Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMBERIAN OBAT (INJEKSI)


IM , SC

Disusun Oleh :

1. Aimatul insani
2. Elani indah rangkoratat
3. Ida ningsih
4. Kibaumy lulang rey
5. Mardiana rumakur
6. Mina kurniawati
7. Paulina podu dairu
8. Roswita jenahus
9. Yana kurniawati

PROGRAM STUDI DIII-KEBIDANAN STIKES ARTHA BODHI ISWARA 2019-2020


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat tuhan yang maha Esa,karena atas berkat dan
bimbingannya makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang di berikan oleh dosen pengampuh.makalah ini disusun dengan judul “PEMBERIAN
OBAT INJEKSI ” Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.Penyusun
mengucapakan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A.Latar Belakang..............................................................................................................................
B.Rumusan masalah..........................................................................................................................
C.Tujuan............................................................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................................................
A. Injeksi SC.............................................................................................................................
B. Injeksi IM.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,
rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah
pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral
memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat – obat dan topikal (lokal
pada kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik harus
digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi.Pemberian obat secara parenteral (harfiah
berarti di luar usus) biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat, dan lengkap
atau obat untuk obat yang merangsang atau dirusak getah lambung (hormone), atau
tidak direarbsorbsi usus (streptomisin), begitupula pada pasien yang tidak sadar atau
tidak mau bekerja sama. Keberatannya adalah lebih mahal dan nyeri, sukar digunakan
oleh pasien sendiri. Selain itu, adapula bahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan
bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana injeksi melalui IM ?
2. Bagaimana injeksi melalui SC ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara pemberian obat secara parenteral dan cara penyuntikan, serta
prosedur dari injeksi intramuscular, subcutan, intravena, dan intracutan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Injeksi Intramuscular (IM)


Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh
darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki
otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh
darah. Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna
memperlambat reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan
atau suspensi dalam minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat
injeksi umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot
Dorsogluteus, otot Deltoid. Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam otot dengan jarum
suntik.
1. Cairan yang digunakan biasanya dalam jumlah kecil, antara 0,5-10 cc.
2. Obat yang sering diinjeksikan cara im : metoclopramide, codein, suntikan KB, macam2 vaksin.
Lokasi untuk penyuntikan IM :
1. Daerah glutea : penderita dipersilahkan berbaring
2. Daerah deltoid : penderita boleh berdiri atau duduk
3. Daerah paha : penderita boleh berbaring atau duduk.
Prosedur IM :
1. Bersihkan kulit tempat menyuntik dengan kapas alcohol.
2. Pegang daerah kulit dan otot yang akan disuntik kemudian tusukkan jarum suntik dalamposisi
90⁰ atau tegak lurus, tindakannya harus tepat dan cepat.
3. Setelah jarum sepenuhnya masuk, lepaskan pegangan tangan anda, Tarik perlahan pendorong
syringe dan lakukan aspirasi untuk memeriksa apakah jarum syringe yang ditusukkan masuk ke
pembuluh darah atau tidak. Jika tampak darah, jarum segera dicabut dan daerah bekas tusukan
ditekan dengan kapas alkohol. Lalu lakukan injeksi di lokasi lain dengan menggunakan jarum baru.
B. Injeksi Subkutan (SC)
Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut
baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Mudah
dilakukan sendiri, misalnya insulin pada penyakit gula.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar
bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior
paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat
yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gloteus dorsal.
Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot
atau saraf besar dibawahnya.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5 sampai 1
ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar.
Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tak tampak seperti gumpalan
yang mengeras dan nyeri di bawah kulit Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke bawah kulit
dengan jarum suntik.Cairan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah kecil.

Lokasi penyuntikan :
1. di paha bawah bagian depan
2. di perut, bagian bawah umbilicus
Prosedur SC:
1. Bersihkan kulit tempat akan dilakukan penyuntikan dengan kapas alkohol
2. Pegang daerah kulit yanga kan disuntik, kemudian tusukkan ujung jarum suntik dalam posisi
miring 45⁰
3. Jika jarum sudah masuk semuanya, lepaskan pegangan tangan anda
4. Jika yakin bahwa jarum sudah masuk di ruang subcutaneus, larutan dalam syringe boleh
diinjeksikan
5. Setelah larutan semuanya sudah diinjeksikan, jarum dicabut perlahan-lahan dan kulit daerah bekas
tusukam ditekan denganmenggunakan kapas alkohol.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian obat parenteral ada empat cara yaitu, subcutan(SC atau SQ), intramuscular (IM).
Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat oral tetapi tidak
dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena ituperawat harus menyiapkan dan
memberikan obat tersebut secara hati – hati dan akurat.
B. Saran
Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik harus digunakan untuk
meminimalkan resiko injeksi. Pemberian obat secara parenteral (harfiah berarti di luar usus)
biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, maka dari itu kita harus cekatan, tanggap dan
harus membutuhkan skill yang bagus dan ketelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Ratna. 2009. Prosedur Klinik Kebidanan Pada Mata Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Trans Info Media
Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Kebidanan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC
Lynn, Pamela. 2010. Atlas Foto Pemberian Obat Lippincott. Jakarta : Erlangga
Tim Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku.2011.Penuntun Praktikum Ketrampilan Kritis I untuk
Mahasiswa D3 kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai