsangan pada kaki dengan posisi dorso fleksi
pasif dengan menusuk pada titik-titik multiple pada dorso lateral
permukaan kaki antara malleolus terjadi feksi plantar.
g. Reflek gonda
- Menekan (memfleksikan) jari kaki ke-4, lalu melepaskannya
dengan cepat.
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai
mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.
Soal Tipe 1:
01. Sebutkan alat-alat pemeriksaan fisik yang harus disiapkan dalam pemeriksaan
telinga adalah:
1. Othoscope 3. Lampu senter/penlight
2. Garpu tala 4. Stetoscope
03. Pemeriksaan leher secara palpasi digunakan untuk menilai organ berikut:
1. Kelenjar limfe 3. Trachea
2 Arteri carotis 4. Thyroid
04. Teknik pemeriksaan tactile fremitus pada dinding dada adalah:
1. Pemeriksa meletakkan sisi telapak tangan bagian ulna pada kedua sisi dinding
dada klien
2 Klien diminta mengucapkan kata 77 berulangkali
3 Palpasi seluruh permukaan dinding dada baik depan maupun belakang
4 Menilai kesimetrisan getaran
08. Teknik pemeriksaan yang menggunakan indra pendengaran dan stetoscope untuk
mendengarkan suara-suara yang dikeluarkan organ tubuh tertentu disebut teknik
pemeriksaan:
A. Inspeksi C. Perkusi E. Teknik Khusus
B. Palpasi D. Auskultasi
10 Teknik pemeriksaan yang tepat untuk menilai sclera mata klien adalah:
1 Minta klien untuk melihat ke atas
2. Minta klien untuk melihat ke bawah
3. Tangan pemeriksa menarik palpebra bawah ke arah bawah
4. Tangan pemeriksa menarik palpebra atas ke arah atas
16. Dari hasil pemeriksaan GCS pada komponen eye opening didapatkan nilai 2
artinya klien membuka mata:
A Secara spontan D. Dengan sentuhan
B Dengan perintah E. Tidak membuka mata/tidak berespon
C Dengan rangsang nyeri
17. Dari hasil pemeriksaan GCS pada komponen verbal respon didapatkan nilai 3
artinya
A Orientasi baik (terhadap orang waktu dan tempat)
B Hanya mengeluh/bersuara
C Tidak bicara
D Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan
E Kata-kata tidak dapat dimengerti
19. Pemeriksaan luas lapang pandang dan visus oculi dilakukan untuk menilai fungsi
dari saraf cranialis berikut ini:
A Olfactorius (N I) C. Trochlearis (N IV) E. Facialis (N VII)
B Opticus (N II) D. Abdusen (N VI)
Soal Tipe 2 :
1. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan adalah :
Tehnik pemeriksaan fisik dengan cara palpasi
Tehnik pemeriksaan fisik dengan cara perkusi
Tehnik pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi
Tehnik pemeriksaan fisik dengan cara Auskultasi
Tehnik pemeriksaan fisik dengan cara peraba
2. Palpasi adalah suatu tehnik yang menggunakan indra peraba, tangan dan jari-jari
adalah instrument yang sensitive digunakan untuk mengumpulkan data tentang :
1. Kelembaban dan turgor
2. Adanya ikterus
3. Vibrasi dan bentuk
4. Adanya sianosis
3. Bila anda melakukan pemeriksaan fisik dengan cara perkusi kemudian didapatkan
hasil suara perkusi Sonor artinya :
A. Suara dihasilkan dari suara perkusi jaringan yang lebih
padat didaerah paru-paru pada pneumonia
B. Suara perkusi jaringan yang normal
C. Suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi
daerah jantung atau hepar
D. Suara perkusi pada jaringan yang berongga kosong
E. Suara perkusi pada jaringan yang berongga padat
5. Zuster Ati dalam melakukan pengkajian fisik dengan pendekatan yang dimulai dari
kepala sampai ekstremitas bawah dengan cara berurutan disebut :
Review of system D. Dongoes
Pola fungsi kesehatan Gordon E. Komprehensif
Head to toe
6. Sebelum anda melakukan pemeriksaan fisik pada klien, anda harus melakukan
pengkajian dulu . Salah satunya adalah tentang riwayat penyakit sekarang secara
lengkap (PQRST) pada huruf P (provoling atau poliatif ) yang perlu anda tanyakan
adalah :
1. Apa penyebab gejala ?
2. Apa yang dapat mengurangi dan memperberat penyakitnya ?
3. Apa yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan
4. Keluhan psikologis yang dirasakan.
7. Yang anda tanyakan pada pola pemeliharaan kesehatan tentang pola eliminasi
diantaranya adalah :
1. Mengkaji jumlah warna dan bau
2. Mengkaji kesulitan menguyah dan menelan
3. mengkaji konstipasi, incontenensia dan frekwensi BAB/BAK
4. Mengkaji adanya anoreksia
8. Anda juga harus melakukan pengkajian secara psikologis dari pasien yang akan
anda lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
1. Status emosi 3. Gaya komunikasi
2. Pola interaksi 4. Dampak dirawat di rumah sakit
9. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan perlu dilakukan untuk mengetahui
adanya obesitas dan kekurangan BB sebelum dirawat di rumah sakit
Sebab
Nilai BB awal untuk mengevaluasi apakah nanti ada penurunan BB selama
dilakukan perawatan pasien
10. Pada pemeriksaan rambut yang perlu anda kaji adalah penyebaran bau, rontok
dan warna. Bila pada pengkajian anda didapatkan warna putih sebelum waktunya
maka kemungkinan pasien tersebut menderita :
Chausing syndrome D. Anemia perniciosa
Polycistik Ovarii E. malnutrisi
Alopesia
11. Zuster Yuli melakukan pemeriksaan fisik visus mata pasien dengan jarak 5 atau 6
meter dengan snellen card pada OD dan OS didapatkan nilai 5/5 artinya :
Visus mata pasien dalam kondisi normal
Hanya mampu melihat dengan hitungan jari
Mampu melihat dengan lambaian tangan
Mampu melihat gelap dan terang
Tidak mampu melihat
12. Zuster Yuli juga melakukan pemeriksaan luas lapang pandang mata pasien untuk
mengetahui seberapa jauh luas LP bisa dilakukan oleh pasien
Sebab
Bila didapatkan (LP) pasien hanya bias melihat separoh dari medan penglihatan
maka kemungkinan pasien menderita Haemi anoxia
13. Pada uji kepekaan telinga pasien dengan uji garpu tala untuk mengetahui
keseimbangan konduksi suara yang didengarkan klien, bila pasien mendengarkan
seimbang antara kanan dan kiri disebut :
Uji Weber C. Uji Scwabach E. Uji Strengh
Uji rinne D. Uji Ritme
14. Pemeriksaan fisik daerah leher bisa dilakukan secara inspeksi dan palpasi untuk
mengetahui pembesaran kelenjar lympe
Sebab
Untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid dengan meraba pada suprasternal pada
saat klien menelan secara normal tidak teraba kecuali pada orang kurus
15. Hasil pemeriksaan fisik daerah dada dengan cara perkusi pada intercosta klien
didapatkan hasil suara dinding torax yang normal saat diperkusi adalah :
Hipersonor C. Tympani E. Hypertimpani suara nafas
Sonor D. Dullnes
16. Bila anda melakukan pemriksaan suara nafas dengan menggunakan stetoskop
untuk auskultasi suara dapat anda dengarkan di daerah :
1. Vesikuler 2. Broncial 3. Bronkovesikuler 4. Trakea
17. Pada soal no 16 bila anda didapatkan suara Ngiik-ngik saat ekspirasi akibat
adanya penyempitan bronkus dengan nada tinggi seperti peluit disebut :
Pleural trician rub D. Rales
Ronchi E. Dullnes
Wheezing
18. Pada saat auskultasi daerah jantung juga bisa ditemukan adanya suara tanbahan
pada fase sistolik, diastolic akibat adanya getaran jantung atau pembuluh darah
akibat arus turbulensi disebut dengan suara murmur :
Sebab
Derajat suara murmur pada derajat 6 agak terdengar sedikit sampai stetoskop
diangkat dari pemeriksaan auskultasi dada
19. Tehnik pemeriksaan fisik abdomen harus dengan urutan inspeksi, auskultasi ,
palpasi dan perkusi sebab palpasi dan perkusi dapat meningkatkan peristaltic
usus
Sebab
Daerah abdomen dibagi menjadi 4 kuadran dan 9 regio
20. Untuk menentukan peradangan appendik bisa dilakukan dengan palpasi abdomen
tepatnya pada daerah :
Titik tricuspidalis D. Titik garais Schuffner
Titik Mc Burney E. Titik regio satu
Titik Bicuspidalis
Lampiran:
BIODATA PASIEN
1. Nama
: ...........................................................................................
2. Umur
: ...........................................................................................
3. Jenis Kelamin
: ...........................................................................................
4. No. Register
: ...........................................................................................
5. Alamat
: ..........................................................................................
6. Status
: ..........................................................................................
5. Kekuarga terdekat
: ..........................................................................................
6. Diaqnosa Medis
: ..........................................................................................
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Saat Masuk Rumah Sakit : ........................................................
Saat Pengkajian : .........................................................
................................................................................................................
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Eliminasi BAB /BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi : . Pagi : ..
Siang : Siang :
Malam : Malam : .
2 Warna
3 Bau
4 Konsistensi
5 Masalah Eliminasi
6 Cara Mengatasi
Masalah
3 Upaya Mengatasi
Gangguan tidur
4 Hal Yang Memper-
mudah Tidur
5 Hal Yang Memper-
mudah bangun
d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :
N Pemenuhan Personal Di Rumah Di Rumah Sakit
o Hygiene
1 Frekuensi Mencuci
Rambut
2 Frekuensi Mandi
3 Frekuensi Gosok Gigi
4 Keadaan Kuku
e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :
3. PEMERIKSAAN FISIK
C. KEADAAN UMUM
D. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
- Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - )
Warna Kulit :
Bila ada luka bakar lokasi : ............., dengan luas : ................ %
Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor / Kelenturan ( baik / jelek ),
Struktur ( keriput /tegang ), Lemak subcutan ( tebal /
tipis ),Nyeri tekan ( + / - ) pada daerah.........................................
Identifikasi luka / lesi pada kulit
1. Tipe Primer
Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )
2. Tipe Sekunder
Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi
( + / - ), Sear (+/-), Lichenifikasi ( + / - )
Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ),
Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),
Haemangioma ( + / - ), Angioma/toh ( + / - ), Spider
Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata / tidak), Bau . rontok ( + / - ),
warna .............Alopesia ( + / - ), Hirsutisme ( + / - ),
alopesia ( + / - )
3. Pemeriksaan Kuku
d. Inspeksi dan palpasi, warna . , bentuk..
kebersihan
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan
Px. Kulit : .............................................................................................
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi
( adakah pembengkokan Atau tidak )
Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ),
Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + / - )
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan
kondisi wajah klien : .., Struktur wajah klien :
.Kelumpuhan otot-otot fasialis ( + / - )
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan parut (
+ / - ), perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / - )
c. Vena jugularis, pembesaran ( + / - )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), kelenjar tiroid ( + / - ), posisi
trakea (simetris/tidak simetris)
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,
leher ............................................................................................
b. Palpasi
Nyri tekan ( + / - ), kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa ( + / - )
c. Keluhan lain yang terkait dengan Px. Payudara dan ketiak :
.
d. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama /
tidak sama). Lebih bergetar sisi ............................
e. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
f. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih / halus /
kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )
3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),
Pleural fricion rub ( + / - )
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : .. ( N = ICS II )
Batas bawah : ....................... ( N = ICS V)
Batas Kiri : ... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : .. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
d. Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ /
-)
e. Keluhan lain terkait dengan jantung :
....................................................................................................
I. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),
Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus ...... x/menit ( N = 5 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
Ddiskripsikan :
Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak), permukaan
(halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak
teraba).
Palpasi Lien :
Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya.......
Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak pada
garis Scuffner ke berapa ? .............( menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . nyeri tekan ( + / - ),
nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :
Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - )Normalnya hasil perkusi pada
abdomen adalah tympani.
Palpasi Ginjal :
Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ).
(N = ginjal tidak teraba).
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen :
..........................................................................................................
J. PEMERIKSAAN GENETALIA
Genetalia Pria
Inspeksi :
Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - )
Lubang uretra : penyumbatan ( + / - ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), cairan ...............................
Scrotum dan testis : beniolan ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( + / - ) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada saluran sperma ( + / - ),
Tumor testiscular ( + / - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ), keputihan ( + / -
), peradangan ( + / - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
K. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )
Perineum : jahitan ( + / - ), benjolan ( + / - )
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus :
...........................................................................................................
b. Palpasi
Oedem :
Lingkar lengan : .
M. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
Menilai respon membuka mata ..
Menilai respon Verbal .
Menilai respon motorik ..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
(Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo coma / Coma)
Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus
tertentu.
a. Reflek babinski ( + / -)
b. Reflek chaddok ( + / -)
c. Reflek schaeffer ( + / -)
d. Reflek oppenheim ( + / -)
g. Reflek Gordon ( + / -)
f. Reflek bing ( + / -)
g. Reflek gonda ( + / -)
Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis :
.................................................................................................
V. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
c. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : ..,
Tingkah laku yang menonjol :
. Suasana yang
membahagiakan klien : Stressing
yang membuat perasaan klien tidak nyaman :
..................................................................
d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah pola
komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk diajak
komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( ya / tdk ), apakah klien
menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).
e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon : Siapa
orang yang dekat dan dipercaya klien :
Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif / pasif ), Apakah tipe
kepribadian klien ( terbuka / tertutup ).
f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya :
g. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di
RS : .......................................................
2 Lapang persepsi
Baik Menurun Menyempit Kacau
3 Kemampuan
Mampu Mampu Tidak Tdk
menyelesaikan
dengan bantuan mampu ada tanggapan
masalah
4 Proses Berfikir
Mampu Kurang Tidak Alur fikiran
berkonsen mampu mampu kacau
trasi dan mengingat dan mengingat
mengingat berkonsentrasi dan
dengan berkonsentr
baik asi
5 Motivasi
Baik Menurun Kurang Putus asa
J. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
Leukosit : .............................. ( N : 3.500 10.000 / L )
Eritrosit : .............................. ( N : 1.2 juta 1.5 juta L )
Trombosit : .............................. ( N : 150.000 350.000 / L )
Haemoglobin : ............................... ( N : 11.0 16.3 gr/dl )
Haematokrit : ............................... ( N : 35.0 50 gr / dl )
B. KIMIA DARAH :
Ureum : ............................. ( N : 10 50 mg / dl )
Creatinin : ............................. ( N : 07 1.5 mg / dl )
SGOT : ............................. ( N : 2 17 )
SGPT : ............................. ( N : 3 19 )
BUN : ............................. ( N : 20 40 / 10 20 mg / dl )
Bilirubin : ............................. ( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein : ............................. ( N : 6.7 8.7 mg /dl )
C. ANALISA ELEKTROLIT :
Natrium : ............................. ( N : 136 145 mmol / l )
Kalium : ............................. ( N ; 3,5 5,0 mmol / l )
Clorida : ............................. ( N : 98 106 mmol / l )
Calsium : ............................. ( N : 7.6 11.0 mg / dl )
Phospor : ............................. ( N : 2.5 7.07 mg / dl )
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.